PENGARUH TERAPI KOMBINASI INSULIN METFORMIN TERHADAP KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP KUALITAS HIDUP DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT SEBAGAI VARIABEL ANTARA PADA PASIEN DM

I. PENDAHULUAN. adekuat untuk mempertahankan glukosa plasma yang normal (Dipiro et al, 2005;

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

EVALUASI KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DITERAPI RAWAT JALAN DENGAN ANTI DIABETIK ORAL DI RSUP Dr. SARDJITO

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

HUBUNGAN KARAKTERISKTIK PASIEN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI TERAPI DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS TEMBUKU 1 KABUPATEN BANGLI BALI 2015

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI UPT PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG PERIODE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan dipengaruhi dari pola hidup, pola makan, faktor lingkungan kerja, olahraga dan stress.

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah

POLA PERESEPAN DAN RASIONALITAS PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No.

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB II METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN. insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DAN KADAR GLUKOSA DARAH 2 JAM POST PRANDIAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kurangnya aktivitas fisik (Wild et al., 2004).Di negara berkembang, diabetes

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. RINGKASAN... viii. SUMMARY...

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

GAMBARAN PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DAN HbA1C PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI-MEI 2014 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB II. METODE PENELITIAN

DIABETES MELITUS (TIPE 2) PADA USIA PRODUKTIF DAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DI RSUD Dr. SOEROTO KABUPATEN NGAWI)

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan berbagai faktor seperti perubahan pola penyakit dan pola pengobatan,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kasus terbanyak yaitu 91% dari seluruh kasus DM di dunia, meliputi individu

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.

PENERAPAN PELAYANAN KEFARMASIAN RESIDENSIAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI KOTA CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (lebih dari 60 tahun) diperkirakan mengalami peningkatan pada tahun 2000 hingga

KAJIAN PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS TEMINDUNG SAMARINDA

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa dalam darah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

PENGARUH TERAPI TERHADAP PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PRE-OPERATIF

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PERAWATAN KAKI PADA DIABETES MELLITUS. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akhir-akhir ini prevalensinya meningkat. Beberapa penelitian epidemiologi

PENGARUH LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan jiwa dari penderita diabetes. Komplikasi yang didapat

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN SELF-CARE PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DI PUSKESMAS JAGASATRU CIREBON

ULFA KUMALASARI K

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang banyak dialami oleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,

Pengetahuan Mengenai Insulin dan Keterampilan Pasien dalam Terapi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jogja yang merupakan rumah sakit milik Kota Yogyakarta. RS Jogja terletak di

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

PENGARUH KONSELING OBAT DALAM HOME CARE TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI HIPERTENSI

DENGAN KOMBINASI PADA PASIEN DM TIPE 2 DI UPT. PUSKESMAS DAWAN II KABUPATEN KLUNGKUNG PERIODE NOVEMBER 2015-PEBRUARI 2016

IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDIABETES PADA RESEP PASIEN DI APOTEK RAHMAT BANJARMASIN

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

AZIMA AMINA BINTI AYOB

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) akibat peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI, PROTEIN, LEMAK DAN KARBOHIDRAT DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II RAWAT JALAN DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus.

PENGUKURAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG MENDAPAT ANTIDIABETIK ORAL DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi obesitas nasional berdasarkan data Riskesdas 2007 adalah 19,1%.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi

Kesehatan (Depkes, 2014) mendefinisikan diabetes mellitus sebagai penyakit. cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, dan

Korelasi Antara Kepatuhan Minum Obat dengan Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus Rawat Jalan di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Diabetes melitus tipe 2 adalah sindrom metabolik. yang memiliki ciri hiperglikemia, ditambah dengan 3

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS TENTANG PENANGANANNYA DI RUMAH SAKIT PAHLAWAN MEDICAL CENTER KANDANGAN, KAB

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PREVALENSI RETINOPATI DIABETIKA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan

BAB 5 PEMBAHASAN. IMT arteri karotis interna adalah 0,86 +0,27 mm. IMT abnormal terdapat pada 25

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masalah kesehatan global terbesar di dunia. Setiap tahun semakin

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

Kata kunci: Diabetes melitus, obat hipoglikemik oral, PERKENI.

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

Nunung Sri Mulyani Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

Hubungan Usia Penyandang Diabetes Melitus Tipe 2 dan Disfungsi Ereksi

KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MADIUN SKRIPSI

Transkripsi:

PENGARUH TERAPI KOMBINASI INSULIN METFORMIN TERHADAP KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 EFFECT OF COMBINATION THERAPY OF INSULIN METFORMIN ON LIFE QUALITY OF DIABETES MELLITUS PATIENT IN TYPE 2 Ramdhani M.Natsir 1, Elly Wahyudin 1, Husaini Umar 2 1 Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin, 2 Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Alamat Korespondensi : Ramdhani M.Natsir Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin Makassar, 90245 HP : 05242025010 Email : Ramdhani_apt@yahoo.com

ABSTRAK Diabetes melitus tipe 2 merupakan suatu penyakit metabolik yang membutuhkan terapi jangka panjang dan tidak bisa disembuhkan secara total sehingga berakibat pada kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi kombinasi insulin metformin terhadap kualitas hidup pasien diabetes melitus tipe 2 di poliklinik endokrin RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dengan menggunakan parameter kadar glukosa darah puasa, glukosa darah sewaktu dan A1C. Penelitian ini menggunakan desain analisis deskriptif dengan pendekatan potong lintang (cross sectional). Data diambil secara concurrent yaitu dengan wawancara dan mengumpulkan data dari kuesioner dan rekam medik pasien. Subjek penelitian yaitu pasien diabetes melitus tipe 2 yang menggunakan terapi kombinasi insulin metformin dan bersedia mengisi kuesioner Diabetes Quality of Life Clinical Trial Quessionaire (DQLCTQ). Hasil penelitian menunjukkan faktor karakteristik pasien yang berpengaruh terhadap kualitas hidup yaitu Indeks Massa Tubuh (IMT) dan komplikasi. Domain kualitas hidup signifikan mengalami peningkatan sebanyak 60 % pada domain fungsi fisik, energi, kesehatan mental, kepuasan pengobatan, dan frekuensi gejala yang dialami pasien. Berdasarkan uji chi-square, terapi kombinasi insulinmetformin mempengaruhi kadar GDP (p value = 0,0) dan A1C (p value = 0,026) secara signifikan. Penggunaan terapi kombinasi insulin tunggal dengan metformin (p value = 0,026) menunjukkan peningkatan kualitas hidup. Analisis regresi logistik berganda terapi kombinasi insulin-metformin terhadap kualitas hidup dipengaruhi oleh faktor karakteristik pasien. Hal ini sesuai dengan evaluasi penggunaan terapi kombinasi insulin-metformin, yakni tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat pasien, dan interaksi obat. Kata Kunci : Terapi Kombinasi, Kualitas Hidup, Diabetes Mellitus Tipe 2 ABSTRACT Diabetes mellitus type 2 is a metabolic disease that requires long-term therapy and can not be cured completely, resulting in the quality of life. The aims of the study to the effect of combination therapy of insulin metformin on life quality of diabetes mellitus patient in type 2 endocrine polyclinic of Dr. Wahidin Sudirohusodo Hospital by using parameters of fasting blood glucose levels, blood glucose and A1C. This study used a descriptive analysis design with cross sectional approach. The data is obtained concurrently with the interviews and questionnaires and medical records of patients. The research subjects were type 2 diabetes mellitus patient who use insulin-metformin combination therapy and fill out questionnaires of Diabetes Quality of Life Clinical Trial Questionnaires (DQLCTQ). The results of this research indicate d the characteristics factors of the patient that influence the quality of life that is the Body Mass Index (BMI) and complications. The domains of life quality was significantly increased by 60 % in the physical function domain, energy, mental health, treatment satisfaction and symptoms frequency experienced by patients. Based on the chi-square, insulin metformin combination therapy affect fasting blood glucose level (p value = 0.0) and A1C (p value = 0.026) significantly. The use of single insulin combination therapy with metformin (p value = 0.025) indicated improved quality of life. Multiple logistic regression analysis of insulin-metformin combination therapy on quality of life is affected by insulin-metformin combination therapy, ie. indication appropriate indications, proper medication, drug. Interactions. Keywords : Combined Therapy, Quality Of Life, Diabetes Mellitus

PENDAHULUAN Diabetes Melitus tipe 2 merupakan penyakit metabolik yang prevalensinya meningkat dari tahun ketahun. Indonesia dengan jumlah penduduk yang melebihi 200.000.000 jiwa, telah menjadi negara dengan jumlah penderita DM nomor 4 terbanyak didunia. DM tipe 2 merupakan penyakit progresif dengan komplikasi akut maupun kronik. Target glikemik yang paling baru adalah dari ADA (American Diabetes Association) yang dibuat berdasarkan kepraktisan dan projeksi penurunan kejadian komplikasi yaitu A1C < 7% (American Diabetes Association, 2006). Bila dengan intervensi pola hidup (kualitas hidup) dan metformin dosis maksimal yang dapat ditolerir target glikemik tidak tercapai atau tidak dapat dipertahankan, sebaiknya ditambah obat lain setelah 2-3 bulan memulai pengobatan atau setiap saat bila target A1C tidak tercapai. Konsensus menganjurkan penambahan insulin. Insulin merupakan obat tertua untuk diabetes, paling efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah. Bila digunakan dalam dosis adekuat, insulin dapat menurunkan setiap kadar A1C sampai mendekati target terapeutik (American Diabetes Association, 2006). Keuntungan dari pemakaian obat kombinasi adalah kita memberi obat dengan mekanisme kerja yang berbeda, yang bersifat potensiasi karena patofisiologi diabetes melitus tipe 2 adalah kompleks; efek samping dari masing-masing obat akan berkurang karena dosis obat yang diberikan lebih kecil (Bloomgarden, 200). Diabetes melitus tipe 2 merupakan suatu penyakit kronik yang tidak bisa disembuhkan secara total yang berakibat pada kualitas hidup. Pasien harus berjuang agar kualitas hidupnya membaik, karena penyakit yang diderita dan pengobatan yang dijalani dapat mempengaruhi kapasitas fungsional, psikologis dan kesehatan sosial. Menurut WHO (2004), kualitas hidup adalah persepsi individu terhadap posisi mereka dalam kehidupan dan konteks budaya serta sistem nilai dimana mereka hidup dan dalam hubungannya dengan tujuan individu, harapan, standar dan perhatian. Hasil penelitian Rafika dkk (2011), pada evaluasi kualitas hidup pasien diabetes melitus tipe 2 yang diterapi rawat jalan dengan anti diabetik oral di RS. Dr. Sardjito menunjukkan bahwa faktor jenis kelamin, usia, durasi diabetes melitus, pendidikan, status pernikahan, dan pekerjaan berpengaruh terhadap kualitas hidup. Analisis regresi linier dengan metode enter (p=0,049) menunjukkan bahwa perbedaan kualitas hidup antara kelompok terapi tunggal dan kombinasi dipengaruhi faktor karakteristik pasien. Berdasarkan uraian diatas maka hal inilah yang mendasari perlunya dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi kombinasi insulin metformin terhadap kualitas hidup pasien diabetes melitus tipe 2 dengan menggunakan parameter kadar glukosa darah puasa dan A1C.

ALAT DAN METODE Lokasi dan rancangan penelitian Penelitian ini dilakukan di poliklinik endokrin RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Desain penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional study. Data diambil secara concurrent yaitu dilakukan dengan wawancara dan mengumpulkan data dari kuesioner dan rekam medik pasien. Populasi dan sampel Populasi penelitian ini adalah pasien diabetes melitus yang berkunjung ke Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling dengan pendekatan purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang didasarkan atas pertimbangan dan sesuai dengan kriteria inklusi yaitu pasien didiagnosa diabetes melitus tipe 2, pasien yang menggunakan terapi insulin metformin, berusia 30 tahun atau lebih, lama menderita diabetes melitus > 6 bulan, dapat berkomunikasi verbal, mampu membaca, menulis dan berbahasa indonesia dan bersedia menjadi pasien penelitian. Alat Pengumpul Data Alat pengumpulan data penelitian ini menggunakan data rekam medik dan kuesioner. Kuesioner yang digunakan terdiri atas 2 jenis yaitu kuesioner demografi pasien, dan kuesioner Diabetes Quality of Life Clinical Trial Quessionaire (DQLCTQ). Analisa Data Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan komputer dengan program SPSS versi 22 meliputi analisis univariat, bivariat, dan multivariat. HASIL Hasil analisis univariat menggambarkan distribusi pasien berdasarkan faktor karakteristik pasien, GDP, A1C, penggunaan jenis insulin metformin dan kualitas hidup yang dapat dilihat pada tabel 1. Berdasarkan analisis univariat menunjukkan faktor karakteristik pasien yang berpengaruh terhadap kualitas hidup yaitu Indeks Massa Tubuh (IMT) dan komplikasi. Pengukuran kualitas hidup pada penelitian ini meliputi delapan domain yaitu fungsi fisik (physical function), energy ( energy/fatigue), tekanan kesehatan ( health distress), tekanan mental ( mental distress), kepuasan pribadi ( satisfaction), kepuasan pengobatan (treatment satisfaction), efek pengobatan ( treatment flexibility), dan frekeunsi gejala-gejala penyakit (frequency of symptoms). Domain kualitas hidup signifikan mengalami peningkatan sebanyak 60 % pada domain fungsi fisik, energi, kesehatan mental, kepuasan pengobatan, dan

frekuensi gejala yang dialami pasien. Masing masing pasien memiliki pengaruh yang berbeda-beda pada setiap domain yang diukur. Hasil analisis bivariat menggambarkan hubungan faktor karakteristik, GDP, A1C, penggunaan jenis insulin-metformin dengan kualitas hidup yang dapat dilihat pada tabel 2. Sedangkan untuk menggambarkan hubungan penggunaan jenis insulin-metformin dengan GDP dan A1C dapat dilihat pada tabel 3 dan tabel 4. Berdasarkan uji chi-square, terapi kombinasi insulin-metformin mempengaruhi kadar GDP (p value = 0,0) dan A1C (p value = 0,026) secara signifikan. Penggunaan terapi kombinasi insulin tunggal dengan metformin (p value = 0,026) menunjukkan peningkatan kualitas hidup. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kualitas hidup adalah komplikasi, IMT, dan penggunaan terapi insulin-metformin yang dapat dilihat pada tabel 5. Analisis regresi logistik ganda terapi kombinasi insulin metformin terhadap kualitas hidup dipengaruhi oleh faktor karakteristik pasien. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien adalah perempuan sebanyak 30 orang (60%). Hal ini sejalan dengan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian besar pasien DM Tipe 2 berjenis kelamin perempuan. Penelitian Chaveeponjkamjorn (200), mengenai kualitas hidup dan kepatuhan pasien DM Tipe 2 sebagian besar adalah perempuan (7,7 %). Demikian pula pada penelitian Gautam et al (2009), tentang cross sectional study kualitas hidup pasien DM Tipe 2 di India, sebagian besar (65 %) berjenis kelamin perempuan. Hasil analisis penelitian ini secara statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kualitas hidup. Asumsi peneliti bahwa laki-laki dan perempuan memiliki kemampuan yang sama dalam menyelesaikan berbagai masalah atau menggunakan koping. Pasien laki-laki dan perempuan menyikapi dan berperilaku sesuai dengan yang diharapkan untuk mengelola penyakitnya. Sehingga meskipun jenis kelamin berbeda tetapi tindakan yang dilakukan dalam mengatasi masalah DM Tipe 2 sudah tepat, tentunya kualitas hidup tetap akan terpelihara dengan baik. Sebagian besar pasien berumur < 60 tahun sebanyak 36 orang (72 %). Hal ini sesuai dengan survey yang dilakuk an National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK) pada tahun 2010 di Amerika Serikat yang menyatakan bahwa pasien DM tipe 2 terbanyak adalah pada usia pertengahan (45-65 tahun). Hasil analisis penelitian ini secara statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kualitas hidup. Pasien yang mengalami obesitas sebanyak 19 orang (3 %) dibandingkan dengan pasien yang tidak mengalami obesitas sebanyak 31 orang (62 %). Hal ini sejalan dengan analisis uji

statistik menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara obesitas dengan kualitas hidup. Pasien yang mengalami obesitas memiliki kualitas hidup menurun sebesar 22 % dan pasien yang tidak mengalami obesitas sebesar %. Pasien yang mengalami komplikasi sebanyak 23 orang (46 %) dan yang tidak mengalami komplikasi yaitu sebanyak 27 orang (54 %). Hasil analisis penelitian secara statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara komplikasi DM dengan nilai kualitas hidup pasien DM Tipe 2. Penelitian Chyun et al (2006), menyatakan bahwa komplikasi yang dialami oleh pasien DM Tipe 2, merupakan salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas hidup. Begitu juga dengan penelitian Andayani dkk (2010), menyampaikan bahwa komplikasi berhubungan secara signifikan terhadap rendahnya kualitas hidup pasien DM Tipe 2. Asumsi peneliti bahwa komplikasi diabetes bisa terjadi dalam kategori komplikasi metabolisme akut. Gangguan pada produksi insulin akan menimbulkan berbagai permasalahan baik komplikasi makrovaskuler maupun mikrovaskuler. Dinyatakan pula dalam penelitian Solli et al (2010), komplikasi yang bisa terjadi pada pasien DM Tipe 2 adalah penyakit jantung iskemik, stroke dan neuropati. Hasil penelitian menunjukkan pasien yang mengalami peningkatan kualitas hidup sebanyak 60 %. Secara statistik terdapat skor yang signifikan pada domain fungsi fisik, energi, kesehatan mental, kepuasan pengobatan, dan frekuensi gejala (p<0,05). Sedangkan pada domain tekanan kesehatan, kepuasan pribadi, dan efek pengobatan tidak terdapat skor yang signifikan (p>0,05). Peningkatan kualitas hidup pada penelitian ini mempengaruhi 5 domain kuesioner kualitas hidup. Pada penelitian ini didapatkan hasil terapi kombinasi insulin-metformin mempengaruhi kadar GDP dan A1C secara signifikan. Hasil uji statistik penelitian diperoleh p value = 0,0 maka disimpulkan ada hubungan antara penggunaan jenis insulin yang dikombinasikan dengan metformin dengan kadar GDP. Menurut Riddle (200), apabila metformin dikombinasikan dengan insulin akan memberikan keuntungan dalam menurunkan kadar glukosa darah dimana insulin mampu dalam mengontrol glukosa post prandial sedangkan metformin mengontrol glukosa darah puasa sehingga glukosa darah terkontrol setiap waktu. Hasil uji statistik penelitian diperoleh p value = 0,026 maka disimpulkan ada hubungan antara penggunaan jenis insulin yang dikombinasikan dengan metformin dengan A1C. PERKENI (2011), menyebutkan bahwa pasien dengan A1C 7 % mulai mendapatkan terapi insulin kombinasi insulin dengan OHO. Pada penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar subyek penelitian memiliki kadar A1C lebih dari 7 % sehingga pemberian terapi kombinasi insulin dengan metformin memang tepat diberikan pada pasien.

Hasil analisis uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara penggunaan terapi insulin-metformin dengan kualitas hidup. Dari hasil statistik, menunjukkan pasien yang mendapat insulin tunggal (satu jenis insulin) yang dikombinasikan dengan metformin memiliki kualitas hidup dengan skor yang tinggi dibandingkan dengan insulin kombinasi (dua jenis insulin) yang dikombinasikan dengan metformin. Hal ini disebabkan oleh pasien yang mendapatkan terapi insulin tunggal yang dikombinasikan dengan metformin memiliki kadar glukosa darah yang masih lebih terkontrol dan efek samping yang dirasakan lebih sedikit. Penggunaan insulin kerja cepat lebih banyak digunakan baik secara tunggal maupun kombinasi dibandingkan penggunaan insulin kerja panjang. Insulin kerja cepat memiliki kelebihan dalam memperbaiki nilai A1C, baik dalam mengontrol glukosa darah post-prandial, dan angka terjadinya hipoglikemia lebih sedikit jika dibandingkan dengan penggunaan insulin kerja panjang selama 3 bulan penelitian. Perhitungan analisis multivariat di dapatkan bahwa faktor yang dominan berhubungan dengan kualitas hidup adalah komplikasi dengan nilai OR = 13,131 hal ini berarti pasien memiliki resiko 13,131 kali penurunan kualitas hidup. Komplikasi terapi penggunaan kombinasi insulin metformin adalah hipoglikemia. Hipoglikemia didefinisikan sebagai kadar glukosa plasma kurang dari 45-50 mg/dl. Sebagian besar kasus hipoglikemia terjadi pada pasien DM Tipe 2 dikarenakan penggunaan insulin atau obat metformin yang terlambat, tidak makan pada waktu seharusnya, atau melakukan aktivitas lebih keras dari biasanya. Perhitungan analisis multivariat di dapatkan bahwa faktor kedua yang berhubungan dengan kualitas hidup adalah pengaruh terapi insulin-metformin dengan nilai OR = 6,572 hal ini berarti pasien memiliki resiko 6,572 kali penurunan kualitas hidup. Kombinasi insulinmetformin terbukti efektif dalam menurunkan glukosa darah dan mempengaruhi kualitas hidup. Kombinasi ini bisa mengurangi dosis pemakaian insulin, juga bisa membatasi kenaikan berat badan akibat insulin. Metformin membantu hati sehingga lebih sensitif terhadap insulin dan insulin bisa bekerja dengan lebih baik. Bila insulin menaikkan berat badan, metformin bisa menurunkan berat badan, sehingga kombinasi ini lebih menguntungkan terutama bagi pasien obesitas. Perhitungan analisis multivariat di dapatkan bahwa faktor terakhir yang berhubungan dengan kualitas hidup adalah IMT dengan nilai OR = 0,119 hal ini berarti pasien yang obesitas memiliki resiko 13,131 kali penurunan kualitas hidup. Kecenderungan bertambahnya jumlah penduduk yang obesitas nampaknya akan memperburuk kondisi kesehatan, menurunkan kualitas hidup dan mengurangi usia harapan hidup dari generasi yang akan datang.

KESIMPULAN DAN SARAN Pada penelitian ini, faktor karakteristik pasien yang berpengaruh terhadap kualitas hidup yaitu IMT dan komplikasi. Dimana domain kualitas hidup yang signifikan mengalami peningkatan sebanyak 60 % pada domain fungsi fisik, energi, kesehatan mental, kepuasan pengobatan, dan frekuensi gejala yang dialami oleh pasien. Terapi kombinasi insulinmetformin mempengaruhi kadar GDP dan A1C secara signifikan. Penggunaan terapi kombinasi insulin tunggal dengan metformin menunjukkan peningkatan kualitas hidup. Terapi kombinasi insulin metformin mempengaruhi kualitas hidup yang menunjukkan adanya penurunan kadar GDP dan A1C sebagai kontrol keberhasilan pengobatan. Adapun saran untuk penelitian ini adalah penelitian ini dapat dijadikan data awal untuk melakukan penelitian lebih lanjut di lingkup rawat inap di rumah sakit pelayanan lainnya dan juga untuk penelitian pada penyakit degeneratif lainnya untuk meneliti kualitas hidup pasien sebagai kontrol keberhasilan pengobatan. DAFTAR PUSTAKA American Diabetes Association. (2006). Management of Hyperglycemia in Type 2 Diabetes : A consensus Algorithm for the Initiation and Adjustment of Therapy. Diab care 29 () : 1-10. Andayani, T.M., Ibrahim, M.I.M., Asdie, A.H. (2010). The association of diabetes-related factor and quality of life type 2 diabetes mellitus. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences 2 (1) : 139 45. Bloomgarden. (200). Approaches to Treatment of Type 2 Diabetes. Diab care 31:97-703. Chaveepojnkamjorn, W. (200). Quality of life and compliance among type 2 diabetes patient. Southest Asian Journal Trop Med Public Health 39 (2) : 32 34. Chyun, D.A., Melkus, G.D., Kalter, D.M., Price, W.J., Davey, J.A., Grey, N., et al. (2006). The association of psychological factors, physical activity, neuropathy and quality of life in type 2 diabetes. Biol Res Nurs 7 (4) : 279. Gautam, Y., Sharma, A., Agarwal, A., Bhatnagar, M., Trehan, R.R. (2009). A Cross Sectional Study Of QOL Of Diabetic Patient At Tertiary Care Hospital In Delhi. Indian J of Community Med 4 : 346 50. PERKENI. (2011). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta. Rafika, M.S., Jarir, A.T., Tri, M.A. (2011). Evaluasi kualitas hidup pasien diabetes melitus tipe 2 yang diterapi rawat jalan dengan anti diabetik oral di RSUP Dr. Sardjito. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi Indonesia 1 (1) : 35 42. Riddle, M.C. (200). Combined Therapy With Insulin Plus Oral Agents: Is There Any Advantage. Diab Care 3: 5125-30. Solli O, Stavern K, Kristianser. (2010). Health related quality of life in diabetes. The association of complications with EQ 5D Scores. Health and Quality of life Outcomes (1) : 1. WHO. (2004). Introducing The WHOQOL Instruments. http://dept.washington.edi/yqol/docs/whoqol_infopdf. Diakses pada 2 Desember 2013.

Tabel 1.Analisis univariat yang menggambarkan distribusi pasien Variabel Kategori Jumlah Persentase (%) Jenis Kelamin Perempuan Laki - Laki 30 20 60 40 Umur < 60 tahun 60 tahun 36 72 2 IMT Obesitas Non obesitas 19 31 3 62 Komplikasi Ada Komplikasi Tidak Ada Komplikasi 23 27 46 54 Kadar GDP < 130 mg/dl 130 mg/dl 42 4 A1C < 7 % 7 % 7 43 6 Tunggal (satu jenis Insulin) - Metformin Kombinasi (dua Insulin) - Metformin jenis Rapid Acting Intermediate Acting Long Acting Rapid Acting Long Acting Intermediate Acting Long Acting Kualitas Hidup Menurun (total skor < 25) Meningkat (total skor > 25) 12 7 12 1 1 20 30 24 24 36 2 40 60 Tabel 2. Analisis bivariat yang menggambarkan hubungan faktor karakteristik, GDP, A1C, penggunaan jenis insulin-metformin dengan kualitas hidup Variabel Jenis Kelamin : Laki laki Perempuan Umur : < 60 tahun 60 tahun Komplikasi: Ada Komplikasi Tidak ada Komplikasi IMT : Non obesitas Obesitas Penggunaan Jenis Terapi Insulin - Metformin : Dua Jenis Insulin - Metformin Satu Jenis Insulin - Metformin Kadar GDP : < 130 mg/dl 130 mg/dl A1C : < 7 % 7 % Kualitas Hidup Meningkat Menurun n % n % 11 20 24 7 23 23 23 6 25 6 25 22 40 4 46 46 46 12 50 12 50 9 10 12 7 15 4 11 11 2 17 1 1 1 20 24 30 22 22 4 34 2 36 p value 0,405 0,276 0,000 0,023 0,023 0,409 0,3 OR 0,611 (0,191 1,955) 2,000 (0,570 7,023) 0,093 (0,24 0,363) 3,953 (1,173 13,325) 0,253 (0,075 0,53) 2,040 (0,367 11,334) 4,320 (0,47 39,066)

Tabel 3. Analisis bivariat yang menggambarkan penggunaan terapi insulin metformin dengan GDP Variabel Penggunaan Terapi Insulin-Metformin : Dua Jenis Insulin - Metformin Satu Jenis Insulin - Metformin Kadar GDP < 130 mg/dl 130 mg/dl n % n % 0 0 19 23 3 46 p value 0,0 OR 1,34 (1,095 1,659) Tabel 4. Analisis bivariat yang menggambarkan penggunaan terapi insulin metformin dengan A1C Variabel Penggunaan Terapi Insulin-Metformin : Dua Jenis Insulin - Metformin Satu Jenis Insulin - Metformin A1C < 7 % 7 % n % n % 0 7 0 19 24 3 4 p value 0,026 Tabel 5. Analisis Multivariat No Variabel B Wald p value OR 95 % CI 1 Komplikasi 2,575 9,440 0,002* 13,131 2,540 67,6 2 IMT -2,129 5,906 0,015* 0,119 0,021 0,662 3 Penggunaan Insulin-Metformin 1,3 4,956 0,026* 6,572 1,253 34,44 OR 1,292 (1,06 1,562)