BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, pendidikan bukan merupakan barang langka. Kebanyakan

dokumen-dokumen yang mirip
Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya tujuan utama suatu perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan, dalam hal ini adalah laba. Laba dapat diperoleh dari para

BAB I PENDAHULUAN. memposisikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. variabel yang mempengaruhi kepercayaan terhadap produk.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini perkembangan perekonomian dan kemajuan teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di rumah sakit yang berkaitan dengan mutu dan

BAB I PENDAHULUAN. signifikan. Pada tahun 2014 tercatat jumlah perguruan tinggi di Indonesia sebanyak 3.483

BAB I PENDAHULUAN. Central Asia Tbk (BCA) kembali meraih penghargaan untuk pengakuan atas kualitas

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN SPBU SUMBERLAWANG DI SRAGEN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada BAB IV maka, penulis membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. keuntungan dari hasil usaha bisnis mereka. Dari hal hal yang kecil atau ide ide

BAB I PENDAHULUAN. Laju perkembangan dunia dewasa ini sangat pesat di segala bidang, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perusahaan maju dengan pesat, hal ini ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. pemulihan ekonomi Indonesia. Seiring dengan perkembangan bisnis toko ritel,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan saran dalam CSI (Customer Satification Indeks) rawat inap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha pada dewasa ini telah diwarnai oleh

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jaman. Keberhasilan perusahaan bukan semata terletak pada produk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dihindari dalam industri. Hal ini ditandai dengan perubahan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang. Di Indonesia terdapat beberapa badan usaha berdasarkan UUD 1945.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyiapkan sumber daya manusia agar mampu bertindak sebagai pembawa

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan akan mendorong perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Kebutuhan akan produk ini sudah

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 006/SK/MWA-U1/2004 TENTANG : KURIKULUM PENDIDIKAN AKADEMIK UNIVERSITAS INDONESIA.

MEMBANGUN KEPUASAN, NILAI DAN UPAYA MEMPERTAHANKAN PELANGGAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran. Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagaimana suatu perilaku terbentuk dan factor apa saja yang mempengaruhi.

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri (PTN) menawarkan keunggulannya masing-masing dalam memperebutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia pun terus

BAB I PENDAHULUAN. produk bila pembeli mengalami kesulitan dalam mengevaluasi produk-produk yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia hiburan pada kehidupan sekarang sudah semakin maju, maka

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pendidikan tinggi, menjadikan perguruan tinggi sebagai sektor strategis

1. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan pada suatu lembaga swasta sebagai salah satu pendukung sistem

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada era globalisasi sekarang ini menyebabkan berbagai perubahan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK INDOSAT DI SURAKARTA

Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Capaian Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mereka konsumsi dapat diterima atau dinikmatinya dengan pelayanan yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.168, 2009 DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Tugas Belajar. Izin Belajar. PNS. Pedoman.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESETIAAN KONSUMEN PRODUK PASTA GIGI PEPSODENT DI KALURAHAN PABELAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini jasa pendidikan memegang peranan penting dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan bisnis yang sangat kompetitif dewasa ini menuntut

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. kualitas tinggi merupakan suatu bangsa yang akan mampu bersaing dan

Memahami Proses Pemasaran Dan Perilaku Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan persaingan semakin banyak dan ketat. Berbagai dunia usaha juga

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

BAB I PENDAHULUAN. diberikan seseorang yang melakukan aktivitas word of mouth (Davidow, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. (Kotler, 2009:399) bahwa konsumen mendapatkan service expectation dari banyak

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. waktu ke waktu. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. produk yang semakin tinggi, konsumen yang semakin smart, dan munculnya. kelangsungan hidup dalam dunia bisnis (Kotler, 2003:135).

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai keunggulan kompetitif, karena kualitas merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar

BAB I PENDAHULUAN. Bagi siswa/i SMU yang baru saja lulus, melanjutkan pendidikan ke

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Adam Iqbal Makasuci, 2014

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan antar kompetitor membuat perguruan tinggi terus

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. sedang pesat. Hal ini dilihat dari jumlah pengguna kartu kredit yang terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dizaman globalisasi seperti sekarang ini persaingan dunia usaha semakin

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis bukanlah hal yang asing, tidak dipungkiri lagi

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sangat ketat. Meningkatnya persaingan dari pesaing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh akhlak bangsa tersebut.

BAB5 PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka kesimpulan pada

I. PENDAHULUAN. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah populasi

BAB I PENDAHULUAN. tentunya para konsumen sudah banyak melakukan pembelian berulang.

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar yang akan mampu bertahan dan terus eksis di dunia bisnis masa kini.

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya orang mengenal produk sebagai sesuatu yang berwujud

BAB 1 PENDAHULUAN. Meningkatnya intensitas persaingan dari pesaing menuntut perusahaan untuk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan adalah upaya mewujudkan amanat pembukaan UUD 1945,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STATUTA PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. di bidang bisnis tersebut. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENAMAAN PROGRAM STUDI PADA PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru SD adalah orang yang paling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 05 TAHUN 2012 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat pada lingkungan bisnis. Oleh karena itu, setiap perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

yang membentuk lingkungan pemsaran eksternal. komponen bauran pemasaran segmentasi tersebut dalam pemasaran. konsumen perilaku pembelian konsumen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan membangun pendidikan akan berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian saat ini banyak membawa perubahan yang. cepat dalam berbagai bidang usaha. Hal tersebut akan menimbulkan

UPAYA MAHASISWA, DOSEN DAN PIHAK UNIVERSITAS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA YANG IDEAL. Oleh : Annisa Ratna Sari, S. Pd

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Selain itu banyak produk

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pelayanan bahkan dapat mencapai target omset yang terus meningkat.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia, pendidikan bukan merupakan barang langka. Kebanyakan pendirian sekolah bertujuan untuk mencerdaskan masyarakat Indonesia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata pendidikan berasal dari kata dasar didik (mendidik) yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran (http://www.anneahira.com/artikel-pendidikan/pengertian-pendidikan.htm). Pendidikan dapat juga diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan dan termasuk juga cara mendidik seseorang. Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakat (http://www.anneahira.com/artikel-pendidikan/pengertian-pendidikan.htm). Dalam dunia pendidikan terdapat beberapa jenjang pendidikan yang terdiri dari: pertama, pendidikan usia dini yang mana ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Kedua, pendidikan dasar merupakan pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama. Ketiga, pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan dari pendidikan dasar. Keempat, pendidikan tinggi merupakan jenjang 1

pendidikan setelah pendidikan menengah yang mana mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis. Pendidikan tinggi diselenggarakan oleh perguruan tinggi atau universitas (http://id.wikipedia.org/wiki/pendidikan). Penelitian ini lebih menekankan pada jenjang pendidikan tinggi (universitas). Universitas memiliki peranan yang penting karena gelar sarjana yang diberikan oleh sebuah universitas merupakan syarat utama untuk mendapatkan sebuah pekerjaan. Selain itu, melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan tinggi merupakan pilihan untuk memantapkan fondasi ilmu dan menambah kepercayaan diri jika terjun ke dunia kerja (http://antokoe.com/lulus-kuliah-bisa-apa/). Menurut Indrajit & Djokopranoto (2006), pembangunan sebuah universitas perlu mempertimbangkan beberapa hal antara lain: pertama, siapa yang menjadi pelanggan pendidikan dan produk pendidikan dari universitas. Pelanggan pertama dari pendidikan adalah mahasiswa yang mengikuti proses pembelajaran dan penguasaan ilmu. Dalam hal ini, mahasiswa ikut serta dalam proses sehingga sangat memengaruhi mutu produk pendidikan. Pelanggan kedua adalah orangtua, gubernur, atau sponsor pelajar yang memiliki kepentingan langsung secara individu maupun institusi. Pelanggan ketiga adalah pihak yang memiliki peran penting, meskipun tidak langsung, seperti pemerintah dan masyarakat secara keseluruhan. Sedangkan produk pendidikan adalah sarjana yang siap untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan yang didapatnya setelah lulus. 2

Dalam menghasilkan sarjana yang siap untuk bekerja, maka universitas memerlukan program pendidikan yang berkualitas baik. Salah satu program pendidikan adalah kurikulum. Kurikulum ini dijadikan sebagai produk yang ditawarkan ke pasar. Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh pada seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/landasan-kurikulum). Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal pada kegagalan pendidikan. Akhirnya berdampak pada kegagalan proses pengembangan manusia. Selain itu, kurikulum dapat mengembangkan peserta didik sebagai individu yang berkembang dan memperoleh manfaat (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/landasan-kurikulum). Menurut Widodo & Jasmadi (2008). landasan penyusunan kurikulum dapat dilakukan dengan mengacu pada: 4 (empat) Pilar Perguruan Tinggi, 5 (lima) Tujuan Pendidikan Nasional, dan Tujuan Strategis setiap universitas atau fakultas atau jurusan atau program studi. Adapun 4 (empat) Pilar Perguruan Tinggi terdiri dari: learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu), learning to live together, dan learning to be (belajar untuk menjadi sesuatu/seseorang). Sedangkan 5 (lima) Tujuan Pendidikan Nasional terdiri dari: kompetensi bersifat terus 3

berkembang sesuai dengan tuntutan dunia kerja atau dunia profesi maupun dunia ilmu, menghasilkan manusia terdidik yang dewasa secara intelektual, menghasilkan manusia terdidik yang dewasa secara moral, menghasilkan manusia terdidik yang dewasa secara kepribadian, dan menghasilkan manusia terdidik yang dewasa secara kemampuan. Berbagai pihak dapat mengambil manfaat dari kurikulum. Berbagai pihak tersebut antara lain: peserta didik, sekolah yang bersangkutan, sekolah pada tingkatan di atasnya, guru atau dosen, orang tua peserta didik, maupun bagi masyarakat. Setiap manfaat yang diperoleh berbeda satu dengan yang lainnya, sebab kurikulum memiliki manfaat tersendiri dari tiap dimensi. Hal inilah yang menunjukkan keluasan dari fungsi kurikulum yang tidak hanya dapat diambil oleh pihak-pihak yang terkait dengan dunia sekolah. Namun juga dapat bermanfaat bagi pihak-pihak di luar dunia sekolah (http://chav3a.wordpress.com/2009/10/21/fungsi-kurikulum/). Berdasarkan pentingnya kurikulum, maka kurikulum yang dimiliki oleh tiap perguruan tinggi harus dapat secara tidak langsung menciptakan peserta didik (mahasiswa) yang memiliki daya saing sehingga perguruan tinggi tersebut dapat menghasilkan produk universitas yang berkompeten di bidangnya. Berdasarkan penjelasan yang telah dijabarkan sebelumnya, penelitian ini lebih menekankan pada mahasiswa tidak hanya dipandang sebagai produk universitas (sarjana) namun sebagai pelanggan univeritas (Indrajit & Djokopranoto, 2006). Mahasiswa sebagai pelanggan sangat berhubungan erat dengan proses yang terjadi di universitas dalam pembuatan produk 4

universitas. Dengan demikian, mahasiswa sebagai pelanggan universitas merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan menciptakan produk universitas (Indrajit & Djokopranoto, 2006) sehingga perlu adanya upaya pihak universitas untuk memperhatikan pelanggan (mahasiswa). Kotler (2006) menjelaskan bahwa pelanggan adalah satu-satunya pusat laba sejati bagi perusahaan. Sebagai pusat laba, pelanggan memiliki tingkat kesetiaan yang sangat beragam pada merek, toko, dan perusahaan tertentu. Tingkat kesetiaan pelanggan sangat berkaitan dengan kepuasan pembelian produk. Penelitian ini lebih menekankan pada kepuasan pelanggan universitas (mahasiswa) pada produk pendidikan yang ditawarkan oleh universitas/fakultas/jurusan/program studi. Adapun produk pendidikan tersebut adalah kurikulum sebagai program pendidikan. Menurut Kotler & Keller (2006), kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja produk yang dipersepsikan (persepsi) dengan kinerja yang diharapkan (harapan). Jika persepsi kinerja berada di bawah harapan, pelanggan tidak puas. Jika persepsi kinerja memenuhi harapan, pelanggan akan puas. Sedangkan persepsi kinerja melebihi harapan, maka pelanggan sangat puas atau senang. Schnaars (1991) menjelaskan bahwa terdapat beberapa manfaat jika tercipta kepuasan pelanggan antara lain: hubungan antara perusahaan dan pelanggan menjadi harmonis, dasar bagi pembelian ulang dan tercipta loyalitas pelanggan, serta membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan 5

(http://www.smakristencilacap.com/artipemasaran-dan-manajemenpemasaran/konsep-kepuasan-pelanggan). Berdasarkan penjelasan yang telah dijabarkan sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk: pertama, membandingkan tingkat kepuasan dari sampel mengenai kurikulum sebagai stimulus/rangsangan yang ditawarkan oleh jurusan. Kedua, mengukur pengaruh kepuasan pada word of mouth jurusan berhubungan dengan kurikulum sebagai stimulus/rangsangan yang ditawarkan oleh jurusan. Objek penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Jurusan Manajemen untuk angkatan sebelum tahun 2009 dan angkatan tahun 2009. Peneliti tertarik untuk mengambil objek penelitian ini disebabkan oleh: pertama, Jurusan Manajemen UK. Maranatha melakukan perubahan kurikulum untuk angkatan tahun 2009 (panduan akademik manajemen, 2009). Kedua, Jurusan Manajemen UK. Maranatha memiliki status terakreditasi A/sangat baik (www.dikti.org). Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui: pertama, seberapa besar tingkat kepuasan mahasiswa pada kurikulum yang diberikan oleh Jurusan Manajemen khususnya mahasiswa angkatan tahun 2009 dan sebelum angkatan tahun 2009. Kedua, pengaruh kepuasan pada word of mouth mahasiswa mengenai kurikulum tersebut. Dengan demikian, pemikiran ini dituangkan dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Tingkat Kepuasan pada Word of Mouth: Kurikulum sebagai Stimulus (Studi Kasus: Jurusan Manajemen Periode Sebelum Angkatan Tahun 2009 dan Angkatan Tahun 2009. 6

1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, permasalahan yang ditimbulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar harapan mahasiswa (sebelum angkatan tahun 2009 dan angkatan tahun 2009) mengenai kurikulum yang ditawarkan oleh Jurusan Manajemen UK. Maranatha? 2. Seberapa besar persepsi mahasiswa (sebelum angkatan tahun 2009 dan angkatan tahun 2009) mengenai kurikulum yang ditawarkan oleh Jurusan Manajemen UK. Maranatha? 3. Bagaimana tingkat kepuasan mahasiswa (sebelum angkatan tahun 2009 dan angkatan tahun 2009) mengenai kurikulum yang ditawarkan oleh Jurusan Manajemen UK. Maranatha? 4. Apakah terdapat perbedaan tingkat kepuasan mahasiswa (sebelum angkatan tahun 2009 dan angkatan tahun 2009) mengenai kurikulum yang ditawarkan oleh Jurusan Manajemen UK. Maranatha? 5. Apakah terdapat pengaruh tingkat kepuasan mahasiswa (sebelum angkatan tahun 2009 dan angkatan tahun 2009) pada word of mouth mengenai kurikulum yang ditawarkan oleh Jurusan Manajemen UK. Maranatha? 6. Apakah terdapat perbedaan word of mouth Mahasiswa (sebelum angkatan tahun 2009 dan angkatan tahun 2009) mengenai kurikulum yang ditawarkan oleh Jurusan Manajemen UK. Maranatha? 7

1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis seberapa besar harapan mahasiswa (sebelum angkatan tahun 2009 dan angkatan tahun 2009) mengenai kurikulum yang ditawarkan oleh Jurusan Manajemen UK. Maranatha. 2. Untuk menganalisis seberapa besar persepsi mahasiswa (sebelum angkatan tahun 2009 dan angkatan tahun 2009) mengenai kurikulum yang ditawarkan oleh Jurusan Manajemen UK. Maranatha. 3. Untuk menganalisis tingkat kepuasan Mahasiswa (sebelum angkatan tahun 2009 dan angkatan tahun 2009) mengenai kurikulum yang ditawarkan oleh Jurusan Manajemen UK. Maranatha. 4. Untuk menguji dan menganalisis perbedaan tingkat kepuasan Mahasiswa (sebelum angkatan tahun 2009 dan angkatan tahun 2009) mengenai kurikulum yang ditawarkan oleh Jurusan Manajemen UK. Maranatha. 5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh langsung dan interaksi kepuasan dan jenis angkatan mahasiswa pada word of mouth mengenai kurikulum yang ditawarkan oleh Jurusan Manajemen UK. Maranatha. 6. Untuk menguji dan menganalisis perbedaan word of mouth mahasiswa (sebelum angkatan tahun 2009 dan angkatan tahun 2009) mengenai kurikulum yang ditawarkan oleh Jurusan Manajemen UK. Maranatha. 8

1.4 Kegunaan Penelitian Perolehan data sebagai infomasi yang berguna bagi beberapa pihak antara lain: 1. Peneliti Dapat mengetahui seberapa besar pengaruh kepuasan pada word of mouth; kurikulum sebagai stimulus (studi kasus: Jurusan Manajemen UK. Maranatha), sehingga dapat menambahkan wawasan bagi penelitian selanjutnya. 2. Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen UK. Maranatha Memberikan gambaran mengenai salah satu indikator mutu produk pendidikan khsusunya kurikulum. Diharapkan fakultas/jurusan/program studi dapat menciptakan kurikulum yang berkualitas lebih baik sehingga dapat meningkatkan kepuasaan pada mahasiswa. Akhirnya, merangsang mahasiswa untuk melakukan word of mouth sehingga meningkatkan citra positif, jumlah mahasiswa, dan profit. 9