BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN. Pengurusan dan pengendalian surat adalah kegiatan-kegiatan mencatat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. atau rakitan komponen atau bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan yang utuh

Dari segi administrasi, tujuan penyusutan arsip ialah:

Arsip Dinamis Arsip Statis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORI. memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian

BAB II PERANGKAT KEARSIPAN

BAB II LANDASAN TEORI. arsip agar dapat dengan cepat bila arsip bilamana arsip sewaktu-waktu

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS KOMISI PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM

BAB III PENGURUSAN ARSIP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 54 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BNN NOMOR 7 TAHUN 2014 TANGGAL 28 MARET 2014 BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

SISTEMATIKA JADWAL RETENSI ARSIP DI BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN KEARSIPAN. Anna Riasmiati, S.E. : Manajemen Kearsipan : Drs. Sularso Mulyono, dkk. Cetakan : I, 2011

Diklat Penyusutan Arsip

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENYUSUTAN ARSIP. Burhanuddin DR

BAB II SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF

BAB II LANDASAN TEORI

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KATA PENGANTAR. Sekretaris Dewan Pertimbangan Presiden, Garibaldi Sujatmiko

PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

Keputusan Kepala ANRi No. 9 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusutan Arsip pada Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintahan Peraturan Kepala

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2006 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

PERAN MANAJEMEN KEARSIPAN DALAM KEHIDUPAN ORGANISASI

PENYUSUTAN ARSIP DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR

2 menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan tentang Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif Bidang Keuangan di Kementerian

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PEDOMAN KEARSIPAN Suatu naskah tertulis yang berisi segala karangan yang diperlukan mengenai pekerjaan arsip / dokumen dalam suatu organisasi

BAB III LANDASAN TEORI. Arsip berasal dari bahasa asing, orang yunani mengatakan Archium yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SUBBAG UMUM BNN KOTA MATARAM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 106 TAHUN 1980 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

Manajemen Kearsipan untuk Mewujudkan Tata Kelola Administrasi Perkantoran yang Efektif dan Efisien

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN TEORETIS. Saiman (2000:16) pengelolaan adalah bermacam-macam kegiatan

2 menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan tentang Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif Kepegawaian Aparatur Sipil Neg

MANAJEMEN ARSIP DINAMIS (AKTIF & IN AKTIF)

BAB IV DESKRIPSI INSTANSI DAN HASIL PENGAMATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SUBBAG UMUM BNN KOTA MATARAM

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TERNGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

TEKNIS PENYUSUTAN ARSIP

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ' KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

: KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: KEP- 918/K/1995 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYUSUTAN ARSIP

BAB III LANDASAN TEORI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU, Arsip. Retendi. Jadwal

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 250 TAHUN 2004 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. hal.2. 1 Zulkifli Amsyah, Manajemen Kearsipan, Gramedia Pustaka, Jakarta, 2005,

MANAJEMEN PERKANTORAN

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG

LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TANGGAL : 30 Juni 2011

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB II TINJAUAN TEORITIS

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG

INSTITUT PERTANIAN BOGOR UNIT ARSIP PENGOLAHAN ARSIP INAKTIF

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

PENANGANAN ARSIP INAKTIF TIDAK TERATUR

BAB II LANDASAN TEORI. pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. harus memeuhi syarat-syarat sebagai berikut:

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara R

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI

- 1 - BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

RETENSI BERKAS BEKAS ALIH MEDIA Oleh : Ubudiyah Setiawati

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

2 Tahun 1999 Nomor 167; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tent

PENTINGNYA PENATAAN KEARSIPAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PEGAWAI PADA KANTOR KEJAKSAAN TINGGI SULAWESI UTARA TUGAS AKHIR

BAB III PEMBAHASAN. Arsip dalam bahasa Belanda disebut Archief, sedang dalam bahasa

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG

TATA CARA PENYUSUTAN ARSIP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

2017, No Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksana

Oleh : Dra. Anna Nunuk Nuryani

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara R

KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Nomor : 57/KPTS/1995. Tentang JADUAL RETENSI ARSIP PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMUSNAHAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

1 BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan 4.1.1. Tahap-Tahap Kearsipan Dalam melaksanakan tugas pekerjaan suatu instansi khususnya bagian yang menangani kearsipan harus melakukan berbagai tahap atau kegiatan kearsipan antara lain : 4.1.2. Pengurusan dan pengendalian Pengurusan dan pengendalian adalah kegiatan-kegiatan mencatat masuk dan keluar. Tahap ini merupakan tahap dimana masuk dan keluar diregistrasi atau diagenda sesuai sistem yang telah ditentukan. 4.1.3. Pengurusan dan pengendalian masuk a). Penerimaan Surat- yang masuk diterima oleh penerima kemudian dikirimkan kepada pencatat. b). Pencatat Pencatat memisahkan mana yang termasuk penting, biasa / rutin dan rahasia. Kemudian pencatat membuka tersebut dan mencatat hal-hal yang perlu dan menentukan jenis tersebut apakah dinas, rahasia atau pribadi lalu diserahkan ke pengarah. c). Pengarah atau pengendalian

2 pengarah atau pengendali mengklasifikasi yang telah dicatat di bagian pencatatan, lalu melakukan pengkodean untuk pengarsipan. Setelah itu diberikan ke bagian staf muda untuk disimpan ke data base. d). Staf Muda Staf muda melakukan pencatatan ke data base untuk memudahkan pencarian dan penemuan kembali arsip yang telah disimpan dan diamankan. Setelah di catat ke data base, tersebut diberikan ke bagian pentimpanan. e). Penyimpanan di bagian ini yang sudah dicatat ke data base dicopy untuk disimpan sebagai arsip, lalu yang asli diberikan ke tujuan. 4.1.3.1. Flow Map Penerima Pencatat Pengarah Staf muda Bag.Penyimpanan Pencatat an manual pengklas ifikasian Pencatata n Gambar 4.1 Flow Map penga rsipan

3 4.1.4. Pengurusan dan pengendalian keluar 1. Pembuatan konsep Surat baik penting, dan biasa sebelum diketik harus dikonsep terlebih dahulu oleh pengolah kemudian diketik rangkap beserta tembusannya, selanjutnya diperiksa kembali oleh pengolah, apakah tersebut sudah sesuai dengan konsepnya atau tidak. Setelah itu ditanda tangani oleh pengolah. 2. Pengolah Di bagian ini yang akan dikirim diperiksa terlebih dahulu pakah tersebut sudah sesuai dengan konsepnya atau tidak, apabila belum sesuai, maka tersbut akan dikembalikan ke konseptor untuk diperbaiki, apabila sudah sesuai, tersebut akan dberikan ke bagian staf muda untuk penomoran dan dicatat ke data base. 3. Staf muda Setelah tersebut diberikan nomor dan dicatat ke data base, tersebut akan diberikan ke bagian pengiriman. 4. Pengiriman Surat keluar tersebut dimasukkan dalam sampul dituliskan untuk siapa dan alamat yang dituju kemudian diteruskan ke ekspedisi untuk dikirimkan ke alamatnya.

4 Flow Map Konseptor Pengolah Staf muda Pengirim ekspedisi Pencatatan Gambar 4.2 Flow Map 4.1.3.2. Konteks Diagram pencatatan Staf muda System Kearsipan Gambar 4.3 Konteks Diagram

5 4.1.3.3. Data Flow Diagram Pengarah/peng olah Staf muda 0.1 pencatatan Data Bag Penyimpanan 0.2 pengarsipa n 0.3 Gambar 4.4 Data Flow Diagram 4.1.5. Penyimpanan Arsip Tahap ini merupakan prosedur atau langkah-langkah pekerjaan yang dilakukan sehubungan dengan akan disimpannya suatu warkat. Dalam hal ini suatu atau arsip disimpan berdasarkan sistem kearsipan yang telah ditentukan. Adapun langkah-langkah atau prosedur penyimpanan antara lain : 1) Pemeriksaan Langkah ini adalah langkah persiapan menyimpan warkat dengan cara memeriksa setiap lembar warkat ataupun - untuk memperoleh kepastian

6 bahwa warkat ataupun yang bersangkutan memang sudah siap untuk disimpan. 2) Mengindeks Mengindeks adalah pekerjaan menentukan pada nama apa atau subjek apa, atau kata tangkap lainnya akan disimpan. 3) Memberi tanda Langkah ini lazim juga disebut pengkodean, dilakukan secara sederhana yaitu dengan mmberi tanda garis atau lingkaran dengan warna mencolok pada kata tangkap yang sudah ditentukan pada langkah pekerjaan mengindeks. Dengan adanya tanda ini maka akan mudah disortir dan disimpan. Disamping itu bila suatu saat nanti ini dipinjam atau keluar file, petugas akan mudah menyimpan kembali tersebut berdasarkan tanda (kode) penyimpanan yang sudah ada. 4) Menyortir Menyortir adalah mengelompokkan atau mengklasifikasikan warkatwarkat untuk persiapan ke langkah terakhir yaitu penyimpanan Zulkifli Amsah (1992:66). Langkah ini diadakan khusus untuk jumlah volume warkat yang banyak, sehingga untuk memudahkan penyimpanan perlu dikelompokkan terlebih dahulu sesuai dengan pengelompokkan sistem penyimpanan yang digunakan. 5) Menyimpan Menyimpan adalah menempatkan dokumen sesuai sistem penyimpanan dan peralatan yang digunakan.

7 4.1.6. Tahap Penyusutan dan Pemusnahan arsip 4.1.6.1. Penyusutan arsip Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan arsip dengan cara : a) Memindahan arsip inaktif dari unit pengolah keunit kearsipan dalam lingkungan Lembaga-lembaga Negara atau Badan-badan Pemerintah masing-masing. b) Memusnahkan arsip sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. c) Menyerahkan arsip statis oleh unit kearsipan kepada Arsip Nasional. Sedangkan penyusutan arsip sendiri bertujuan untuk : a) Menghindari pencampuradukkan arsip aktif dan inaktif. b) Menghemat biaya, baik untuk membeli peralatan, pemeliharaan, kepegawaian, dan tempat yang digunakan untuk menyimpan arsip aktif menjadi longgar. c) Untuk memudahkan pencarian kembali arsip apabila sewaktu-waktu diperlukan.. d) Untuk memudahkan pengiriman ke ARNAS Sutarto ( 1997 ) Dalam penyusutan arsip yang terpenting adanya jadwal retensi arsip yaitu suatu daftar yang memuat kebijaksanaan seberapa jauh sekelompok arsip dapat disimpan atau dimusnahkan. Daftar retensi tersebut menunjukkan : 1. Lamanya masing-masing arsip disimpan pada file aktif (di satuan kerja) sebelum dipindahkan ke Pusat Penyimpanan Arsip (file inaktif).

8 2. Jangka waktu lamanya penyimpanan masing-masing kelompok arsip sebelum dimusnahkan ataupun dipindahkan ke ANRI. Tujuan dari daftar retensi arsip menurut Basir Barthos yaitu: a. Penyisihan arsip-arsip dengan tepat bagi arsip-arsip yang tidak memiliki jangka waktu simpan lama. b. Penyimpanan sementara arsip-arsip yang tidak diperlukan lagi bagi kepentingan administrasi. c. Pemeliharaan arsip-arsip yang bernilai permanen. Selain itu dalam penyusutan arsip terdapat adanya pemindahan arsip dari unit pengolah ke pusat penyimpanan arsip adalah dengan cara menyiangi (weeding) arsip yang telah habis jangka waktu penyimpanannya dan sudah tidak dipergunakan lagi. Sularso Mulyono ( 1985 :59 ). Dengan cara ini akan diperoleh : 1. Arsip yang harus dipindahkan ke pusat penyimpanan. 2. Arsip yang akan dimusnahkan. Pemindahan arsip ke pusat penyimpanan arsip tidak dilakukan lembar demi lembar, tetapi dilakukan perberkas. Tidak semua arsip yang berada di pusat penyimpanan setelah habis jangka waktu penyimpanannya mesti dipindahkan ke arsip nasional, demikian pula tidak semua arsip yang habis jangka waktu penyimpanan harus dimusnahkan. 4.1.6.2. Pemusnahan arsip Memusnahkan arsip berarti menghapus keberadaan arsip dari tempat penyimpanan. Jadi pemusnahan arsip adalah tindakan menghancurkan secara fisik

9 arsip-arsip yang sudah berakhir fungsinya dan sudah tidak memiliki nilai kegunaan lagi. Sularso Mulyono (1986 : 60). Didalam peraturan pemerintah No.34 tahun 1969 tentang penyusutan arsip, disebutkan bahwa arsip yang perlu mendapat persetujuan yang berumur diatas 10 tahun. Dalam pemusnahan arsip ada 3 ketentuan yang berlaku antara lain: 1. Perlu daftar pertelaan arsip 2. Harus dibuatkan berita acara pemusnahan arsip. 3. Harus disaksikan oleh 2 orang pejabat yang berwenang. Kegiatan pemusnahan hendaknya dilakukan secara periodik, kalau berpatokan pada jadwal retensi niscaya setiap tahun akan ada pemusnahan. Cara memusnahkan arsip yang sudah tidak mempunyai nilai guna dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu : 1. Pembakaran Pemusnahan dengan cara pembakaran adalah yang lazim dilakukan, karena pelaksanaannya mudah. Pembakaran arsip harus dilakukan dengan sempurna, artinya perlu dicek apakah kertas sudah terbakar sempurna (sudah jadi abu). 2. Penghancuran arsip dengan bahan kimia Pemusnahan dengan cara ini adalah memusnahkan arsip dengan menuangkan bahan kimia di atas tumpukan arsip. Dengan demikian, apabila penghancuran dilakukan pada tempat tertentu apakah di suatu lubang atau bak maka tidak perlu ditunggu arsip pasti akan hancur. 3. Pencacahan Arsip

10 Arsip yang sudah dicacah berwujud potongan-potongan kertas yang sama sekali tidak dapat dikenal lagi identitas arsip yang bersangkutan. 4.1.7. Pengamanan dan Pemeliharaan arsip 4.1.7.1. Pengamanan arsip Arsip yang disimpan harus dijamin aman, baik dari kerusakan maupun dari kehilangan. Salah satu metode perlindungan arsip yang sangat vital dilakukan dengan cara : a. Membuat duplikat untuk tujuan perlindungan dan disimpan pada lokal perusahaan yang tempatnya berlainan. b. Menyimpan pada ruangan khusus atau almari besi. c. Menyimpan arsip asli pada pusat penyimpanan arsip vital. Selain itu untuk mencegah terjadinya kehilangan, setiap pengeluaran arsip yang sifatnya meminjam (digunakan dibagian lain) perlu bukti peminjaman. Untuk mencegah kerusakan, perlu ditertibkan agar petugas atau siapapun yang masuk ruang penyimpanan dilarang membawa barang atau makanan yang dapat menimbulkan datangnya serangga atau hewan sehingga mengakibatkan kerusakan arsip. 4.1.7.2. Pemeliharaan arsip Arsip harus dijaga keamanannya, baik segi kualitas (tidak mengalami kerusakan), kualitas (tidak ada yang tercecer hilang) maupun dari segi informalitas (kerahasiaannya), pemeliharaan secara fisik dapat dilakukan dengan cara :

11 a. Pengaturan Ruangan Ruang penyimpanan arsip harus dijaga agar tetap kering (tidak terlalu lembab), tenang (dengan sinar matahari meskipun jangan terkena sinar matahari langsung). Ruangan harus kuat dan mempunyai fentilasi yang memadai, terhindar dari kemungkinan serangan api, air maupun serangan serangga pemakan kertas. b. Pemeliharaan tempat penyimpanan Sebaiknya arsip disimpan di tempat-tempat terbuka, misalnya dengan mengunakan rak-rak arsip. Apabila harus disimpan di tempat tertutup (di lemari), maka lemari tempat penyimpanan itu harus sering terbuka untuk menjaga tingkat kelembapan. Juga penataan arsip di lemari tersebut diatur secara renggang agar ada udara diantara berkas-berkas yang di simpan itu, perlunya tingkat kelembapan yang diinginkan. Karena apabila tumbuhnya jamur dan sejenisnya, sudah pasti akan merusak arsip yang disimpan. c. Tindakan preventif Ini berarti menjaga terjadinya kerusakan arsip dengan cara tindakan pencegahan, yaitu melarang petugas atau siapapun membawa makanan ke ruang tempat penyimpanan. Hal ini dikhawatirkan sisa-sisa makanan menyebabkan masuknya serangga/hewan lain dalam ruangan tempat penyimpanan. Demikian pula, petugas atau orang lain tidak diperkenankan merokok di ruangan. Selain asapnya dapat menimbulkan kerusakan kertas, nyala api untuk menghidupkan

12 rokok dan puntung rokok dapat membahayakan arsip. Di samping tindakan tertentu, untuk mengamankan arsip dapat di pasang tabung pemadam kebakaran. d. Tempat dan letak arsip Tempat arsip sebaiknya terbuat dari tempat logam kalau tempat arsip dari kayu, maka harus dipilih kayu berkwalitas (misalnya kayu jati). Jadi dengan tempat penyimpanan yang baik, kerusakan arsip dapat dicegah sedini mungkin. Di samping tempat yang memadai, letak arsip juga perlu diatur, yaitu tidak boleh terlalu berdekatan, arsip harus terletak pada tempat yang longgar dan tidak boleh terlipat. e. Kondisi arsip Untuk menjaga keutuhan arsip salah satu pemeliharaannya adalah menjaga kebersihannya, baik dengan peralatan sederhana seperti kemucing maupun dari peralatan modern yaitu vacuum cleaner. Secara nasional pemerintah mempunyai kewajiban dan penyelamatan arsip, baik arsip yang berasal dari kegiatan pemerintah maupun arsip dari organisasi swasta atau perorangan. Bagi arsip-arsip yang rusaknya sangat hebat, serahkanlah arsip-arsip tersebut ke Arsip Nasional RI untuk diperbaiki.