PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

dokumen-dokumen yang mirip
PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH

Lembaga Pengkajian Dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) ANGGARAN DASAR BAB I ORGANISASI. Pasal 1 Nama, Waktu dan Kedudukan

ANGGARAN DASAR FORUM ORANGUTAN INDONESIA

ANGGARAN DASAR-ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI)

ANGGARAN DASAR ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN. Pasal 2

ANGGARAN DASAR FORUM PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI INDONESIA. Anggaran Dasar FPPTI

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR DAN MAHASISWA INDONESIA DI PHILIPPINA (PPMIP)

IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman

Bab I LAMBANG ASASI. Pasal 1. Lambang ASASI berupa perpaduan simbol toga dan buku dengan tulisan ASASI di tengahnya, dengan warna hitam putih.

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI SMA NEGERI DELAPAN JAKARTA

ANGGARAN RUMAH TANGGA

Anggaran Dasar ASASI DEKLARASI

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

ANGGARAN DASAR INDONESIAN ASSOCIATION FOR PUBLIC ADMINISTRATION (IAPA) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA PERIODE 2018

KEPUTUSAN RUA No.05/CIVAS/RUA/XII/14. Tentang

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR (AD) AMAN Ditetapkan oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-Empat (KMAN IV) Tobelo, 24 April 2012

MUKADDIMAH. Forum Pimpinan Fakultas Bidang Ilmu Pertanian PTM se Indonesia (FPF-BIP PTM) mempunyai:

MUKADIMAH AD ART ASOSIASI PEMERHATI KAJIAN GENDER (THE ASSOCIATION OF GENDER STUDIES SOCIETY) 1

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR ORGANISASI IKATAN ALUMNI STM PEMBANGUNAN/SMKN 26 JAKARTA JAKARTA (IASPEM26)

A N G G A R A N D A S A R

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO

Pasal 4 Kewajiban anggota : 1. Setiap anggota HMTI UGM wajib menaati segala ketentuan yang tercantum dalam AD/ART HMTI UGM. 2. Setiap anggota HMTI UGM

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN DASAR BADAN SEMI OTONOM TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA HIMATIKA UNY

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN FISIKA MEDIK DAN BIOFISIKA INDONESIA (HFMBI) BAB I UMUM. Pasal 1

ANGGARAN DASAR ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA (AMAN) Ditetapkan oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-Lima (KMAN V) Deli Serdang, 19 Maret 2017

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN

BAB I NAMA, BENTUK, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU

AD/ART KM UGM PEMBUKAAN

KETETAPAN KONGRES XXXII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA DI JEPANG Nomor: 05/TAP/KONGRES/PPI-JEPANG/VIII/2012

ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR INDONESIAN RAILWAY PRESERVATION SOCIETY

KEPUTUSAN SILATNAS PGMI Nomor : 04/SK/Silatnas-PGMI/XI/2008. Tentang ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PGMI ANGGARAN DASAR

KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA XVIII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI UTM) Nomor: 005/MAXVIII/PPI-UTM/X/2014 TENTANG

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Halaman PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA

ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD)

Anggaran Dasar (AD) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) MUKADIMAH

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA TURKI

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA AD & ART LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT NUSANTARA CORRUPTION WATCH LSM NCW

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

IKATAN ALUMNI CEDS UI

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga PPI SPANYOL

Anggaran Dasar Arus Pelangi

ANGGARAN DASAR / ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMATIKA FMIPA UNY

ANGGARAN RUMAH TANGGA KONSIL LSM INDONESIA

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

INSITUT ILMU SOSIAL & ILMU POLITIK JAKARTA ANGGARAN DASARDAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART) HIMPUNAN MAHASISWA JURNALISTIK, IISIP JAKARTA 2017

Indonesian Student s Association in Japan 在日インドネシア留学生協会 Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang

Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC)

ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA

ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI)

MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA

ANGGARAN DASAR FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA

KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA KELUARGA BESAR MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Nomor : 010/ MUSYANGKBMK/ I/ 2017

Pasal 3 HMPF-ITB berkedudukan di Class Room 1.2 LABTEK VIII Institut Teknologi Bandung Kampus Ganesha.

ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN SARJANA KEHUTANAN INDONESIA BAB I NAMA, KEDUDUKAN, LAMBANG, HYMNE DAN KODE ETIK

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MUSYAWARAH UMUM MAHASISWA FAKULTAS (MUMF) 2015

ANGGARAN DASAR IKATAN JURNALIS TELEVISI INDONESIA (IJTI)

ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR)

RANCANGAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA DI HSINCHU TAHUN 2014

ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA PT INDOSAT BAB I NAMA, SIFAT, JANGKA WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 Nama

BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA (AMAN)

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENYELENGGARA JASA INTERNET INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN

MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

1 A D I A R T I I K A L U N I D U A P U L U H D U A B E L A S

ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PADJADJARAN MUKADIMAH Berkat Rahmat Allah SWT. Bahwasanya manusia dituntut

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA (PERHEPI)

Anggaran Dasar Daihatsu Zebra Club

IKATAN ZEOLIT INDONESIA (Indonesian Zeolite Association)

PENGUKUHAN 16 Oktober 2016 JAKARTA

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006

Transkripsi:

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION Mitra Matraman, Jl. Matraman Raya No. 148 Blok A2/18, Jakarta 13150. Telp. 85918064, Fax 85918065 PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA (PBHI) BAB I ORGANISASI Nama dan Bentuk Pasal 1 Nama organisasi ini adalah PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA disingkatkan PBHI, dalam bahasa Inggris adalah INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION, yang selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut perhimpunan. Pasal 2 Bentuk organisasi ini adalah Perkumpulan. Lambang dan Semboyan Pasal 3 Lambang perhimpunan berupa burung merpati putih yang menerobos jeruji, yang melukiskan semangat perjuangan Hak Asasi Manusia dan demokrasi, serta lambang idealisme dan perdamaian. Pasal 4 Semboyan perhimpunan adalah Hak Asasi dan Demokrasi untuk semua. Tempat Kedudukan Pasal 5 Perhimpunan ini didirikan sejak kongres pertama pada tanggal lima november tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh enam (5-11- 1996) di Jakarta untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Pasal 6 Perhimpunan berkedudukan di Jakarta dan dapat didirikan di tingkat wilayah. Pasal 7

(1) Perhimpunan ini meliputi berbagai perhimpunan di tingkat wilayah yang memiliki otonomi yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART); (2) Perhimpunan di tingkat wilayah berkedudukan di ibu kota propinsi; (3) Syarat-syarat dan tata cara lebih lanjut pendirian perhimpunan di tingkat wilayah diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART). Asas, Prinsip, dan Nilai Perjuangan Pasal 8 Perhimpunan berasaskan pada nilai-nilai universal Hak Asasi Manusia. Pasal 9 Prinsip-prinsip perhimpunan adalah kesetaraan, kebebasan, kemajemukan, dan solidaritas. Pasal 10 (1) Perhimpunan dalam memperjuangkan asas dan prinsip organisasi berlandaskan pada : 1. Nilai Fundamental a. Anti kekerasan b. Imparsial c. Non Diskriminasi d. Kesetaraan Gender e. Pluralisme f. Keadilan 2. Nilai Operasional a. Aliansi b. Kompetisi c. Transparansi d. Akuntabilitas e. Partisipatif f. Independen g. Kerelawanan h. Profesional (2) Penjabaran lebih lanjut tentang nilai-nilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam ART. Visi dan Misi Pasal 11 Visi Perhimpunan adalah : Terwujudnya negara yang menjalankan kewajibannya untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi Hak Asasi Manusia. Pasal 12 Misi Perhimpunan adalah : 1. Mempromosikan nilai-nilai Hak Asasi Manusia; 2. Membela korban pelanggaran Hak Asasi Manusia; 3. Mendidik calon anggota dan anggota sebagai pembela Hak Asasi Manusia; BAB II 2

KEANGGOTAAN Pasal 13 Keanggotaan perhimpunan bersifat perorangan dan sukarela. Pasal 14 Keanggotaan perhimpunan terdiri dari anggota biasa dan anggota luar biasa yang definisi maupun syarat-syarat keanggotaannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART). Pasal 15 Keanggotaan dinyatakan gugur apabila: 1. Anggota mengundurkan diri secara suka rela; 2. Anggota meninggal dunia; 3. Anggota diberhentikan. Pasal 16 Tatacara pemberhentian anggota diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART). Hak dan Kewajiban Anggota Pasal 17 (1) Setiap anggota berhak mengeluarkan pendapat dan menyalurkan aspirasinya baik secara lisan maupun tertulis; (2) Setiap anggota biasa berhak untuk memilih dan dipilih sebagai perwakilan anggota maupun pengurus perhimpunan baik ditingkat wilayah maupun nasional; (3) Setiap anggota berhak atas informasi kegiatan dan terlibat dalam kegiatan perhimpunan; (4) Kegiatan perhimpunan yang dimaksud dalam pasal 17 ayat (3) akan diatur dalam ART. Pasal 18 (1) Setiap anggota biasa wajib membayar iuran anggota yang besarannya ditetapkan dalam peraturan Majelis Anggota Nasional; (2) Setiap anggota wajib mentaati seluruh peraturan perhimpunan; (3) Setiap anggota wajib menjaga nama baik perhimpunan. BAB III STRUKTUR ORGANISASI Pasal 19 Struktur Perhimpunan terdiri dari: 1. Majelis Anggota, di tingkat nasional disebut Majelis Anggota Nasional sedang di tingkat propinsi atau wilayah disebut Majelis Anggota Wilayah; 3

2. Badan Pengurus, di tingkat nasional disebut Badan Pengurus Nasional sedang di tingkat propinsi atau wilayah disebut Badan Pengurus Wilayah. Majelis Anggota Nasional Pasal 20 (1) Majelis Anggota Nasional adalah perwakilan anggota di tingkat nasional yang dipilih, diangkat dan diberhentikan melalui kongres; (2) Masa kerja Majelis Anggota Nasional adalah 3 (tiga) tahun atau sampai dengan kongres berikutnya; (3) Majelis Anggota Nasional berjumlah ganjil, sekurangkurangnya 5 (lima) orang sebanyak-banyaknya 9 (sembilan) orang; (4) Majelis Anggota Nasional dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris yang dipilih dan ditetapkan dari dan oleh para anggota Majelis Anggota Nasional; (5) Syarat atau kriteria untuk menjadi Majelis Anggota Nasional diatur dalam ART. Wewenang dan Tugas Majelis Anggota Nasional Pasal 21 Majelis Anggota Nasional berwenang: 1. Mensahkan rencana program dan anggaran tahunan Badan Pengurus Nasional; 2. Mengawasi pelaksanaan program; 3. Mensahkan pendirian Perhimpunan ditingkat wilayah; 4. Membekukan atau membubarkan Perhimpunan di tingkat wilayah; 5. Menyusun dan menetapkan peraturan Majelis Anggota Nasional; 6. Memberikan pendapat dan tindakan penyelesaian terhadap masalah-masalah keorganisasian dalam perhimpunan; 7. Membentuk komisi adhoc penyelesaian sengketa yang tata caranya diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga (ART). Majelis Anggota Nasional bertugas: 1. Menerima dan menyampaikan aspirasi anggota; 2. Menyelenggarakan kongres atau kongres luar biasa; 3. Mentaati dan melaksanakan seluruh ketetapan, keputusan, dan rekomendasi kongres; 4. Merekomendasikan langkah-langkah strategis pelaksanaan program kepada Badan Pengurus Nasional; 5. Menyusun rancangan perubahan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Perhimpunan; 6. Menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban dalam kongres; 7. Menyusun dan memberikan laporan tahunan kepada Anggota. Badan Pengurus Nasional Pasal 22 4

(1) Ketua Badan Pengurus Nasional dipilih, diangkat dan diberhentikan melalui kongres; (2) Badan Pengurus Nasional adalah pelaksana program Perhimpunan; (3) Badan Pengurus Nasional terdiri seorang Ketua, seorang sekretaris dan seorang bendahara; (4) Masa kerja Ketua Badan Pengurus Nasional adalah 3 (tiga) tahun atau sampai kongres berikutnya; (5) Sekretaris dan bendahara diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Badan Pengurus Nasional atas persetujuan Majelis Anggota Nasional. Wewenang & Tugas Ketua Badan Pengurus Nasional Pasal 23 Ketua Badan Pengurus Nasional berwenang: 1. Membentuk struktur kepengurusan Badan Pengurus Nasional; 2. Mengangkat dan memberhentikan fungsionaris dan staf Badan Pengurus Nasional; 3. Bertindak mewakili atau bertindak atas nama perhimpunan dii dalam dan di luar pengadilan; 4. Mengkoordinasikan program perhimpunan dengan wilayah; 5. Meminta laporan berkala setiap 6 (enam) bulan dari Badan Pengurus Wilayah. Ketua Badan Pengurus Nasional bertugas: 1. Mentaati dan melaksanakan seluruh ketetapan, keputusan, dan rekomendasi kongres; 2. Menyusun rencana program dan anggaran tahunan perhimpunan; 3. Memberikan laporan berkala setiap 6 (enam) bulan kepada Majelis Anggota Nasional dan tembusannya disampaikan kepada Majelis Anggota Wilayah; 4. Menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban dalam kongres. Majelis Anggota Wilayah Pasal 24 (1) Majelis Anggota Wilayah adalah perwakilan anggota yang dipilih, diangkat dan diberhentikan melalui musyawarah anggota wilayah; (2) Masa kerja Majelis Anggota Wilayah adalah 3 (tiga) tahun atau sampai musyawarah wilayah berikutnya; (3) Majelis Anggota Wilayah berjumlah ganjil sekurangkurangnya 3 (tiga) sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang; (4) Majelis Anggota Wilayah dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris yang dipilih dan ditetapkan dari dan oleh para anggota majelis wilayah. Wewenang dan Tugas Majelis Anggota Wilayah Pasal 25 5

Majelis Anggota Wilayah berwenang : 1. Mensahkan rencana program dan anggaran tahunan Badan Pengurus Wilayah; 2. Mengawasi ketetapan kongres, musyawarah wilayah dan pelaksanaan program. Majelis Anggota Wilayah bertugas: 1. Menerima dan menyampaikan aspirasi anggota; 2. Melaksanakan musyawarah anggota wilayah atau musyawarah anggota wilayah luar biasa; 3. Mentaati dan melaksanakan seluruh ketetapan, keputusan, dan rekomendasi musyawarah wilayah; 4. Merekomendasikan langkah-langkah strategis pelaksanaan program oleh pengurus; 5. Menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban dalam musyawarah wilayah; 6. Menyusun dan memberikan laporan tahunan kepada Anggota. Badan Pengurus Wilayah Pasal 26 (1) Ketua Badan Pengurus Wilayah dipilih, diangkat, dan diberhentikan melalui musyawarah anggota wilayah; (2) Badan Pengurus Wilayah adalah pelaksana program Perhimpunan di tingkat wilayah; (3) Badan Pengurus Wilayah terdiri seorang Ketua, seorang sekretaris dan seorang bendahara; (4) Masa kerja Ketua Badan Pengurus Wilayah adalah 3 (tiga) tahun atau sampai kongres berikutnya; (5) Sekretaris dan bendahara diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Badan Pengurus Wilayah atas persetujuan Majelis Anggota Wilayah. Wewenang dan Tugas Badan Pengurus Wilayah 6

Pasal 27 Ketua Badan Pengurus Wilayah berwenang: 1. Membentuk struktur kepengurusan Badan Pengurus Wilayah; 2. Mengangkat dan memberhentikan sekretaris dan bendahara Badan Pengurus Wilayah atas persetujuan Majelis Anggota Wilayah; 3. Mengangkat dan memberhentikan staf Badan Pengurus Wilayah; 4. Mengkoordinasikan program perhimpunan di tingkat wilayah dengan Badan Pengurus Nasional. Ketua Badan Pengurus Wilayah bertugas: 1. Mentaati dan melaksanakan seluruh ketetapan, keputusan, dan rekomendasi musyawarah wilayah; 2. Menyusun rencana program dan anggaran tahunan perhimpunan ditingkat wilayah; 3. Memberikan laporan berkala setiap 6 (enam) bulan kepada Majelis Anggota Wilayah dan tembusannya kepada anggota wilayah; 4. Menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban dalam Musyawarah wilayah. BAB IV PENGAMBILAN KEPUTUSAN Kongres Pasal 28 (1) Kongres adalah forum pengambilan keputusan tertinggi di dalam perhimpunan; (2) Kongres diselenggarakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sekali yang tata cara penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART); (3) Kongres diselenggarakan oleh Majelis Anggota Nasional; (4) Kongres berwenang untuk: a. Menetapkan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART); b. Menilai, menerima atau menolak laporan pertanggungjawaban Majelis Anggota Nasional; c. Menilai, menerima atau menolak laporan pertanggungjawaban Ketua Badan Pengurus Nasional ; d. Memilih, mengangkat dan memberhentikan Majelis Anggota Nasional; e. Memilih, mengangkat dan memberhentikan Ketua Badan Pengurus Nasional ; f. Menetapkan garis-garis besar kebijakan program 3 (tiga) tahun perhimpunan; g. Menetapkan hasil-hasil kongres; 7

(5) Peserta kongres terdiri dari unsur Majelis Anggota Nasional, Badan Pengurus Nasional, Majelis Anggota Wilayah, Badan Pengurus Wilayah dan Anggota Perhimpunan. (6) Dalam hal adanya perkembangan jumlah anggota, peserta kongres diatur oleh peraturan perhimpunan; Kongres Luar Biasa Pasal 29 (1) Kongres luar biasa diselenggarakan dalam hal terjadinya keadaan luar biasa; (2) Keadaan luar biasa adalah: a. apabila terjadi keadaan Ketua Badan Pengurus Nasional berhalangan atau tidak mampu menjalankan wewenang dan tugasnya atau melakukan pelanggaran terhadap peraturanperaturan perhimpunan; b. apabila perhimpunan akan dilakukan pembubaran sebagaimana dimaksud pada pasal 34; (3) Tatacara penyelenggaraan kongres luar biasa diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART). Musyawarah Anggota Wilayah Pasal 30 (1) Musyawarah Anggota Wilayah adalah forum tertinggi di tingkat Perhimpunan Wilayah; (2) Musyawarah Anggota Wilayah diselenggarakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sekali yang tata cara penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART); (3) Musyawarah Anggota Wilayah diselenggarakan oleh Majelis Anggota Wilayah; (4) Musyawarah anggota wilayah berwenang untuk: a. Menilai, menerima atau menolak laporan pertanggungjawaban Majelis Anggota Wilayah; b. Menilai, menerima atau menolak laporan pertanggungjawaban Ketua Badan Pengurus Wilayah; c. Memilih, mengangkat dan memberhentikan Majelis Anggota Wilayah; d. Memilih, mengangkat dan memberhentikan Ketua Badan Pengurus Wilayah; e. Menetapkan garis-garis besar kebijakan program 3 (tiga) tahun perhimpunan di tingkat wilayah; f. Menetapkan hasil-hasil musyawarah wilayah. (5) Peserta musyarawah anggota wilayah adalah anggota Perhimpunan wilayah; (6) Musyawarah Anggota wilayah sah bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah ditambah satu (1/2+1) peserta musyawarah anggota wilayah; (7) Keputusan Musyawarah Anggota sah bila disetujui oleh sekurangkurangnya setengah ditambah satu peserta musyawarah wilayah yang hadir. Musyawarah Anggota Luar Biasa 8

Pasal 31 (1) Musyawarah anggota wilayah luar biasa diselenggarakan dalam hal terjadinya keadaan luar biasa; (2) Keadaan luar biasa adalah apabila terjadi keadaan Ketua Badan Pengurus Wilayah berhalangan atau tidak mampu menjalankan wewenang dan tugasnya atau melakukan pelanggaran terhadap peraturan-peraturan perhimpunan; (3) Tatacara penyelenggaraan musyawarah anggota wilayah luar biasa diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART). Rapat dan Sidang Pasal 32 (1) Sidang dan Rapat terdiri dari: a. Sidang dan Rapat Majelis Anggota Nasional; b. Rapat Kerja Nasional; c. Rapat kerja; d. Rapat Majelis Anggota Nasional dan Badan Pengurus Nasional; e. Rapat Majelis Anggota Nasional dan Majelis Anggota Wilayah; f. Rapat Badan Pengurus Nasional; g. Sidang dan Rapat Majelis Anggota Wilayah; h. Rapat Majelis Anggota Wilayah dan Badan Pengurus Wilayah; i. Rapat Badan Pengurus Wilayah. (2) Sidang dan Rapat Majelis Anggota Nasional dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali dalam 3 (tiga) bulan untuk mensahkan rencana program dan anggaran, mengangkat dan memberhentikan sekretaris dan bendahara pengurus Nasional, memonitor dan menilai implementasi program, mensahkan pendirian perhimpunan di tingkat wilayah, menyusun dan menetapkan peraturan Majelis Anggota Nasional, membentuk komisi adhoc penyelesaikan sengketa serta memberikan pertimbangan dan atau persetujuan terhadap strategi dan langkah politik perhimpunan yang dijalankan oleh Badan Pengurus Nasional; (3) Rapat Kerja Nasional dilaksanakan untuk menyusun rencana program tahunan dan tiga tahunan sesuai dengan garis-garis besar program yang dimandatkan kongres; (4) Rapat Majelis Anggota Nasional dan Badan Pengurus Nasional dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali dalam 3 (tiga) bulan; (5) Rapat Majelis Anggota Nasional dan Majelis Anggota Wilayah dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun untuk membahas hal-hal yang berkaitan dengan lingkup peran dan fungsi majelis anggota; (6) Rapat Badan Pengurus Nasional merupakan rapat internal pengurus yang dilaksanakan sekurang-kurangnya satu bulan sekali dalam rangka untuk membahas hal-hal yang berkaitan dengan lingkup program kerja perhimpunan di tingkat Nasional; (7) Sidang dan Rapat Majelis Anggota Wilayah dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali dalam 3 (tiga) bulan untuk mensahkan rencana program dan anggaran wilayah, mengangkat dan memberhentikan sekretaris dan bendahara wilayah, memonitor dan menilai implementasi program serta 9

memberikan pertimbangan dan atau persetujuan terhadap strategi dan langkah politik perhimpunan yang dijalankan oleh Badan Pengurus Wilayah; (8) Rapat Majelis Anggota Wilayah dan Badan Pengurus Wilayah dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali dalam tiga bulan; (9) Rapat Badan Pengurus Wilayah merupakan rapat internal pengurus yang dilaksanakan sekurang-kurangnya satu bulan sekali dalam rangka untuk membahas hal-hal yang berkaitan dengan lingkup program kerja perhimpunan di tingkat wilayah. BAB V PERATURAN-PERATURAN PERHIMPUNAN Pasal 33 Peraturan-peraturan perhimpunan sesuai hirarki terdiri dari: Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART); 2. Peraturan Perhimpunan yang dibuat oleh Majelis Anggota Nasional dan Ketua Badan Pengurus Nasional; Keputusan Majelis Anggota Nasional; Keputusan Ketua Badan Pengurus NasionalNasional; Keputusan Majelis Anggota Wilayah; Keputusan Ketua Badan Pengurus Wilayah. BAB VI HUBUNGAN ANTARA PERHIMPUNAN NASIONAL DAN PERHIMPUNAN WILAYAH Pasal 34 Hubungan antara Perhimpunan Nasional dan Perhimpunan Wilayah akan diatur dalam Anggaran Rumah tangga (ART) dan Peraturan Perhimpunan. BAB VII KEKAYAAN DAN PENDANAAN Kekayaan Pasal 35 Seluruh harta kekayaan Perhimpunan, baik benda bergerak maupun tidak bergerak, di Nasional dan wilayah adalah milik perhimpunan dan harus dicatatkan atas nama perhimpunan. Pendanaan Pasal 36 Sumber dana untuk pembiayaan perhimpunan berasal dari: 1. Iuran wajib anggota; 2. Sumbangan sukarela; 3. Donasi/hibah pribadi, Lembaga pemerintah, atau swasta baik dari dalam maupun luar negeri yang sifatnya tidak mengikat; 10

4. Usaha-usaha yang sah yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) perhimpunan lain: Pelayanan hukum, Penerbitan, Penelitian, Pendidikan dan pelatihan; 5. Tata cara dan pengelolaan dana diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART). BAB VIII PEMBUBARAN PERHIMPUNAN Pasal 37 Pembubaran perhimpunan hanya dapat dilakukan melalui Kongres Luar Biasa dengan agenda yang khusus ditetapkan untuk itu, dengan persyaratan dihadiri oleh ¾ tiga perempat) dari seluruh anggota tetap dan anggota luar biasa di tingkat nasional dan disetujui oleh ¾ (tiga perempat) dari peserta yang hadir. Pasal 38 1. Jika perhimpunan dibubarkan maka seluruh kekayaan perhimpunan baik bergerak maupun tidak bergerak setelah menyelesaikan utang-piutang, dilimpahkan kepada lembaga nonprofit yang sesuai dengan visi dan misi perhimpunan; 2. Penetapan lembaga penerima kekayaan milik perhimpunan dan perhitungan aset perhimpunan ditentukan oleh tim yang dibentuk oleh kongres atau kongres luar biasa. BAB IX ATURAN TAMBAHAN Pasal 39 Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar (AD) ini atau yang memerlukan pengaturan lebih lanjut akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) dan peraturan Majelis Anggota Nasional. BAB X PENUTUP Pasal 40 1. Dengan berlakunya Perubahan Anggaran Dasar (AD) ini, maka Anggaran Dasar (AD) Perhimpunan yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Majelis Anggota Nasional PBHI No : 11/Kep/MA/IV/2007 pada tanggal 5 April 2007 dinyatakan tidak berlaku lagi; 2. Perubahan Anggaran Dasar (AD) ini dinyatakan sah dan berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada Kongres V PBHI di Yogyakarta pada tanggal 20 Juli 2007. 11