ANGGARAN DASAR (AD) AMAN Ditetapkan oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-Empat (KMAN IV) Tobelo, 24 April 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANGGARAN DASAR (AD) AMAN Ditetapkan oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-Empat (KMAN IV) Tobelo, 24 April 2012"

Transkripsi

1 ANGGARAN DASAR (AD) AMAN Ditetapkan oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-Empat (KMAN IV) Tobelo, 24 April 2012 BAB I NAMA, BENTUK, WAKTU DAN KEDUDUKAN Pasal 1 1) Organisasi ini bernama Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, disingkat AMAN; 2) AMAN adalah organisasi kemasyarakatan berbentuk Aliansi yang merupakan persekutuan dari komunitas-komunitas Masyarakat Adat di Nusantara; 3) AMAN didirikan pada tanggal 17 Maret 1999 di Jakarta untuk jangka waktu yang tidak ditentukan; 4) Pengurus Besar AMAN berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia. BAB II KEDAULATAN Pasal 2 Kedaulatan AMAN ada di tangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara atau disingkat KMAN. BAB III SIFAT DAN FUNGSI Pasal 3 1) AMAN adalah organisasi nir-laba yang bersifat independen; 2) AMAN berfungsi: a. Sebagai wadah berhimpunnya Masyarakat Adat untuk memperjuangkan hak-hak adatnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi; b. Membela, melindungi dan melayani hak-hak Masyarakat Adat; c. Memperjuangkan dan menyalurkan aspirasi dan kepentingan Masyarakat Adat dalam segala aspek kehidupan. BAB IV AZAS, VISI, MISI, TUJUAN DAN PRINSIP Pasal 4 AMAN berazaskan sistem adat yang beragam dan Pancasila Pasal 5

2 Visi AMAN adalah terwujudnya kehidupan masyarakat adat yang adil dan sejahtera. Pasal 6 Misi AMAN adalah mewujudkan masyarakat adat yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan bermartabat secara budaya. Pasal 7 Tujuan AMAN adalah : 1) Mengembalikan kepercayaan diri, harkat dan martabat Masyarakat Adat Nusantara, baik laki-laki maupun perempuan, sehingga mampu menikmati hak-haknya. 2) Mengembalikan kedaulatan Masyarakat Adat Nusantara untuk mempertahankan hakhak ekonomi, sosial, budaya dan politik. 3) Mencerdaskan dan meningkatkan kemampuan Masyarakat Adat mempertahankan dan mengembangkan kearifan adat untuk melindungi bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. 4) Mengembangkan proses pengambilan keputusan yang demokratis. 5) Membela dan memperjuangkan pengakuan, penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak Masyarakat Adat. Pasal 8 Prinsip-prinsip AMAN adalah keberlanjutan, keberagaman, kebersamaan, keadilan, demokrasi, keseimbangan, transparansi, akuntabilitas, kesetaraan gender, dan hak azasi manusia. BAB V DOKTRIN Pasal 9 1) Doktrin AMAN sebagai pedoman, pegangan dan bimbingan dalam melaksanakan segala kegiatan dan usaha dalam bidang-bidang ideologi, politik, ekonomi, budaya dan ekologi serta kemasyarakatan lainnya, yang dirumuskan oleh Pengurus Besar AMAN dan disahkan didalam Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) AMAN 2) Perumusan Doktrin AMAN sebagaimana disebutkan dalam pasal 9 ayat (1) diatur didalam Anggaran Rumah Tangga (ART) AMAN BAB VI ATRIBUT Pasal 10

3 1) Atribut AMAN terdiri dari Panji-panji, Lambang, Hymne, dan Mars yang pembuatannya dilakukan oleh Pengurus Besar AMAN dan disahkan didalam RAKERNAS AMAN. 2) Pembuatan Atribut AMAN sebagaimana disebutkan dalam pasal 10 ayat (1) diatur didalam ART AMAN BAB VII KEANGGOTAAN DAN KADER Pasal 11 1) Anggota AMAN adalah Komunitas Masyarakat Adat yang menyetujui AD dan ART AMAN. 2) Yang dimaksud dengan Komunitas Masyarakat Adat sebagaimana disebutkan dalam ayat (1) adalah sekelompok penduduk yang hidup berdasarkan asal usul leluhur dalam suatu wilayah geografis tertentu, memiliki sistem nilai dan sosial budaya yang khas, berdaulat atas tanah dan kekayaan alamnya serta mengatur dan mengurus keberlanjutan kehidupannya dengan hukum dan kelembagaan adat. 3) Keanggotaan AMAN disahkan dalam Rapat Pengurus Besar (RPB), RAKERNAS AMAN dan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN). 4) Persyaratan, tata cara pencalonan dan penerimaan anggota diatur lebih lanjut didalam ART. Pasal 12 Setiap anggota berkewajiban : 1) Menjunjung tinggi nama dan kehormatan AMAN sebagai organisasi pembelaan atas hak-hak masyarakat adat 2) Memegang teguh AD dan ART serta peraturan-peraturan AMAN lainnya yang sah. 3) Melaksanakan keputusan-keputusan yang dikeluarkan oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN), Musyawarah di tingkat wilayah (MUSWIL) dan di tingkat daerah (MUSDA), dan rapat-rapat pengurus AMAN yang sah. 4) Menyebarluaskan dan memperjuangkan tercapainya visi dan misi AMAN, serta menegakkan hak-hak Masyarakat Adat sesuai dengan garis-garis perjuangan dan prinsip-prinsip AMAN. 5) Aktif melaksanakan program-program AMAN 6) Membayar iuran tetap anggota yang besarnya ditentukan di dalam ART. Pasal 13 1) Untuk melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 maka setiap Komunitas Masyarakat Adat anggota AMAN diwajibkan mendaftarkan nama kaderkader organisasi AMAN yang dinilai layak menjadi penggerak di komunitas adatnya dengan jumlah sekurang-kurangnya 2% dari populasi orang dewasa di komunitas tersebut dengan mempertimbangkan proporsi antara laki-laki dan perempuan, dan antara generasi tua dan generasi muda. 2) Mekanisme penerimaan dan persyaratan kader serta pedoman untuk peningkatan kapasitas kader-kader penggerak AMAN akan diatur lebih lanjut dalam ART AMAN

4 Pasal 14 Setiap anggota AMAN berhak untuk: 1) Menjadi peserta dalam KMAN, MUSWIL dan MUSDA 2) Memiliki 1 (satu) suara dalam pengambilan keputusan di dalam KMAN, MUSWIL dan MUSDA. 3) Memilih dan dipilih menjadi Pengurus AMAN di semua tingkat kepengurusan. 4) Mendapatkan layanan dan dukungan dari AMAN untuk melaksanakan mandat KMAN 5) Membela diri atas tuduhan pelanggaran terhadap AD, ART dan peraturan AMAN lainnya yang sah 6) Mengusulkan Komunitas Masyarakat Adat lainnya menjadi anggota AMAN yang mekanisme dan persyaratannya diatur dalam ART BAB VIII STRUKTUR ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN SERTA WEWENANG DAN KEWAJIBAN PENGURUS Pasal 15 Struktur organisasi AMAN terdiri dari: 1) Tingkat nasional, yang dipimpin oleh Pengurus Besar AMAN, disingkat PB AMAN 2) Tingkat wilayah, yang dipimpin oleh Pengurus Wilayah AMAN, disingkat PW AMAN 3) Tingkat daerah, yang dipimpin oleh Pengurus Daerah AMAN, disingkat PD AMAN Pasal 16 1) Tingkat Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) adalah wilayah pengorganisasian masyarakat adat yang meliputi seluruh wilayah penyebaran anggota AMAN. 2) Tingkat Wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) adalah wilayah pengorganisasian masyarakat adat yang mencakup minimal 3 tiga kabupaten atau kota atau kepulauan. 3) Tingkat Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (3) adalah wilayah pengorganisasian masyarakat adat yang mencakup satu kabupaten atau wilayah persekutuan dari minimal 3 (tiga) komunitas masyarakat adat anggota AMAN di daerah tersebut. Pasal 17 1) Pengurus Besar (PB) AMAN adalah Badan Pengurus tertinggi organisasi AMAN yang bersifat kolektif serta terdiri dari Dewan AMAN Nasional yang disingkat DAMANNAS dan Sekretaris Jenderal AMAN yang disingkat SEKJEN AMAN 2) DAMANNAS sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah 2 (dua) orang perutusan anggota dari setiap region, terdiri dari laki-laki dan perempuan, yang dipilih dan ditetapkan oleh region yang bersangkutan di dalam KMAN.

5 3) Proses pemilihan perutusan DAMANNAS oleh region dimulai dari pengajuan 2 (dua) orang calon DAMANNAS, terdiri dari laki-laki dan perempuan dari masing-masing wilayah untuk selanjutnya bertemu dalam pertemuan khusus region untuk memilih dan menetapkan 2 (dua) orang DAMANNAS, terdiri dari laki-laki dan perempuan, sebagai utusan region 4) PB AMAN berwenang: a. Menentukan kebijakan strategis tingkat nasional sesuai dengan AD, ART, Keputusan RAKERNAS AMAN dan RPB AMAN serta Peraturan AMAN lainnya yang sah. b. Membentuk Dewan Pakar yang keanggotaannya bersifat terbuka berdasarkan kebutuhan keahlian dan kemampuan khusus yang pengaturan tugas dan tanggungjawabnya diatur melalui Keputusan PB AMAN yang sah. c. Mengesahkan komposisi dan personalia Pengurus Wilayah (PW) AMAN. (5) PB AMAN berkewajiban: a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan AD, ART, Keputusan RAKERNAS AMAN dan RPB AMAN serta peraturan AMAN lainnya yang sah b. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada anggota AMAN di dalam KMAN. Pasal Tugas DAMANNAS: a. Meminta laporan perkembangan organisasi dari Sekretaris Jenderal AMAN setiap 6 (enam) bulan dan dapat melakukan penelaahan lebih mendalam terhadap laporan yang diterima, serta membuat evaluasi tertulis yang dilengkapi dengan rekomendasirekomendasi untuk disampaikan kepada Sekretaris Jenderal AMAN dalam upaya memperbaiki penyelenggaraan organisasi b. Memeriksa laporan keuangan organisasi dan dapat menunjuk auditor professional untuk melakukannya atas biaya organisasi 2. Fungsi DAMANNAS terdiri dari : a. Fungsi Pengawasan; b. Fungsi Anggaran; dan c. Fungsi Legislasi/kebijakan 3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas dan fungsi DAMANNAS diatur di dalam ART 4. Anggota DAMANNAS yang berhenti karena meninggal dunia, mengundurkan diri atau terbukti melanggar AD dan ART dilakukan penggantian antar waktu. 5. Tata cara penggantian antar waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) diatur di dalam ART. 6. DAMANNAS terdiri dari 14 orang, yang mencerminkan keterwakilan 7 (tujuh) region, yaitu: Papua, Maluku, Bali dan Nusa Tenggara, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera. 7. Setiap region mengutus 2 (dua) orang anggota DAMANNAS yang terdiri dari 1 (satu) orang laki-laki dan 1 (satu) orang perempuan 8. Pimpinan DAMANNAS terdiri dari 1 (satu) orang Ketua dan sebanyak-banyaknya 2 orang wakil ketua yang dipilih dari dan oleh anggota DAMANNAS 9. Syarat-syarat menjadi anggota DAMANNAS adalah:

6 a. Berasal dari komunitas masyarakat adat anggota AMAN b. Telah bekerja dan mengabdi untuk gerakan masyarakat adat, baik di komunitasnya maupun dalam organisasi persekutuan masyarakat adat di wilayahnya, sekurangkurangnya dalam 3 (tiga) tahun terakhir. c. Diusulkan oleh Pengurus Wilayah dalam region yang bersangkutan. 10. Mekanisme dan tata cara pemilihan anggota DAMANNAS di setiap region diatur di dalam ART. Pasal Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, yang disingkat Sekjen AMAN, bertugas dan bertanggung-jawab untuk: a. Memimpin dan mengangkat staff, konsultan dan relawan yang bekerja di Kantor Pengurus Besar AMAN setelah berkonsultasi dengan DAMANNAS b. Membentuk (mendukung serta memfasilitasi secara penuh) Organisasi Sayap dan Badan-Badan Otonom, yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi c. Mengembangkan dan melaksanakan program-program yang dimandatkan oleh KMAN, RAKERNAS dan RPB. d. Memimpin, mengarahkan dan mengendalikan mutu pelayanan dan dukungan AMAN kepada anggota-anggota AMAN. e. Membuat pernyataan politik resmi organisasi. f. Mewakili organisasi untuk melakukan perundingan dan mengikat kerjasama dengan pihak lain g. Menyampaikan laporan kemajuan penyelenggaraan organisasi secara tertulis kepada DAMANNAS setiap 6 (enam) bulan. h. Menyelenggarakan KMAN, RAKERNAS dan RPB. 2. Sekjen AMAN dipilih dan ditetapkan dalam KMAN yang tata cara pencalonannya diatur melalui Keputusan DAMANNAS 3. Tata cara pemilihan Sekjen AMAN diatur melalui keputusan KMAN 4. Sekjen AMAN yang berhenti karena meninggal dunia, mengundurkan diri atau diberhentikan akan dilakukan pengangkatan pejabat Sekjen AMAN sementara oleh DAMANNAS dalam Rapat Pengurus Besar AMAN yang secara khusus diselenggarakan untuk menetapkan dan mengangkat Sekjen AMAN Sementara. 5. Dalam hal Sekjen AMAN melakukan pelanggaran atas AD/ART AMAN maka DAMANNAS akan melakukan pemecatan sekaligus pengangkatan Sekjen AMAN Pengganti Antar Waktu dalam rapat DAMANNAS 6. Mekanisme dan tata cara pengangkatan pejabat Sekjen AMAN sebagaimana disebutkan di dalam pasal 19 ayat (4) diatur lebih lanjut dalam ART. 7. Syarat-syarat menjadi Sekjen AMAN adalah: a. Telah bekerja dan mengabdi untuk gerakan masyarakat adat, baik di daerah atau wilayahnya maupun di tingkat nasional dan internasional, sekurang-sekurangnya 3 (tiga) tahun terakhir secara terus-menerus. b. Memahami dan mampu melaksanakan keputusan-keputusan KMAN. c. Memiliki pengalaman berorganisasi dan/atau mengelola program secara mandiri sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.

7 d. Bukan anggota TNI, POLRI, pegawai negeri dan tidak termasuk dalam kepengurusan partai politik e. Berasal dari komunitas Pasal Pengurus Wilayah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara yang disingkat PW AMAN adalah Badan Pengurus organisasi yang bersifat kolektif di tingkat wilayah yang terdiri dari: a. Dewan AMAN Wilayah yang disingkat DAMANWIL b. Badan Pelaksana Harian Aliansi Masyarakat Adat Nusantara ditingkat wilayahyang disingkat BPH AMAN WIL. 2. PW AMAN berwenang : a. Menentukan kebijakan organisasi di tingkat wilayah sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan KMAN, RAKERNAS,RPB, MUSWIL, RAKERWIL serta peraturan-peraturan AMAN lainnya. b. Membentuk Dewan Pakar di tingkat wilayah yang keanggotaannya bersifat terbuka berdasarkan kebutuhan keahlian dan kemampuan khusus yang pengaturan tugas dan tanggung-jawabnya diatur melalui Keputusan PW AMAN c. Mengesahkan komposisi dan personalia Pengurus (AMAN pada tingkat masingmasing) Daerah. 3. PW AMAN berkewajiban : a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan KMAN, RAKERNAS, RPB, MUSWIL, RAKERWIL serta peraturan-peraturan AMAN lainnya. b. Memberikan pelayanan dan dukungan secara langsung dan tidak langsung kepada PD AMAN dan anggota AMAN di wilayahnya. c. Memberikan laporan pertanggungjawaban di dalam MUSWIL. Pasal DAMANWIL bertugas dan bertanggung-jawab untuk: a. Mengarahkan dan mengawasi kinerja BPH AMAN Wil. b. Meminta laporan perkembangan organisasi dari BPH AMAN Wil setiap 6 (enam) bulan dan dapat mengadakan penelaahan lebih mendalam terhadap laporan yang diterima, serta membuat laporan evaluasi tertulis yang dilengkapi dengan rekomendasi-rekomendasi untuk disampaikan kepada BPH AMAN WIl dan/atau PD AMAN untuk memperbaiki penyelenggaraan organisasi. c. Dalam hal pemeriksaan laporan keuangan organisasi, DAMANWIL dapat meminta bantuan dari pihak auditor profesional untuk melakukannya atas biaya dari organisasi. 2) DAMANWIL dipilih dan ditetapkan di dalam MUSWIL minimal 3 orang dan/atau disesuaikan dengan kondisi dari keterwakilan komunitas-komunitas anggota AMAN yang ada di daerah tersebut; 3) Anggota DAMANWIL yang berhenti karena meninggal dunia, mengundurkan diri atau terbukti melanggar AD dan ART dilakukan penggantian antar waktu yang mekanisme

8 dan tata cara penggantiannya diatur di dalam ART 4) Pimpinan DAMANWIL terdiri dari dari 1 (satu) orang Ketua dan sebanyak banyaknya 2 (dua) orang Wakil Ketua yang dipilih dari dan oleh anggota DAMANWIL dengan mempertimbangkan keterwakilan daerah-daerah dan keterwakilan laki-laki dan perempuan. 5) Syarat-syarat menjadi anggota DAMANWIL adalah: a. Berasal dari dan diutus oleh komunitas masyarakat adat anggota AMAN. b. Telah bekerja dan mengabdi untuk gerakan masyarakat adat, baik di komunitasnya maupun dalam organisasi persekutuan masyarakat adat di wilayahnya, sekurangkurangnya 2 (dua) tahun terakhir secara berturut-turut. Pasal Ketua Badan Pelaksana Harian Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Wilayah (Ketua BPH AMANWIL) bertugas dan bertanggung-jawab untuk: a. Memimpin dan mengangkat staff, konsultan dan relawan yang bekerja di Kantor Pengurus AMANWIL. b. Mengembangkan dan melaksanakan program-program yang putuskan oleh KMAN, RAKERNAS, RPB, MUSWIL dan RAKERWIL c. Memimpin, mengarahkan dan mengendalikan mutu pelayanan dan dukungan AMAN kepada anggota-anggota AMAN. d. Membuat pernyataan politik resmi organisasi. e. Mewakili organisasi untuk melakukan perundingan dan mengikat kerjasama dengan pihak lain f. Menyampaikan laporan kemajuan penyelenggaraan organisasi secara tertulis kepada DAMANWIL dan Sekjen AMAN setiap 6 (enam) bulan. g. Menyelenggarakan MUSWIL, RAKERWIL dan Rapat Pengurus Wilayah yang disingkat RPW. 2) Ketua BPH AMANWIL dipilih dan ditetapkan dalam MUSWIL yang tata cara pencalonannya diatur melalui Keputusan DAMANWIL. 3) Ketua BPH AMANWIL yang berhenti karena meninggal dunia, mengundurkan diri atau terbukti melanggar AD dan ART dilakukan pengangkatan penjabat Ketua BPH AMAN WIl oleh DAMANWIL dan disahkan oleh Sekjen AMAN sampai berakhirnya periode kepengurusan itu. 4) Syarat-syarat menjadi Ketua BPH AMANWIL adalah: a. Telah bekerja dan mengabdi untuk gerakan masyarakat adat, baik di daerah atau wilayahnya maupun di tingkat nasional dan internasional, sekurang-sekurangnya selama 2 (dua) tahun secara terus-menerus. b. Memahami dan mampu melaksanakan keputusan KMAN. c. Memiliki pengalaman berorganisasi dan/atau mengelola program secara mandiri sekurang-kurang selama 2 (dua) tahun. d. Bukan anggota TNI, POLRI, pegawai negeri dan pengurus harian partai politik. Pasal 23

9 1) Pengurus AMAN Daerah selanjutnya disingkat AMANDA adalah Badan Pengurus organisasi AMAN yang bersifat kolektif di tingkat Daerah yang terdiri dari: a. Badan Pelaksana Harian AMAN Daerah yang disingkat BPH AMANDA b. Dewan AMAN Daerah selanjutnya disebut DAMANDA sebagai Pengawas dan Penasehat organisasi di Tingkat Daerah 2) Pengurus AMANDA berwenang : a. Menentukan kebijakan di Tingkat Daerah sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan KMAN, RAKERNAS, RPB, MUSWIL, RAKERWIL, MUSDA, RAKERDA serta Peraturan AMAN lainnya. b. Mendaftarkan, memverifikasi dan memberikan rekomendasi terhadap kader-kader penggerak AMAN dari komunitas Masyarakat Adat anggota AMAN di daerahnya untuk mendapatkan pengesahan dan nomor registrasi kader dari BPH AMAN WIl. 3) Pengurus AMANDA berkewajiban : a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan KMAN, RAKERNAS, RPB AMAN, MUSWIL, RAKERWIL, MUSDA dan RAKERDA serta Peraturan AMAN lainnya. b. Memberikan pelayanan dan dukungan secara langsung kepada Komunitas Masyarakat Adat anggota AMAN di daerahnya. c. Menyampaikan pertanggungjawaban di dalam MUSDA. Pasal 24 1) DAMANDA bertugas dan bertanggung-jawab untuk: a. Mengarahkan dan mengawasi kinerja Badan Pelaksana Harian AMAN Daerah (BPH AMANDA) b. Meminta laporan perkembangan organisasi dari BPH AMANDA setiap 6 (enam) bulan dan dapat mengadakan penyelidikan lebih mendalam terhadap laporan yang diterima, serta membuat laporan evaluasi tertulis yang dilengkapi dengan rekomendasi-rekomendasi untuk disampaikan kepada BPH AMANDA dan/atau Pengurus AMANWIL dan SEKJEN AMAN untuk memperbaiki penyelenggaraan organisasi selanjutnya. c. Dalam hal pemeriksaan laporan keuangan organisasi, DAMANDA dapat meminta bantuan dari pihak auditor professional untuk melakukannya atas biaya dari organisasi. 2) DAMANDA dipilih dan ditetapkan sebanyak-banyaknya minimal 3 orang dan atau disesuaikan dengan kondisi dari keterwakilan komunitas-komunitas masyarakat adat anggota AMAN yang ada di wilayah tersebut dengan mempertimbangkan keseimbangan gender; 3) Anggota DAMANDA yang berhenti karena meninggal dunia, mengundurkan diri atau terbukti melanggar AD dan ART dilakukan penggantian antar waktu oleh musyawarah Komunitas Masyarakat Adat sampai berakhirnya periode kepengurusan yang bersangkutan. 4) DAMANDA dipimpin oleh 1 (satu) orang Ketua dan 1 (satu) atau 2 (dua) orang Wakil Ketua yang dipilih dari antara anggota melalui Rapat DAMANDA dengan mempertimbangkan keterwakilan sebaran komunitas dan keseimbangan gender. 5. Syarat-syarat menjadi anggota DAMANDA adalah:

10 a. Berasal dari dan diutus oleh komunitas masyarakat adat yang telah sah menjadi anggota AMAN. b. Telah bekerja dan mengabdi untuk gerakan masyarakat adat, baik di komunitasnya maupun dalam organisasi persekutuan masyarakat adat di wilayahnya, sekurangkurangnya selama 2 (dua) tahun terakhir. Pasal Ketua BPH AMANDA bertugas dan bertanggung-jawab untuk: a. Memimpin dan mengangkat staff, konsultan dan relawan yang bekerja di Kantor Pengurus Daerah AMAN b. Mengembangkan dan melaksanakan program-program yang dimandatkan oleh KMAN, RAKER NAS, RPB, MUSWIL, RAKERWIL, MUSDA dan RAKERDA serta peraturan lainnya. c. Memimpin, mengarahkan dan mengendalikan mutu pelayanan dan dukungan AMAN kepada anggota-anggota AMAN. d. Membuat pernyataan politik resmi organisasi. e. Mewakili organisasi untuk melakukan perundingan dan mengikat kerjasama dengan pihak lain f. Menyampaikan laporan kemajuan penyelenggaraan organisasi secara tertulis kepada DAMANDA setiap 6 (enam) bulan, Ketua DAMANWIL dan Sekjen AMAN. g. Menyelenggarakan Musyawarah Daerah yang disingkat MUSDA dan Rapat Pengurus Daerah yang disingkat RPD. 2) Ketua BPH AMANDA dipilih dan ditetapkan dalam MUSDA yang tata cara pencalonannya diatur melalui Keputusan DAMANDA. 3) Ketua BPH AMANDA yang berhenti karena meninggal dunia, mengundurkan diri atau terbukti melanggar AD dan ART dilakukan pengangkatan penjabat Ketua BPH AMANDA oleh DAMANDA dengan pengesahan dari Ketua BPH AMANWIL sampai berakhirnya periode kepengurusan itu. 4) Syarat-syarat menjadi Ketua BPH AMANDA adalah: a. Telah bekerja dan mengabdi untuk gerakan masyarakat adat, baik di daerah atau wilayahnya maupun di tingkat nasional dan internasional, sekurang-sekurangnya selama 2 (dua) tahun secara terus-menerus. b. Memahami dan mampu melaksanakan keputusan KMAN dan MUSDA. c. Memiliki pengalaman berorganisasi dan/atau mengelola program sekurang-kurang dalam 2 (dua) tahun. d. Bukan anggota TNI, POLRI, pegawai negeri dan pengurus harian partai politik BAB IX KONGRES, MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT Pasal 26 1) Kongres, musyawarah dan rapat-rapat sebagai perangkat pengambilan keputusan organisasi AMAN terdiri dari: a. Kongres Masyarakat Adat Nusantara, disingkat KMAN.

11 b. Kongres Masyarakat Adat Nusantara Luar Biasa, disingkat KMANLUB c. Musyawarah Wilayah, disingkat MUSWIL d. Musyawarah Wilayah Luar Biasa, disingkat MUSWILUB e. Musyawarah Daerah, disingkat MUSDA f. Musyawarah Daerah Luar Biasa, disingkat MUSDALUB g. Rapat Kerja Nasional Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, disingkat RAKERNAS AMAN h. Rapat Kerja Wilayah, disingkat RAKERWIL i. Rapat Kerja Daerah, disingkat RAKERDA j. Rapat Pengurus Besar, disingkat RPB k. Rapat Pengurus Wilayah, disingkat RPW l. Rapat Pengurus Daerah, disingkat RPD 2. KMAN merupakan pemegang kekuasaan tertinggi organisasi AMAN, diselenggarakan oleh Pengurus Besar AMAN sekali dalam 5 (lima) tahun dan berwenang: a. Menetapkan dan/atau mengubah Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) b. Merumuskan dan menetapkan Garis-Garis Besar Program Kerja AMAN c. Menilai pertanggungjawaban Pengurus Besar AMAN d. Menetapkan dan mengukuhkan anggota-anggota Dewan AMAN e. Memilih dan menetapkan Sekretaris Jenderal AMAN. f. Menetapkan Anggota AMAN g. Membuat dan menetapkan pandangan dasar dan sikap politik AMAN h. Menetapkan beberapa lokasi sebagai calon tempat penyelenggaraan KMAN berikutnya 3. KMANLUB mempunyai kekuasaan hukum yang sama dengan KMAN dan hanya dapat diselenggarakan apabila terjadi kondisi sosial politik yang mengancam keberadaan organisasi atau dalam rangka pembubaran organisasi AMAN apabila sudah tidak diperlukan lagi. 4. Tata cara penyelenggaraan KMANLUB diatur dalam ART a. Anggota AMAN yang berhalangan hadir dalam KMAN dan KMANLUB dapat memberikan kuasa secara tertulis atas hak suaranya kepada peserta lainnya yang hadir. b. KMAN dan KMANLUB dinyatakan sah apabila dihadiri lebih dari ½ (setengah) jumlah anggota Pasal Musyawarah Wilayah, disingkat MUSWIL, diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah sedikitnya sekali dalam 5 (lima) tahun dan berwenang : a. Menilai Pertanggungjawaban AMANWIL b. Menyusun Program Kerja AMANWIL. c. Memilih dan menetapkan anggota-anggota DAMANWIL dan Ketua BPH AMANWIL. d. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang berada dalam batas wewenangnya. 2. Peserta MUSWIL adalah anggota AMAN, anggota DAMANWIL 3. Anggota AMAN yang berhalangan hadir dalam MUSWIL dapat memberikan kuasa atas

12 hak suaranya kepada peserta lainnya yang hadir secara tertulis. 4. MUSWIL dinyatakan sah apabila dihadiri lebih dari setengah jumlah anggota AMAN di wilayah yang bersangkutan. Pasal Musyawarah Daerah, disingkat MUSDA, diselenggarakan oleh Pengurus AMANDA sedikitnya sekali dalam 5 (lima) tahun dan berwenang : a. Menyusun Program Kerja AMANDA b. Menilai Pertanggungjawaban BPH AMANDA dan DAMANDA sebagai Pengurus Daerah c. Memilih dan menetapkan anggota-anggota DAMANDA dan Ketua BPH AMANDA d. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang berada dalam batas wewenangnya. 2. Peserta MUSDA adalah anggota AMAN, anggota DAMANDA dan Ketua BPH AMANDA. 3. MUSDA dinyatakan sah apabila dihadiri lebih dari setengah jumlah anggota AMAN di daerah yang bersangkutan. Pasal Rapat Kerja Nasional Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, disingkat RAKERNAS AMAN 2. RAKERNAS AMAN adalah mekanisme pengambilan keputusan organisasi di bawah KMAN yang diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam 2 (dua) tahun. 3. RAKERNAS AMAN diselenggarakan oleh Sekjen AMAN. 4. Peserta RAKER AMAN adalah anggota DAMANNAS, Sekjen AMAN dan utusan dari Pengurus AMANWIL dan Pengurus AMANDA yang sah. 5. RAKER AMAN dilaksanakan antara lain untuk: a. Mengesahkan dan/atau membatalkan keanggotaan AMAN. b. Menjabarkan Garis-Garis Besar Program Kerja (GBPK) menjadi program kerja operasional organisasi. c. Mendengarkan laporan kemajuan penyelenggaraan organisasi oleh Sekjen AMAN dan BPH AMANWIL dan BPH AMANDA d. Membuat rekomendasi-rekomendasi perbaikan atas penyelenggaraan organisasi. e. Menghasilkan keputusan-keputusan strategis lainnya Pasal 30 1) Rapat Kerja Wilayah, disingkat RAKERWIL 2) RAKERWIL adalah mekanisme pengambilan keputusan organisasi di bawah MUSWIL yang diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam 2 (dua) tahun. 3) RAKERWIL diselenggarakan oleh BPH AMANWIL. 4) Peserta RAKERWIL adalah anggota DAMANWIL dan BPH serta utusan BPH AMANDA. 5. RAKERWIL dilaksanakan antara lain untuk:

13 a. Menjabarkan Garis-Garis Besar Program Kerja (GBPK) menjadi program kerja operasional organisasi. b. Mendengarkan laporan kemajuan penyelenggaraan organisasi oleh BPH AMANWIL dan AMANDA. c. Membuat rekomendasi-rekomendasi perbaikan atas penyelenggaraan organisasi. d. Menghasilkan keputusan-keputusan strategis lainnya Pasal 31 1) Rapat Kerja Daerah AMAN, disingkat RAKERDA 2) RAKERDA adalah mekanisme pengambilan keputusan organisasi di bawah MUSDA yang diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam 2 (dua) tahun. 3) RAKERDA diselenggarakan oleh BPH AMANDA. 4) Peserta RAKERDA adalah anggota DAMANDA dan BPH AMANDA serta utusan dari anggota-anggota AMAN di daerah yang bersangkutan. 5) RAKERDA dilaksanakan antara lain untuk: a. Menjabarkan Garis-Garis Besar Program Kerja (GBPK) menjadi program kerja operasional organisasi. b. Mendengarkan laporan kemajuan penyelenggaraan organisasi oleh BPH Tingkat Wilayah dan Tingkat Daerah. c. Membuat rekomendasi-rekomendasi perbaikan atas penyelenggaraan organisasi. d. Menghasilkan keputusan-keputusan strategis lainnya Pasal 32 1) Rapat Pengurus Besar AMAN, disingkat RPB AMAN 2) RPB diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun. 3) Peserta RPB adalah DAMANNAS dan Sekjen AMAN beserta jajarannya 4) RPB diselenggarakan untuk: a. Melakukan evaluasi berkala atas penyelenggaraan organisasi dan pelaksanaan program-program kerja AMAN serta melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan, b. Membuat dan mengeluarkan rekomendasi-rekomendasi kepada seluruh perangkat organisasi AMAN untuk memperbaiki kenerja masing-masing, c. Merumuskan dan mengeluarkan Keputusan Pengurus Besar untuk disampaikan kepada dan laksanakan oleh seluruh perangkat organisasi dan/atau anggota AMAN. d. Merumuskan dan mengeluarkan pernyataan sikap AMAN. e. Mengesahkan anggota AMAN yang baru Pasal 33 1) Rapat Pengurus Wilayah AMAN, disingkat RPW AMAN 2) RPW diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun. 3) Peserta RPW adalah DAMANWIL dan BPH AMANWIL. 4) RPW diselenggarakan untuk: a. Melakukan evaluasi berkala atas penyelenggaraan organisasi dan pelaksanaan

14 program-program kerja AMAN serta melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan, b. Membuat dan mengeluarkan rekomendasi-rekomendasi kepada seluruh perangkat organisasi AMAN untuk memperbaiki kinerja masing-masing, c. Merumuskan dan mengeluarkan Keputusan Pengurus Wilayah untuk disampaikan kepada dan dilaksanakan oleh seluruh perangkat organisasi dan/atau anggota AMAN. d. Merumuskan dan mengeluarkan pernyataan sikap AMAN di tingkat wilayah e. Mengusulkan dan melakukan verifikasi calon anggota baru untuk disampaikan kepada RPB. Pasal 34 1) Rapat Pengurus Daerah AMAN, disingkat RPD AMAN 2) RPD diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun. 3) Peserta RPD adalah DAMANDA dan BPH AMANDA. 4) RPD diselenggarakan untuk: a. Melakukan evaluasi berkala atas penyelenggaraan organisasi dan pelaksanaan program-program kerja AMAN serta melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan, b. Membuat dan mengeluarkan rekomendasi-rekomendasi kepada seluruh perangkat organisasi AMAN untuk memperbaiki kenerja masing-masing, c. Merumuskan dan mengeluarkan Keputusan Pengurus Daerah untuk disampaikan kepada dan dilaksanakan oleh seluruh perangkat organisasi dan/atau anggota AMAN. d. Merumuskan dan mengeluarkan pernyataan sikap AMAN. e. Bagi daerah yang belum memiliki Pengurus Wilayah, RPD dapat melakukan verifikasi dan penetapan calon anggota baru untuk diusulkankan kepada RPB atau Rakernas. BAB X PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 35 Pengambilan keputusan dalam Kongres, Musyawarah dan Rapat-Rapat pada dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat dan apabila ini tidak mungkin maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak. Pendapatan organisasi ini bersumber dari: Iuran anggota. BAB XI PENDAPATAN DAN KEKAYAAN Pasal 36

15 Sumbangan anggota Sumbangan pihak luar yang tidak mengikat Hasil usaha yang sah Kerjasama dengan pihak lain selama tidak bertentangan dengan AD dan ART AMAN Pasal 37 1) Kekayaan yang diperoleh organisasi AMAN dalam bentuk apapun menjadi milik organisasi 2) Yang dimaksud dengan kekayaan organisasi adalah uang tunai, surat-surat berharga, barang yang bergerak dan tidak bergerak. BAB XII SANKSI Pasal 38 1) Setiap pelanggaran terhadap AD, ART dan peraturan-peraturan AMAN lainnya yang sah yang dilakukan oleh kader, anggota dan pengurus AMAN akan dikenakan sanksi organisasi. 2) Sanksi-sanksi dan mekanisme pemberian sanksi diatur dalam ART BAB III PEMBUBARAN DAN ATURAN PERALIHAN Pasal 39 1) Pembubaran organisasi dilakukan oleh KMAN atau KMANLUB dengan pertimbangan bahwa keberadaan organisasi sudah tidak diperlukan lagi yang tata cara pelaksanaannya diatur di dalam ART. 2) Jika dilakukan pembubaran terhadap organisasi maka kekayaan dan aset organisasi AMAN diserahkan kepada organisasi sejenis yang tata cara penyerahannya akan diatur dalam ART Pasal 40 Peraturan-peraturan dan badan-badan yang ada tetap berlaku selama belum diadakan perubahan dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar. Pasal 41 Hal-hal yang belum diatur di dalam AD ini akan diatur di dalam ART dan/atau peraturanperaturan lainnya.

16

Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga Koalisi Perempuan Indonesia untuk Keadilan dan Demokrasi

Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga Koalisi Perempuan Indonesia untuk Keadilan dan Demokrasi Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga Koalisi Perempuan Indonesia untuk Keadilan dan Demokrasi 2011 PEMBUKAAN Organisasi Koalisi Perempuan Indonesia untuk Keadilan dan Demokrasi didirikan pada 18 Mei 1998

Lebih terperinci

PROFIL ORGANISASI. NAMA Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN)

PROFIL ORGANISASI. NAMA Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) NAMA Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) PROFIL ORGANISASI INFORMASI UMUM Alamat : Jln. Tebet Timur Dalam Raya Nomor 11 A, Kel. Tebet Timur, Kec Tebet, Jakarta Selatan, Indonesia. Kode Pos 12820.

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA MUKADIMAH Bahwa para Apoteker Indonesia merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang dianugerahi bekal ilmu pengetahuan dan teknologi serta keahlian di bidang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR MUKADIMAH ANGGARAN DASAR MUKADIMAH Menyadari sepenuhnya bahwa untuk mencapai suatu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, guna mengisi cita-cita Proklamasi Kemerdekaan, pengusaha Indonesia

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA

ANGGARAN DASAR PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA ANGGARAN DASAR PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA TAHUN 2012 MUKADIMAH Bahwa cita-cita luhur untuk membangun dan mewujudkan tatanan masyarakat Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis,

Lebih terperinci

MASTEL MASYARAKAT TELEMATIKA INDONESIA The Indonesian Infocom Society

MASTEL MASYARAKAT TELEMATIKA INDONESIA The Indonesian Infocom Society MASTEL MASYARAKAT TELEMATIKA INDONESIA The Indonesian Infocom Society ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA 2003-2006 ANGGARAN DASAR MASTEL MUKADIMAH Bahwa dengan berkembangnya teknologi, telah terjadi

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN BISNIS INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN BISNIS INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN BISNIS INDONESIA MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Karyawan PT Jurnalindo Aksara Grafika, dengan penuh kesadaran, ikhlas serta didorong oleh semangat berkoperasi

Lebih terperinci

PERUBAHAN DAN PENYEMPURNAAN ANGGARAN DASAR ORGANDA M U K A D I M A H

PERUBAHAN DAN PENYEMPURNAAN ANGGARAN DASAR ORGANDA M U K A D I M A H PERUBAHAN DAN PENYEMPURNAAN ANGGARAN DASAR ORGANDA M U K A D I M A H Bahwa dalam pembangunan nasional yang pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya mahasiswa adalah pemuda-pemudi yang memiliki keyakinan kepada kebenaran dan telah tercerahkan pemikirannya

Lebih terperinci

MASYARAKAT PROFESI PENILAI INDONESIA (MAPPI) ANGGARAN DASAR MUKADIMAH

MASYARAKAT PROFESI PENILAI INDONESIA (MAPPI) ANGGARAN DASAR MUKADIMAH MASYARAKAT PROFESI PENILAI INDONESIA (MAPPI) ANGGARAN DASAR MUKADIMAH Bahwa dalam pembangunan Nasional yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur material dan spritual berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN ARSITEK INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN ARSITEK INDONESIA Edisi 2007, cetakan pertama 2007 Indonesian Institut e of Arc hitects... Member Institute of ARCASIA (Architects Regional Council Asia) National Section of UIA (Union Internationale des Architectes) Founder

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa informasi merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI KEADILAN SEJAHTERA Halaman 1 dari 39 ANGGARAN DASAR PARTAI KEADILAN SEJAHTERA MUKADIMAH Bangsa Indonesia telah menjalani sejarah panjang yang sangat menentukan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) MUKADIMAH ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) MUKADIMAH Dengan rahmat Tuhan yang Maha Esa, Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia sebagai mata rantai dalam jajaran industri pariwisata,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RANCANGAN DRAFT PERUBAHAN ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA KONGRES LUAR BIASA IKATAN NOTARIS INDONESIA BANTEN, 28 MEI 2015

RANCANGAN DRAFT PERUBAHAN ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA KONGRES LUAR BIASA IKATAN NOTARIS INDONESIA BANTEN, 28 MEI 2015 RANCANGAN DRAFT PERUBAHAN ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA KONGRES LUAR BIASA IKATAN NOTARIS INDONESIA BANTEN, 28 MEI 2015 1. Beberapa ketentuan dalam MENIMBANG diubah dan disesuaikan dengan adanya

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN

Lebih terperinci

b. bahwa Badan Usaha Milik Negara mempunyai peranan penting

b. bahwa Badan Usaha Milik Negara mempunyai peranan penting UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Badan Usaha Milik Negara merupakan

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAHAN ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAHAN ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAHAN ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI SATUAN RUMAH SUSUN HUNIAN (PPPSRSH) PALADIAN PARK APARTEMEN MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI SATUAN RUMAH SUSUN HUNIAN (PPPSRSH) PALADIAN PARK APARTEMEN MUKADIMAH ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI SATUAN RUMAH SUSUN HUNIAN (PPPSRSH) PALADIAN PARK APARTEMEN MUKADIMAH Bahwa berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Lebih terperinci

TENTANG PEDOMAN PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN, ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PENGHUNI RUMAH SUSUN

TENTANG PEDOMAN PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN, ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PENGHUNI RUMAH SUSUN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT SELAKU KETUA BADAN KEBIJAKSANAAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN NASIONAL NOMOR : 06/KPTS/BPK4N/1995 TENTANG PEDOMAN PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10.TAHUN 2009... TENTANG KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10.TAHUN 2009... TENTANG KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10.TAHUN 2009... TENTANG KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa keadaan alam, flora, dan fauna, sebagai

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR MUKADIMAH ANGGARAN DASAR MUKADIMAH Bahwa Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 bertujuan mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 (yang dipadukan dengan Perubahan I, II, III & IV) PEMBUKAAN (Preambule) Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ANGGARAN DASAR KONI

DAFTAR ISI ANGGARAN DASAR KONI MUKADIMAH DAFTAR ISI ANGGARAN DASAR KONI BAB I UMUM Bagian Kesatu Nama dan Domisili Pasal 1... 1 Bagian Kedua Tempat dan Waktu Didirikan Pasal 2... 2 Bagian Ketiga Asas dan Dasar Pasal 3... 2 Bagian Keempat

Lebih terperinci

PERATURAN ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA NOMOR : V TAHUN 2010 TENTANG TATA KERJA ORGANISASI

PERATURAN ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA NOMOR : V TAHUN 2010 TENTANG TATA KERJA ORGANISASI PERATURAN ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA NOMOR : V TAHUN 2010 TENTANG TATA KERJA ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA ------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT ADAT

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT ADAT RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT ADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara mengakui

Lebih terperinci