BAB I PENDAHULUAN. atau lebih. Kelumpuhan adalah cacat paling umum dialami oleh penderita stroke.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Undang-undangKesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu keadaan sehat fisik,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang kesehatan, meningkatnya sosial ekonomi dan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup. Di Indonesia jumlah penduduk lanjut usia (lansia) mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB 1 PENDAHULUAN. juga perlu, seperti halnya di Negara berkembang seperti Indonesia banyak orang yang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer &

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

STUDI DESKRIPTIF DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN STROKE DALAM MENJALANI REHABILITASI STROKE DI RSUD BENDAN PEKALONGAN TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab utama kematian ke-enam di seluruh dunia (Nwanko, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

BAB I PENDAHULUAN. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling

BAB I PENDAHULUAN. Sindroma akibat Gangguan Peredaran Darah Otak (GPDO) atau yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sehat dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak di ikuti oleh meningkatnya kesadaran akan kesehatan. Temuan

BAB I PENDAHULUAN. Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah ketidaknormalan fungsi sistem

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. baik di negara maju maupun di negara berkembang. World Health Organization

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI BANGSAL CEMPAKA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Menurut europen

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dengan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. negara-negara dunia diprediksikan akan mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika setiap tahunnya berkisar antara orang dari orang. terbanyak di Asia (Yayasan Stroke Indonesia, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasien stroke terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyebab yang mendasari timbulnya penyakit penyakit tersebut. Mulai dari

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB I PENDAHULUAN. menghisap dan menghembuskannya yang menimbulkan asap dan dapat terhisap oleh

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi secara akut dan kronis. Dikatakan akut apabila penyakit berkembang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi tahun. Dalam hal ini secara demografi struktur umur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada. kelompok umur tahun, yakni mencapai 15,9% dan

BAB I PENDAHULUAN. sumbatan penyempitan dan pecahnya pembuluh darah. killer, diabetes mellitus, obesitas dan berbagai gangguan aliran darah ke otak.

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PERILAKU DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS FUNGSIONAL PASIEN PASCA STROKE DI WILAYAH KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. panjang dengan rata-rata 44 juta kecacatan, dengan memberi dampak emosional

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian. Namun pada kenyataannya, kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sistem simbol (Wilkinson, 2012) keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

BAB 1 PENDAHULUAN. American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta

BAB I PENDAHULUAN. CKD merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia yang berdampak besar pada

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada usia muda atau usia produktif yaitu tahun,

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN STROKE NON HEMORAGIK (SNH) DI RUANG SINDORO RSUD BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. gangguan peredaran darah otak yang tejadi secara mendadak dan. menimbulkan gejala sesuai daerah otak yang terganggu (Bustaman MN,

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. A DENGAN MASALAH UTAMA KARDIOVASKULER : HIPERTENSI KHUSUSNYA NY. S DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke dalam bahasa inggris berarti pukulan. Ada

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA HEMIPARESE SINISTRA POST STROKE NON HAEMORAGIC STADIUM RECOVERY KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke juga merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat.

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan dalam pekerjaan. Perubahan gaya hidup tersebut diantaranya adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merujuk pada istilah medis stroke didefinisikan sebagai gangguan saraf permanen akibat terganggunya peredaran darah ke otak, yang terjadi sekitar 24 jam atau lebih. Kelumpuhan adalah cacat paling umum dialami oleh penderita stroke. Stroke umumnya ditandai dengan cacat pada salah satu sisi tubuh (hemiplegia), jika dampaknya tidak terlalu parah hanya menyebabkan anggota tubuh tersebut menjadi tidak bertenaga atau dalam bahasa medis disebut hemiparasis (Lingga, 2013). Data epidemiologis menunjukan bahwa stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung (WHO, 2008). Stroke merupakan penyakit keenam yang menjadi penyebab kematian di Negara berpenghasilan rendah dan penyebab kematian ke dua di Negara yang berpenghasilan sedang dan tinggi. Di tahun 2008, stroke dan penyakit cerebrovasculer lainya menyebabkan 6,2 juta orang di dunia meninggal (WHO, 2008), sehingga stroke merupakan masalah utama di Negara maju dan berkembang serta penyebab utama kecacatan pada orang dewasa. Stroke juga menimbulkan dampak yang besar dari segi sosial dan ekonomi, karena biaya pengobatan yang relatif mahal dan akibat kecacatan yang ditimbulkan pada pasien pasca stroke sehingga berkurangnya kemampuan untuk bekerja seperti semula. 1

Berdasarkan data yang dirilis oleh Yayasan Stroke Indonesia dinyatakan bahwa kasus stroke di Indonesia menunjukkan kecenderungan terus meningkat dari tahun ke tahun. Setelah tahun 2000 kasus stroke yang terdeteksi terus melonjak. Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena serangan stroke, sekitar 2,5 % atau 125.000 orang meninggal, dan sisanya cacat ringan maupun berat. Secara umum dapat dikatakan angka kejadian stroke adalah 200 per 100.000 penduduk. Dalam satu tahun di antara 100.000 penduduk, maka 200 orang akan menderita stroke dengan kejadian stroke iskemik sekitar 80% dan stroke hemoragik hanya sekitar 20% dari seluruh total kasus stroke. Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan oleh Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), masalah stroke semakin penting dan mendesak karena kini jumlah penderita stroke di Indonesia terbanyak dan menduduki urutan pertama di Asia. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo bahwa pada tahun 2012 jumlah penderita stroke dengan kasus baru sebanyak 171 orang pada kunjungan pertama, angka ini meningkat dari kasus pada tahun 2011 yakni 165 orang. Angka kematian yang disebabkan stroke berjumlah 115 orang. Pada tahun 2013 berjumlah 301 orang dengan angka kematian berjumlah 282 orang (Dikes Provinsi Gorontalo, 2013). Berdasarkan data medical record di RSUD. Prof. Dr. H. Aloe Saboe bahwa jumlah penderita stroke dalam kurun waktu 2011-2013 sebanyak 1.574 orang yakni pada tahun 2011 sebanyak 580 orang, tahun 2012 sebanyak 594 orang, tahun 2013 sebanyak 407 orang (Medikal Record, 2013).

Gejala serangan stroke bergantung pada wilayah otak mana yang mengalami sumbatan atau pecah pembuluh darah (Waluyo, Srikandi, 2009). Pada stroke yang umum terjadi muncul gejala gangguan pergerakan anggota gerak sesisi tubuh, seperti diawali dengan kesemutan, rasa kebas, lemah sesisi tubuh dan gerakan mulai tidak tangkas, menjadi kagok waktu menyisir rambut, sulit memasukkan kaki ke sandal jepit, atau tulisan makin buruk dibutuhkan upaya perawatan stroke seperti upaya rehabilitasi. Rehabilitasi adalah suatu program yang disusun untuk memberi kemampuan kepada penderita yang mengalami disabilitas fisik dan atau penyakit kronis, agar mereka dapat hidup atau bekerja sepenuhnya sesuai dengan kapasitasnya (Harsono, dalam Maliya 2008). Hal ini juga bertujuan untuk membantu korban memahami dan beradaptasi dengan kesulitan, mencegah komplikasi sekunder dan mendidik keluarga untuk memainkan peran pendukung. Menurut Dourman (2013) pada rehabiitasi stroke pasien akan belajar mmenggunakan anggota tubuh yang terkena stroke yang seringkali anggota tubuh ini jarang digunakan atau tidak digunakan sama sekali oleh pasien, sedangkan fisioterapi mengevaluasi apakah anggota tubuh yang terkena stroke tersebut fungsinya sama dengan kondisi sebelum stroke. Jika tidak maka fisioterapi akan mengajarkan bagaimana mengoptimalkan anggota tubuh sisi yang terkena. Dalam pelaksanaan rehabilitasi pasien stroke sangat diperlukan peran keluarga karena keluarga pasien yang bisa mendampingi pasien saat melakukan rehabilitasi dan saat pasien berada di rumah. Hal ini sejalan dengan tugas keluarga di bidang kesehatan menurut Suprajitno (2004) sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan

yakni (1) Mengenal masalah kesehatan keluarga, (2) Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga, (3) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan, (4) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga dan (5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga. Sejalan dengan peran keluarga dalam bidang kesehatan maka keluarga harus memiliki pengetahuan untuk merawat dan membantu pasien stroke mengikuti program rehabilitasi. Selain itu keluarga juga harus bersikap baik kepada pasien stroke seperti membantu pasien stroke untuk melakukan aktivitas makan dan minum, membantu pasien stroke untuk melakukan gerak seperti berpakaian, membantu pasien melakukan gerakan tubuh agar tidak merasakan nyeri pada lengan dan tungkai sisi lemah serta memberikan hiburan dan berkomunikasi dengan pasien. Melalui peran keluarga yang ditunjang oleh pengetahuan dan sikap keluarga untuk membantu pelaksanaan rehabilitasi maka pasien stroke bisa mengurangi beban yang dialami. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Festy (2009) menunjukkan bahwa stroke merupakan kerusakan jaringan otak yang disebabkan karena terhentinya suplai darah secara tiba-tiba sehingga pasien mengalami kelumpuhan dalam jangka waktu lama. Dalam kondisi ini dikatakan bahwa dibutuhkan peran keluarga untuk membantu pelaksanaan rehabilitasi medik. Sedangkan dari hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Yuniarsih (2010) dikatakan bahwa peran keluarga dalam merawat pasien stroke meliputi penyesuaian pemenuhan kebutuhan dasar caregiver keluarga, penyesuaian fungsi keluarga, perubahan kemampuan merawat akibat keterbatasan fisik, beban psikologis dan menurunnya aktivitas spiritual, penyesuaian pemenuhan

kebutuhan dasar pasien, perencanaan pulang yang dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Berdasarkan uraian di atas, peneliti telah melakukan pengambilan data tentang pasien yang melakukan fisioterapi di ruang rehabilitasi medik RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Dari data medical record diketahui bahwa jumlah pasien pada tahun 2013 yang melakukan datang ke bagian fisioterapi berjumlah 2.296 pasien dan yang melakukan rehabilitasi medik berjumlah 379 orang. Sedangkan pada kurun waktu tiga bulan terakhir yakni bulan oktober tahun 2013 berjumlah 52 pasien, bulan november tahun 2013 berjumlah 32 pasien dan pada bulan desember 2013 berjumlah 31 pasien (Medical Record RSUD Aloei Saboe Kota Gorontalo, 2013). Seiring dengan data yang diperoleh dari medical record, peneliti juga melakukan wawancara dengan keluarga pasien pasca stroke yang berkunjung dan berobat di ruang Fisioterapi RSUD.Prof. Dr. H. Aloe Saboe Kota Gorontalo tanggal 19 februari 2014 yang mengatakan bahwa pihak keluarga kurang memiliki pengetahuan tentang pelaksanaan rehabilitasi medic di ruangan fisioterapi. Akibat dari rendahnya pengetahuan keluarga sehingga nampak sikap keluarga untuk membantu pasien stroke saat pelaksanaan rehabilitasi kurang optimal karena pasien cenderung dibantu oleh petugas rehabilitasi dibandingkan keluarga seperti saat akan berjalan untuk pemeriksaan, buang air kecil dan mengajarkan untuk menggerakkan anggota tubuh, padahal untuk kegiatan ini pihak keluarga bisa membantu pasien. Selain itu diketahui pula bahwa keluarga kurang memberikan dukungan kepada pasien untuk melakukan rehabilitasi tepat waktu.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti akan melakukan penelitian lebih lanjut yang berjudul Gambaran Pengetahuan dan Sikap Keluarga Tentang Pelaksanaan Rehabilitasi Medik di Ruang Fisioterapi RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo 1.2 Identifikasi masalah Dari hasil wawancara yang dilakukan pada beberapa keluarga pasien pasca stroke yang berkunjung dan berobat di ruang fisioterapi RSUD.Prof. Dr. H. Aloe saboe Kota Gorontalo tanggal 19 februari 2014 di dapatkan keluarga pertama yang dilakukan wawancara yakni kurangnya pengtahuan dari keluarga tersebut yang di tandai dengan ketidaktahuannya tujuan dan manfaat rehabilitasi medic di ruangan fisioterapi serta hasil wawancara pada keluarga kedua kurangnya sikap dari keuarga tersebut yang ditandai dengan tidakadanya dukungan yang serius pada pasien untuk berobat dan melakukan atau melakukan rehabilitasi secara teratur dan rutin. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Bagamana Pengetahuan dan Sikap Keluarga Tentang Pelaksanaan Rehabilitasi Medik di Ruang Fisioterapi RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Tujuan Umum Penelitian ini betujuan untuk mendeskripsikan pengetahuan dan sikap keluarga tentang pelaksanaan rehabilitasi medik di ruang Fisioterapi RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. 1.4.2 Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan pengetahuan keluarga tentang pelaksanaan rehabilitasi medik di ruang Fisioterapi RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. b. Mendeskripsikan sikap keluarga tentang pelaksanaan rehabilitasi medik di ruang Fisioterapi RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama bidang kesehatan khususnya yang berkaitan dengan pengetahuan dan sikap keluarga pada pasien yang akan melakukan rehabilitasi medic. 1.5.2 Manfaat Praktis a. Bagi dunia keperawatan, hasil penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan sikap keluarga pasien pasca stroke yang akan melakukan rehabilitasi medic. b. Bagi Dinas Kesehatan, yakni sebagai bahan masukan sehingga dapat mengadakan sosialisasi penyakit stroke terutama peneliti lain, yakni dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

c. Bagi pasien, yakni dapat membantu pasien untuk melakukan rehabilitasi medik di ruang fisioterapi RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. d. Bagi peneliti, yakni dapat menambah wawasan pengetahuan dan dapat memahami pengetahuan dan sikap keluarga pasien pasca stroke tentang pelaksanaan rehabilitasi medic.