Peta Kompetensi Hukum Dagang dan Kepailitan /HKUM4207/4 sks

dokumen-dokumen yang mirip
SATUAN ACARA PERKULIAHAN DAN SILABUS MATA KULIAH HUKUM BISNIS JURUSAN AKUNTANSI STIE SEBELAS APRIL SUMEDANG

BAB I PENDAHULUAN. mengenai segala jenis usaha dan bentuk usaha. Rumusan pengertian

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERSEKUTUAN PERDATA, PERSEKUTUAN FIRMA, DAN PERSEKUTUAN KOMANDITER

Definisi Hukum Dagang. Sejarah Hk Dagang. Kesimpulannya adalah: 9/16/2014. Hk Dagang yg kita pelajari adalah:

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, kegiatan ini memegang peranan penting bagi kehidupan bank. umum di Indonesia khususnya dan di negara lain pada umumnya.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, salah satu

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 ) DAN HUKUM KETENAGAKERJAAN

Hukum Perdata. Rahmad Hendra

1. Perbedaan PIH dan PHI 2. Hukum dalam masyarakat 3. Pengetian dasar sistem hukum 4. Sumber Hukum 5. Klasifikasi/Pembedaan Hukum 6.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN. TENTANG PERSEKUTUAN PERDATA, PERSEKUTUAN FIRMA, DAN PERSEKUTUAN KOMANDITER

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian menyebar ke bagian Asean lainnya termasuk Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MAS ALAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Gejolak ekonomi di Negara Republik Indonesia yang ditandai dengan

xii Peta Kompetensi Pengembangan Pegawai/ADPG4342/4 sks

BAB II PENGERTIAN PERJANJIAN PADA UMUMNYA. Manusia dalam hidupnya selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan atau

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah perkembangan kehidupan, manusia pada zaman apapun

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 8TAHUN 2010 TANGGAL : 6 SEPTEMBER 2010 TENTANG : TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

HUKUM PERDATA ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI, ANISAH SE.,MM.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TINJAUAN MATA KULIAH...

perkembangan investasi di Indonesia, baik investasi dalam negeri maupun investasi asing, termasuk investasi oleh ekonomi rakyat. Sementara itu, pada

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA)

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERBUATAN-PERBUATAN PENDIRI SEBELUM PERSEROAN MEMPEROLEH PENGESAHAN BADAN HUKUM Oleh: Adem Panggabean BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Komanditer atau sering disebut dengan CV (Commanditaire. pelepas uang (Geldschieter), dan diatur dalam Kitab Undang-Undang

BAB II KONTRAK PENGADAAN BARANG. A. Pengertian Kontrak Menurut KUHPerdata Didalam perundang-undangan tidak disebutkan secara tegas pengertian

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD/Wetboek van Koophandel/WvK)

Kompetensi Umum Mata Kuliah Kompetensi Khusus Mata Kuliah

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN (ASEAN Economic Community) juga sudah di depan mata. Sorotan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komponen pelaku untuk mencapai tujuan pembangunan itu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana, dalam hal ini bank

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Pendapat Umum, yang dimaksud dengan Hukum adalah:

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

BAB IV. Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), tepatnya pada Pasal 24 ayat (2) dinyatakan bahwa Pengadilan Agama merupakan salah satu lingkungan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. Namun di Indonesia hukum yang diterapkan adalah hukum secara terlulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

Modul 8 Sistem Pemidanaan. Modul 6 Melawan Hukum. Modul 3 Perbuatan Pidana

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi yang melanda dunia usaha dewasa ini telah menimbulkan banyak

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG USAHA PERSEORANGAN DAN BADAN USAHA BUKAN BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (1)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata tinjauan berasal dari kata tinjau yang berarti melihat, menjenguk, memeriksa,

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB VIII KEPAILITAN. Latar Belakang Masalah

Sosialisasi Rancangan Undang-undang Tentang Persekutuan Perdata, Persekutuan Firma dan Persekutuan Komanditer

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan, UU Nomor 10 Tahun 1998, LN No. 182 Tahun 1998, TLN No. 3790, Psl. 1 angka 11.

1905:217 juncto Staatsblad 1906:348) sebagian besar materinya tidak

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN KOPERASI. Perikatan-Perikatan yang dilahirkan dari Kontrak atau Perjanjian,

BAB II SEGI HUKUM MENGENAI JAMINAN FIDUSIA

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa sehingga mengakibatkan banyak sekali debitor tidak mampu membayar utangutangnya.

BAB I PENDAHULUAN. akan disebut dengan UUJNP, sedangkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 28 TAHUN 2006

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pengantar Hukum Dagang. Copyright by dhoni yusra

Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. suatu barang maupun jasa agar menghasilkan keuntungan.

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

Selamat belajar dan sukses selalu!

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERITAS WIRARAJA SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Indonesia pada umumnya. tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan pelaku-pelaku

BAB I PENDAHULUAN. meminjam maupun utang piutang. Salah satu kewajiban dari debitur adalah

BUPATI BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. Istilah Hukum Perdata

BAB I PENDAHULUAN. A. Pendahuluan. kemiskinan di Indonesia masih di atas rata-rata. Kondisi ini semakin parah setelah

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS FORMULIR KONTRAK PERKULIAHAN PROGRAM STUDI DIII PERPAJAKAN

Lembaran Daerah Kota Depok Tahun 2002 Nomor 09 Seri B Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 06 Tahun 2002 Tentang Wajib Daftar Perusahaan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2010 NOMOR : 4 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR TANAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA INDUSTRI

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN. Istilah hukum jaminan merupakan terjemahan dari security of law,

Pertemuan ke-3 Pembentukkan UUPA dan Pembangunan Hukum Tanah Nasional. Dr. Suryanti T. Arief SH.,MKn.,MBA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MANOKWARI,

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

BENTUK-BENTUK PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG

A. Latar Belakang Masalah

07/11/2016 SYARAT DALAM CESSIE. Pengalihan Hak dalam Kontrak (cessie) & Pengalihan Kewajiban (delegasi) CESSIE

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Prof. H.T. Syamsul Bahri, SH H. Syahril Sofyan, SH, MKn

Transkripsi:

xi D Tinjauan Mata Kuliah alam pergaulan masyarakat, terdapat hubungan orang dengan orang sebagai subjek hukum yang merupakan pengemban hak dan kewajiban. Hubungan tersebut merupakan hubungan hukum yang disebut perikatan. Ikatan tersebut biasanya timbul dari perjanjian di mana hal tersebut merupakan bagian dari Hukum Perdata. R. Soekardono 1 dalam bukunya, mendefinisikan Hukum Perdata sebagai: Hukum yang mengatur saling hubungan pribadi antara manusia dan manusia sebagai subyek hukum karena bersamaan hidup dalam suatu masyarakat, misalnya barang yang dibawa pihak perempuan dalam perkawinan, jual beli, pegadaian sawah dsb. Tetapi hubungan pribadi tsb, terdapat antara subyek hukum saja. Jadi, hubungan perdata itu mengatur hubungan yang menitikberatkan pada kepentingan pribadi, bukan kepentingan umum dalam arti publik yang bersifat memaksa. Ikatan bubungan perdata yang bersumber dari perjanjian secara umum di Indonesia diatur dalam Burgerlijk Wetboek (diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Selanjutnya, dalam modul ini disebut sebagai KUHPerdata ). 2 Peraturan tersebut adalah peraturan yang diterapkan di Belanda sejak tahun 1848, yang diberlakukan di Hindia Belanda atas dasar asas konkordansi. 3 Pada saat Indonesia merdeka, KUHPerdata masih tetap digunakan sebagai sumber Hukum Perdata dengan dasar Pasal II Aturan Peralihan Undang Undang Dasar 1945, 4 dan masih berlaku sampai saat ini. Perjanjian umum diatur dalam buku III KUHPerdata 1 2 3 4 Soekardono, Hukum Dagang Indonesia, Jilid I, Cet. Ke-6, (Tempat terbit tidak diketahui:dian Rakjat, 1977), hal. 1. Hindia Belanda, Burgerlijk Wetboek 1847, Staatsblad 1847-23, 30 April 1847. Hindia Belanda, Indische Staatsregeling 1925, Staatsblad 1925-415, Pasal 131 ayat (2). Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945, Pasal II Aturan Peralihan berbunyi: Segala Badan Negara dan Peraturan yang ada masih langsung berlaku selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini. Setelah perubahan ke-4 UUD 1945 pada tahun 2002, Pasal II Aturan Peralihan ini diganti dengan ketentuan Pasal I Aturan Peralihan dengan rumusan, Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini.

xii tentang perikatan. Perjanjian sebagaimana diatur dalam buku III tersebut disebut perjanjian umum karena perjanjian tersebut biasa untuk perjanjian pada umumnya, yaitu baik untuk konsumsi sendiri maupun keperluan bersama-sama lainnya. Di sisi lain ada hubungan perdata yang bersumber dari perjanjian yang tujuan khususnya mencari laba yang dilakukan oleh pedagang. Pedagang adalah orang yang mencari nafkah dengan berdagang. 5 Definisi lain dari pedagang diberikan oleh Pasal 2 KUHD: Pedagangpedagang adalah mereka yang menjalankan perbuatan-perbuatan perniagaan sebagai pekerjaannya biasa sehari-hari. Dalam Pasal 3 KUHD, perbuatanperbuatan perniagaan ialah pada umumnya pembelian barang-barang untuk dijual lagi; baik secara banyak, maupun secara sedikit; baik secara mentah atau kasar, maupun setelah dikerjakan ataupun hanya untuk disewakan pemakaiannya. 6 Hubungan-hubungan perdata ini diatur dalam pasal-pasal Wetboek van Koophandel (diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai Kitab Undang-undang Hukum Dagang. Selanjutnya, dalam modul ini disebut sebagai KUHD ). 7 Perjanjian-perjanjian yang diatur dalam KUHD disebut perjanjian khusus. Perjanjian khusus tersebut untuk membentuk berbagai jenis usaha perniagaan yang tujuannya mencari laba, yang diperlukan untuk menjalankan perdagangan secara perusahaan. Kegiatan ini ada yang dilakukan sebagai kegiatan pekerjaan, yaitu yang didasarkan pada keahlian dan ada pula yang dilakukan sebagai kegiatan perusahaan yaitu kegiatan yang tujuannya mencari laba, sehingga kegiatan perusahaan itu diwajibkan oleh Undang-undang untuk membuat catatan dan pembukuan. Catatan dan pembukuan diwajibkan untuk ditandatangani dan disimpan yang dapat dijadikan alat bukti serta menjadi rahasia dagang yang hanya boleh dibuka oleh pejabat yang berwenang. Kegiatan atau perbuatan perusahaan yang tujuannya mencari nilai tambah, maka orang yang melakukan perbuatan perusahaan diwajibkan untuk 5 6 7 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka: Jakarta, 2001), hal. 229. Definisi lain diberikan dalam Pasal 2 KUHD. Ketentuan Pasal 2 sampai dengan 5 KUHD telah dihapus melalui S. 1938/276, tanggal 17 Juli 1938. Hindia Belanda, Wetboek van Koophandel 1847, Staatsblad 1847-23, 30 April 1847. Ketentuan pasal-pasal tersebut adalah terjemahan bebas dalam bahasa Indonesia atas KUHD yang ditulis dalam bahasa Belanda. Terjemahan bebas tersebut diberikan oleh Prof. R. Soekardono, SH.

xiii di daftar di kantor tertentu sehingga keabsahannya terjamin, artinya sukar disalahgunakan dan akan selalu terpantau kegiatannya. Tujuannya adalah untuk melindungi perusahaan itu sendiri maupun pihak ketiga yang berkaitan dan melakukan hubungan hukum dengan perusahaan. Salah satu bentuk kegiatan perusahaan adalah Perusahaan Dagang, yaitu bentuk perusahaan perseorangan yang telah diterima oleh masyarakat dagang Indonesia, tetapi secara resmi penyebutan namanya belum dikukuhkan. Bentuk ini bukan badan hukum dan tidak termasuk persekutuan atau perkumpulan, tetapi termasuk dalam lingkungan Hukum Dagang, sebab perusahaan dagang itu dibentuk dalam suasana Hukum Perdata dan menjalankan perusahaan, sehingga dari badan ini timbul perikatan-perikatan keperdataan. Perusahaan dagang ini dibentuk atas dasar kehendak seorang pengusaha yang mempunyai cukup modal untuk berusaha dalam bidang perusahaan, di mana dia sudah merasa cukup punya keahlian. Sebagai seorang pengusaha perusahaan dagang, dia tidak bisa mengharapkan keahlian dari orang lain, sebab baik pengusaha maupun manajernya adalah dia sendiri. Jika modalnya kecil, dia bekerja sendirian, tetapi jika modalnya cukup besar dan lapangan usahanya makin besar, dia mempergunakan beberapa buruh sebagai pembantunnya. Keahlian, teknologi dan manajemen dilakukan oleh pengusaha seorang diri. Begitu juga untung rugi sepenuhnya menjadi beban pengusaha tersebut sendiri. Makin pesatnya perkembangan kegiatan perdagangan atau perkembangan di bidang perekonomian, maka semakin banyak permasalahan utang-piutang yang timbul. Sebab, untuk memperbesar perusahaan diperlukan penambahan modal, makin lama makin besar, yang dapat diperoleh dengan meminjam uang atau mengambil kredit pada bank atau pada kreditur-kreditur lain. Keadaan demikian itu tidak menjadi masalah sehubungan dengan pembayaran utang/pinjaman jika keadaan perekonomian negara dalam kondisi normal/stabil. Akan berbeda halnya apabila keadaan perekonomian negara mengalami krisis moneter, hal itu akan memberikan dampak dalam penyelesaian utang-piutang perusahaan. Jika terjadi kesulitan pembayaran utang, maka terjadilah kredit macet; yaitu kondisi saat suatu perusahaan yang dalam keadaan berhenti membayar utang-utangnya atas keputusan hakim dapat dinyatakan Pailit. 8 8 Pembahasan mengenai Kepailitan dapat dibaca dalam Modul 11.

xiv Untuk melihat unsur-unsur kegiatan perusahaan yang harus dipenuhi dan macam-macam kegiatan perusahaan, baik yang diatur dalam KUHD maupun di luar KUHD, maka ditulislah modul ini dengan judul HUKUM DAGANG DAN KEPAILITAN. Modul ini membahas tentang Pengertian Hukum Dagang dan Kepailitan, Sejarah Hukum Dagang dan Kepailitan, Perusahaan (meliputi Rahasia Dagang/Pembukuan, Pembantu Perusahaan, Nama Perusahaan), Persekutuan Perdata, Perbuatan Melawan Hukum (Larangan praktek monopoli), Hak Cipta, Hak Milik Industri, Surat Berharga, Hukum Asuransi, Hukum Pengangkutan, Penyehatan Perusahaan, dan Kepailitan. Tujuan disusunnya modul ini adalah memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang Hukum Dagang dan Kepailitan agar mahasiswa mampu menjelaskan serta merumuskan Hukum Dagang dan kepailitan serta aspekaspeknya, yang akhirnya mampu menganalisis dan memecahkan masalah kegiatan perusahaan dalam kaitan dengan pihak ketiga. Bobot mata kuliah ini adalah empat (4) Satuan Kredit Semester dan terbagi ke dalam dua belas modul. Materi mata kuliah Hukum Dagang dan Kepailitan dan kompetensi yang diharapkan akan dicapai mahasiswa setelah mempelajari modul ini, dapat dibaca dalam bagan di bawah ini.

Peta Kompetensi Hukum Dagang dan Kepailitan /HKUM4207/4 sks xv

xvi Agar mahasiswa mudah mengerti dan memahami modul ini, disarankan mahasiswa tidak hanya menghafal tetapi juga memahami materi, dengan cara 1. Memahami unsur-unsur, maupun bagian-bagian dari topik maupun pernyataan yang ada dan unsur-unsur yang terkait di dalamnya. 2. Mencatat unsur-unsur yang terkait untuk kemudian dipahami dan disusun kalimat sendiri. 3. Mencari isu atau permasalahan yang terjadi dalam perjanjian di bidang kegiatan perusahaan misalnya asuransi, pengangkutan, hak cipta, hak merek, surat berharga, praktek monopoli, kepailitan dan penyehatan perusahaan dan dibahas berdasarkan teori dan asas-asas hukumnya, serta dilakukan dalam diskusi kelompok. Selamat Belajar Semoga Sukses!