E-Journal Keperawatan (EKP) Volome 4 Nomor 1, Februari 2016

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RSJD DR.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas dari penyakit atau. mengendalikan stres yang terjadi sehari-hari.

Nur Gutanto 1, Sri Hendarsih 2, Christin Wiyani 3 INTISARI

PENGARUH TINDAKAN GENERALIS HALUSINASI TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RS JIWA GRHASIA PEMDA DIY NASKAH PUBLIKASI

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) (2009) memperkirakan 450 juta. orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PASIEN ISOLASI SOSIAL DI RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA YOGYAKARTA

PENGARUH MENGHARDIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HALUSINASI DENGAR PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJD DR. AMINOGONDOHUTOMO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

BAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan yang

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI-SENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PADA

Muzayyin 1, Abdul Wakhid 2, Tri Susilo 3 AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO UNGARAN ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok atau masyarakat yang dapat dipengaruhi oleh terpenuhinya kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI PADA KLIEN MENARIK DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROPINSI NTB

PENGARUH PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan disability (ketidakmampuan) (Maramis, 1994 dalam Suryani,

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

BAB I PENDAHULUAN. perilaku, dan sosialisasi dengan orang sekitar (World Health Organization,

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk

NASKAH PUBLIKASI GUSRINI RUBIYANTI NIM I PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI PADA KLIEN MENARIK DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROPINSI NTB

PENGARUH ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY TERHADAP GEJALA DAN KEMAMPUAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN KUALITAS HIDUP KLIEN SKIZOFRENIA DI KLINIK KEPERAWATAN RSJ GRHASIA DIY

BAB I PENDAHULUAN. ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut undang undang Kesehatan Jiwa Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa dapat dilakukan perorangan, lingkungan keluarga, lingkungan

dicintai, putusnya hubungan sosial, pengangguran, masalah dalam pernikahan,

BAB I PENDAHULUAN. juga menimbulkan dampak negatif terutama dalam lingkungan sosial. Gangguan jiwa menjadi masalah serius di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Maka secara analogi kesehatan jiwa pun bukan hanya sekedar bebas dari

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada

PENGARUH TERAPI OKUPASI TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI PADA PASIEN ISOLASI SOSIALDI RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsional berupa gangguan mental berulang yang ditandai dengan gejala-gejala

Rakhma Nora Ika Susiana *) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG GASTRITIS TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN GASTRITIS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 7 MANADO

PENGARUH TERAPI MUSIK POPULER TERHADAP TINGKAT DEPRESI PASIEN ISOLASI SOSIAL DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN PADA Tn. E DI RUANG P8 WISMA ANTAREJA RSJ Prof. dr.

PENGARUH PELATIHAN KADER TERHADAP KEMAMPUAN KADER MELAKUKAN PERAWATAN PASIEN GANGGUAN JIWA DIRUMAH

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

Arifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITAS SESI I-III TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PADA KLIEN HALUSINASI DI RSJD Dr.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA HARGA DIRI RENDAH YANG RAWAT INAP DI RSKD PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

/BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat. Kondisi kritis ini membawa dampak terhadap peningkatan kualitas

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa yang terjadi di Era Globalisasi dan persaingan bebas

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa ditemukan disemua lapisan masyarakat, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi bidang ekonomi, teknologi, politik dan budaya serta bidang-bidang lain

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

PENGARUH ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY TERHADAP GEJALA DAN KEMAMPUAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam segi kehidupan manusia. Setiap perubahan situasi kehidupan individu

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. J DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SUMBADRA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir

Novita Pinedendi Julia Villy Rottie Ferdinand Wowiling

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, merasa gagal

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. (Stuart, 2007).

Penelitian Keperawatan Jiwa

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

BAB I PENDAHULUAN. adanya tekanan fisik dan psikologis, baik secara internal maupun eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan meningkatnya penderita gangguan jiwa. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat

RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2005). Kesehatan terdiri dari kesehatan jasmani (fisik) dan

PENGARUH AKTIVITAS TERJADWAL TERHADAP TERJADINYA HALUSINASI DI RSJ DR AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

*Fakultas Kesehatan Mayarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. sisiokultural. Dalam konsep stress-adaptasi penyebab perilaku maladaptif

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa yang terjadi di Era Globalisasi dan persaingan bebas

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Pandeirot *, Istri**, Setyawan** Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan William Booth Surabaya ABSTRAK

Pandeirot *, Luluk Maulidah** Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan William Booth Jln. Cimanuk 20 Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. menghambat pembangunan karena mereka tidak produktif. terhadap diri sendiri, tumbuh, berkembang, memiliki aktualisasi diri,

BAB I PENDAHULUAN. muncul dalam masyarakat, diantaranya disebabkan oleh faktor politik, sosial

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN SOSIALISASI PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL DI RUMAH SAKIT GHRASIA PROVINSI DIY

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR

Transkripsi:

PENGARUH LATIHAN KETERAMPILAN SOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RSJ Prof. Dr. V. L. RATUMBUYSANG MANADO Eyvin Berhimpong Sefty Rompas Michael Karundeng Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Email : eyvinberhimpong@yahoo.com Abstract : Socialization skilss training are given to patients with impaired social isolation to practice their skills in relationships with others and the environment optimally that have aims to teach the patients ability to interact with others. The aim of this research is is to know the effect of socialization skills training to the interaction of social pateints ability. This research method is using the design / pre-experimental study design one group pre test post test. The results is using wilcoxon signed rank test with significant value is 0,000 or less than the significant value of 0,05 (0,00 < 0, 005). Conclusion from the results of this research showed that there is an influence of socialization skills training to interaction capability of social isolation patient in Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado. Suggestions socialization skills training can be used as one of the independent actions of nurses in improving the quality of health services to the interaction capability of social isolation patient. Keywords : Socialization Skills Training, Ability Interact, Social Isolation Abstrak : Latihan keterampilan sosialisasi diberikan pada pasien dengan gangguan isolasi sosial untuk melatih keterampilan dalam menjalin hubungan dengan orang lain dan lingkungan secara optimal bertujuan untuk mengajarkan kemampuan berinteraksi seseorang dengan orang lain. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh latihan keterampilan sosialisasi terhadap kemampuan berinteraksi klien isolasi sosial. Metode penelitian ini menggunakan rancangan/desain penelitian pra eksperimental one group pre test post test, Sampel dengan teknik pengambilan sampel total sampling 30 responden. Hasil penelitian dengan menggunakan uji wilcoxon signed rank testdengan nilai signifikan adalah 0,000 atau lebih kecil dari nilai signfikan 0,05 (0,00 < 0,05). Kesimpulan hasil penelitian ini menunjukan adanya pengaruh latihan keterampilan sosialisasi terhadap kemampuan berinteraksi klien isolasi sosial di Rumah Sakit Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado. Saran latihan keterampilan sosialisasi dapat dijadikan sebagai salah satu tindakan mandiri perawat dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap kemampuan berinteraksi klien isolasi sosial. Kata kunci : Latihan keterampilan sosialisasi, kemampuan berinteraksi, isolasi sosial 1

PENDAHULUAN Dewasa ini kesehatan jiwa menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan memprihatinkan. Menurut World Health Organization WHO dikutip dalam Iyus,Sutini, 2014 Kesehatan jiwa bukan hanya tidak ada gangguan jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik yang positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan pribadinnya. WHO (2013) menyatakan lebih dari 450 juta orang dewasa secara global diperkirakan mengalami gangguan jiwa. Dari jumlah itu hanya kurang dari separuh yang bisa mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan. Menurut data kementerian Kesehatan tahun 2013 jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia lebih dari 28 juta orang dengan kategori gangguan jiwa ringan 14,3% dan 17% atau 1000 orang menderita gangguan jiwa berat. Di banding rasio dunia yang hanya satu permil, masyarakat Indonesia yang telah mengalami gangguan jiwa ringan sampai berat telah mencapai 18,5% (Depkes RI, 2009). Kemunduran fungsi sosial dialami seseorang di dalam diagnosa keperawatan jiwa disebut isolasi sosial. Isolasi sosial merupakan keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya (Yosep,Sutini, 2014). Pasien dengan isolasi sosial mengalami gangguan dalam berinteraksi dan mengalami perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, lebih menyukai berdiam diri, dan menghindar dari orang lain. Manusia merupakan makhluk sosial yang tak lepas dari sebuah keadaan yang bernama interaksi dan senantiasa melakukan hubungan dan pengaruh timbal balik dengan manusia yang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mempertahankan kehidupannya. Dalam mengatasi masalah gangguan interaksi pada pasien gangguan jiwa khususnya pasien isolasi sosial dapat dilakukan upaya upaya tindakan keperawatan bertujuan untuk melatih klien melakukan interkasi sosial sehingga klien merasa nyaman ketika berhubungan dengan 2 orang lain. Salah satu tidakan keperawatan tersebut yang termasuk kelompok terapi psikososial adalah social skills training(sst). Latihan ketrampilan sosial atau yang sering disebut dengan SST(Social Skill Training)diberikan pada pasien dengan gangguan isolasi sosial untuk melatih keterampilan dalam menjalin hubungan dengan orang lain dan lingkungannya secara optimalbertujuan untuk mengajarkan kemampuan berinteraksi seseorang dengan orang lain. Dari data rekam medik di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado, jumlah pasien skizofrenia sebanyak 129 orang dan pasien isolasi sosial yang dirawat sampai pada bulan September 2015 sebanyak 34 Jiwa. Berdasarkan pemaparan diatas, penulis merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Latihan Keterampilan Sosialisasi Terhadap Kemampuan Berinteraksi Klien Isolasi Sosial di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan/desain penelitianpra eksperimental one group pre test post test.populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien isolasi sosial yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado yang berjumlah 30 orang.teknik pengambilan sampel adalah total populasi yaitu mengambil keseluruhan populasi untuk dijadikan sampel. Sampel pada penelitian ini adalah 30 sampel pasien isolasi sosial. HASIL dan PEMBAHASAN Tabel 1. Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin n % Laki-Laki Perempuan 17 13 56,7 43,3

Tabel 2.Distribusi Berdasarkan Umur Responden Umur n % <40 Tahun >41 Tahun 13 17 43,3 56,7 Tabel 3.Distribusi Berdasarkan Lama Rawat Responden Lama Rawat n % < 10 Tahun >11 Tahun 25 5 83,3 16,7 Tabel 4. Distribusi Berdasarkan Kemampuan Berinteraksi Sebelum Latihan Keterampilan Sosialisasi Kemampuan Berinteraksi n % Tidak Mampu Mampu 27 3 90,0 30,0 Tabel 5.Distribusi Berdasarkan Kemampuan Berinteraksi Setelah Latihan Keterampilan Sosialisasi Kemampuan Berinteraksi N % Tidak Mampu Mampu 5 25 16,7 83,3 Tabel 6.Pengaruh Latihan Sosialisasi Terhadap Kemampuan Berinteraksi Sosial Klien Isolasi Sosial di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V. L. Ratumbuysang Manado. Sebelum Latihan Sesudah Latihan n 30 30 Median (Minimum Maksimum) 1 (0-10) 10 (0-10) p-value 0,000 diketahui bahwa nilai signifikansi adalah 0,000 atau lebih kecil dari nilai signifikasi 0,05 (0,000 < 0,005). Dari nilai diatas maka dapat diambil kesimpulan yaitu H 0 ditolak atau terdapat pengaruh latihan sosialisasi terhadap kemampuan berinteraksi klien isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado. A. Karakteristik Responden Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah responden dengan jenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 17 orang (56,7%), sedangkan responden perempuan sebanyak 13 orang (43,3%).Kaplan, Saddock, dan Grebb (1999); Davidson dan Neale (2001); dalam Wakhid, Hamid, dan Helena (2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa laki-laki lebih mungkin memunculkan gejala negatif dibandingkan wanita dan wanita tampaknya memiliki fungsi sosial yang lebih baik daripada laki-laki. Berdasarkan kriteria umur, responden yang berumur 41 tahun ke atas adalah sebanyak 17 orang sedangkan responden yang berumur kurang dari 40 tahun sebanyak 13 orang (43,3%).Menurut Wakhid, Hamid dan Helena (2013), masa dewasa merupakan masa kematangan dari aspek kognitif, emosi dan perilaku. Kegagalan yang dialami seseorang untuk mencapai tingkat kematangan tersebut akan sulit memenuhi tuntutan perkembangan pada usia tersebut dapat berdampak terjadinya gangguan jiwa. Usia dewasa merupakan aspek sosial budaya dengan frekuensi tertinggi mengalami gangguan jiwa. Berdasarkan kriteria lama dirawat, responden responden yang dirawat kurang dari 10 tahun adalah sebanyak 25 orang (83,3%), sedangkan responden yang dirawat lebih dari 11 tahun sebanyak 5 orang (16,7%).Menurut Surtiningrum (2011), waktu atau lamanya seseorang terpapar stressor akan memberikan dampak terhadap keterlambatan dalam mencapai kemampuan dan kemandirian. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rankdapat 3

B.Pengaruh Latihan Sosialisasi Terhadap Kemampuan Berinteraksi Klien Isolasi Sosial Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rankmenyatakan bahwa nilai signifikansi adalah 0,000 atau lebih kecil dari nilai signifikasi 0,05 (0,000 < 0,005). Dari nilai diatas maka dapat diambil kesimpulan yaitu H 0 ditolak atau terdapat pengaruh penerapan latihan sosialisasi terhadap kemampuan berinteraksi klien isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi Rahmadani Lubis (2011) di Ruang Kamboja RSJ Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan dengan jumlah responden sebesar 7 orang. Dari hasil uji statistik menggunakan Paired Sample T Test diperoleh nilai p=0,000 (p < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Latihan Keterampilan Sosial terhadap kemampuan sosialisasi pasien isolasi sosial. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arni Wiastuti (2011) di Rumah Sakit Ghrasia Provinsi DIY dengan jumlah responden sebanyak 15 orang. Hasil uji statistik menggunakan Wilcoxon Sign Rank Test adalah nilai p=0,001 (p < 0,05) yang artinya Terapi Aktivitas Kelompok Sosial Latihan Keterampilan Sosial berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan bersosialisasi pada pasien isolasi sosial di RS Ghrasia Provinsi DIY. Latihan keterampilan sosial berisi diskusi tentang penyebab isolasi sosial, diskusi tentang keuntungan bersosialisasi dan kerugian tidak bersosialisasi serta latihanlatihan berkenalan dengan satu orang atau lebih dari satu orang. Dari hasil diskusi didapatkan rata-rata klien mengatakan penyebab menarik diri yaitu karena malas bersosialisasi dan mengatakan bahwa orang lain berbuat jahat pada dirinya. Klien juga bisa menyebutkan keuntungan bersosialisasi dan kerugian tidak bersosialisasi dengan orang lain. Klien melakukan latihan 4 berkenalan dengan satu orang atau lebih dan memasukkan ke dalam jadwal sebagai bukti telah melakukan latihan berkenalan dengan klien lain di dalam satu ruangan. Hal ini sesuai dengan tujuan strategi pertemuan yaitu klien mampu membina hubungan saling percaya, menyadari penyebab isolasi sosial dan mampu berinteraksi dengan orang lain (Purba,dkk,2008 dalam Nasution, 2011). Menurut Keliat (2009) untuk membina hubungan saling percaya dengan klien isolasi sosial kadang membutuhkan waktu yang lama dan interaksi yang singkat serta sering karena tidak mudah bagi klien untuk percaya pada orang lain. Oleh karena itu perawat harus konsisten bersikap terapeutik terhadap klien. Selalu menepati janji adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan. Pendekatan yang konsisten akan membuahkan hasil. Jika pasien sudah percaya dengan perawat, program asuhan keperawatan lebih mungkin dilaksanakan. Perawat tidak mungkin secara drastis mengubah kebiasaan klien dalam berinteraksi dengan orang lain karena kebiasaan tersebut telah terbentuk dalam jangka waktu yang lama. Untuk itu perawat dapat melatih klien berinteraksi secara bertahap. Mungkin pada awalnya klien hanya akan akrab dengan perawat, tetapi setelah itu perawat harus membiasakan klien untuk dapat berinteraksi secara bertahap dengan orangorang disekitarnya. Latihan keterampilan sosial secara luas memberikan keuntungan dengan meningkatkan interaksi, ikatan aktivitas sosial, mengekspresikan perasaan kepada orang lain dan perbaikan kualitas kerja. Pasien mulai berpartisipasi dalam aktivitas sosial seperti interaksi dengan teman dan perawat. Latihan keterampilan sosial sangat berguna dalam meningkatkan fungsi sosial pada pasien skizofrenia kronis karena pasien dapat belajar dan melaksanakan keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk hidup mandiri, belajar dan bekerja dalam komunitas tertentu (Kumar,2015).

SIMPULAN 1. Klien isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado sebelum dilakukan latihan keterampilan sosialisasi klien paling banyak tidak mampu berinteraksi 2. Klien isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado setelah dilakukan latihan keterampilan sosialisasi banyak klien dinyatakan mampu berinteraksi. 3. Terdapat pengaruh penerapan latihan keterampilan sosialisasi terhadap kemampuan berinteraksi klien isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado. DAFTAR PUSTAKA Hernawan. K. (2008). Arti Komunitas. Gramedia Pustaka Keliat. B.A dan Akemat. (2007). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC Keliat, Anna (2009). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC. Kumar B. (2015). Efficacy Of Social Skill Training For The Persons With Chronic Schizophrenia. The Qualitative Report 2015 Volume 20, Number 5, Article 7, 660-96. Kusumawati.F dan Hartono. Y. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika Lubis DL. (2011). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Terhadap Kemampuan Sosialisasi Pasien Isolasi Sosial Di Ruang Kamboja Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan. Medan. Masithoh AR. (2011). Pengaruh Keterampilan Sosial Terhadap Kemampuan Sosialisasi Pada Lansia Dengan Kesepian Di Panti Wredha Di Kabupaten Semarang. Depok. 5 Nasution SR. (2011). Pengaruh Strategi Pertemuan Isolasi Sosial Terhadap Kemampuan Sosialisasi Klien Di rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara Medan. Medan. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Purba, dkk. (2008). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medart USU Press Riyadi dan Purwanto. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Graha Ilmu Setiadi, (2013). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu Sujarweni. W.V. (2014). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta : Gava Media Setiawan A dan Sunyoto D. (2013). Buku Ajar Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Soekanto. S. (2010). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Surtiningrum A. (2011). Pengaruh Terapi Suportif Terhadap Kemampuan Bersosialisasi Pada Klien Isolasi Sosial Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Depok. Townsend, Mary C. (2009). Psychiatric Mental Health Nursing, By : F. A. Aderis Company Yosep. I dan Sutini. T. (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung : PT. Refika Aditama.

Wakhid A, Hamid AYS, dan Helena N. (2013). Penerapan Terapi Latihan Keterampilan Sosial Pada Klien Isolasi Sosial Dan Harga Diri Rendah Dengan Pendekatan Model Hubungan Interpersonal PEPLAU di RS DR Marzoeki Mahdi Bogor. Jakarta 6

7