BAB II TINJAUAN TEORITIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. Ketika memulai relasi pertemanan, orang lain akan menilai individu diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. perempuan merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang menarik perhatian. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepercayaan Diri. 1. Pengertian Kepercayaan diri merupakan sebagai suatu sikap atau perasaan yakin akan

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KETIDAKPUASAN SOSOK TUBUH (BODY DISSATISFACTION) PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Mengandung dan melahirkan adalah hal yang diharapkan dalam kehidupan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. paling sering disorot oleh masyarakat. Peran masyarakat dan media membawa

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki ukuran dan proporsi tubuh yang berbeda-beda satu

Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berkembang mengikuti tahaptahap. perkembangan tertentu. Manusia hams melewati satu tahap ke tahap

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja penampilan fisik merupakan hal yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aisha Nadya, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja banyak permasalahan yang harus dihadapi, salah satunya

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Body Dissatisfaction

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keseluruhan, termasuk karakteristik fisik dan fungsional dan sikap. terhadap karakteristik tersebut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sendiri. Di dalam menilai dirinya sendiri, bangga, puas dan bahagia

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan seringkali diremehkan orang demi kesenangan sementara.

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Davison & McCabe (2005) istilah body image mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Body Dissatisfaction. body image sebagai suatu sikap dan penilaian individu mengenai


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencapai tujuan. Komunikasi sebagai proses interaksi di antara orang untuk

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tubuh dan berat badan yang ideal. Hal tersebut dikarenakan selain

BAB I PENDAHULUAN. setelah masa anak-anak dan sebelum dewasa (WHO, 2014). Masa remaja adalah

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tubuhnya jauh dari ideal.masyarakat berpikir orang yang cantik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepercayaan Diri. positif. Artinya penerimaan diri apa adanya (Brewer, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teristimewa dan terbaik dibanding dengan ciptaan Tuhan yang lainnya. Manusia

Skala Kepercayaan Diri Tryout

BAB I. Latar Belakang Masalah. sosial dan moral berada dalam kondisi kritis karena peran masa remaja berada

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengadilan dan kalaupun bersalah hukuman yang diterima lebih ringan. Selain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Makanan merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan

DATA IDENTITAS PRIBADI

BAB I PENDAHULUAN. Pria yang baru saja memasuki masa dewasa awal (21-40 tahun) memiliki

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. informasi mendalam suatu produk. Barang menurut Fandy (dalam Latif,

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tergantung bagaimana cara mereka mengembangkan kepercayaan. dirinya (Havighurst dalam Monks, dkk., 2002, h.22).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. lahir, menikah, dan meninggal. Pernikahan merupakan penyatuan dua jiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Individu akan selalu dihadapkan dengan berbagai masalah dengan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DAN KECENDERUNGAN BODY DISSATISFACTION

BABI PENDAHULUAN. Era tahun 1960-an figur seorang model identik dengan bentuk tubuh yang

HUBUNGAN ANTARA CITRA RAGA DAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI MENGIKUTI SENAM PADA REMAJA PUTRI DI SANGGAR SENAM 97 SUKOHARJO.

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu: 1. Variabel independen : body image 2. Variabel dependen : perilaku diet

BAB I PENDAHULUAN. matang dari segi fisik, kognitif, sosial, dan juga psikologis. Menurut Hurlock

CITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031)

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan Antara..., Gita Handayani Ermanza, F.PSI UI, 20081

HUBUNGAN ANTARA SELF BODY IMAGE DENGAN PEMBENTUKAN IDENTITAS DIRI REMAJA. Skripsi

BABI PENDAHULUAN. Berbicara mengenai penampilan yang menarik tentu tidak akan ada habisnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V. KESIMPULAN, DISKUSI, dan SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Mengkaji dunia konsumen memanglah tidak ada habis-habisnya. Di dunia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini memiliki tubuh langsing menjadi tren di kalangan wanita, baik

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan fisik seseorang memang dianggap sebagai suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. ataupun psikologis pada orang tuanya. Mereka justru merasa tertantang untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. usia tahun. Dewasa awal ditandai oleh adanya eksperimen dan eksplorasi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pipit Yuliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan tingkat pendidikan dasar secara formal setelah melalui tingkat sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH IDEAL DENGAN USAHA MEMBANGUN DAYA TARIK FISIK PADA PEREMPUAN

golongan ekonomi menengah. Pendapatan keluarga rata-rata berada pada kisaran lima jutaan rupiah perbulan dengan sebagian besar ayah bekerja sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Perilaku Diet pada Wanita Dewasa Awal. Masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa defenisi yang dikemukakan para ahli mengenai citra tubuh.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal, merupakan periode selanjutnya dari masa remaja. Sama

ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH PENAYANGAN VIDEO KOREA TERHADAP BODY IMAGE WANITA YANG MENARIK PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. 20 tahun sampai 30 tahun, dan mulai mengalami penurunan pada usia lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Wanita yang memasuki tahap dewasa awal memiliki beberapa kriteria dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diet merupakan hal yang tidak asing lagi bagi remaja di era moderen seperti saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah

2015 HUBUNGAN ANTARA BOD Y IMAGE D ENGAN PERILAKU D IET PAD A WANITA D EWASA AWAL D I UPI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan yang dramatis. masa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data utama yaitu data mengenai hubungan antara body image dengan

BAB I PENDAHULUAN. Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

Apa yang Aku Tahu Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap

BAB 2 Tinjauan Pustaka

PENDAHULUAN BABI. Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang penuh dengan

Transkripsi:

14 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Masa Dewasa Awal 2.1.1 Definisi Dewasa Awal Istilah adult atau dewasa berasal dari kata kerja latin yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Oleh karena itu orang dewasa adalah seseorang yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukannya di dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya (Elizabeth Hurlock, Developmental Psychology, 1991). Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Hurlock (1986) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada usia 18 tahun sampai kira-kira usia 40 tahun. Secara umum, mereka yang tergolong dewasa awal ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Santrock (1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik secara fisik, transisi secara intelektual serta transisi peran sosial. Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncak dari perkembangan sosial masa dewasa. Masa dewasa awal adalah masa beralihnya pandangan egosentris menjadi sikap yang empati. Pada masa ini, penentuan relasi sangat memegang peranan penting. Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin hubungansecara intim dengan lawan jemisya. Hurlock (1986) mengemukakan beberapa karakteristik dewasa awal dan pada salah satu initinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian

15 diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya. 2.1.2. Ciri-ciri Umum Masa Dewasa Awal Dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan yang baru dan harapan-harapan sosial yang baru. Masa dewasa awal adalah kelanjutan dari masa remaja, sehingga ciri-ciri masa dewasa awal tidak jauh berbeda dengan masa remaja. Ciri-ciri masa dewasa awal menurut Hurlock (1986): 1. Masa dewasa awal sebagai usia reproduktif. Masa dewasa awal adalah masa usia reproduktif. Masa ini ditandai dengan membentuk rumah tangga. Pada masa ini khususnya wanita, sebelum usia 30 tahun, merupakan masa reproduksi, dimana seorang wanita siap menerima tanggung jawab sebagai seorang ibu. Pada masa ini, alat-alat reproduksi manusia telah mencapai kematangannya dan sudah siap untuk melakukan reproduksi. 2. Masa dewasa awal sebagai masa bermasalah. Setiap masa dalam kehidupan manusia, pasti mengalami perubahan, sehingga seseorang harus melakukan penyesuaian diri kembali terhadap diri maupun lingkungannya. Demikian pula pada masa dewasa awal ini, seseorang harus banyak melakukan kegiatan penyesuaian diri dengan kehidupan perkawinan, peran sebagai orang tua dan sebagai warga negara yang sudah dianggap dewasa secara hukum. 3. Masa dewasa awal sebagai masa yang penuh dengan ketegangan emosional. Ketegangan emosional seringkali ditampakkan dalam

16 ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul ini pada umumnya bergantung pada tercapainya penyesuaian terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu saat tertentu atau sejauh mana sukses atau kegagalan yang dialami dalam penyelesaian persoalan. 4. Masa dewasa awal sebagai masa ketergantungan dan perubahan nilai. Ketergantungan disini mungkin ketergantungan kepada orang tua, lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa atau pada pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai pendidikan mereka. Sedangkan masa perubahan nilai masa dewasa awalterjadi karena beberapa alasan seperti ingin diterima pada kelompok orang dewasa, kelompok-kelompok sosial dan ekonomi orang dewasa. 2.1.3 Tugas Perkembangan Dewasa Awal Optimalisasi perkembangan orang dewasa awal mengacu pada tugas-tugas perkembangan dewasa awal menurut R.J. Havighurst, 1953 (dalam Hurlock, 1986), mengemukakan rumusan tugas-tugas perkembangan masa dewasa awal sebagai berikut : 1. Memilih teman (sebagai calon istri atau suami) 2. Belajar hidup bersama dengan suami/istri 3. Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga 4. Mengelola rumah tangga 5. Mulai bekerja dalam suatu jabatan 6. Mulai bertanggung jawab sebagai warga negara

17 2.2 Body Image 2.2.1 Pengertian Body Imge Menurut Cash & Pruzinsky (2002) citratubuh (body image) merupakan sikap yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya yang dapat berupa penilaian positif dan negatif.seseorang yang memiliki pandangan positif mengenai tubuhnya akan menerima kondisi tubuhnya sebagaimana adanya dan merasa puas dengan apa yang dimilikinya. Namun untuk seseorang yang memiliki pandangan negatif terhadap tubuhnya akan selalu merasa tidak puas dengan kondisi tubuhnya, selalu membandingkan tubuhnya saat ini dengan tubuh ideal yang diingankannya. Menurut Cash (2002), pembentukan body image merupakan hasil dari hubungan timbal balik antara peristiwa di lingkungan sekitar, kognitif, afektif, proses fisik dan perilaku individu. Body image terdiri dari hubungan pribadi individu dengan tubuhnya sendiri yang mencakup persepsi, pikiran, perasaan dan tindakan yang berhubungan dengan penampilan fisik yang dikonseptualisasikan dalam 5 dimensi yaitu evaluasi penampilan, orientasi penampilan, kepuasan terhadap bagian tubuh, kecemasan menjadi gemuk, pengkategorian ukuran tubuh Cash (2002:145) (a) Appearance Evaluation (Evaluasi penampilan), yaitu mengukur evaluasi dari penampilan dan keseluruhan tubuh, apakah menarik atau tidak menarik serta memuaskan dan tidak memuaskan.

18 (b) Appearance Orientation (Orientasi penampilan), yaitu perhatian individu terhadap penampilan dirinya dan usaha yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan penampilan dirinya (c) Body Area Satisfaction (Kepuasan terhadap bagian tubuh), yaitu mengukur kepuasan individu terhadap bagian tubuh secara spesifik, seperti wajah, rambut, tubuh bagian bawah (pantat, paha, pinggul, kaki), tubuh bagian tengah (pinggang, perut), tubuh bagian atas (dada, bahu, lengan), dan penampilan secara keseluruhan. (d) Overweight Preocupation (Kecemasan menjadi gemuk), yaitu mengukur kecemasan terhadap kegemukan, kewaspadan individu terhadap berat badan, kecenderungan melakukan diet untuk menurunkan berat badan dan membatasi pola makan. (e) Self-Classified Weight (Pengkategorian ukuran tubuh), yaitu mengukur bagaimana individu mempersepsi dan menilai berat badannya, dari sangat kurus sampai sangat gemuk. 2.2.2 Karakteristik body image a. Karakteristik body image positif Individu yang memegang body image yang positif merasa cantik, nyaman, percaya diri, dan senang dengan tubuh mereka, dan merasa memiliki kecantikan dalam diri. Individu yang memiliki body image positif akan lebih menerima dan mencintai tubuhnya sebagaimana mestinya. Berfokus kepada aset tubuh yang bisa dimanfaatkan dengan baik bukan memikirkan kekurangan dari tubuhnya. Tidak membandingkan penampilannya dengan penampilan orang lain karena berpikir bahwa

19 kecantikan itu bisa muncul dalam berbagai macam cara, memilih lingkungan dengan orang-orang yang memiliki pandangan postif terhadap body image mereka, menjaga kesehatan tubuh mereka dengan baik. Tahu dengan betul kapan mereka harus makan dan sebanyak apa makanan yang mereka butuhkan, serta tidak mencemaskan makanan yang dapat membuat tubuh menjadi gemuk (Wood-Barcalow dkk, dalam Body Image 2011:57) b. Karakteristik body image negatif Karakteristik body image negatif meliputi ketidakpuasan terhadap bagian-bagian tubuh yang dimiliki oleh seseorang, kurangnya penerimaan keadaan tubuh mereka sebagaimana adanya dan selalu membandingkan tubuhnya dengan orang lain. Merasa bahwa dirinya memiliki penampilan yang jelek dan buruk, selalu mencari jalan keluar untuk mengurangi kekurangan yang dimilikinya dan lebih terpusatkan pada kekurangankekurangannya dibanding dengan memikirkan kelebihan yang dimilikinya serta selalu mengidamkan tubuh yang ideal Cash (2011) 2.2.3 Faktor yang mempengaruhi Body Image 1. Media Standar sosial pada penampilan wanita yaitu memiliki tubuh yang kurus dan tinggi bahkan level yang paling ideal itu sangat mustahil dalam dicapai dengan cara yang sehat. Media memiliki suatu kekuatan dalam menampilkan tubuh-tubuh wanita yang ideal seperti memiliki kaki yang jenjang,tubuh yang kurus dan kecantikan ideal lainnya. Adanya proses

20 media mempengaruhi seseorang dalam penilaian tubuhnya dimulai dari diulangnya gambar tersebut atau dilihatnya gambar tersebut secara berulang-ulang membuat mereka membandingkan tubuhnya dengan model-model yang memiliki tubuh ideal kemudian mereka menginternalisasikan bahwa tubuh yang ideal itu adalah tubuh yang kurus dan semakin sering mereka melihatnya mereka semakin ingin memiliki tubuh yang ideal. Sehingga mereka memiliki standar untuk menilai tubuh mereka sendiri dan kebanyakan dari mereka menilai bahwa mereka tidak memiliki tubuh ideal yang dimiliki para model yang ada di media. Memiliki tubuh yang ideal seringkali dihubungkan dengan kebahagiaan, kesuksesan dan status. Proses ini juga meliputi kognitif,persepsi dan perilaku. Adanya perasaan gagal dalam diri mereka yang menyebabkan mereka menjadi frustasi dan munculnya ketidakpuasaan terhadap kondisi fisik mereka. Dalam domain kognitif mengenai peampilan biasanya mereka mengevalusi diri mereka dengan cara membandingkan tubuhnya dengan tubuh orang lain, menanyakan penampilannya terus menerus kepada orang lain sehingga mereka mendapatkan banyak pesan dari orang lain. Domain persepsi mengenai penampilan, mereka memiliki persepsi bahwa penampilan yang baik itu adalah penampilan yang memiliki kondisi fisik yang ideal. Domain perilaku adanya tindakan untuk mengejar tubuh yang ideal itu seperti melakukan diet,atau melakukan perawatan lainnya untuk menunjang penampilannya supaya lebih menarik.

21 2. Keluarga Keluarga khususnya orang tua adalah lingkungan yang terpenting bagi seorang anak. Namun ada hal-hal yang menjadi budaya di beberapa keluarga yaitu ibu yang selalu mengkritik anak perempuannya memiliki tubuh yang gemuk meskipun pada kenyatannya anak tersebut sudah memiliki tubuh yang ideal secara kesehatan. Anak juga bisa meniru perilaku ibu yang melakukan diet sebagai contoh modeling dari ibunya yang tetapi ingin memiliki tubuh yang ideal. Seorang anak perempuan akan lebih mengidentifikasi ibunya daripada ayahnya. Anak perempuan akan mengadopsi nilai-nilai dan gaya hidup ibunya karena adanya keterikatan antara anak perempuan dan ibunya. ketika ibu mengkritik tubuh anak perempuannya maka mereka juga akan mengidentifikasi cara yang sama bahwa mereka akan mengkritik diri mereka seperti ibunya. 3. Interpersonal Adanya tiga proses utama yang memainkan peranan penting dalam pembangunan citra tubuh yaitu mengenai penampilan, kritikan terhadap penampilan fisik, dan perbandingan sosial. Proses penilaian mengenai kritikan orang lain terhadap penampilan mereka yang memiliki perbedaan dengan apa yang dipersepsikan. Menerima kritikan dari orang lain sama dengan bagaimana orang lain melihat penampilan mereka. Kritikan itu bisa berasal dari orang tua, teman sebaya, kekasih, atau bahkan orang asing. Kritikan yang negatif dapat merusak persepsi mereka mengenai penampilannya. Mereka yang pernah diolok-olok mengenai penampilannya akan merasakan ketidakpuasan yang tinggi akan tubuhnya,

22 akan menjadi depresi, atau gangguan lainnya seperi gangguan makan. Perbandingan sosial juga mengakibatkan ketidakpuasan terhadap tubuh karena merasa diri mereka tidak semenarik tubuh orang lain. Hubungan interpersonal dengan teman sebaya, kekasih juga bisa saja mengakibatkan ketidakpuasan terhadap tubuh mereka. 2.2.4 Penyebab Body Image negatif pada perempuan Penyebab dari ketidakpuasan terhadap tubuhnya itu bukan dari usia. Tetapi karena adanya gambaran mengenai wanita muda yang memiliki tubuh ideal di media menyebabkan ketidakpuasan terhadap tubuhnya pada wanita dewasa. Wanita dengan usia dibawah 30 tahun lebih sering mengidentifikasi pada selebriti dan model sebagai standar tubuh yang ideal. 2.2.5 Pengaruh Media Terhadap Body Image Proses pengaruh yang diberikan media massa terhadap pandangan seseorang mengnai tubuhnya seperti : 1. Adanya gambaran ideal mengenai kecantikan 2. Transmisi dari beberapa kultural mengenai kecantikan yg ideal 3. Menginternalisasi secara individual 4. Munculnya ketidakpuasan atas tubuh mereka Biasanya dalam majalah-majalah memperlihatkan, wanita muda, tinggi, memiliki kaki yang jenjang,mata yang besar,dada yang besar, kulit yang bersih yang biasanya identik dengan kulit yang putih. Banyak pula

23 model dari majalah tersebut memiliki badan yang kurus. Meskipun tidak semuanya terlihat kurus secara natural tetapi tetap melakukan teknik pengeditan agar terlihat kurus. Hal tersebut bisa bertransmisi melalui media,orang tua dan teman sebaya. Citra diri yang ideal itu bisa mempengaruhi seseorang dengan cara yang kuat dan persuasif melalui pengaruh sosiokultural, seringkali dalam media, keluarga, dan teman sebaya. Memiliki tubuh yang ideal merupakan hal yang tidak mungkin untuk kebanyakan wanita dalam memberikan pengertian sehat. Ketika para wanita merasa tidak mungkin untuk memiliki tubuh seperti itu maka mereka akan merasa kecewa atau merasakan ketidakpuasan sehingga mereka melakukan aksi seperti diet atau cara menguruskan badan lainnya namun dengan cara yang tidak sehat dan hasilnya dapat memiliki gangguan makan. Selain dengan cara diet atau menguruskan badan para wanita juga sering mengkamuflase tubuhnya agar dapat terlihat menarik seperti menggunakan make up, menggunakan pewarna rambut, menggunakan obat untuk memutihkan kulit dan hal yang lainnya. Para remaja dan wanita dewasa awal lebih banyak meluangkan waktunya untuk melihat foto di akun media sosial milik orang lain, fashion online,glamour magazine, video musik dll dalam media. Bagi remaja dan wanita dewasa awal majalah atau situs fashion dapat lebih berpengaruh dibandingkan dengan media televisi. Proses mempengaruhi :

24 1. Karakteristik media sebagai moderator Media menyediakan gambaran wanita ideal seperti wanita yang ideal memiliki tubuh yang kurus, tinggi, memiliki kuit yang putih, memiliki rambut yang indah. 2. Etnisitas sebagai moderator Segala sesuatu yang menjelaskan mengenai etnisitas dalam media semakin menipis. Jejak berbagai macam etnis sudah mulai dihilangkan dan hanya disajikan dengan wanita yang memiliki kulit putih. 3. Seseorang sebagai mediator dan moderator Efek negatif dari tampilan media mengenai citra tubuh lebih besar terjadi pada wanita, termasuk wanita yang memiliki rasa prihatin terhadap tubuhnya sendiri. Wanita tersebut cenderung untuk membandingkan penampilan mereka dengan tubuh teman-temannya, model fashion, selebriti namun sangat jarang sekali membandingkan diri mereka dengan wanita yang memiliki tubuh gemuk. Perempuan dengan level ketidakpuasan yang tinggi terhadap tubuhnya akan membuat tubuhnya semakin tidak sehat atau menyakiti tubuhnya sendiri karena membandingkan tubuhnya dengan tubuh wanita lain, menurutnya gambaran tubuh ideal itu adalah general. 2.2.6 hubungan internet dengan body image Internet sudah menjadi media massa di masa depan. Namun, beberapa studi telah mengeksplorasi dampaknya pada citra tubuh. Jutaan orang dari segala usia, di seluruh dunia, yang setiap hari terlibat dengan iklan mesin pencari dan sosial situs jaringan. Mengingat semakin banyak

25 dan berkembang popularitas selebriti dan fashion situs, website diet, dan pro-gangguan makan website, maka tidak mungkin apabila internet tidak berpengaruh pada citra tubuh. 2.2.7 Perilaku dari Body Image Ada 3 hal perilaku yang ditunjukkan dari body image yaitu checking, fixing dan avoidance. Memastikan penampilan atau appereance fixingerat kaitannya dengan body checking dan menjadi metode bagi seseorang yang tidak merasa puas terhadap tubuhnya. Memastikan penampilan adalah banyaknya usaha untuk mengkoreksi atau mengkamuflase penampilan fisik untuk menjadi cantik, atau dapat diterima oleh lingkungan yg memiliki kriteria ideal. Seseorang dengan appereance fixing memiliki strategi dengan meluangkan waktu untuk mencoba merubah beberapa aspek dari penampilannya yang sekiranya tidak dapat diterima atau dirasa kurang. Meskipun banyaknya peneliti pada body image secara general appereance fixing lebih fokus kepada menurunkan berat badan pada perempuan menambah otot pada laki-laki. Appereance fixing dapat berupa banyak bentuk perilaku. Contohnya seperti mengkamuflase penampilan seperti penggunaan make up,gaya rambut, ekstensi rambut, menggunkan cat rambut, menggunakan pemutih kulit,diet dan penggunaan kosmetik.

26 2.2.8 Dampak yang muncul Menurut Cash (2011) terapat beberapa dampak yang muncul dari body image yang negatif diantaranya : a. fungsi sosial Bagaimana mereka merasakan tentang tubuh kita itu akan berpengaruh pada kehidupan sosial mereka. Sebagai contoh seseorang yang memiliki permasalahan dalam body image pergi ke acara pesta dansa dan ada sesorang pria yang mengajaknya berdansa maka ia akan berpikir bahwa pria tersebut hanya merasa kasihan padanya bukan karena pria tersebut menyukainya, maka akan munculah kecemasan pada perempuan tersebut. Sehingga perempuan tersebut lebih menolak untuk melakukan dansa dengan pria tersebut, menarik diri karena permasalahan body image menjadi masalah dalam fungsi sosial seseorang. BDD atau yang lebih dikenal dengan Body dysmorphyc disorder juga akan menjadi salah satu efek atau dampak dari body image yang negatif. Jika seseorang dengan BDD ini memiliki sejumlah komentar dari orang lain maka mereka akan merasa ditolak oleh lingkungannya tersebut. b. fungsi seksual seseorang yang memiliki permasalahan dalam body image mengenai organ seksual primer maupun sekunder akan berpengaruh pada fungsi seksual pada saat menikah dan memiliki pasangan, misalnya memiliki payudara yang kecil atau terlalu besar, kemudian memiliki tubuh yang gemuk sehingga akan menganggu fungsi seksual pada saat menikah.

27 c. Anorexia & Bullimia Nervosa Adanya ketakutan menjadi gemuk atau kehilangan berat badan idealnya sehingga melakukan beberapa cara untuk tetap menjaga berat badannya meskipun dengan cara yang tidak sehat. d. Body Dysmorphyc Disorder Perilaku repititif mengenai pengevaluasian penampilan seseorang seperti selalu mengecek wajahnya apakah sudah bersih dari jerawat atau tidak, atau selalu mengecek penampilannya terus menerus. 2.3 Kerangka Pemikiran Kecanggihan teknologi masa kini membuat setiap orang ingin semakin ikut berkembang, contohnya internet kini banyak sekali yang menggunakan internet tersebut dengan alasan agar dapat mempermudah pekerjaan mereka, namun adapula yang menggunakan internet untuk berinteraksi dengan orang lain dalam media sosial. Dalam media sosial ini setiap orang dalam melakukan apapun seperti chatting, berbagi foto, melihat-lihat foto dan melihat fashion online. Banyaknya media sosial yang menyuguhkan gambaran tubuh ideal yang berupa foto dari para artis, teman sebaya, maupun orang yang tidak dikenal sekalipun membuat para wanita ini memiliki persepsi bahwa tubuh ideal itu adalah tubuh yang mereka lihat di dalam media sosial. Media sosial memberi gambaran cantik yang ideal. Cantik yang ideal ini adalah cantik yang memiliki kulit putih, tubuh yang kurus dan tinggi memiliki penampilan yang menarik seperti menggunakan make up,

28 memperlihatkan wajah yang bersinar dan berkulit putih bersih. Jika dahulu kala cantik yang ideal itu berdasarkan budaya dimana para wanita itu tinggal. Namun kini wanita tersebut memiliki gambaran ideal yang secara general dan menjadi model bagi seluruh wanita. Media menyuguhkan foto tersebut melalui artis idola, teman sebaya, bahkan orang asing sekalipun. Media memberikan kesempatan yang besar agar dapat membuat semua orang dapat melihat foto atau gambar tersebut dengan mudah dimanapun dan kapanpun. Sehingga hal tersebut menggeser kecantikan yang berbeda dari setiap budaya yang ada. Jika pada awalnya cantik menurut budaya itu berbeda-beda maka saat ini hal tersebut sudah bergeser dengan adanya kecantikan ideal yang menggeneralisasi. Menggeser kecantikan ideal secara budaya menjadi lebih menyeluruh. Standar ideal bagi wanita pada saat ini seperti para artis atau gambaran ideal lainnya yang berada di media sosial seperti memiliki tubuh yang kurus tanpa melihat sehat atau tidak, memiliki tubuh yang tinggi, kulit yang putih, wajah yang bersinar dan kecantikan lainnya. Hal tersebut menginternalisasi individu, wanita tersebut menjadi memiliki pemikiran bahwa wanita yang ideal itu adalah wanita yang memiliki ciri-ciri seperti yang sering dilihatnya di media sosial. Wanita tersebut memiliki persepsi bahwa mereka harus memiliki tubuh yang sama seperti tubuh orang lain yang dilihatnya di media sosial yaitu memiliki tubuh yang kurus, tubuh yang tinggi, kulit yang putih, atau memiliki wajah yang putih bersih dan bersinar seperti di foto yang dilihatnya. Sehingga mereka akan membandingkan tubuhnya dengan tubuh yang ada di media

29 sosial tersebut. Apabila tidak sama dengan yang dlihatnya mereka akan mengalami ketidakpuasan karena mereka tidak dapat memenuhi standar yang berlaku sesuai dengan yang diperlihatkan di media sosial. Pada awalnya wanita melihat foto-foto tersebut hanya atas dasar untuk mendapatkan hiburan namun semakin sering melihatnya para wanita ini mulai membandingkan tubuhnya dengan tubuh para model yang mereka lihat. Awalnya hanya memuji model yang ada dari foto tersebut tetapi semakin sering melihatnya mereka menjadi sering pula membandingkan tubuhnya dengan tubuh model tersebut sehingga muncul rasa kekurangan atau ketidakpuasan terhadap tubuh mereka sendiri. Mereka menjadi lebih sering menanyakan mengenai penampilannya kepada teman-temannya, kepada keluarga bahkan kepada pasangannya apakah tubuhnya menarik atau tidak. Ketika ada beberapa orang yang mengevaluasi penampilannya atau mereka masih merasa kekurangan pada bagian tubuh mereka, mereka akan merencanakan sesuatu dan melakukannya untuk merubah atau memperbaiki penampilannya tersebut. Mereka yang tidak puas dengan bagian tubuhnya maka akan berusaha untuk mengejar kesempurnaan seperti melakukan diet dengan cara olahraga ketat, menggunakan obat-obatan pelangsing, adapula yang menggunakan make up demi mengkamuflase penampilannya, melakukan suntik kulit putih dan mengedit fotonya sendiri agar dapat terlihat sempurna pada saat wanita tersebut mengunggah fotonya ke media sosial dan hal tersebut terjadi terus-menerus sehingga membuat waktu menjadi lebih tidak produktif.

30. Hal tersebut dapat memiliki beberapa dampak yang terjadi diantaranya yaitu mereka menjadi kehilangan waktu produktifnya Karena harus melakukan foto berulangkali demi mendapatkan foto yang sempurna atau terus mengedit fotonya. Mereka menjadi memiliki ketidakpuasan akan tubuhnya sendiri, melakukan diet dengan cara yang tidak sehat tanpa anjuran ahli gizi, mereka menjadi tidak percaya diri jika harus bertemu dengan orang lain karena mereka menganggap bahwa foto yang mereka edit itu berbeda dengan aslinya sehingga pertemuan itu akan mengecewakan dirinya.

31 Media sosial menyuguhkan fotofoto model dengan tubuh ideal Gambaran tersebut menghapuskan gambaran wanita ideal secara budaya dan menggantikan ideal secara menggeneralisasi Hal tersebut mempengaruhi wanita secara persepsi bahwa wanita yang ideal itu adalah wanita yang dilihatnya di media social. Appereance evaluation : para wanita mengevalusi tubuhnya dengan cara menanyakan penampilannya kepada orang-orang terdekatnya, mengecek penampilannya terus-menerus dll. Appereance orientation : para wanita mencoba untuk memperbaiki penampilannya atau meningkatkan penampilannya dengan cara menggunakan aksesoris, menggunakan make up, melakukan diet dll. Body area satisfction : para wanita ini merasakan kepuasan atau ketidakpuasan atas bagian tubuhnya yang spesifik seperti ketidakpuasannya atas bagian perut,pinggang,rambut dll. Overweight pre-occupation : para wanita ini merasa cemas akan bertambahnya berat badan. Self-clasifield weight : para wanita ini mengkategorikan tubuhnya sendiri. positif Body Image Tidak percaya diri Lebih menyukai pertemanan di dunia maya daripada langsung Menjadi kurang produktif Melakukan hal-hal yang kurag menyehatkan bagi tubuh negatif