MODUL TENTANG SISTEM IRIGASI POMPA

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 4. Keadaan sebelum dan sesudah adanya pengairan dari PATM

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGENALAN BALL MILL

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta. Gunungkidul memiliki luas 1.485,36 Km 2 terletak antara 7

Gambar 1. Komponen PATM (Kalsim D, 2002)

Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20

MAKALAH PELATIHAN PENGOPERASIAN MESIN SANGRAI MLINJO

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

1. EMISI GAS BUANG EURO2

BAB II PEMBAHASAN MATERI. fluida incompressible (fluida yang tidak mampu mampat) dari tempat yang rendah

MANAJEMEN PERAWATAN MESIN KAPAL PENGERTIAN MANAJEMEN

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB IV MENGOPRASIKANKAN GENERATOR SET

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Data pengamatan hasil penelitian Jumlah mata pisau (pasang) Kapasitas efektif alat (buah/jam) 300,30 525,12 744,51

Lampiran 1. Kondisi Pipa dan Nilai C (Hazen-William)

I. PENDAHULUAN. dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dan kegiatan yang lainnya.

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

BAB II CARA KERJA MESIN 2 TAK DAN 4 TAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN. 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PEMBERDAYAAN HIMPUNAN PETANI PEMAKAI AIR

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR

III. METODOLOGI PENELITIAN

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 22 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU,

Perhitungan LPR dan FPR J.I Bollu (Eksisting)

II. TINJAUAN PUSTAKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 3 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ketempat yang. lebih tinggi atau dari tempat yang bertekanan yang rendah ketempat

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2009

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BAB III LANDASAN TEORI

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan:

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I

PENGARUH PENGGUNAAN RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU AIR PENDINGIN

TEKNOLOGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN TINGGI TEKAN KECIL DI SALURAN IRIGASI

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Ciesek

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IRIGASI AIR TANAH DALAM / IRIGASI TEKANAN/POMPA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

Dengan memanfaatkan prosedur maintenance yang baik, dimana terjadi koordinasi yang baik antara bagian produksi dan maintenance maka akan diperoleh:

125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI

PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN ABSTRAK

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL

BAB IV DATA HASIL. Data komponen awal pada sistem pendingin meliputi : Tutup Radiator. Pada komponen ini yaitu tutup radiator mobil ini memiliki

POMPA. yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR ) KEGIATAN KEGIATAN PEMBANGUNAN SUMUR BOR DI DAERAH RAWAN KERING


I. BEBERAPA KIAT PENGOPERASIAN MESIN PERONTOK PADI

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAYAGUNAAN IRIGASI AIR TANAH MENUNJANG BUDIDAYA PERTANIAN SECARA PRODUKTIF PADA LAHAN TADAH HUJAN ABSTRAK PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga


WALIKOTA TASIKMALAYA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 02 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI TENGAH,

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja

BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG IRIGASI

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. 1. Ruang Lingkup Acuan Normatif Istilah dan Definisi Ketentuan Umum KetentuanTeknis...2. Lampiran A...

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK. PT. Harjohn Timber. Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I

Transkripsi:

MODUL TENTANG SISTEM IRIGASI POMPA A. Tujuan Tujuan dari pembelajaran diharapkan dapat memahami tentang sistem irigasi pompa, sehingga dapat merencanakan dan menjalankan operasi dan pemeliharaan sistem irigasi pompa air tanah dengan baik dan benar. B. Sasaran Para petani pengguna air, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan peserta tentang sistem irigasi pompa air tanah. C. Lama penyampaian Pembelajaran di dalam kelas dapat menggunakan waktu lebih pendek dibandingkan dengan pembelajaran di luar kelas. Pembelajaran di luar kelas/di lapangan dapat menggunakan waktu 2-3 jam. D.Cara penyampaian Penyampaian informasi dapat diberikan secara tatap muka di kelas atau juga praktek di lapangan. Di dalam kelas : Peserta diberi informasi oleh fasilitator tentang sistem irigasi pompa air tanah secara keseluruhan. Peserta di beri informasi tentang perencanaan penggunaan sistem irigasi pompa Peserta diberi penjelasan tentang teknis operasi dan pemeliharaan sistem irigasi 1

pompa air tanah Peserta diberi penjelasan tentang perhitungan beaya operasi dan pemeliharaan Di luar kelas/di lapangan : Peserta dilibatkan untuk melihat sistem irigasi pompa air tanah, dari sistem pengambilan, pendistribusian, pembagian, pemeliharaan dan lainsebagainya. E. Proses pembelajaran Fasilitator menyampaikan seluruh informasi kepada peserta tentang sistem irigasi pompa air tanah. Peserta dapat duduk di kursi atau lesehan dengan posisi duduk melingkar atau membentuk hurup U agar supaya peserta dapat menerima informasi dengan jelas. F. Isi Pembelajaran. 1. Pengertian sistem irigasi pompa Irigasi pompa air tanah dapat diartikan sebagai usaha pengambilan air dari bawah permukaan tanah dengan menggunakan bantuan pompa air, sehingga dapat didistribusikan dan digunakan untuk keperluan irigasi. Irigasi pompa ini mempunyai kelebihan : Adanya kepastian perolehan air dibandingkan dengan irigasi permukaan sehingga dapat diharapkan tersedia sepanj'ang tahun. Rencana tata tanam dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dengan mempertimbangkan jenis tanaman, waktu tanam serta ketersediaan tenaga kerja. Petani dapat mengatur sendiri penyediaan air untuk irigasinya Meskipun demikian, irigasi ini juga mempunyai kelemahan-kelemahan, yaitu : Diperlukan investasi/modal yang relatif besar untuk pembangunannya. 2

Perlu perawatan yang intensif dan terus-menerus, sehingga membutuhkan dukungan tenaga operator yang trampil. Diperlukan biaya operasi dan pemeliharaan yang memadai, agar keberlanjutannya dapat terjaga. Mengingat mahalnya investasi yang dibutuhkan dalam pembangunan instalasi sistem irigasi pompa air tanah, maka biasanya keberadaannya masih merupakan proyek yang dikerjakan oleh pemerintah dan petani akan diserahi tugas untuk melaksanakan O & P sistem irigasi tersebut Pada saatnya nanti peran partisipasi masyarakat dalam pembangunan sistem irigasi pompa air tanah sangat diharapkan. Sistem irigasi air tanah memerlukan biaya O & P yang relatif tinggi, maka petani harus dapat memperhitungkan dengan baik pertanian yang diusahakan. Untuk itu petani harus benar-benar intensif dalam pengelolaan tanaman pertaniannya sehingga dapat menanggung biaya yang dibebankan untuk pengelolaan sistem irigasi pompa air tanah. Biasanya petani akan menanam jenis tanaman yang mempunyai peluang produktivitas tinggi dan bernilai ekonomis tinggi serta membutuhkan air relatif sedikit Tanaman jenis hortikultura dan buah-buahan biasanya menjadi pilihan para petani, misalnya tomat, lombok, semangka, melon, dll. Untuk melaksanakan pengelolaan yang baik dibutuhkan suatu institusi atau lembaga pengelolaan yang baik pula. Lembaga ini biasanya disebut Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA), Mitra cai, atau apa saja namanya sesuai daerahnya. 3

Gambar 1. Sistem irigasi pompa air tanah 2. Bagian-Bagian Irigasi Pompa Dalam instalasi irigasi pompa air tanah, biasanya terdiri dari: Sumur air tanah, dapat jenis sumur gali, tor (pipa), yang berfungsi untuk mengumpulnya air dari akuifer Pompa air dan mesin penggeraknya (mesin disel, generator set, listrik dari PLN,dll) Bak penampung, yang berfungsi sebagai bak penenang yang biasanya dilengkapi dengan alat ukur debit Saluran pembawa, yang dapat menggunakan pipa air atau saluran terbuka Bangunan pembagi ke masing-masing box Bangunan stasiun pompa (rumah pompa), yang berfungsi sebagai tempat pompa, mesin, dan alat-alat pendukung lainnya dan juga untuk menyimpan buku catatan kegiatan O & P. 4

Jenis-jenis pompa yang biasa digunakan untuk keperluan irigasi, adalah : Pompa sentrifugal dengan kedalaman muka air maksimum 8 m. Pompa inii paling banyak digunakan untuk keperluan irigasi Pompa submersibel, yang merupakan pompa berdiameter kecil dan dimasukkan kedalam pipa lindung Pompa turbin, adalah pompa putar (rotasi) yang dipasang didalam sumur dan mempunyai kapasitas yang besar. 3. Operasi Sistem Irigasi Pompa Berlainan dengan cara yang lazim digunakan dalam jaringan irigasi air permukaan, pada sistem irigasi pompa air tanah petani dapat menentukan sendiri berapa banyak air yang ia perlukan dilahan mereka. Meskipun jumlah air yang diberikan dapat sesuai dengan permintaan petani yang bersangkutan, tetapi juga harus dipertimbangkan aspek keadilan dan pemerataan pada petani-petani yang lain. Disamping itu juga dituntut kesadaran petani agar dapat menggunakan air sehemat mungkin, maka air harus dibagi secara efektif dan efisien. Yang perlu mendapat perhatian dalam pembinaan adalah cara dan teknik pembagian air termasuk pemberian air di lahan. Hal ini tentunya menuntut kemampuan operasi yang lebih tinggi dibandingkan irigasi permukaan agar dapat memenuhi kriteria tepat tempat, jumlah dan waktu agar kepuasan dikalangan petani dapat terpenuhi. Agar sistem irigasi pompa air tanah dapat dipertahankan keberianjutannya, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut: Mengoperasikan peralatan sesuai dengan spesifikasi yang diberikan oleh pabrik pembuat peralatan (pompa dan mesin) Menyediakan air irigasi sesuai dengan permintaan petani melalui ulu-ulu/p3a sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan, dan hanya pada waktu tanaman benar-benar membutuhkan. Mengurusi bahan bakar dan suku cadang. Operator harus memesan barangbarang yang dibutuhkan sebelum waktu digunakan, sehingga b'dak terjadi keterlambatan penyediaan bahan. 5

Melakukan pekerjaan administrasi yang berhubungan dengan stasiun pompa, misalnya mencatat jam operasi, kegiatan operasi pemeliharaan, mencatat debit, mencatat penggunaan air, pemakaian / konsumsi bahan bakar, dll. 4. Pemeliharaan Sistem Irigasi Pompa Pemeliharaan Sumur bor (pipa) Sumur jenis ini di bor jauh kedalam lapisan tanah yang mengandung banyak air, sehingga diperlukan peralatan berat untuk membuatnya. Sumur jenis ini dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan, karena mampu menghasilkan jumlah air yang banyak. Demikian juga untuk keperluan irigasi yang cenderung mernerlukan jumlah air yang besar dan kepastian ketersediaan, maka pilihan jenis sumur ini paling banyak dilakukan. Seperti peralatan yang lain, sumur juga mengalami keausan akibat pemompaan yang terus menerus. Tanda-tanda sumur telah mengalami keausan adalah : Kapasitas sumur berkurang secara berangsur-angsur atau penyusutan kemampuan sumur. Air yang dipompa bercampur pasir dan lumpur atau material lain. Keausan ini disebabkan oleh karat dan kotoran-kotoran lain yang melekat, sehingga korosi ini mampu menghancurkan bahan pipa dan saringan. Pemeriksaan berkala sumur bor biasanya dilakukan 10-15 tahun setelah operasi pertama. Jika dari hasil pemeriksaan sumur menunjukkan perlu didersidkan dan direhabilitasi, maka perlu perencanaan dan persiapan yang matang. Biasanya jika sumur telah menunjukkan penurunan kemampuan yang berarti, pilihan melakukan pengeboran lagi lebih prioritas dari pada memperbaiki sumur yang ada. 6

Gambar 2. Sumur pipa (bor) Pemeliharaan Mesin/Pompa Pemeliharaan yang baik sesuai dengan petunjuk teknis yang ditentukan akan memperpanjang umur pakai suatu peralatan. Pada umumnya perawatan rutin yang dilaksanakan teratur akan mengurangi resiko kerusakan, sehingga menghemat biaya perawatan dalam jangka panjang. Untuk melaksanakan pemeliharaan yang baik, diperlukan : operator dan staf yang terlatih dan seperangkat peralatan yang memadai. Operator ini harus mampu memberikan informasi dan tanggap masalah yang mungkin timbul serta mampu mengatasi masalah-masalah yang timbul. Montir lapangan yang mampu untuk melakukan perbaikan-perbaikan di sumur pompa dan montir yang bekerja dibengkel. Seperangkat peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan perbaikanperbaikan rutin. 7

Secara umum ada tiga jenis pemeliharaan, yaitu : Pemeliharaan rutin Pemeliharaan ini termasuk perbaikan-perbaikan kecil yang harus dilakukan oleh operator, antara lain : mengecek oli, sistem pelumasan, pengencangan baut /mur, dan lain sebagainya. Pemeliharaan rutin : Mengecek oli/ sistem pelumasan Mengecangkan baut/mur yang kendor Mengecek sistem pendinginan Mengecek belt Dll Gambar 3. Pemeliharaan rutin irigasi pompa Pemeliharaan Berkala Merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara berkala yang harus dilakukan oleh operator. Pemeliharaan ini biasanya ditentukan berdasarkan jam operas! peralatan. Kegiatan ini juga meliputi perbaikan-perbaikan besar yang dilakukan pada waktu pompa tidak digunakan, karena tanaman sedang tidak membutuhkan air. Contoh Jadwal pemeliharaan berkala dapat dilihat seperti pada gambar 4. 8

Pemeliharaan darurat Pemeliharaan ini dilakukan karena terjadi kerusakan mesin/pompa secara mendadak, misalnya piston mesin pecah, impeler pompa patah, dll. Kejadian ini biasanya terjadi karena perawatan rutin dan berkala tidak dilaksanakan sesuai proseduryang seharusnya, sehingga akan berakibat fatal. Kejadian ini akan biasanya memerlukan waktu perbaikan yang relatjf lama dengan membutuhkan biaya yang mahal. Karena kejadian ini tidak direncanakan, maka tentu akan berakibat pada. 9

OPERASI KOMPONEN JAM PEMAKAIAN POMPA 8 50 150 300 500 1000 2500 Keterangan PEMBERSIHAN Saringan udara terendam oli f-t^, Saringan Pompa BBM ^ Tangki BBM Injektor/bosch pump :^^ Silinder, kipas, radiator i ~-^ ; PEMERIKSAAN Permukaan oli (tabung pembersih) S~" Permukaan oli mesin "$& Permukaan air accu/baterai Tegangan tali kipas Kerenggangan klep Permukaan oli roda gigi Kerenggangan impeler &fe>...^ v *X*\. ^ife PENGGANTIAN Oli mesin s» «Oli saringan udara Saringan BBM Saringan oli Tali kipas Oli roda gigi Minyak gemuk/grease * "X" i. > *&X* * Sikat stater *% Gambar 4. Jadwal pemeliharaan berkala 10

Pemeliharaan saluran pembawa dan bangunan penunjang Jika saluran pembawa merupakan saluran terbuka, maka pemeliharaan yang dilakukan adalah layaknya pada irigasi permukaan. Misalnya mejakukan kegiatan rutin membersihkan kotoran, rumput, menutup bocoran disepanjang saluran, dll. Jika saluran yang digunakan adalah saluran tertutup berupa pipa, maka kebersihan pada bak-bak pembagi yang terbuka harus lebih diperhatikan, karenanya jangan sampai ada kotoran/sampah masuk yang berakibat pada tersumbatnya saluran pembawa tersebut. 5. Tanggung Jawab Lembaga Pengelolaan Sistem irigasi Pompa AirTanah. Seperti telah diketahui, para petani bertanggung jawab sepenuhnya atas operasi dan pemeliharaan sistem irigasi pompa air tanah. Operasi dan Pemeliharaan (O & P) sistem irigasi pompa air tanah ini mempunyai tingkat kesulitan dan resiko yang lebih tinggi. Untuk itu petani harus tergabung dalam lembaga pengelolaan (P3A, HIPPA, Mitra Cai, dll) yang tangguh, mandiri dan mempunyai sumberdaya yang memadai. P3A akan menjadi tangguh apabila semua anggotanya berdisiplin yang tinggi dan kesadaran penuh mematuhi semua aturan yang telah disepakati oleh seiuruh anggota. Peraturan-peraturan tertulis ini biasanya dituangkan dalam bentuk Anggaran Dasar/Rumah Tangga (AD/ART). Tanggung jawab P3A dalam pengelolaan sistem irigasi ini adalah : Kegiatan rutin/harian/mingguan: Melakukan pembinaan kepada anggota untuk mempergunakan air sehemat mungkin, serta memenuhi faktor tepat tempat, jumlah dan waktu. Melaksanakan cara dan teknik pembagian air yang baik, sehingga pelayanan penyediaan air dapat memuaskan anggota. Selalu melakukan kontrol administratif dan teknis terhadap pekerjaan operator dan staf yang dipekerjakan. 11

Kegiatan Musiman: Melakukan pembinaan terhadap operator pompa, tenaga administrasi, ketua blok, ulu-ulu untuk meningkatkan kemampuannya. Melakukan pengaturan rencana tata tanam, penentuan jenis tanaman, membuat jadwal rencana pembagian air, dll. Setiap pola tanam harus direncanakan berdasarkan perbandingan antara jumlah air yang dibutuhkan dengan kapasitas pompa. Merencanakan kegiatan pemeliharaan instalasi pompa air tanah sesuai dengan spesifikasinya. Melakukan pembahasan dengan anggota P3A untuk menentukan jumlah iuran yang disepakati. Melakukan penarikan iuran pelayanan air irigasi kepada anggota yang membutuhkan air irigasi. Dll Kegiatan Khusus: Melakukan koordinasi dengan lembaga /organisasi di desa, kecamatan, dll untuk melaksanakan kerjasama yang saling menguntungkan. Misalnya untuk kegiatan penyediaan sarana produksi pertanian, pemasaran pertanian, penyediaan kredit pertanian, dll. 6. Penjadwalan Pemberian Air irigasi Salah satu masalah yang dijumpai dala sistem irigasi pompa air tanah adalah keterbatasan kemampuan pompa air, namun harus dapat memenuhi permintaan petani yang-terdiri dari beberapa blok. Untuk itu maka dibuat jadwal rotasi (giliran) pemberian air. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk membuat jadwal rotasi ini diantaranya adalah : 12

Karakteristik Jaringan Langkah pertama adalah membagi areal kedalam kelompok-kelompok rotasi yang hampir sama besar dan karakteristiknya. Blok-Wok ini dianggap sebagai unit rotasi, kadang-kadang beberapa blok dapat digabung menjadi satu unit rotasi Contoh : Daerah irigasi air tanah Wadas mempunyai 2 blok dengan 7 subblok yang dapat diberi air sendiri-sendiri. Kapasitas pompa 54.5 l/det, sedangkan kapasitas saluran kuarter 25 l/det. Maka untuk menggunakan pompa pada kapasitas penuh debit harus dibagi pada dua blok secara bersamaan. Hal ini dapat dijelaskan pada Gambar 5. Sub blok VII VI V IV III II I Hari ke 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 Gambar 5. Contoh Pembagian Blok Giliran Air Kapasitas Pompa Besar debit yang dialirkan tergantung pada kapasitas pompa dan saluran. Selain itu dalam mengoperasikan juga dipertimbangkan spesiflkasi mesin dan pompa air agar diperoleh kapasitas yang paling optimal. Yang dimaksud optimal adalah kapasitas dimana pompa air bekerja pada debit air yang paling banyak untuk setiap liter bahan bakar yang dikonsumsi. 13

Contoh : Kecepatan mesin Debit air Pemakaian bahan M 3 air/liter (RPM) bahan bakar 1500 40.51/detik 2.8 liter/jam 52 1700 54.51/detik 2.9 liter/jam 68 Dari contoh tabel diatas menunjukkan bahwa mengoperasikan pompa pada kecepatan mesin 1700 RPM lebih ekonomis, sebab kita dapat memperoleh debit air lebih banyak untuk tiap liter konsumsi bahan bakar. Sebenarnya pompa dapat dapat dioperasikan pada kecepatan yang berbeda-beda, jadi debit yang dihasilkan juga bervariasi. Tetapi hal ini dalam pelaksanaan mengalami kesulitan, karena jadwal pemberian air yang bervariasi ini memerlukan operator yang baik dan sulit dalam dalam pencatataanya. Oleh sebab itu dianjurkan untuk mengoperasikan pada kecepatan yang sama, yang dianggap paling optimal. Kebutuhan air di lahan Kebutuhan air ini akan tergantung jenis tanaman yang dibudidayakan dilahan. Tanaman padi akan berbeda kebutuhan airnya dengan tanaman palawija, buah-buahan, sayursayuran. Demikian juga jenis tanah juga akan berpengaruh terhadap kebutuhan airnya. Misalnya tanah lempung mempunyai kemampuan menyimpan air yang rejatif lebih lama dibandingkan tanah berpasir, sehingga jarak waktu pemberian airnya juga lebih lama dibanding tanah berpasir. Jarak waktu pemberian air ini jangan sampai terjadi kondisi titik layu permanen, karena tanaman akan menguning dan mati. Biasanya para petani sudah mengetahui kapan waktunya dan berapa banyak melakukan pengairan, karena mereka telah mempunyai pengalaman membudidayakan dilahannya. Meskipun mereka sering tidak memperdulikan debit yang mereka alirkan. Lamanya air mengalir Air memerlukan waktu untuk mengalir dari pompa kesawah. Waktu yang diperlukan untuk 14

mengalirkan air dari pompa ke lahan tergantung pada kemiringan, dimensi, tipe, panjang saluran, kebersihan saluran, debit air, kelembaban saluran, dll. Sebelum membuat jadwal pembagian air, P3A harus mempunyai data kecepatan air disaluran. Hal ini bisa dilakukan pengukuran dengan alat yang sederhana oleh P3A dibantu juru pengairan setempat Saluran yang terawat, bersih dari rumput/sampah, tidak banyak bocor, akan mengalirkan air yang lebih cepat dari saluran yang tidak terawat. Kehilangan air disaluran Air biasanya semakin kehilir mengalami penurunan debit akibat rembesan, penguapan,dan kehilangan lainnya. Oleh karena itu untuk menutup kehilangan air disaluran biasanya diberikan air tambahan sebesar 20 %. Kehilangan air disepanjang saluran ini akan terkait erat dengan pemeliharaan saluran itu sendiri. Jika saluran dirawat dengan baik, maka kehilangan air akibat rembesan disepanjang disaluran semakin kecil. 7. Aspek - aspek Keuangan Sistem Irigasi Pompa Air Tanah Biaya yang harus dikeluarkan untuk mengoperasikan sistem irigasi air tanah terdiri dari biaya penggantian suku cadang dan biaya operas! dan pemeliharaan (O & P). Pengeluarah ini menjadi dasar perhitungan menentukan besarnya sumbangan/iuran yang harus ditanggung oleh anggota. Biaya operasi dan pemeliharaan Biaya O & P terdiri biaya tetap dan tidak tetap. Biaya tetap mencakup pengeluaran untuk honor operator, pegawai PSA (staf yang dipekerjakan ), dll. Sedangkan biaya tidak tetap tergantung dari jam operas! pompa air tanah, misalnya bahan bakar, pelumas, suku cadang, dll. luran Besarnya iuran yang harus dibayar petani ditentukan berdasarkan kesepakatan yang dihasilkan dari pertemuan P3A. Ada beberapa cara menentukan besarnya iuran, yaitu : Menentukan besarnya iuran berdasarkan luas kepemilikan lahan. Cara ini mudah 15

dilaksanakan, tetapi kelemahannya adalah tidak ada hubungan antara besarnya iuran air dengan luas lahan. Hal ini karena belum tentu tanah yang luas menggunakan air yang lebih banyak. Iuran yang ditarik berdasarkan air yang dipakai anggota. Cara ini akan mendorong petani untuk mempergunakan air seefisien mungkin, karena semakin boros dia menggunakan air iuran yang harus dibayar juga semakin besar. Kelemahan cara ini adalah penanganan administrasi sulit sehingga menuntut operator dan tenaga administrasi yang trampil dan teliti. Gabungan antara kedua cara tersebut diatas, biaya tetap ditutup dengan iuran yang ditarik berdasarkan luas pemilikan lahan, sedangkan biaya tidak tetap diperoleh dengan iuran yang berdasarkan jumlah air yang dipakai. Contoh Perhitungan besarnya iuran Data dasar: Luas daerah Layanan Jumlah jam pemompaan Pemakaian bahan bakar Harga bahan bakar (solar) = 40 ha = 2475 jam/th = 8,71 liter/jam = Rp 600/liter Operator dan tenaga administrasi waktu kerja dianggap 1 tahun penuh Perhitungan biaya: A. Biaya tetap/tahun 1. Gaji operator (Rp.200.000 x 12 bulan) = Rp. 2.400.000,- 2. Gaji tenaga administrasi (Rp. 150.000 x 12 Bulan) = Rp. 1.800.000,- 3. Biaya pemeliharaan (Rp.50.000 x 40 ha) = Rp. 2.000.000,- Jumlah = Rp. 6.200.000,- 16

B. Biaya tidak tetap 1. Biaya operasi: Kebutuhan bahan bakar 8.71liter/jam x Rp.600/liter Lain-lain sebesar 15% dari kebutuhan bahan bakar = Rp. 5226,-/jam = Rp. 784,-/jam = Rp. 6010,-/jam 2. Biaya tambahan untuk P3A (10 % dari operasi) Besar biaya ini ditentukan dari kesepakatan anggota = Rp. 601,-/jam Jumlah = Rp. 6611,-/jam Perhitungan besar iuran: Cara I ( persatuan pemilikan lahan) Biaya tetap = Rp. 6.200.000,- Biaya tidak tetap 2475 jam x Rp. 6611,-/jam = Rp. 16.362.225,- = Rp. 22.562.225,- Besar iuran pemakai air ditetapkan sebesar: Rp.22.562.225 / 40 ha = Rp.564.055/ha Cara II ( iuran perjam pemakaian) Biaya tetap (Rp.6.200.000,-/2475 jam) Biaya tidak tetap = Rp. 2505,-/jam = Rp. 6611,-/jam = Rp. 9116,-/jam Besar iuran pemakai air ditetapkan sebesar = Rp.9116,-/jam Cara III ( Gabungan cara I dan II) 17

Biaya tetap (perluas pemilikan lahan) Rp.6.200.000/th /40 ha = Rp. 155.000,- Biaya tidak tetap (perjam pemakaian) = Rp. 6.611,- Besar iuran air Rp.155.000/ha/th dan biaya operasi perjam Rp.6.611,- Biaya Penggantian Pompa dan Mesin Pompa, mesin dan peralatan lainnya akan mengalami keausan setelah lama digunakan. Misalnya, mesin diesel diperkirakan umur ekonomisnya hanya sampai 7 tahun dan umur pompa 10 tahun. Awet tidaknya suatu peralatan ditentukan oleh baik tidaknya rancangan, waktu operasinya, kualitas pemeliharaan, kualitas pemakaian, dan ketrampilan operator. Jika peralatan telah habis umur ekonomisnya dan tidak dapat dipakai lagi, maka peralatan perlu diganti. Untuk penggantian tersebut tentu membutuhkan dana yang relatif besar. Cara untuk mendapatkan dana adalah dengan menyisihkan sebagian dari kekayaan organisasi secara teratur tiap tahun. Misalnya untuk membeli pompa air yang umurnya 10 tahun, uang yang perlu disisihkan setiap tahun sekurang-kurangnya 1/10 dari harga pompa air tersebut Demikian juga untuk membeli sebuah mesin diesel yang umurnya 6 tahun, perlu disisihkan danasekurang-kurangnya 1/6 dari harga mesin diesel tersebut Sengaja menggunakan kata "sekurang-kurangnya" karena harga akan cenderung mengalami kenaikan. 18