Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Siswa Kelas 4, 5 dan 6 dalam Upaya Pencegahan Kecacingan di SDN 2 Keteguhan Teluk Betung Barat

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. tropis dan subtropis. Berdasarkan data dari World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian kecacingan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Lebih

BAB I PENDAHULUAN. Helminthes (STH) merupakan masalah kesehatan di dunia. Menurut World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. ditularkan melalui tanah. Penyakit ini dapat menyebabkan penurunan kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kurang bersih. Infeksi yang sering berkaitan dengan lingkungan yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. (cacing) ke dalam tubuh manusia. Salah satu penyakit kecacingan yang paling

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dan beriklim tropis, termasuk Indonesia. Hal ini. iklim, suhu, kelembaban dan hal-hal yang berhubungan langsung

FREKUENSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI NO. 32 MUARA AIR HAJI KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI PESISIR SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia masih banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan,

I. PENDAHULUAN. dengan sekitar 4,5 juta kasus di klinik. Secara epidemiologi, infeksi tersebut

JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB 1 PENDAHULUAN. nematoda yang hidup di usus dan ditularkan melalui tanah. Spesies cacing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit infeksi cacing usus terutama yang. umum di seluruh dunia. Mereka ditularkan melalui telur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pemeriksaan Kualitatif Infestasi Soil Transmitted Helminthes pada Anak SD di Daerah Pesisir Sungai Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar, Riau

Pencegahan Kecacingan dan Peningkatan Status Gizi Siswa Sekolah Dasar untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, dan Soil Transmitted Helminths. ABSTRACT

Eka Muriani Limbanadi*, Joy A.M.Rattu*, Mariska Pitoi *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. Transmitted Helminths. Jenis cacing yang sering ditemukan adalah Ascaris

BAB 1 PENDAHULUAN. satu kejadian yang masih marak terjadi hingga saat ini adalah penyakit kecacingan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebarannya melalui media tanah masih menjadi masalah di dalam dunia kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. tanah untuk proses pematangan sehingga terjadi perubahan dari bentuk non-infektif

BAB 1 PENDAHULUAN. diarahkan guna tercapainya kesadaran dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terserang berbagai penyakit. (Depkes RI, 2007)

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 7 / No. 2 / Agustus 2012

ABSTRAK. Kata Kunci: Cirebon, kecacingan, Pulasaren

BAB 1 PENDAHULUAN. depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah selain

PREVALENSI INFEKSI CACING USUS YANG DITULARKAN MELALUI TANAH PADA SISWA SD GMIM LAHAI ROY MALALAYANG

AGUSNAR /IKM

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat sehingga perlu dipersiapkan kualitasnya dengan baik. Gizi dibutuhkan

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN DENGAN INFESTASI CACING PADA PELAJAR SEKOLAH DASAR NEGERI 47 KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. infeksi parasit usus merupakan salah satu masalah. kesehatan masyarakat yang diperhatikan dunia global,

Faktor risiko terjadinya kecacingan di SDN Tebing Tinggi di Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan Abstrak

HUBUNGAN HIGIENITAS PERSONAL SISWA DENGAN KEJADIAN KECACINGAN NEMATODE USUS

BAB 1 PENDAHULUAN. Mewujudkan misi Indonesia sehat 2010 maka ditetapkan empat misi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. (neglected diseases). Cacing yang tergolong jenis STH adalah Ascaris

Factors correlated with helminthiasis incidence on students of Cempaka 1 Elementary School Banjarbaru

FAKTOR RISIKO PENYAKIT KECACINGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELIMBING PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang, salah satunya adalah Indonesia. Helminthiasis atau

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK PERBANDINGAN PREVALENSI INFEKSI CACING TULARAN TANAH DAN PERILAKU SISWA SD DI DATARAN TINGGI DAN SISWA SD DI DATARAN RENDAH

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi parasit pada saluran cerna dapat disebabkan oleh protozoa usus dan

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) merupakan infeksi cacing yang

I. PENDAHULUAN. Kejadian kecacingan STH di Indonesia masih relatif tinggi pada tahun 2006,

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Infeksi cacing merupakan salah satu masalah. kesehatan masyarakat yang paling penting di seluruh

I. PENDAHULUAN. Kecacingan adalah masalah kesehatan yang masih banyak ditemukan. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), lebih dari 1,5

Lampiran I. Oktaviani Ririn Lamara Jurusan Kesehatan Masyarakat ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang menentukan kualitas sumber daya manusia adalah asupan nutrisi pada

Gambaran Kejadian Kecacingan Dan Higiene Perorangan Pada Anak Jalanan Di Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2014

RIAMA SANTRI SIANTURI

HELMINTH INFECTION OF CHILDREN IN NGEMPLAK SENENG VILLAGE, KLATEN. Fitri Nadifah, Desto Arisandi, Nurlaili Farida Muhajir

Derajat Infestasi Soil Transmitted Helminthes

Prevalensi Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa Madrasah Ibtidaiyah Ittihadiyah Kecamatan Gandus Kota Palembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan sumber kesenangan, kenikmatan dan kebahagiaan,

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU TENTANG PENCEGAHAN ASCARIASIS ( CACINGAN ) PADA BALITA DI PUSKESMAS TAHTUL YAMAN KOTA JAMBI TAHUN 2015

PREVALENSI CACING USUS MELALUI PEMERIKSAAN KEROKAN KUKU PADA SISWA SDN PONDOKREJO 4 DUSUN KOMBONGAN KECAMATAN TEMPUREJO KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

SUMMARY PERBEDAAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KECACINGAN DI SDN 1 LIBUO DAN SDN 1 MALEO KECAMATAN PAGUAT KABUPATEN POHUWATO

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Infeksi cacing masih merupakan salah satu masalah. kesehatan masyarakat yang penting di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hubungan Infeksis Askariasis dengan Status Sosial Ekonomi pada Murid Sekolah Dasar Negeri 29 Purus

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI CACING ASKARIASIS LUMBRICOIDES PADA MURID SDN 201/IV DI KELURAHAN SIMPANG IV SIPIN KOTA JAMBI

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan yang sehat telah diatur dalam undang-undang pokok kesehatan

ABSTRAK. Infeksi kecacingan yang disebabkan oleh Soil Transmitted Helminths (STH)

BAB I PENDAHULUAN. Soil transmitted helminth (STH) merupakan cacing usus yang dapat. menginfeksi manusia dengan empat spesies utama yaitu Ascaris

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kebijakan Penanggulangan Kecacingan Terintegrasi di 100 Kabupaten Stunting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kerja. Tenaga kerja yang terpapar dengan potensi bahaya lingkungan

MAKALAH MASALAH KECACINGAN DAN INTERVENSI

Pada siklus tidak langsung larva rabditiform di tanah berubah menjadi cacing jantan dan

Infection risk of intestinal helminth on elementary school student in different ecosystem of Tanah Bumbu district in 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. belum mendapatkan perhatian serius, sehingga digolongkan dalam penyakit

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PREVALENSI NEMATODA USUS GOLONGAN SOIL TRANSMITTED HELMINTHES (STH) PADA PETERNAK DI LINGKUNGAN GATEP KELURAHAN AMPENAN SELATAN

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract. Rizka Yunidha Anwar 1, Nuzulia Irawati 2, Machdawaty Masri 3

SKRIPSI. Oleh. Yoga Wicaksana NIM

Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi dengan Infeksi Soil Transmitted Helminths di SDN 03 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang

HUBUNGAN ANTARA STATUS HIGIENE INDIVIDU DENGAN ANGKA KEJADIAN INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS DI SDN 03 PRINGAPUS, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI DESKRIPSI PENGETAHUAN IBU TENTANG INFEKSI CACING PADA BALITA DI DESA KARANGENDEP PATIKRAJA BANYUMAS

Hubungan Infeksi Soil Transmitted Helminth dengan Status Gizi pada Murid SDN 29 Purus Padang

Prevalensi Soil Transmitted Helminth di 10 sekolah dasar Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah

Jurnal Riset Kesehatan. HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEJADIAN INFEKSI Soil Transmitted Helminths PADA PEMULUNG DI TPS JATIBARANG

Kata kunci: Infeksi, Personal Hygiene, Soil Trasmitted Helminth

PREVALENSI KECACINGAN PADA MURID SEKOLAH DASAR NEGERI DI DESA CIHANJUANG RAHAYU PARONGPONG BANDUNG BARAT

SKRIPSI. Oleh: Dian Kurnia Dewi NIM

Pengaruh Penyuluhan PHBS tentang Cuci Tangan Pakai Sabun terhadap Pengetahuan, Sikap dan Praktik Siswa Kelas V SDN Taman Kota Serang

xvii Universitas Sumatera Utara

GAMBARAN KEJADIAN KECACINGAN PADA MURID SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN TANJUNG JOHOR KECAMATAN

ABSTRAK. Antonius Wibowo, Pembimbing I : Meilinah Hidayat, dr., M.Kes Pembimbing II : Budi Widyarto Lana, dr

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR NO HATOGUAN TERHADAP INFEKSI CACING PERUT DI KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2005

PENGARUH PERSONAL HIGIENE DAN SANITASI LINGKUNGAN TERHADAP INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN GIANYAR

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN INFEKSI CACING DI PUSKESMAS KOTA KALER KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

CONEGARAN TRIHARJO KEC. WATES 20 JANUARI 2011 (HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM DESEMBER

Transkripsi:

[ARTIKEL PENELITIAN] Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Siswa Kelas 4, 5 dan 6 dalam Upaya Pencegahan Kecacingan di SDN 2 Niluh Ita Pasyanti 1), Fitria Saftarina 2), Evi Kurniawaty 2) 1) MahasiswaFakultasKedokteran, Universitas Lampung, 2) FakultasKedokteran, Universitas Lampung Abstrak Kejadian kecacingan Soil Transmitted Helminth (STH) di dunia masih relatif tinggi. Di Indonesia pada tahun 2011 prevalensi di Sumatera mencapai 78% dan diperkirakan lebih dari 60% anak sekolah dasar di Indonesia menderita infeksi cacing. Kurangnya pengetahuan tentang kebersihan diri, lingkungan, serta infeksi cacing memudahkan anak terinfeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan siswa kelas 4, 5 dan 6 SD Negeri 2. Desain penelitian ini ialah eksperimen semu atau quasi eksperiment dengan rancangan pretest-posttest grup desain pada 69 siswa di bulan November 2014. Promosi kesehatan dilakukan dengan metode ceramah dan pembagian leftlet. Data analisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji McNemar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil pengetahuan sesudah dilakukan promosi kesehatan, nilai p = 0,001. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam upaya pencegahan infeksi kecacingan. Kata kunci: Pengetahuan, Kecacingan Soil Transmitted Helminth (STH). The Effect of Health Promotion to The Knowledge of 4, 5 and 6 Grade Student in The Prevention Effort of Worm Infection in SDN 2 Keteguhan TelukBetung Barat Abstract The Soil Transmitted helminths (STH) infection in the world were still relatively high. Indonesia in 2011, prevalence in Sumatera reached 78% and is estimated more than 60% of elementary school children in Indonesia suffered STH infections. The lack of knowledge about personal hygiene, environment, as well as that wormy infection made children easily got infected.this study was aimed to determine the effect of health promotion of the knowledge of students in grade 4, 5 and 6 in Keteguhan 2 Elementary School in West Teluk Betung. The study design was quasi-experimental (quasi experiment) with pretest-posttest design group to 69 students in November 2014. Health promotion was done with the lecture method and gave some leflet. Data was analyzed in univariate and bivariate analysis using the McNemar test. The results showed that there was an increased in knowledge after doing the health promotion, the p value = 0.001. Based on these results it can be concluded that health promotion can increase student s knowledge in the effort of preventing the STH infection. Keywords: Knowledge, Soil Transmitted Helminthiases helminths (STH). Korespondensi : Niluh Ita Pasyanti (passyaitta@yahoo.co.id) J MAJORITY Volume 4 Nomor 5 35

Niluh Ita P Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Siswa-Siswi dalam Upaya Pencegahan Kecacingan di SDN2 Pendahuluan Kecacingan merupakan masalah kesehatan yang tersebar luas didaerah tropis dan subtropis. Pada tahun 2012 lebih dari 1,5 miliar orang atau 24% dari populasi dunia terinfeksi Soil Transmitted Helminths (STH). Di Indonesia sendiri prevalensi kecacingan tahun 2012 menunjukkan angka diatas 20%. Infeksi kecacingan ini mengalami penurunan dimana pada tahun 2011 dilakukan survei di berbagai Provinsi. Prevalensi di Sumatera mencapai 78%, Kalimantan 79%, Sulawesi 88%, Nusa Tenggara Barat 92% dan Jawa barat 90%. Diperkirakan lebih dari 60% anak sekolah dasar di Indonesia menderita suatu infeksi cacing, rendahnya mutu sanitasi menjadi penyebabnya. 2 Infeksi kecacingan yang disebabkan oleh STH merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Infeksi kecacingan tergolong penyakit necleted diseaseyang kurang diperhatikan. Penyakit kecacingan ini bersifat kronis tanpa menimbulkan gejala klinis yang jelas.dampak yang ditimbulkannya baru terlihat dalam jangka panjang seperti kekurangan gizi, gangguan tumbuh kembang dan gangguan kognitif pada anak. 2 Penyebab dari infeksi kecacingan ini adalah Ascaris lumbricoides, Ancylostoma duodenale, Necator americanus, Trichuris trichiura dan Strongyloides stercoralis. 3 Penyakit kecacingan atau biasa disebut cacingan masih dianggap sebagai hal sepele oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal jika dilihat dampak jangka panjangnya, kecacingan menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi penderita dan keluarganya. Kecacingan dapat menyebabkan anemia, lesu dan prestasi belajar menurun. Pengetahuan merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku. Kebersihan perorangan dan sanitasi lingkungan juga sangat berperan dalam penularan kecacingan. 4 Infeksi cacing pada manusia dipengaruhi oleh perilaku, lingkungan tempat tinggal, dan manipulasi terhadap lingkungan. Tidak tersedianya air bersih dan tempat pembuangan tinja yang memenuhi syarat J MAJORITY Volume 4 Nomor 5 36 kesehatan menjadi salah satu faktor yang mendukung. 5 Prevalensi kecacingandi SD Negeri II Keteguhan Teluk betung Barat sebesar 47,4% 6. Ujipendahuluan dilakukan pada tanggal 15 oktober 2014. Didapatkan data bahwa sebagian dari anak Sekolah Dasar ini masih memiliki kebiasaan buang air besar (BAB) di sungai. Maka dari penelitian ini perlu dilakukan promosi kesehatan guna meningkatkan pengetahuan siswa mengenai penyakit kecacingan. Tingginya infeksi cacing disebabkan oleh beberapa faktor. Seperti rendahnya tingkat sanitasi pribadi atau perilaku hidup bersih sehatmisalnya kebiasaan cuci tangan sebelum makan dan setelah BAB. Selain itu kebersihan kuku, perilaku jajan di sembarang tempat yang kebersihannya tidak dapat dikontrol, perilaku BAB tidakdi kakus yang menyebabkan pencemaran tanah dan lingkungan oleh feses yang mengandung telur cacing serta ketersediaan sumber air bersih. 7 Dampak infeksi kecacingan ini banyak dilaporkan oleh peneliti.beberapa yang dilaporkan yakni anak usia sekolah merupakan golongan yang paling sering terinfeksi cacing karena sering berhubungan dengan tanah. 8,9 Salah satu dampak yang dapat ditimbulkan dari infeksi ini yaitu menurunnya status gizi. Dampak dari kecacingan ini dapat memperburuk kesehatan masyarakat terutama siswasekolah yang merupakan sumber daya manusia dikemudian hari. 8,10 Mengingat kerugian yang ditimbulkan dari infeksi kecacingan, maka perlu dilakukan promosi kesehatan tentang infeksi cacing usus STH dalam upaya pencegahan infeksi kecacingan. Metode Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan pretestposttest group design.pengambilan data dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini hanya siswa kelas 4, 5 dan 6 SDN 2

yang berjumlah 69 siswa. Variabel bebasnya adalah promosi kesehatan, sementara variabel terikatnya adalah tingkat pengetahuan siswa. Penghitungan statistik yang dilakukan dengan tingkat kemaknaan 95% ataup<0,05. Analisis statistik yang digunakan untuk penguji perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan promosi kesehatan adalah dengan uji McNemar. 11,12 Hasil Hasil penelitian didapatkan dari 69 responden hanya sebanyak 14 atau 20,3% siswa berpengetahuan baik sebelum dilakukan promosi kesehatan. Sementara 55 atau 79,7%siswa berpengetahuan kurang baik tentang kecacingan. Distribusi tingkat pengetahuan responden mengenai kecacingan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Tingkat Pengetahuan Responden Pengetahuan n % Baik 14 20,3% Kurang baik 55 79,7% Total 69 100% Hasil analisis pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan siswa mengenai kecacingan diperoleh bahwa terjadi peningkatan pengetahuan siswa sesudah dilakukan promosi kesehatan. Sebelum dilakukannya promosi kesehatan sebagian besar siswa kelas 4, 5 dan 6 memiliki pengetahuan kurang. Hanya 14 siswa dengan pengetahuan baik dari 69 siswa. Dari 69 siswa yang mendapatkan promosi kesehatan mengenai kecacingan didapatkan peningkatan pengetahuan. Sebanyak 62 atau 89,9% siswa kini memiliki pengetahuan baik dan sisanya sebanyak 7 atau 10,1% memiliki pengetahuan kurang baik tentang kecacingan. Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value =0,001 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna antara promosi kesehatan dengan tingkat pengetahuan. Tabulasi silang tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah promosi kesehatan dapat dilihat pada tabel 3. Pengambilan data dari 69 responden didapatkan bahwa setelah dilakukan promosi kesehatan terdapat peningkatan pengetahuan. Sebanyak 62 atau 89,9% responden berpengetahuan baik dan 7 atau 10,1% responden berpengetahuan kurang baik. Tabel 2 menunjukkan distribusi pengetahuan responden setelah dilakukan promosi kesehatan. Tabel 2. Distribusi Pengetahuan Sesudah Promosi Kesehatan Pengetahuan n % Baik 62 89,9% Kuarang baik 7 10,1% Total 69 100% J MAJORITY Volume 4 Nomor 5 37

Tabel 3. Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Promosi Kesehatan Pengetahuan sebelum promkes Pengetahuan sesudah promkes Total p (<0,05) Kurang baik Baik Kurang baik 7 48 55 0,001 Baik 0 14 14 Total 7 62 69 Diskusi Soil Transmitted Helminths (STH) adalah sekelompok cacing parasit kelas Nematoda yang menginfeksi manusia melalui kontak dengan telur atau larva parasit itu sendiri yang berkembang di tanah yang lembab danterdapat di negara yang beriklim tropis maupun subtropis. 13,14 Soil Transmitted Helminths yang paling sering ditemui di dunia meliputi Ascaris lumbricoidesyaitu cacing gelang atau roundworm, Trichuris trichiura yaitu cacing cambuk atau whipworm,necator americanus, dan Ancylostoma duodenaleyaitu cacing tambang atau hookworm. 3,15 Diperkirakan lebih dari 60% anak sekolah dasar di Indonesia menderita suatu infeksi cacing, rendahnya mutu sanitasi menjadi penyebabnya. 2,16,17 Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai p-value = 0,001. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna antara promosi kesehatan terhadap tinngkat pengetahuan siswa mengenai kecacingan. Tingkat pengetahuan yang rendah berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Promosi kesehatan adalah upaya mempengaruhi masyarakat agar menghentikan perilaku beresiko tinggi dan menggantikannya dengan perilaku yang aman atau paling tidak beresiko rendah. 4,18 Promosi kesehatan yang dilakukan disini dimaksudkan dapat meningkatkan pengetahuan serta pemahaman masyarakat terutama siswa sekolah dasar mengenai infeksi kecacingan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Wantini pada tahun 2011 bertempat di SDN 2 didapatkan sebanyak 47,4% siswa terinfeksi STH. Hal ini berhubungan dengan pengetahuan dan perilaku siswa. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Diketahui pula bahwa pengetahuan akan mampu menjelaskan aspekaspek penting dalam kehidupan dan dapat memperhitungkan hal-hal yang akan terjadi. 16,18 Seperti yang dijelaskan oleh Green pada faktor predisposisi bahwa penyuluhan atau pendidikan kesehatan akan menggugah kesadaran. Serta memberikan atau meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan dan peningkatan kesehatan baik bagi dirinya, keluarga maupun masyarakat. Sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru, ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya. 4,18,19 Orang akan melakukan pencegahan tentang kecacingan apabila ia tahu apa tujuan dan manfaatnya bagi kesehatan atau keluarganya. Serta mengetahui apa bahayabahayanya jika ia tidak melakukan pencegahan tersebut. Oleh sebab itu terjadi peningkatan pengetahuan tentang penyakit kecacingan setelah dilakukan promosi kesehatan. Karena tercapainya indikator-indikator tentang tingkat pengetahuan tentang kecacingan. 20 J MAJORITY Volume 4 Nomor 5 38

Hal ini dapat dilihat dari hasil post test yang mengalami peningkatan antara sebelum dan sesudah dilakukan promosi kesehatan. Jika dilihat dari lingkungan sekitar sekolah, kebersihan serta penggunaan air bersih sangat minim. Kebiasaan menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan BAB disungai masih ditemui diwilayah ini. Hal ini tentu dipengaruhi oleh pengetahuan masyarakat sekitar dan ketidaksediaan sarana dan prasarana. Proses yang didasari oleh pengetahuan kesadaran dan sikap positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan kesadaran dan sikap positif maka tidak akan berlangsung lama. 18 Simpulan Terdapat pengaruh promosi kesehatan terhadap tingkat pengetahuan siswa di SDN 2 dengan p-value = 0,001. Daftar Pustaka 1. World Health Organization. Soil Transmitted Helminth Infections. 2013.[diakses 29 September 2014].Tersedia di http://www.int/mediacentre/factsheets/fs366/e n/. 2. Sutanto I, Ismid S, Syarifudin P, Saleha S.. Parasitologi Kedokteran, edisi ke-4. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2008. hlm 6-9. 3. Satari H. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis, edisi ke-2. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.2010. hlm 370-384. 4. Refirman DJ. Faktor Pendukung Transmisi Soil Transmitted Helminths pada Murid SD di Dua Dusun Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan.(Tesis).Jakarta: Universitas Indonesia. 1998. 5. Margono S. Nematoda Usus Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2008. hlm 6-20. 6. Wantini S. Perilaku Anak Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Kesehatan.2011. 2(2): 341-347. 7. Listyowati D. Pengaruh Intervensi Promosi Kesehatan terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Praktek Cuci Tangan Pakai Sabun pada Siswa SDN Pengasinan IV Kota Bekasi Tahun 2012. (Skripsi). Jakarta: Universitas Indonesia. 2012. 8. Trikanti N. Hubungan Pengetahuan tentang Kecacingan dan Jenjang Kelas dengan Kejadian Kecacingan Soil Transmitted Helminth (STH) pada Siswa Kelas 4, 5 dan 6 SD Negeri 1 Pinang Jaya, Bandar Lampung.(Skripsi).Bandar Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 2013. 9. Jalaludin. Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Higine, dan Karakteristik Anak terhadap Infeksi Kecacingan pada Murid Sekolah Dasar di Kecamatan Blang Mangut Kota Lhokseumawe. (Tesis).Medan: Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan pada Sekolah Pscasarjana USU.2009. 10. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman umum program nasional pemberantasan cacingan di era desentralisasi. Jakarta: Depkes RI. 2006. 11. Alimul H. Riset dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. 2007. hlm 34-40. 12. Dahlan S. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi ke-5. Jakarta: Salemba Medika. 2011. Hlm 21-35. 13. Prianto J, Thajaya. Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2006. Hlm 4-12. 14. Gandahusada S. Parasitologi Kedokteran. Edisi Keempat. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006. Hlm 7-16. 15. Mardiana D. Prevalensi Cacing Usus Pada Murid Sekolah Dasar Wajib Belajar Pelayanan Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan Daerah Kumuh Di Wilayah DKI Jakarta. Jurnal Ekologi Kesehatan. 2008.7(2): 25-27. 16. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2010. hlm 35-41. 17. Notoatmodjo S. Metodelogi Penelitian Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta. 2007. hlm 27-32. 18. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi.Jakarta: Rineka Cipta. 2005. hlm 50-60. 19. Sastroasmoro S. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Klinis. Edisi ke-3. Jakarta: Sagung Seto. 2010. hlm 9-16. 20. Diah P. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keadaan Infeksi Parasit Usus Pada Anak Usia Prasekolah Di Kelurahan Kedung Cowek (Daerah Pesisir) Surabaya.(Skripsi).Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya.201 J MAJORITY Volume 4 Nomor 5 39