ABSTRAK. ) dan kelompok yang diberikan pembelajaran dengan metode ekspositori atau kelas kontrol (variabel X 2

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TEKNIK FIELD VISIT TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS BERITA OLEH SISWA KELAS VIII SMP SWASTA BUDI AGUNG MEDAN MARELAN TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011

PENGARUH TEKNIK FIELD VISIT TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS BERITA OLEH SISWA KELAS VIII SMP SWASTA BUDI AGUNG MEDAN MARELAN TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MIND MAPPING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BATUSANGKAR

pembelajaran sejak dasar. Sehubungan dengan empat keterampilan berbahasa, sesungguhnya sangat jarang suatu jenis keterampilan berbahasa digunakan

Istarani (2012 : 87), memaparkan pendapatnya mengenai keunggulan model pembelajaran Group Investigation, yaitu:

PENGARUH MEDIA TAYANGAN TALK SHOW KICK ANDY TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HASIL WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA OLEH SISWA KELAS VIII SMP PGRI 9 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 OLEH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

Oleh : Novita Sari Drs. Syamsul Arif, M.Pd. Abstrak

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN

OLEH MURNI HARAHAP ABSTRAK

EFEKTIVITAS METODE DISKURSUS MULTY REPRECENTACY

Oleh Warniatul Ulfah ABSTRAK

Oleh Ratna Dewi ABSTRAK

PENGARUH MODEL GAMBAR DAN GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENGARUH MEDIA ALBUM FOTO KENANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Dwi Pratama Sari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Oleh Pestauli Gultom Kata Kunci: pengaruh, Model Pembelajaran Berbasis Masalah, teks eksplanasi

Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014

ARTIKEL PENGARUH METODE COPY THE MASTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS X SMA NUSANTARA LUBUKPAKAM T.

Disusun dan Diajukan oleh : SRI PRATIWI NIM Telah Diverifikasi dan Dinyatakan Memenuhi Syarat untuk Diunggah pada Jurnal Online

OLEH Vera Puspita Liangsari NIM ABSTRAK

PENGARUH MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PUISI OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA MEDAN PUTRI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Oleh ISNAYANTI LUBIS ABSTRAK

Oleh Sariduma Sinaga Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd.

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN BERITA DAN KETERAMPILAN MENULIS BERITA SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 PAINAN

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan oleh. Monalisa Frince S. Pembimbing Skripsi, Drs. H. Sigalingging, M.Pd

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN FISHBOWL

Penulisan Berita Sabtu, 08 November 2014

hitung = 6,71 > t tabel = 2,01 maka hipotesis nihil (H o ditolak, sedangkan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

PENGARUH PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SWASTA BANDUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Oleh Dewi Astuti. Drs. Syamsul Arif, M. Pd. ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BESITANG TAHUN PEMBELAJARAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERPADU TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI ARTIKEL OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENGARUH MEDIA TELEVISI MY TRIP MY ADVENTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

Kata Kunci: Struktur, Ciri Kebahasaan, Menulis, Teks Prosedur Kompleks.

III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP SWASTA ISTIQLAL DELITUA TAHUN PEMBELAJARAN

PDF created with pdffactory Pro trial version

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PANCINGAN KATA KUNCI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIGUMPAR TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

Oleh Rudiansyah Siregar Dr. Wisman Hadi, M.Hum.

PENERAPAN METODE PANGALIRAN IMAJI (IMAGE STREAMING) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN

Rama Wadi. NIM

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa

ABSTRAK. Kata kunci: Pembelajaran Elaborasi, Menulis cerpen. Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh Desty Junita Sitohang Dra. Rosdiana, Siregar, M.Pd. Abstrak

PENGARUH MEDIA TELEVISI SI BOLANG TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 38 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Oleh Evi Kristina Br Ujung Drs. Malan Lubis, M.Hum

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

Oleh Elisda Betharia Marpaung Atika WAsilah, S.Pd., M.Pd. ABSTRAK

keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis

Oleh. Nanda Risanti Dr. Abdurrahman Adisaputera, M.Hum. Abstrak. Kata kunci: Model Pembelajaran Saintifik, Teks Laporan Hasil Observasi.

Oleh Desy Arisani Sitorus. Dra. Rumasi Simaremare ABSTRAK

BENTUK DAN ANATOMI BERITA

Oleh Try Annisa Lestari ABSTRAK

Kata Kunci: Pengaruh STAD Wacana-Menulis Karangan Argumentasi PENDAHULUAN

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

PENGARUH METODE PANCINGAN KATA KUNCI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI OLEH SISWA KELAS VIII SMP SWASTA MULIA PRATAMA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan pers ini mengundang suatu lembaga maupun perorangan untuk

LITBANG KOMPAS NURUL FATCHIATI

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

EFEKTIVITAS TEKNIK DRAMATIK DALAM PEMBELAJARAN MENGANALISIS TOKOH CERPEN PADA PRODI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

Oleh Alfiandie Sinaga Dr. Wisman Hadi, M.Hum.

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL. Oleh. Siti Saulia Siregar. Pembimbing Skripsi. Drs. Malan Lubis, M.Hum

PENGARUH KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETEPATAN SERVICE ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Lirma Susanti Nababan

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diangkat dalam penelitian ini diantaranya adalah hasil belajar siswa kelas eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGUASAAN KONTEKS TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN OLEH SISWA KELAS VII SMP SWASTA JOSUA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

KONTRIBUSI KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS BERITA

Oleh Nirmala Sari Siregar Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd.

EFEKTIVITAS METODE PEMODELAN TERHADAP PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF OLEH SISWA KELAS IX

Data Mentah Skor Posttes Kelas Eksperimen

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan Oleh : LESTIKA DEWI NIM Telah Diverifikasi dan Dinyatakan Memenuhi Syarat Untuk Diunggah pada Jurnal Online

Apa itu Straight News?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

Oleh Devi Maria Tri Putri Drs. Syamsul Arif, M.Pd. ABSTRAK

Teknik Reportase dan Wawancara

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Jurusan Bangunan

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa hasil belajar siswa di SMA Negeri 10 Sarolangun masih belum memenuhi standar yang telah 1 XI IPA 1 65,24

A. Deskripsi Proses Penelitian

Oleh Sri Lestari Siregar Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M. Pd.

PENGARUH STRATEGI IMAJINASI TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN NILAI KEHIDUPAN DALAM CERPEN OLEH

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

EFEKTIVITAS METODE BERKUNJUNG KE LINGKUNGAN SEKITAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS BERITA OLEH SISWA KELAS X MA SWASTA AL-WASHLIYAH YAYASAN AMAL DAN SOSIAL AL-JAM IYATUL ISMAILIYAH MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011 ASRIFAH TUMANGGOR ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Efektivitas Metode Berkunjung ke Lingkungan Sekitar Terhadap Kemampuan Menulis Berita Oleh Siswa Kelas X MA Swasta Al-Washliyah yayasan amal dan sosial Al-Jam iyatul Washliyah Ismailiyah Medan Tahun Pembelajaran 2010/2011. Untuk tujuan tersebut, metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan membandingkan dua kelompok, yaitu kelompok yang diberikan pembelajaran menulis berita dengan menggunakan metode berkunjung ke lingkungan sekitar atau kelompok (variabel X 1 ) dan kelompok yang diberikan pembelajaran dengan metode ekspositori atau kelas kontrol (variabel X 2 ) Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MA Swasta Al- Washliyah yayasan amal dan sosial Al-Jam iyatul Washliyah Ismailiyah Medan Tahun Pembelajaran 2010/2011, yang berjumlah 80 orang siswa. Sampel penelitian ini sebanyak 63% dari jumlah populasi yaitu 50,4 orang digenapkan menjadi 50 orang. Sampel kemudian dibagi menjadi 2 kelompok dengan teknik random yaitu kelas eksperimen 25 orang dan kelas kontrol 25 orang. Instrument yang digunakan untuk menjaring data adalah post test hasil belajar siswa berupa essay test sebanyak satu butir soal dan enam kriteria penilaian menggunakan unsur berita 5W+1H dengan skor maksimun 100 jika jawaban semua benar. Dari analisis data dengan statistik t. Diperoleh harga t hitung sebesar 2,68 (t 0 = 2,68) lebih besar dari t tabel 2,01 untuk N 1 +N 2-2. Karena t 0 (2,68) > t t (2,01), maka H o ditolak dan H a diterima. Hal ini berarti kemampuan menulis berita siswa yang diajar dengan metode berkunjung ke lingkungan sekitar lebih efektif dari kemampuan menulis berita siswa yang diajar dengan ekspositori. Kata Kunci : efektivitas, lingkungan, menulis berita. PENDAHULUAN Menjadi pribadi yang efektif adalah dambaan setiap manusia. Untuk menjadi pribadi yang efektif dibutuhkan adanya suatu pengajaran. Pengajaran yang kita peroleh dalam kehidupan sehari-hari bisa kita dapatkan lewat berbagai

bidang pengajaran. Salah satu bidang pengajaran tersebut adalah pengajaran bahasa Indonesia. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu berkomunikasi secara lisan dan tertulis. Untuk menjadikan siswa terampil dalam berbahasa dan berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis dibutuhkan adanya empat keterampilan dalam pengajaran bahasa Indonesia. Keempat keterampilan berbahasa tersebut adalah (1) keterampilan menyimak; (2) keterampilan berbicara; (3) keterampilam membaca; dan (4) keterampilan menulis. Pengajaran keempat keterampilan tersebut terdiri dari berbagai aspek yang perlu diperhatikan antara lain; guru, siswa, dan bahan pelajaran. Di lingkungan sekolah, pengajaran bahasa Indonesia sudah ditetapkan dengan tegas dan jelas namun pelaksanaannya sering menemui kegagalan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Kegagalan dalam mencapai tujuan tersebut dapat diakibatkan karena adanya faktor metode yang digunakan guru di kelas tidak sesuai dengan situasi dan kondisi yang mendukung tercapainya hasil pembelajaran. Hal ini diperkuat oleh pendapat Nurgiyantoro (1988: 2) yang menyatakan bahwa, Pada umumnya sebab yang menimbulkan kegagalan itu terletak pada bidang-bidang antara lain; kondisi kelas yang kurang baik, metode yang dipakai kurang sesuai, guru yang mengajar kurang berlatih dan belum mempersiapkan diri dengan baik. Beliau, juga mengatakan bahwa, guru bahasa yang ideal adalah guru yang harus mempunyai pengetahuan yang luas tentang bahasa yang diajarkannya, mengetahui betul metode yang tepat digunakan untuk keperluan itu serta berlatih menggunakan metode-metode itu dalam praktik. Keempat aspek keterampilan yang telah disebutkan sebelumnya sangatlah penting untuk dipelajari. Namun, dalam penelitian ini peneliti hanya menyoroti aspek keterampilan menulis karena melihat dari pengalaman peneliti di lapangan. Keterampilan menulis siswa masih rendah hal tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa faktor antara lain; 1) siswa kurang tertarik dengan kegiatan menulis karena kurang termotivasi belajar, 2) pembelajaran keterampilan menulis belum dilihat sebagai sebuah masa depan, 3) kurangnya inovasi guru dalam meningkatkan motivasi dan bimbingann terhadap kemampuan menulis siswa, dan 4) strategi pembelajarn menulis dianggap monoton dan membosankan. Disebutkan dalam pokok pembelajaran keterampilan menulis, ada beberapa kompotensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk siswa kelas X tingkat SMA atau MA sederajat, di antaranya adalah menulis teks berita yang telah ditetapkan standar nilainya yang disebut dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Tetapi, pada kenyataannya kemampuan siswa dalam menulis teks berita masih sangat rendah. Rendahnya kemampuan menulis berita siswa tersebut disebabkan oleh banyak faktor yaitu; kurangnya latihan, kurangnya minat siswa dalam menulis teks berita, keterbatasan waktu untuk meluangkan hasil pemikiran di dalam menulis teks berita, dan paling sering siswa kesulitan dalam menuangkan ide. Hal ini terlihat dari adanya salah satu hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi Yunita NIM 03310005 dengan judul Efektivitas Penggunaan Teknik Berfikir- Berpasangan Berempat dalam pembelajaran Menulis Berita pada Siswa Kelas X

SMA Kesatria Mandiri Medan Tahun Pembelajaran 2007/2008 menyatakan hasil menulis teks berita masih rendah dengan rata-rata 72,56. Bukan hanya itu, hal tersebut juga terlihat ketika peneliti melaksanakan PPLT (Program Praktek Lapangan Terpadu) pada tahun 2009, bahwa rendahnya kemampuan siswa dalam menulis teks berita disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan minat siswa dalam pembelajaran menulis teks berita serta metode pengajaran yang digunakan guru kurang tepat, masih bersifat konvensional, dan monoton sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi membosankan. METODE Sesuai dengan pernyataan di atas, metode yang digunakan guru tentunya akan sangat berpengaruh terhadap pemahaman siswa dan perkembangan prestasinya. Selama ini pembelajaran di kelas cenderung berfokus kepada guru. Guru di kelas dianggap sumber utama pengetahuan, sehingga dalam pengajaran cenderung menggunakan metode konvensional. Dengan metode ini kreativitas siswa dalam proses belajar berkurang. Salah satu metode konvensional dalam pembelajaran yang berorientasi kepada guru adalah metode Ekspositori, pembelajaran metode Ekspositori adalah pengajaran yang menyampaikan pesan dalam keadaan siap. Dalam metode ini guru menyajikan bentuk yang telah siap secara rapi, sistematis, dan lengkap, sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan teratur. Metode Ekspositori pada hakikatnya menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa yang dipandang sebagai objek yang menerima apa yang diberikan guru. Artinya, tingkah laku di kelas pengajaran dan distribusi pengetahuan itu dikontrol ditentukan oleh guru. Metode ini sering digunakan guru, tetapi dikhawatirkan kegiatan belajar peserta didik kurang optimal sebab terbatas pada pendengaran dan mencatat apa yang disampaikan guru dan sekali-kali bertanya pada guru. Sehingga siswa hanyalah berpusat pada pengetahuan hapalan. Pengetahuan seperti itu bagaimanapun tidak bermanfaat banyak bagi siswa untuk mengembangkan dirinya menjadi orang yang terampil berorientasi pada belajar itu sendiri. Metode pembelajaran seperti ini membuat siswa bosan dan berakibat pada sulitnya siswa untuk memahami pelajaran dan menggali keterampilan mereka. Seharusnya, siswa diberi kesempatan menciptakan pengalaman-pengalamannya sendiri dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam hal ini, guru diharapkan dapat menggunakan metode yang efektif dalam pembelajaran. Dengan demikian metode yang digunakan guru tentunya akan sangat berpengaruh terhadap pemahaman siswa dan perkembangan prestasinya. Metode yang monoton dan bersifat sentral pada guru tentunya kurang memacu siswa kreatif dalam menulis. Dari fenomena yang telah disampaikan di atas dapat diasumsikan bahwa metode yang digunakan guru selama ini kurang efektif. Di sinilah guru sangat dituntut untuk menciptakan metode yang mampu memperbaiki kondisi tersebut. Menanggapi masalah tersebut, terdapat satu metode inovatif yang dapat digunakan yakni Metode Field Trip (berkunjung ke lingkungan sekitar). Metode ini menekankan pada pengalaman belajar aktif yang diarahkan langsung pada siswa sehingga dapat berperan sendiri dalam mencari informasi yang dijadikan

sebuah berita. Siswa ditunjuk untuk terjun sendiri ke lapangan mengunjungi tempat untuk dijadikan sumber pertama informasi tepatnya informasi yang ingin diperoleh siswa, dimulai di sekitar sekolah dan lingkungan sekitarnya sehingga siswa dapat melihat tempat kejadian yang hendak dijadikan sebagai sumber berita. Langkah pertama sebelum siswa ke tempat kejadian yang dijadikan objek untuk memperoleh informasi, siswa harus membuat persiapan-persiapan awal dengan baik persiapan itu dengan menentukan objek atau siapa yang dijadikan informan dalam memperoleh informasi yang akurat, merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam memperoleh informasi yang hendak dijadikan topik dalam membuat berita yang telah dirumuskan. Membuat pertanyaan-pertanyaan yang ingin dituju dalam bentuk wawancara dengan menggunakan rumus 5W+1H. Serta kesiapan setiap kelompok untuk jeli dalam membaca tentang tempat yang dikunjungi, menggunakan tata karma yang baik dan sopan dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada informan. Setelah itu kelompok merangkum hasil laporan yang telah diperoleh ke dalam bentuk teks berita. Pengalaman anak sarat penemuan yang diperoleh di lapangan berusaha sendiri dan mencari pemecahan masalah hingga pengetahuan yang diperoleh bermakna. Jadi, metode Field Trip adalah metode belajar yang dapat mengarahkan siswa mencari dan menemukan sendiri ide yang ingin dituangkan ke dalam berita dengan langsung mencari nara sumber informasi yang ingin diperoleh untuk berita tersebut dan siswa dapat mendapatkan makna belajarnya. Pertanyaannya kemudian, apakah metode Field Trip lebih efektif dibanding metode Ekspositori untuk meningkatkan kemampuan menulis teks berita? Pertanyaan ini menuntun penelitian yang luas dan mendalam. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian eksperimen dengan memberikan perlakuan yang berbeda pada dua kelompok. Kelompok pertama disebut kelompok eksperimen dengan memberikan metode Field Trip dan kelompok kedua dinamakan kelompok kontrol dengan memberikan Metode Ekspositori. PENGGOLONGAN BERITA Dalam (http://kundharu.staff.uns.ac.id/files/2008/09/) menerangkan bahwa, berita jurnalistik dapat digolongkan menjadi berita langsung, berita ringan, berita kisah, dan laporan mendalam. 1. Berita Langsung Berita langsung digunakan untuk menyampaikan kejadian penting yang secepatnya diketahui pembaca. Aktualitas merupakan unsur yang penting dari berita langsung. Kejadian yang sudah lama terjadi tidak bernilai untuk berita langsung. Aktualitas bukan hanya menyangkut waktu tetapi juga sesuatu yang baru diketahui atau ditemukan. 2. Berita Ringan Berita ringan tidak mengutamakan unsur penting yang hendak diberikan tetapi sesuatu yang menarik. Berita ini biasanya ditemukan sebagai kejadian yang manuasiawi dari kejadian yang penting. Kejadian penting ditulis dalam berita langsung, sedang berita yang menarik ditulis dalam bahasa yang ringan.

3. Berita Kisah Berita kisah adalah tulisan tentang kejadian yang dapat menyentuh perasaan atau menambah pengetahuan pembaca lewat penjelasn rinci, lengkap serta mendalam. Terdapat berbagai jenis berita kisah diantaranya (a) profile feature, (b) how to do it feature, (c) sciense feature, dan (d) human interest features. a. Profile Feature Profile Feature menceritakan perjalanan hidup seseorang, bisa pula hanya menggambarkan sepak terjang orang tersebut dalam suatu kegiatan dan pada kurun waktu tertentu. Profile Feature tidak hanya cerita sukses saja, tetapi juga cerita kegagalan seseorang. Tujuannya agar pembaca dapat bercermin lewat kehidupan orang lain. b. How to do it Feature How to do it Feature merupakan berita yang menjelaskan agar orang melakukan sesuatu. Informasi disampaikan berupa petunjuk yang dipandang penting bagi pembaca. Misalnya, petunjuk berwisata ke Pulau Bali dalam tulisan ini disampaikan beberapa tips praktis rute perjalanan. c. Science Feature Science Feature adalah tulisan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai oleh kedalaman pembahasan dan objektivitas pandangan yang dikemukakan, menggunakan data dan informasi yang memadai. d. Human Interest Features Human Interest Features merupakan feature yang menonjolkan hal-hal yang menyentuh perasaan sebagai hal yang menarik, termasuk didalamnya adalah hobi dan kesenangan. Menurut Romli (2005: 11), jenis-jenis berita lain antara lain. 1. Straight News: berita langsung, apa adanya, ditulis secara ringkas dan lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar berisi berita jenis ini, jenis berita Straight News dipilih lagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut. a. Hard News yakni, berita yang memiliki nilai lebih dari segi aktualitas dan kepentingan atau amat penting segera diketahui pembaca. Berita informasi peristiwa khusus (special event) yang terjadi secara tiba-tiba. b. Soft News yakni, nilai beritanya di bawah Hard News dan lebih merupakan berita pendukung. 2. Depth News: berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan. 3. Investigation News: berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber. 4. Interpretative News: berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penelitian penulisnya/reporter. 5. Opinion News: berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat para cendikiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu hal, peristiwa, kondisi poleksosbudhankam, dan sebagainya.

MACAM-MACAM BERITA Menurut Assegaf (1983: 40), ada 7 (tujuh) macam-macam berita. Macammacam berita tersebut dijabarkan sebagai berikut. 1. Berita politik Kehidupan politik dan kenegaraan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kehidupan rakyat, karena itu setiap orang akan tertarik dengan berita-berita politik. Berita-berita mengenai politik ini mencakup masalahmasalah kenegaraan, sejak dari diplomasi internasional, pemilihan umum, krisiskrisis kabinet, sampai masalah-masalah politik yang terjadi di daerah-daerah. 2. Berita ekonomi Pemberitaan ekonomi demikian pentingnya karena ia menyangkut pada hakekatnya usaha manusia yang sangat penting bagi kehidupannya, yaitu usaha mencari nafkah. Bahwa berita-berita ekonomi merupakan berita-berita penting dapat pula dengan berita-beritanya sering dikemukakan di surat kabar. 3. Berita kejahatan Dalam hubungan dengan sikap dan tugas surat kabar sebagai pemberi informasi, dalam pemberitaan berita-berita kejahatan tidak boleh dilebih-lebihkan secara sensasional, yang dapat merusak moral masyarakat. 4. Berita kecelakaan atau kebakaran Berita-berita kebakaran atau kecelakaan merupakan berita yang termasuk dalam bagian yang tidak terduga. Oleh karena sifatnya yang tidak terduga, pemberitaan berita-berita semacam ini menghendaki keahlian tersendiri bagi wartawan-wartawannya untuk mendapatkan berita-berita tersebut. Dalam bagian ini termasuk segala berita-berita kecelakaan, baik yang menimbulkan korban maupun kecelakaan biasa. Khusus dalam bagian ini termasuk pula berita-berita kebakaran dan kecelakaan yang disebabkan oleh kekuatan alam, misalnya banjir, angin topan, dan sebagainya. Selain itu, bunuh diri juga dimasukkan dalam penggolongan berita kecelakaan. 5. Berita olah raga Dalam hubungan dengan berita olah raga seluruh kegiatan olah raga termasuk dalam berita olah raga, begitu pula dengan cabang-cabang olah raga misalnya sepak bola, atletik, renang, senam, polo air, balap sepeda, balap motor, tinju, gulat, yudo, dan sebaianya. 6. Berita militer Mengenai selera pembaca terhadap berita-berita perang, harus ditinjau dari berbagai segi dan adanya berbagai unsur berita di dalamanya, antara lain unsur pertentangan dan unsur ketegangan, di samping unsur akibat, karena pengalaman telah menunjukkan bahwa akibat yang ditimbulkan oleh peperangan langsung dirasakan rakyat. 7. Berita ilmiah Hal yang termasuk dalam pengertian berita ilmiah adalah segala berita-berita kemajuan ilmu pengetahuan, baik berupa penemuan-penemuan baru, teori-teori baru, perbaikan cara kerja yang baru, hasil riset, hasil survei, pertemuanpertemuan ahli-ahli ilmu pengetahuan, symposium, dan lain sebagainya.

UNSUR-UNSUR BERITA Unsur-unsur berita merupakan bagian-bagian yang membangun suatu berita. Unsur itu juga yang sekaligus menjadi patokan penilaian suatu berita baik atau tidak. Unsur-unsur berita terkait erat dengan rumus mutlak berita yaitu 5W+1H. Romli (2005: 10) mengemukakan, rumus berita yang dimaksud adalah sebagai berikut. 1. Apa (what) Pada unsur ini, suatu berita diharapkan dapat menjelaskan fenomena apa yang terjadi. 2. Siapa (who) Pada unsur ini, suatu berita diharapkan dapat menjelaskan siapa saja yang terlibat dalam suatu peristiwa atau kejadian. 3. Kapan (when) Pada unsur ini, suatu berita diharapkan dapat menjelaskan kapan peristiwa terjadi. 4. Di mana (where) Pada unsur ini, suatu berita diharapkan dapat menjelaskan di mana peristiwa terjadi. 5. Mengapa (why) Pada unsur ini, suatu berita diharapkan dapat menjelaskan mengapa suatu peristiwa dapat terjadi. 6. Bagaimana (how) Pada unsur ini, suatu berita diharapkan dapat menjelaskan bagaimana jalan terjadinya peristiwa. TEKNIK MENULIS BERITA (GAYA PIRAMIDA TERBALIK) Teknik penulisan berita yang biasa digunakan adalah gaya piramida terbalik. Tujuan dari penulisan piramida terbalik adalah untuk memudahkan khalayak pembaca yang bergegas, untuk cepat mengetahui apa yang terjadi dan diberitakan. Di samping itu, tujuan lainnya adalah untuk memudahkan para redaktur memotong bagian yang tidak penting yang terletak pada bagian paling bawah. Jelasnya gaya piramida terbalik merupakan teknik menulis berita yang disesuaikan dengan sifat khalayak maupun cara kerja wartawan yang bergegas harus cepat selesai. (Assegaf, 1983: 49). Untuk dapat lebih memahami gaya penulisan berita yang disebut bentuk Piramida Terbalik, terlebih dahulu baik sekali diperkenalkan istilah-istilah anatomi berita yaitu bagian-bagian yang membentuk sebuah berita, bila kita menggunakan bentuk piramida terbalik dalam menulis berita, maka pada bagian pertama akan ditemui istilah judul berita (headline), kemudian baris tanggal (dateline), kemudian teras berita (lead atau intro), dan kemudian barulah tubuh berita. 1. Judul berita (headline) Judul berita (headline) berfungsi menolong pembaca yang bergegas untuk cepat mengenal kejadian-kejadian yang terjadi sekelilingnya yang diberitakan. Fungsi

lainnya adalah dengan teknik grafika dengan tipe-tipe huruf, judul berita menonjolkan berita tadi, untuk dapat lebih menarik orang membacanya. 2. Baris tanggal Setelah judul berita, dijumpai baris tanggal (dateline), yaitu umumnya tanggal berita itu dibuat singkatan (inisial) dari surat kabar atau sumber berita itu sendiri. Sebagai contoh dapat disebutkan surat kabar harian Medan Bisnis misalnya menggunkan Medan, Selasa (MB). Baris tanggal ini menunjukkan bahwa berita tadi ditulis di Medan di tempat kejadian dan saat ditulisnya adalah hari Selasa. Kependekan dari MB bahwa berita didapat dari wartawan surat kabar harian Medan Bisnis sendiri. 3. Teras berita (lead atau intro) Bagian yang paling utama adalah menulis teras berita ( lead atau intro). Oleh karena sifatnya yang ingin menonjolkan bagian-bagian penting dari suatu berita, dan juga teras berita merupakan ringkasan dari berita; teras berita umumnya memuat lengkap unsur-unsur berita. Unsur-unsur isi berita yang lazimnya disebut 5W+1H harus terdapat dalam teras berita, yaitu what, who, where, when, why, serta how (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, serta bagaimana). Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh lead berikut ini. Dua orang pengamen, Sumi (14) dan yongki (8) yang berasal dari Tebing Tinggi meninggal sore ini pukul 03.35 di perempatan jalan Padang Bulan, akibat ditabrak bus Angkutan Umum yang berlari kencang dan tidak dapat lagi dikendalikan. (5W+1H semuanya terdapat dalam teras berita ini). 4. Tubuh Berita Jika teras berita telah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah menulis tubuh berita. Dalam penulisan tubuh berita, hal terpenting dalam gaya penulisan berita adalah mempertahankan kesatuan di dalam gaya menulis, maksudnya kesatuan gagasan di dalam penulisan berita harus dipertahankan, materi yang tidak relevan dengan satu gagasan berita pokok sebaiknya dihindarkan. Mengingat dalam teknik penulisan berita erat hubungannya dengan bahasa jurnalistik, hendaknya disadari bahwa jurnalistik dan gayanya adalah bahasa dan gaya yang lugas, tidak berbunga-bunga, dan tidak bertele-tele. Hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut. a. Laporan berita haruslah bersifat menyeluruh. b. Ketertiban dan keteraturan mengikuti gaya menulis berita. c. Tepat dalam penggunaan bahasa dan tata bahasa. d. Ekonomi kata harus diterapkan. e. Gaya penulisan haruslah hidup, punya makna, warna dan imajinasi. Menurut Soeseno (1997: 67), Menyusun sebuah berita harus merangkai fakta dengan jumlah detail yang menjawab pertanyaan 5W+1H. Semuanya disusun dengan urutan-urutan lead hingga tubuh berita. Tetapi agar rangkaian itu menarik, fakta yang paling penting disajikan paling dulu, sebagai sudut pandang dimulainya tulisan. Baru kemudian menyusun hal-hal kurang penting. Dari segi kepentingan hal, struktur tulisan seperti piramida terbalik.

DESAIN PENELITIAN Rancangan atau desain dalam penelitian ini menggunakan model desain penelitian Randomized Control Group Only Design. Rancangan atau desain penelitian ini dapat dijelaskan pada table berikut. TABEL I DESAIN PENELITIAN Kelas Perlakuan Post-Test Eksperimen X 1 T Kontrol X 2 T Keterangan: X 1 : Perlakuan dengan metode Field Trip : Perlakuan dengan metode Ekspositori X 2 T : Tes akhir penugasan Menulis Teks Berita E. Instrumen Penelitian Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks berita, maka dilakukan penilaian dalam hal-hal terkait dengan menulis teks berita dan menginterpretasikan aspek yang dinilai. Menurut Lubis (1963: 37), unsur -unsur yang akan dinilai terdiri dari 6 aspek 5W+1H, yaitu; apa ( what), siapa ( who), kapan ( when), di mana ( where), mengapa ( why), bagaimana ( how). Penelitian tersebut dilakukan oleh peneliti dan guru bidang studi. Berikut ini adalah kisi-kisi penilaian yang digunakan dalam penelitian ini. TABEL II TABEL PENILAIAN MENULIS TEKS BERITA No Indikator Skor Kriteria 1. Apa (What) 15 11-15 6-10 0-5 2. Siapa (Who) 15 11-15 6-10 Jika unsur what dipaparkan dengan jelas, siswa mampu membentuk kejadian atau peristiwa yang dapat menjadi pemberitaan dengan kata-kata Jika unsur what dipaparkan kurang jelas, siswa kurang mampu memahami unsur what yang dipaparkan. Jika unsur what dipaparkan tidak jelas, siswa tidak mampu memaparkan pemberitaan dengan kata-kata Jika unsur who dipaparkan dengan jelas, siswa mampu membentuk kejadian atau peristiwa yang dapat menjadi pemberitaan dengan kata-kata Jika unsur who dipaparkan kurang jelas, siswa

3. Kapan (When) 4. Di mana (where) 5. Mengapa (Why) 6. Bagaimana (How) 0-5 15 11-15 6-10 0-5 15 11-15 6-10 0-5 20 14-20 7-13 0-6 20 14-20 7-13 kurang mampu memahami unsur who yang dipaparkan. Jika unsur who dipaparkan tidak jelas, siswa tidak mampu memaparkan pemberitaan dengan katakata Jika unsur when dipaparkan dengan jelas, siswa mampu membentuk kejadian atau peristiwa yang dapat menjadi pemberitaan dengan kata-kata Jika unsur when dipaparkan kurang jelas, siswa kurang mampu memahami unsur when yang dipaparkan. Jika unsur when dipaparkan tidak jelas, siswa tidak mampu memaparkan pemberitaan dengan kata-kata Jika unsur where dipaparkan dengan jelas, siswa mampu membentuk kejadian atau peristiwa yang dapat menjadi pemberitaan dengan kata-kata Jika unsur where dipaparkan kurang jelas, siswa kurang mampu memahami unsur where yang dipaparkan. Jika unsur where dipaparkan tidak jelas, siswa tidak mampu memaparkan pemberitaan dengan kata-kata Jika unsur why dipaparkan dengan jelas, siswa mampu membentuk kejadian atau peristiwa yang dapat menjadi pemberitaan dengan kata-kata Jika unsur why dipaparkan kurang jelas, siswa kurang mampu memahami unsur why yang dipaparkan. Jika unsur why dipaparkan tidak jelas, siswa tidak mampu memaparkan pemberitaan dengan katakata Jika unsur how dipaparkan dengan jelas, siswa mampu membentuk kejadian atau peristiwa yang dapat menjadi pemberitaan dengan kata-kata Jika unsur how dipaparkan kurang jelas, siswa kurang mampu memahami unsur how yang dipaparkan.

0-6 Jika unsur how dipaparkan tidak jelas, siswa tidak mampu memaparkan pemberitaan dengan katakata Untuk mengetahui kategori pengaruh metode Field Trip terhadap kemampuan menulis teks berita, digunakan standar skor menurut Sudijono (2005: 24), sebagai berikut. Skor 85-100 = Sangat baik Skor 70-74 = Baik Skor 55-69 = Cukup Skor 40-54 = Kurang Skor 0-39 = Sangat kurang HASIL PENELITIAN Permasalahan yang dikemukakan pada bab ini adalah hasil penelitian dan pembahasan, yang di dalamnya meliputi penyajian data, deskripsi data, persyaratan analisis, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian. Deskripsi Data : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan metode pembelajaran Field Trip terhadap kemampuan menulis berita siswa kelas X MA Swasta Al-Washliyah yayasan amal dan sosial Al-Jam iyatul Washliyah Ismailiyah Medan tahun pembelajaran 2010/2011. Sehubungan dengan itu, data yang disajikan dari hasil penelitian ini adalah data penggunaan metode pembelajaran Field Trip terhadap kemampuan menulis berita siswa kelas X MA Swasta Ismailiyah Yayasan Sosial Jami yatul Al-Washliyah Medan tahun pembelajaran 2010/2011. Uji Homogenitas Untuk uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan rumus perbandingan varians sebagai berikut: F = VariansTerbesar VariansTerkecil atau F hitung = S 2 1 2 2 S (Sudjana, 2004: 249) Di mana : S 1 2 = Varians Terbesar S 2 2 = Varians Terkecil Dari data diperoleh: X = 82,64 ; SD = 6,38 ; SD² = 40,70 ; N = 25 Y = 72,00 ; SD = 6,72 ; SD² = 45,15 ; N = 25 VariansTerbesar Maka F = 45,15 F = 40,70 F = 1,10 VariansTerkecil

Diperoleh F hitung = 1,10. Harga F hitung ini dibandingkan dengan harga F tabel N = 25 dan taraf nyata alfa α = 0,05, dengan dk untuk pembilang sama dengan dk untuk penyebut = 25, harga F didapat dari tabel dengan taraf nyata alfa α = 0,05 adalah 1,96. Berdasarkan homogenitas yang telah dilakukan di atas maka F hitung < F tabel yaitu 1,10 < 1,96. Hal ini membuktikan bahwa H O homogen. PENGUJIAN HIPOTESIS yang menyatakan bahwa varians kedua variabel tersebut Setelah dicari normalitas dan homogenitas dari kelompok eksperimen (X) serta kelompok kontrol (Y), maka hasilnya menunjukkan bahwa persyaratan analisis dalam sampel penelitian ini berdistribusi normal dan bervarians kelompok-kelompok sampel adalah homogen. Hal ini menunjukkan bahwa persyaratan analisis dalam penelitian ini terpenuhi, sehingga dapat dilanjutkan pada pengujian lebih lanjut yaitu pengujian hipotesis dengan uji t menggunakan rumus Sudijono (2004: 282-285). Dengan formula ini akan dihitung Standar Errror yaitu: SE MXMY SE 2 SE 2 = MX 2 ( 1,30) = 1,69 1, 87 (1,37) MY 2 = 3, 56 = 1,88 Dari perhitungan di atas diperoleh standar error perbedaan mean kelompok eksperimen (X) dan mean kelompok kontrol (Y) = 1,88 Kemudian H O dihitung dengan rumus t O M1 M 2 t O = SE MX MY 82,64 72,00 = 1,88 10,64 = 1,88 = 5,65 Setelah t O diperoleh, selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikansi 5 % maupun 1 % dan dengan dk = (N 1 + N 2 ) -2 didapat t O = 5,65 dengan dk (25=25)-2 = 48 diperoleh: Pada taraf signifikansi 5 % t t = 2,01 Pada taraf signifikansi 1 % = 2,68 Karena t O yang diperoleh lebih besar dari t t yaitu 2,01 < 5,65 > 2,68 maka hipotesis nihil (H O ) ditolak dan hipotesis alternatif (H a ) diterima. Hal ini berarti dalam pembelajaran menulis berita dengan menggunakan metode Berkunjung Ke Lingkungan sekitar lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan metode Ekspositori.

TEMUAN PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diperoleh temuan penelitian sebagai berikut: 1. kemampuan menulis berita dengan menggunakan metode pembelajaran Field Trip menunjukkan nilai rata-rata 82,64, sedangkan hasil kemampuan menulis berita dengan menggunakan metode pembelajaran Ekspositori menunjukkan nilai rata-rata 72,00. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan hasil kemampuan menulis berita dari penggunaan kedua metode tersebut. Metode pembelajaran Field Trip memiliki pengaruh yang positif. 2. pengujian hipotesis, yaitu t hitung > t tabel (2,68 > 2,01) telah membuktikan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode berkunjung ke lingkungan sekitar (Field Trip) lebih efektif daripada metode pembelajaran Ekspositori terhadap peningkatan kemampuan menulis berita. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Berdasarkan analisis data dan dilanjutkan dengan pembuktian hipotesis diperoleh suatu gambaran yang menunjukkan bahwa pembelajaran menulis berita dengan menggunakan metode pembelajaran Berkunjung Ke Lingkungan Sekitar (Field Trip) oleh siswa kelas X MA Swasta Al-Washliyah yayasan amal dan sosial Al-Jam iyatul Washliyah Ismailiyah Medan tahun pembelajaran 2010/2011 lebih efektif daripada pembelajaran menulis berita dengan menggunakan metode Ekspositori oleh siswa kelas X MA Swasta Al-Washliyah yayasan amal dan sosial Al-Jam iyatul Washliyah Ismailiyah Medan tahun pembelajaran 2010/2011. Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis di mana t tabel pada taraf 5 % = 2,01 dan pada taraf 1 % = 2,68. Karena t O yang diperoleh lebih besar dari t t yaitu 2,01 < 5,65 > 2,68 maka hipotesis nihil (H O ) ditolak dan hipotesis alternatif (H a ) diterima. Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan, diketahui nilai rata-rata siswa yang mendapat perlakuan metode pembelajaran Berkunjung Ke Lingkungan Sekitar (Field Trip) lebih tinggi dibandingkan metode pembelajaran Ekspositori. Walaupun pengajaran dengan metode Berkunjung Ke Lingkungan Sekitar (Field Trip) lebih efektif, jika diamati secara individu ada juga beberapa siswa yang nilainya pada kategori kurang. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri karena banyak faktor yang mempengaruhi selain faktor metode pembelajaran, faktor yang diperhitungkan tersebut seperti; tes IQ, lingkungan pendidikan, fasilitas belajar, dan lain sebagainya. Hal tersebut tidak diperhitungkan dalam memberikan perlakuan dengan kata lain, terhadap setiap 25 orang subjek perlakuan pada dasarnya berhak memperoleh metode pembelajaran yang diberikan. Tetapi dilihat secara universal, pembelajaran dengan menggunakan metode Berkunjung Ke Lingkungan Sekitar (Field Trip) lebih baik. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan. Kesimpulan-kesimpulan tersebut akan dipaparkan sebagai berikut; 1. terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan menulis berita dengan metode pembelajaran Berkunjung ke Lingkungan Sekitar (Field Trip) dan metode pembelajaran Ekspositori siswa kelas X MA Swasta Al-Washliyah yayasan amal dan sosial Al-Jam iyatul Washliyah Ismailiyah Medan Tahun Pembelajaran 2010/2011. 2. hasil kemampuan menulis berita dengan metode pembelajaran Berkunjung ke Lingkungan Sekitar (Field Trip) lebih baik dibandingkan dengan metode pembelajaran

Ekspositori oleh siswa X MA Swasta Al-Washliyah yayasan amal dan sosial Al- Jam iyatul Washliyah Ismailiyah Medan Tahun Pembelajaran 2010/2011. 3. nilai tertinggi menulis berita dengan menggunakan metode pembelajaran Berkunjung ke Lingkungan Sekitar (Field Trip) adalah 95 dan nilai terendahnya 70. Dengan demikian, nilai rata-rata kemampuan siswa menulis berita dengan metode pembelajaran tersebut adalah 82,64. Nilai tertinggi menulis berita dengan menggunakan metode pembelajaran Ekspositori adalah 85 dan nilai terendahnya 60. Dengan demikian, nilai rata-rata kemampuan menulis berita dengan metode pembelajaran tersebut adalah 72,00 DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Abrar, Ana. 2005. Penulisan Berita. Yogyakarta: Universitas Utama Jaya Yogyakarta Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta Asmah, H. J. 1998. Kemampuan Belajar 7dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Bandung: Rineka Cipta 3 Assegaff, Dja far Husin. 1983. Jurnalistik Masa Kini. Pengantar ke Praktek Kewartawanan. Jakarta: Ghalia Indonesia Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Djamarah, dkk. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi Hadiyanto. 2001. Membudayakan Kebiasaan Menulis. Jakarta: PT Fikahati Aneska Handoko, T. Hani. 2002. Managemen Edisi Kedua. Yogayakarta: BPEE Kamisa. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika Lubis, Muchtar. 1963. Pers dan Wartawan. Jakarta: Balai Pustaka Majid, Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Moeslichatoen. 2006. Metode Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah; Sebuah Pengantar Teoretis dan Pelaksanaan. Yogyakarta: BPFE. 2001. Penilaian dan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPFE Poerwadarminta. W. J. S. 1993. Kamus Umum Bahasa IndoSnesia. Jakarta: Balai Pustaka Roestiyah. dkk. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Romli, Asep Syamsul. 2005. Jurnalistik Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabet Semi, M. Atar. 1995. Teknik Penulisan Berita, Features, dan Artikel. Bandung: Mugantara Soedarmayanti. 1995. Sumber daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Ilham jaya Soeseno, Slamet. 1997. Teknik Penulisan Ilmiah Populer: Kiat Menulis Non fiksi Untuk Majalah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Sumandaria, A. S. Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Sutikno, Sobry. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect Tarigan, H. G. 1983. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: FKSS IKIP Bandung Yunita, Dewi. 2009. Efektivitas Penggunaan Teknik Berfikir Berpasangan Berempat dalam Pembelajaran Menulis Berita Pada Siswa Kelas X SMA Kesatria Mandiri Medan Tahun Pembelajaran 2007/2008. http://kundharu.staff.uns.ac.id/files/2008/09/