fenomenologi. Alasan metode dan teknik penelitian dipilih karena masalah yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

perumusan dan pelaksanaan kebijakan program kerja PGRI, (c) peluang

pengumpulan data, prosedur pengolahan dan analisis data, dan tahap-tahap

III. METODE PENELITIAN. akhlakul karimah peserta didik di SMP IT Ar Raihan. Untuk mencapai tujuan,

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini merupakan kunci bagi pelaksanaan penelitian yang penulis

pelaksanaan pembinaan keimanan dan ketaqwaan dalam keseluruhan proses penelitian. Sesuai dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pos PAUD di RW 04 Desa Kertamukti Kecamatan Haurwangi dan sekitarnya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatiannya untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kewilayahan dalam penelitian ini merujuk desain penelitian deskriptifkualitatif,

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan permasalahan, penelitian ini bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut maka digunakan metodologi penelitian sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan datanya tidak dibatasi pada kategori-kategori tertentu saja

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Hal ini didasarkan atas tujuan penelitian yang ingin mengetahui dan

Penelitian ini tidak tergolong kepada penelitian kuantitatif karena tujuan pokok

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam penelitian. Menurut Suriasumantri (Mulyadi, 2007: 82), metode merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif naturalistik. Pertimbangannya sebab hasil penelitian yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Tipe Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

hubungan sekolah (perguruan tinggi) dengan masyarakat dalam rangka pengelolaan sumber daya pendidikan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian indakan kelas ini dilaksanakan di SDN I Gegesik Kulon Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang kesiapan kepala sekolah dan guru SLB terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data; (D) Instrumen Penelitian; (E) Data dan Sumber Data; (F) Teknik Analisis Data;

BAB III METODE PENELITIAN. kredibilitas peneliti menjadi amat penting. Analisis isi memerlukan peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan tergolong sebagai penelitian lapangan

BAB III METODE PENELITIAN. yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bagian ini akan dikemukakan metodologi penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pertama, penulis bermaksud mengembangkan konsep pemikiran,

yaitu (1) bagaimana distribusi tenaga guru SLTPN di Kabupaten Serang, (2) bagaimana pola mutasi guru SLTPN di Kabupaten Serang, (3)

penelitian ini ditujukan untuk memahami perilaku manusia dari sudut si pelaku

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan dalam penelitian berupa kata-kata tertulis atau lisan. Hal ini sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif. Istilah penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor

informasi yang diperlukan. Jadi laporan kualitatif kaya dengan deskripsi

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dengan mempertimbangkan: pemahaman peneliti terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. sosial dalam suasana yang berlangsung secara wajar atau alamiah, bukan dalam

kajian dalam penelitian ini menyangkut perilaku organisasi, maka metode yang dianggap tepat adalah metode deskriptif pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang

pelatihan tenaga perawat di RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung, sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. situasi kondisi yang tengah berlangsung sekarang ini, tujuannya mencoba

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat bahwa:

hasil pengolahan data kualitatif. Penggunaan metode dan pendekatan ini berangkat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai manajemen di

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Bongomeme yaitu SDN 12 Bongomeme yang sebelumnya bernama. bagi peneliti untuk mengadakan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode kualitatif. Pendekatan ini sebagai prosedur penelitian yang

beberapa karakteristik seperti yang dikemukakan oleh Bogdan & Biklen dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian pendahuluan. bahwa penelitian ini. merupakan bentuk penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif.

III. METODE PENELITIAN. Cresswell (2012: 4) penelitian kualitatif merupakan metode -metode yang

1. Mengidentifikasi kasus untuk suatu studi.

BAB III METODE PENELITIAN

Pendapat lain menurut Sugiyono (2010, hlm. 50) bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. maka perlu adanya definisi istilah (definisi operasional) sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif (qualitative research). Bogdan dan Taylor (Moleong,

masalah yang kontekstual, menpunyai sifat khas tertentu dalam situasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di Jln Raden Saleh, Kampus II Universitas Negeri Gorontalo, Kota

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan dan menganalisa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. (Bandung :

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Mulyana, 2002: 145) merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita

: 141 ). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, hal ini

Transkripsi:

BAB HI PROSEDUR PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan fenomenologi. Alasan metode dan teknik penelitian dipilih karena masalah yang dikaji menyangkut masalah yang sedang berkembang dalam kehidupan, khususnya di SMU KORPRI IKIP Bandung. Melalui pendekatan fenomenologi, diharapkan deskripsi atas fenomena yang tampak di lapangan dapat diinterpretasi makna dan isinya lebih dalam. Pendekatan fenomenologi merupakan salah satu rumpun yang berada dalam rumpun penelitian kualitatif. Fenomenologi adalah salah satu ilmu tentang fenomena atau yang nampak, untuk menggali esensi makna yang terkandung di dalamnya. Soelaiman (1985: 126). mengemukakan pendapatnya: Pendekatan fenomenologis mengarah pada dwifokus dari pengamatan, yaitu (1) apa yang tampil dalam pengalaman, yang berarti bahwa seluruh proses merupakan objek studi (Noes); (2) apa yang langsung diberikan (Given) dalam pengalaman itu, secara langsung hadir (Present) bagi yang mengalammya. (noema). Sedangkan langkah pendekatan fenomenologis menurut Soelaeman (1985: 135) memaparkan sebagai berikut: Terdiri dari dua langkah. Langkah tersebut adalah: Pertama, epoche, yaitu menangguhkan atau menahan diri dari segala keputusan positif. Menahan diri dalam pengertian menangguhkan pengambilan keputusan, penting artinya agar apa yang ditemukan dapat diungkap makna esensialnya. Hal tersebut, 67

menurut. Soelaeman, proses reduksi harus dilakukan dengan menaruh dalam dua tanda "kurung". Artinya, reduksi yang dilakukan adalah sesuai dengan apa yang nampak dari pengamatan kebetulan atau aksidental tampil dalam pengamatan penehti sebagai pengamat..itulah sebabnya ketajaman, dan kecermatan dalam mengamati sasaran peneletian menjadi tanggung jawab secara fenomenlogis. Kedua, ideation, yakni menemukan esensi realitas yang menjadi sasaran pengamatan reduksi obyek individualnya, item dari obyek pengamatan itu. Oleh sebab itu Soelaeman (985: 137) menyatakan pendapatnya: Esensi dari langkah ini meliputi: (a) karakteristik umum yang memiliki semua benda atau hal-hal yang sejenis, (b) universal, yaitu mencakup sejumlah benda atau hal-hal sejenis, (c) kondisi yang harus dimiliki benda-benda atau hal-hal tertentu untuk dapat digolongkan dalam jenis yang sama. Dalam pendekatan rumpun kualitatif, langklah-langkah fenomenologis tidak terlepas dari ciri umum yang ditampilkan dalam penelitian kualitatif. Sebagaimana diketengahkan oleh Bogdan (1975: 5), "penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati". "Data yang dikumpulkan melalui penelitian kualitatif, lebih berupa kata-kata dari pada angka-angka" (Hadisubroto, 1988: 2). Karena dalam penelitian ini akan lebih memusatkan perhatian pada ucapan dan tindakan subjek penelitian serta situasi yang dialami dan dihayatinya, dengan berpegang pada kekuatan data hasil wawancara secara lebih mendalam dan tuntas. 68

69 Dengan metode dan pendekatan tersebut, penelitian ini diarahkan pula pada latar belakang dan individu secara holistik (utuh) maksudnya, tidak mengisolasi individu atau organisasi ke dalam variabel-variabel atau hipotesis, melainkan memandang sebagai suatu keutuhan (Moleong, 1994: 3), mendasarkan diri pada latar alamiah atau konteks dari suatu keutuhan (entity). Karena, keutuhan tidak dapat dipahami jikadipisahkan dari konteksnya (Lincoln &Guba, 1985: 39). Melalui pengamatan, penafsiran, dan penyimpulan terhadap suatu konteks peristiwa secara utuh dilakukan atas dasar asumsi bahwa: (1) tindakan pengamatan mernpengaruhi apa yang dilihat, karena itu hubungan penelitian harus mengambil tempat pada keutuhan dalam konteks untuk keperiuan pemahaman; (2) konteks sangat menentukan dan menetapkan apakah suatu penemuan mempunyai arti bagi konteks yang lainnya, berarti suatu fenomena harus diteliti dalam keseluruhan pengaruh lapangan; (3) sebagian struktur nilai kontekstual bersifat determinatif terhadap apa yang dicari (Moleong, 1994). Pelaksanaan penelitian ini di lapangan secara garis besarnya terdiri dari tiga tahap adalah sebagai berikut: tahap orientasi, eksplorasi, dan member check. (Nasution, 1988: 33) Lincoln &Guba, 1985: 253). Sedangkan ketiga tahap penelitian kualitatif tersebut Lincoln & Guba (1985: 235) memaparkan berikut ini: 1. Tahap orientasi adalah adalah tahap untuk memperoleh cukup informasi yang dipandang penting untuk ditindaklanjuti. 2. Tahap eksplorasi adalah tahap untuk memperoleh informasi secara mendalam mengenai elemen-elemen yang telah ditentukan untuk dicari keabsahannya. 3. Tahap member check adalah tahap untuk mengkonfirmasikan bahwa laporan yang diperoleh dari subyek penelitian sesuai dengan data yang ditampilkan subyek^ dengan cara mengoreksi, merubah, dan memperluas data tersebut sehingga menampilkan kasus terpercaya.

subyek, dengan cara mengoreksi, merubah, dan memperluas data tersebut sehingga menampilkan kasus terpercaya. 70 B. Subyek Penelitian Yang menjadi subjek penelitian ini dimaksudkan adalah pada subyek yang menjadi sasaran penelitian ini. Namun subjek tersebut ada yang sifatnya menyeluruh yaitu semua kegiatana yang berkaitan dengan pembinaan disiplin siswa SMU KORPRI IKIP Bandung, serta ada beberapa orang guru yang ditentukan melalui observasi awal untuk diwawancarai. Keutuhan kehidupan sekolah yang melibatkan seluruh warga sekolah itu dimaksudkan untuk mengamati kehidupan sekolah secara umum melalui observasi. Untuk memperoleh data melalui wawancara, ditentukan subjek penelitian seperti dipaparkan berikut ini: 1. Para guru Sekolah Menengah Umum (SMU) KORPRI IKIP Bandung yang diantaranya ditetapkan sepuluh orang guru yang aktif membina disiplin siswa, terdiri dari lima orang guru pegawai negeri yang diperbantukan dan lima orang guru yang diangkat oleh Yayasan Kesejahteraan KORPRI IKIP Bandung. 2. Kepala sekolah yang secara struktural hirarkis sekolah menduduki jabatan pimpinan sekolah dengan tataran manajemen menengah (middle managament) dan ditambah dengan dua orang wakil kepala sekolah yang membidangi kurikulum dan wakil kepala sekolah yang membidangi kesiswaan. 3. Siswa diambil dari kelas satu, dua dan tiga berjumlah sepuluh orang, terdiri dari lima orang siswa yang aktif dalam kegiatan intra maupun ekstra

kurikuler dan lima orang siswa yang kurang begitu aktif dalam mengikuti 71 kegiatan intra maupun ekstra kurikuler. Dari data kualitatif yang diperoleh melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi di lapangan. Dalam hal ini dibagi menjadi empat alur data dari proses pembinaan disiplin siswa yaitu: (1) data dari kepala sekolah terhadap siswa, atau sebaliknya; (2) data dari guru-guru terhadap siswa, atau sebaliknya; (3) data dari kepala sekolah terhadap guru, atau sebaliknya; dan (4) tentang profil siswa hasil pembinaan kepala sekolah dan dewan guru SMU KORPRI IKIP Bandung. C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan melalui tiga cara yaitu: teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi. 1. Teknik Observasi Secara intensif teknik observasi ini digunakan untuk memperoleh data mengenai kegiatan guru dan kepala sekolah dalam membina disiplin siswa di lokasi penelitian. Observasi ini dilakukan dalam setiap aktivitas baik untuk program kurikuler maupun ekstra kurikuler. Dalam kedua program tersebut dicarikan esensi persoalan yang menjadi fokus penelitian. Apabila kegiatan tersebut sudah bernuansa disiplin, maka observasi lebih menitik beratkan pada eksplorasi esensi hubungan dan interaksi secara interpersonalnya sedangkan apabila kegiatan sekolah cenderung bersifat formal-skoler maka observasi ditujukan untuk mencari strategi-strategi guru dan kepala sekolah dalam mengisi

72 kegiatan tersebut baik dalam konteks hubungan maupun interaksi secara interpersonal dengan masyarakat sekolah, maupun dalam bentuk ucapan dan tindakan yang mengandung nilai-nilai disiplin terhadap siswa. Dalam hal ini jenis observasi yang digunakan adalah observasi non sistematis, maksudnya tidak menggunakan pedoman buku, berisi sebuah daftar yang mungkin dilakukan oleh para guru, kepala sekolah dan siswa, tetapi pengamatan dilakukan secara spontan, dengan cara mengamati apa adanya pada saat guru dan kepala sekolah melakukan strategi pembinaan disiplin terhadap para siswanya, serta mengamati aktivitas-aktivitas siswa dalam mentaati aturan tata tertib sekolah sebagai akibat dari strategi guru dan kepala sekolah dalam membina disiplin siswa. 2. Teknik Wawancara Dengan menggunakan teknik wawancara, data utama yang berupa ucapan, pikiran perasaan dan tindakan dari guru dan kepala sekolah diharapkan akan lebih mudah diperoleh. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Nasution (1988: 73), "bahwa dalam teknik wawancara terkandung maksud untuk mengetahui apa yang ada dalam pikiran dan perasaan responden". Itulah sebabnya salah satu cara jalan yang akan ditempuh peneliti adalah melakukan wawancara secara mendalam dengan subjek penelitian dengan tetap berpegang pada arah, sasaran dan fokus penelitian yang direncanakan. Menghindari bias penelitian, peneliti tetap memiliki pedoman wawancara tersebut bersifat fleksibel, sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan perkembangan data yang terjadi di lapangan. Namun, fleksibelitas tersebut tetap

73 mengacu pada fokus penelitian yaitu mengenai strategi guru dan kepala sekolah dalam membina disiplin siswa di Sekolah Mengah Umum (SMU) KORPRI IKIP Bandung. Dalam pelaksanaan wawancara tersebut dapat dilakukan baik di lingkungan sekolah di rumah atau dimana saja yang dipandang tepat untuk menggali data agar sesuai dengan konteksnya. Sewaktu-waktu antara peneliti dan responden menyepakati waktu untuk melakukan wawancara, atau secara sepontan peneliti meminta penjelasan mengenai suatu peristiwa yang dipandang perlu dan erat kaitannya dengan pembinaan disiplin siswa. Serta pada saat melakukan wawancara, peneliti mencatat data yang dipandang perlu sebagai data penelitian, dan merekam pembicaraan sumber atas persetujuannya terlebih dahulu. 3. Teknik Dokumentasi Pelaksanaan teknik ini ditujukan untuk memperoleh data yang bersifat dokumenter yang terdapat di lapangan. Data yang bersifat dokumenter itu misalnya: foto-foto, arsip-arsip sekolah, buku catatan harian guru piket, buku kasus, peraturan tata tertib sekolah baik untuk guru maupun untuk siswa, peringatan, piagam dan lain sebagainya. Dari data dokumentasi tersebut, peneliti menanyakan tentang apa, siapa, kapan dimana, bagaimana dan mengapa dokumen-dokumen tersebut di buat sehingga dokumen-dokumen tersebut dapat menjadi sumber data yang kuat untuk pelaksanaan penelitian di lapangan.

74 D. Instrumen Penelitian Instrumennya dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Adapun alasannya sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Lincoln dan Cuba (1985: 39) menyatakan pendapatnya tentang kelebihan peneliti sebagai instrumen: "... that all instruments interact with respondents and objects but that only the human instruments is capable in grasping and evaluating the meaning of that differential interaction". Oleh karena itu Moleong, (1994: 129) bependapat adalah: " Mengenai diri sendiri pada dasarnya merupakan bagian penting dari persiapan peneliti agar benar-benar siap di lapangan, terutama karena akan bertindak sebagai instrumen." Selanjutnya dalam hal ini manusia sebagai instrumen penelitian memiliki kelebihan menurut Moleong (1994: 121) memamparkan sebagai berikut: Peneliti sebagai instrumen memiliki kelebihan antara lain: (1) ia akan bersikap responsif terhadap lingkungan dan pribadi-pribadi yang menciptakan lingkungan; (2) dapat meyesuaikan diri dengan keadaan dan situasi lapangan penelitian terutama jika ada kenyataan ganda; (3) mampu melihat persoalan dalam suatu keutuhan dalam konteks suasana, keadaan, dan perasaan; (4) mampu memproses data secepatnya setelah diperolehnya, menyusunnya kembali, mengubah arah inkuiri, merubah hipotesis sewaktu berada di lapangan, dan mengetes hipotesis tersebut pada responden. Demikianlah kiranya menjadi jelas alasan penulis menggunakan peneliti sebagai instrumen penelitian seperti apayang dipaparkan tersebut di atas.

75 E. Pengumpulan Data Penelitian Penelitian mi dilakukan melalui pengumpulan data, didasarkan atas petunjuk-petunjuk dalam penelitian kualitatif khususnya untuk format studi kasus. Teknik tersebut secara berurutan terdiri dan tiga tahapan, sebagai berikut: (1) orientasi, maksudnya adalah mulai dan penjajakan surat izm penelitian, survei pendahuluan ke SMU KORPRI IKIP Bandung, dan mencari informasi-informasi yang bersifat umum untuk menentukan fokus penelitian, (2) eksplorasi, yaitu menggali data dari lapangan melalui observasi, wawancara dan studi dokumenter; (3) pengecekan (member check), yaitu suatu tahap uji kritis terhadap data sementara yang diperoleh di lapangan. F. Analisis Data Penelitian Pelaksanaan analisis data dilakukan secara induktif. Analisis induktif sebagaimana dikemukakan oleh Poespoprojo (1989: 17) merupakan suatu penarikan kesimpulan yang umum (berlaku untuk semua/banyak) atas dasar pengetahuan tentang hal-hal yang khusus (beberapa/sedikit). Sementara menurut Moleong (1994: 5) analisis ini digunakan atas dasar pertimbangan: (1) proses induktif lebih dapat mengemukakan kenyataan-kenyataan ganda yang.terdapat dalam data; (2) analisis induktif lebih dapat membuat hubungan penelitiresponden menjadi eksplisit, dapat dikenal dan akontabel; (3) analisis tersebut lebih dapat menguraikan latar belakang secara penuh dan dapat membuat

76 keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada masalah yang lain; dan (4) analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama, menghitung nilainilai secara eksplisit sebagai bagian dari struktur analitik. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologis, diupayakan pula terjadi proses reduksi, interpretasi, dan analisis data dengan mengikuti alur pendekatan tersebut. Proses reduksi dilakukan untuk mencari inti atau pokok persoalan dari data yang diperoleh. Untuk menginterpretasi data dilakukan kembali hasil reduksi sebagai bahan untuk menganalisis atau menyimpulkan hasilhasil temuan. Analisis yang dilakukan guru dan kepala sekolah secara keseluruhan di lingkungan Sekolah Menegah Umum (SMU) KORPRI TKIP Bandung.

BAB IV HASIL-HASIL PENELITIAN