ANTROPOSFER GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK

dokumen-dokumen yang mirip
Antroposfer GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK D. RUMUS-RUMUS KUANTITAS PENDUDUK ANTROPOSFER

1. Masalah Jumlah Penduduk

JUMLAH DAN PERTUMBUHAN, KOMPOSISI, SERTA PERSEBARAN DAN MIGRASI PENDUDUK

BAB 7: GEOGRAFI ANTROPOSFER

ASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran

Di Unduh dari : Bukupaket.com Sumber buku : bse kemdikbud

ASPEK KEPENDUDUKAN II. Tujuan Pembelajaran

ASPEK KEPENDUDUKAN IV

Penduduk, Masyarakat dan kebudayaan

ASPEK KEPENDUDUKAN I. Tujuan Pembelajaran

Pertumbuhan dan Pertambahan Perkembangan Penduduk

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI

PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DAN PENANGGULANGANNYA

MAKALAH Konsep Kependudukan di Indonesia

Sumber: Kompas, 2 Februari 2008 Gambar 2.1 Penduduk merupakan komponen penting dalam suatu negara yang bersifat dinamis.

Demografi formal = Demografi murni. Sumber data Sekunder. Pengambilan Data Penduduk. Registrasi Survai

DINAMIKA ANTROPOSFER

Jumlah Penduduk A. Kelahiran 1. Fertilitas CBR = L/P x Angka Kelahiran Umum GFR= L/W x Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur Tertentu

b. Kematian (mortalitas) Faktor pendorong kematian al:

MODUL ONLINE INFORMASI DATA KEPENDUDUKAN PENDALAMAN MATERI DEMOGRAFI

DEMOGRAFI KEPERAWATAN KOMUNITAS 1

PERSEBARAN PENDUDUK DALAM RUANG

ASPEK-ASPEK KEPENDUDUKAN

Pertumbuhan Penduduk. Oleh : Yudha Tri Pradana / XI-IPS-1 / 31 SMAN 1 MANYAR

pengisian data dan cara pembuatan grafik. setelah pengolahan dan analisa perhitungan serta saran-saran yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 4. Kepadatan Populasi Hubungannya dengan LingkunganLatihan Soal 4.1

Angka kelahiran dikatakan tinggi jika angka kelahiran berkisar > 30 per tahun.

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk di Indonesia Mulai Tahun 1961 sampai Tahun 2010

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB 2 LANDASAN TEORI

MASALAH PENDUDUK DIPENGARUHI PERKEMBANGAN PENDUDUK KEPADATAN PENDUDUK DAMPAK KEPENDUDUKAN TERHADAP PEMBANGUNAN

Analisis Proyeksi Penduduk Jambi Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia

PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

ILMU KEPENDUDUKAN: Analisis dengan tujuan:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. NAMA SEKOLAH : MA PPMI Assalaam Sukoharjo MATA PELAJARAN : Geografi

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 5. PENGARUH KEPADATAN POPULASI MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN HIDUPLatihan Soal 5.1

Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Paket : A Kelas : VIII Waktu : 60 Menit

PENDALAMAN MATERI DEMOGRAFI

Tema II Dinamika Kependudukan dan Pembangunan Nasional

Deskripsi Singkat Topik :

Studi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation

LATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 13. PendudukLatihan Soal 13.1

Perhitungan Jumlah Penduduk

ANALISA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 DAN IMPLIKASI KEPENDUDUKAN DI PROVINSI BENGKULU

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri

fertilitas, mortalitas dan migrasi Kependudukan semester

Pengukuran dalam Demografi

Analisis Parameter Kependudukan menurut Kabupaten/Kota Oleh : Risma Mulia

MORTALITAS (KEMATIAN)

BAB 2 LANDASAN TEORI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi :1. Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan jumlah penduduk

UKURAN MORTALITAS. Nunik Puspitasari, S.KM, M.Kes Dept. Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Katalog BPS: TREN/ REN/POLA MIGRASI DARI BERBAGAI SENSUS DAN SURVEI. BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA

D. Dinamika Kependudukan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan

FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR

Agustina Bidarti, S.P., M.Si. Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

Fertilitas. Andri Wijanarko,SE,ME.

Kriteria angka kelahian adalah sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ITB Central Library, penduduk (population) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Padahal sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk

MORTALITAS & MORBIDITAS

BAB III PROFIL UMUR DAN JENIS KELAMIN PENDUDUK KABUPATEN MAJALENGKA

EVALUASI KONDISI DEMOGRAFI SECARA TEMPORAL DI PROVINSI BENGKULU: Rasio Jenis Kelamin, Rasio Ketergantungan, Kepadatan Peduduk

(S.5) SIMULASI PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA DENGAN ASUMSI TFR NAIK DAN TURUN Yayat Karyana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota Pematangsiantar setiap tahunnya menunjukkan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri berasal dari

MASALAH KEPENDUDUKAN DI NEGARA INDONESIA. Sri Rahayu Sanusi,SKM,Mkes. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

PENDUDUK. mencatat peristiwa peristiwa penting yang berhubungandengan kehidupan maka

PERTEMUAN 12 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) PERMASALAHAN PENDUDUK DAN DAMPAKNYA

Tabel Jenis dan Kawasan Potensi Bencana Alam Kabupaten Temanggung

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MORTALITAS. Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M

BAB I PENDAHULUAN. penduduk harus menjadi subjek sekaligus objek pembangunan. Kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2. Berikut negara-negara yang memiliki piramida penduduk stasioner adalah. A. Indonesia B. Swedia C. India D. Amerika Serikat E.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau

Pertumbuhan Penduduk Di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau ABSTRAK

KOMPOSISI PENDUDUK. Komposisi Penduduk. Andrei R FKM UNEJ

BAB 2 LANDASAN TEORI

PROYEKSI PENDUDUK KOTA SURAKARTA BERDASARKAN METODE LANGSUNG DAN METODE TIDAK LANGSUNG

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2001 DAN 2005

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010 mencatat jumlah

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

menikah di usia muda di Indonesia dengan usia tahun pada tahun 2010 lebih dari wanita muda berusia tahun di Indonesia sudah

K A T A P E N G A N T A R

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN Jumlah penduduk wajib KTP Orang

BAB 2 LANDASAN TEORI. penduduk, dan Grafein adalah menulis. Jadi demografi adalah tulisan tulisan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penduduk merupakan modal dasar dalam pembangunan, tapi dari sisi lain juga bisa

Transkripsi:

A. PENDAHULUAN Antroposfer berasal dari kata antropos yang berarti manusia dan spaira yang berarti lingkungan. Antroposfer adalah salah satu objek material dari geografi yang membahas mengenai persoalan kehidupan manusia. B. DINAMIKA (KEPENDUDUKAN) Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah suatu negara selama 6 bulan atau lebih, atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan, tetapi bertujuan untuk menetap. C. KOMPOSISI PENDUDUK Komponen komposisi kuantitas penduduk antara lain: 1) Jumlah penduduk 2) Tingkat kelahiran/natalitas 3) Tingkat kematian/mortalitas 4) Angka imigrasi dan emigrasi 5) Pertambahan/pertumbuhan penduduk 6) Kepadatan penduduk 7) Sex ratio 8) Dependency ratio 9) Angka harapan hidup Jumlah penduduk dapat dihitung dengan: 1) Sensus penduduk 2) Survei penduduk 3) Registrasi penduduk Sensus penduduk atau cacah jiwa adalah proses mendapatkan informasi kependudukan penduduk suatu negara. Sensus penduduk suatu negara pada umumnya dilakukan sekali tiap 10 tahun. Di Indonesia, sensus penduduk pernah dilakukan pada tahun 1930, 1961, 1971, 1980, 1990, 2000 dan 2010. Pada tahun 1940 tidak dilakukan karena sedang terjadi Perang Dunia II. Sensus penduduk berdasarkan tempat tinggal penduduk dibagi menjadi: 1) Sensus de jure, yaitu sensus yang dilakukan kepada penduduk yang mempunyai tempat tinggal yang tetap di suatu wilayah atau negara. 2) Sensus de facto, yaitu sensus yang dilakukan kepada seluruh penduduk yang sedang nyata ada di suatu wilayah atau negara yang melakukan sensus tersebut. Metode pelaksanaan sensus terbagi menjadi dua macam: 1) Metode House Holder Metode ini dilaksanakan di negara maju. Pertanyaan sensus diisi oleh kepala keluarga yang disensus. 2) Metode Canvaser Metode ini dilaksanakan negara berkembang dan belum berkembang. Proses dilakukan secara tanya jawab dengan kepala keluarga oleh petugas sensus. Survei penduduk adalah pencatatan mengenai jumlah penduduk yang hanya dilakukan di wilayah-wilayah tertentu. Wilayah yang dipilih dalam survei adalah wilayah yang mewakili seluruh wilayah suatu negara. Survei penduduk dilakukan diantara pelaksanaan sensus penduduk. Jika pengambilan sampel cukup baik, maka hasil survei penduduk akan lebih baik dari sensus penduduk. Registrasi penduduk adalah laporan perubahan mengenai kependudukan. Registrasi penduduk pada umumnya sudah terlaksana dengan baik di negara maju. 1

D. RUMUS-RUMUS KUANTITAS PENDUDUK Angka kelahiran kasar/cbr (Crude Birth Rate) menunjukkan jumlah bayi yang lahir setiap 1.000 penduduk dalam satu tahun. CBR = B P x 1000 B = jumlah bayi lahir dalam setahun P = jml penduduk awal tahun perhitungan Angka kelahiran kasar digolongkan menjadi tiga, yaitu: a. Golongan tinggi, apabila jumlah kelahiran > 30. b. Golongan sedang, apabila jumlah kelahiran antara 20-30. c. Golongan rendah, apabila jumlah kelahiran < 20. Angka kelahiran khusus/asbr (Age Specific Birth Rate) menunjukkan jumlah bayi yang lahir setiap wanita kelompok usia tertentu dalam satu tahun. ASBR = B x P x x 1000 Bx = jumlah bayi lahir dari wanita kelompok usia tertentu dalam setahun Px = jumlah wanita pada kelompok usia tertentu awal tahun perhitungan Angka kelahiran umum/gfr (General Fertility Rate) menunjukkan banyaknya kelahiran tiap 1.000 wanita yang berusia 15-49 tahun dalam setahun. GFR = L W(15 s.d. 49) x 1000 L = jumlah kelahiran dalam setahun W = jumlah penduduk wanita usia 15 s.d. 49 tahun pada awal tahun perhitungan Faktor-faktor yang mendukung kelahiran (pronatalitas): 1) Kawin dalam usia muda atau di bawah umur, 2) Rendahnya tingkat kesehatan, 3) Anggapan masyarakat banyak anak banyak rezeki, 4) Jaminan untuk hari tua ada yang merawat, 5) Masa-masa damai. Faktor-faktor yang menghambat kelahiran (antinatalitas): 1) Adanya ketentuan batas umur menikah. Di Indonesia, untuk wanita ditetapkan minimal umur 16 tahun, sedangkan untuk laki-laki batas minimal 19 tahun, 2) Adanya program KB, 3) Anggapan masyarakat bahwa banyak anak menjadi beban orang tua, 4) Adanya pembatasan tunjangan anak, terutama bagi pegawai negeri, 5) Masa-masa perang. Angka kematian kasar/cdr (Crude Death Rate) menunjukkan jumlah orang yang meninggal setiap 1.000 penduduk dalam satu tahun. CDR = D P x 1000 D = jumlah orang meninggal dalam setahun P = jml penduduk awal tahun perhitungan Angka kelahiran kasar digolongkan menjadi tiga, yaitu: a. Golongan tinggi, apabila jumlah kelahiran > 20. b. Golongan sedang, apabila jumlah kelahiran antara 10-20. c. Golongan rendah, apabila jumlah kelahiran kurang dari < 10. Angka kematian khusus/asdr (Age Specific Death Rate) menunjukkan jumlah orang yang meninggal dalam kelompok usia tertentu dalam satu tahun. ASDR = D x P x x 1000 Dx = jumlah orang meninggal dalam kelompok usia tertentu dalam setahun Px = jumlah penduduk usia tertentu 2

Faktor-faktor yang mendukung kematian (promortalitas): 1) Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, 2) Kurangnya fasilitas kesehatan yang memadai, 3) Buruknya kondisi kesehatan lingkungan, 4) Seringnya terjadi kecelakaan lalu lintas, 5) Adanya bencana alam atau wabah penyakit, 6) Peperangan. Faktor-faktor yang menghambat kematian (antimortalitas): 1) Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, 2) Fasilitas kesehatan yang memadai dan iptek yang maju, 3) Lingkungan yang bersih, sehat dan teratur, 4) Ajaran agama yang melarang bunuh diri, 5) Angka harapan hidup yang tinggi. Angka imigrasi dan emigrasi menunjukkan jumlah imigran/emigran setiap 1.000 penduduk dalam satu tahun. I = i P x 1000 E = e P x 1000 I/E = angka imigrasi/emigrasi i/e = jumlah imigran/emigran P = jml penduduk awal tahun perhitungan Pertumbuhan penduduk alamiah adalah pertumbuhan penduduk yang dihitung dari selisih antara kelahiran dan kematian suatu wilayah. X = L - M X = PP alamiah L = jumlah kelahiran M = jumlah kematian Presentase pertumbuhan penduduk alamiah dapat dihitung: X = L - M P x 100% X = CBR CDR. 100% Pertumbuhan penduduk total adalah suatu pertumbuhan penduduk yang tidak hanya merupakan selisih kelahiran dan kematian namun juga memperhatikan migrasi penduduk. X = (L M) + (I E) Presentase pertumbuhan penduduk total dapat dihitung: (L M) + (I E) X = x 100% P I = jumlah imigran E = jumlah emigran Jumlah penduduk dapat dihitung: P tot = P 0 + (L-M) + (I-E) P 0 = jumlah penduduk awal tahun perhitungan Proyeksi penduduk adalah perkiraan jumlah penduduk di suatu wilayah pada tahun-tahun yang akan datang. P n = P 0 (1 + r) n P n = jumlah penduduk tahun n P 0 = jumlah penduduk tahun dasar atau 0 r = presentase pertumbuhan penduduk n = interval tahun dasar ke tahun n Jumlah tahun pertumbuhan penduduk dapat dihitung: log x n = log (1+r) n = jumlah tahun pertumbuhan penduduk x = kelipatan pertambahan penduduk Laju pertumbuhan penduduk dapat dihitung: n r = ( x Tahun jumlah penduduk berlipat ganda dari tahun dasar dapat dihitung: n = 70 r 1).100% Kepadatan penduduk aritmatik adalah perbandingan rata-rata antara jumlah penduduk di suatu daerah dengan luasnya daerah tersebut dihitung setiap km 2. jumlah penduduk D = luas wilayah 3

Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan rata-rata antara penduduk petani saja dengan tanah pertanian produktif. jumlah petani D = luas lahan pertanian Sex ratio (rasio jenis kelamin) menunjukkan jumlah penduduk wanita pada setiap 100 penduduk pria. SR = W P x 100 SR = sex ratio W = jumlah penduduk wanita P = jumlah penduduk pria Dependency ratio (rasio beban ketergantungan) menunjukkan besar beban tanggungan kelompok tiap 100 orang usia produktif (15-60 tahun) atas penduduk usia non-produktif. 1) Piramida penduduk muda/ekspansif berbentuk limas Piramida ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda lebih besar dibanding usia dewasa (natalitas > mortalitas). Di waktu yang akan datang jumlah penduduk bertambah lebih banyak. Jadi penduduk sedang mengalami pertumbuhan. Contoh: Indonesia, Filipina, Brazil, dll. jml penduduk non-produktif DR = x 100 jml penduduk produktif Angka harapan hidup (life expectancy rate) menunjukkan angka rata-rata harapan hidup penduduk disuatu daerah. Hal ini sangat tergantung pada angka kematian pada usia muda. usia jumlah kematian tiap usia LER = jumlah kematian tiap usia E. PIRAMIDA PENDUDUK Piramida penduduk adalah grafik penduduk yang menggambarkan kaitan komposisi umur penduduk dengan komposisi jenis kelamin penduduk. Piramida penduduk terdiri dari dua sumbu: 1) Jumlah penduduk dan jenis kelamin (horizontal) 2) Usia penduduk (vertikal). Macam-macam piramida penduduk: 2) Piramida penduduk stasioner atau tetap berbentuk granat Bentuk ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda seimbang dengan usia dewasa (natalitas = mortalitas). Hal ini berarti penduduk dalam keadaan stasioner sehingga pertambahan penduduk akan tetap diwaktu yang akan datang. Contoh: Finlandia, AS, Belanda, dll. 4

3) Piramida penduduk tua/kontraktif berbentuk batu nisan Piramida bentuk ini menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih sedikit bila dibandingkan dengan usia dewasa (natalitas < mortalitas). Di waktu yang akan datang jumlah penduduk mengalami penurunan karena tingkat kelahiran yang rendah dan kematian yang tinggi. Contoh: negara-negara miskin di Afrika dan negara yang sedang dilanda perang. F. KOMPOSISI SOSIAL PENDUDUK Komponen komposisi sosial penduduk antara lain: 1) Tingkat pendidikan 2) Tingkat kesehatan 3) Tingkat ekonomi 4) Agama 5) Sosial dan budaya 6) Jenis kelamin 7) Status perkawinan G. MASALAH KEPENDUDUKAN DI INDONESIA Masalah kependudukan yang dihadapi Indonesia antara lain: 1) Jumlah penduduk yang tinggi 2) Pertumbuhan penduduk yang tinggi 3) Komposisi penduduk non-produktif yang terlalu banyak sehingga tidak menguntungkan 4) Persebaran penduduk tidak merata 5) Kualitas penduduk rendah 6) Pendapatan perkapita rendah 7) Fasilitas umum dan lapangan kerja yang tidak mengimbangi pertumbuhan penduduk Kedua hal diatas adalah masalah utama dan menyebabkan masalah-masalah lain muncul. Beberapa penyelesaian masalah kependudukan yang dapat dilakukan: 1) Melakukan penyuluhan dan penyebarluasan program KB. 2) Transmigrasi. 3) Pemerataan pembangunan. 4) Meningkatkan kualitas SDM. H. URBANISASI DAN TRANSMIGRASI Migrasi adalah perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain dengan tujuan untuk menetap, yang melampaui batas administratif suatu wilayah. Migrasi internasional terdiri dari: a. Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain. b. Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. c. Remigrasi, yaitu pulangnya penduduk ke negaranya sendiri. Migrasi dalam negeri atau transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari daerah yangpadat penduduknya ke daerah yang jarang penduduknya. a. Transmigrasi umum, yaitu transmigrasi yang semua kebutuhan termasuk biaya transportasi, koordinasi dan fasilitas ditanggung oleh pemerintah. b. Transmigrasi swakarya, yaitu transmigrasi yang sebagian biaya ditanggung oleh pemerintah, sedangkan untuk pembukaan lahan ditanggung oleh transmigran. c. Transmigrasi spontan/swakarsa, yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh individu atau niatan sendiri tetapi mendapat fasilitas yang sudah disediakan oleh pemerintah. d. Transmigrasi bedol desa, yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seluruh 5

warga desa termasuk perangkat desanya yang dikarenakan adanya bencana alam. e. Transmigrasi lokal, yaitu transmigrasi yang terdiri dari satu daerah ke daerah lainnya di dalam satu provinsi. f. Transmigrasi keluarga, yaitu transmigrasi yang terjadi karena melihat keluarga yang lain berhasil. g. Transmigrasi khusus, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan oleh pemerintah yang sifatnya khusus dengan tujuan tertentu, misalnya transmigrasi pensiunan atau tentara. Tujuan transmigrasi yang diselenggarakan pemerintah adalah untuk lebih meratakan persebaran penduduk, mensejahterakan kehidupan penduduk, dan meratakan pembangunan. Urbanisasi adalah perubahan penduduk desa ke kota. Orang yang melakukan urbanisasi disebut kaum urban. Urbanisasi juga dapat diartikan sebagai perubahan desa menjadi kota. Faktor penyebab urbanisasi dari desa (faktor pendorong) antara lain: a. Lapangan dan jenis pekerjaan terbatas. b. Upah tenaga kerja rendah. c. Kepemilikan lahan pertanian semakin sempit. d. Fasilitas kurang memadai atau terbatas. Faktor penyebab urbanisasi dari kota (faktor penarik) antara lain: a. Lapangan kerja di kota lebih banyak dan bervariasi. b. Kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik. c. Kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih baik. d. Tersedianya berbagai jenis fasilitas seperti fasilitas pendidikan, perumahan, kesehatan, penerangan, hidup dan transportasi. Urbanisasi memiliki dampak negatif dan dampak positif bagi desa yang ditinggalkan serta menimbulkan dampak negatif bagi kota yang dituju. Dampak negatif urbanisasi bagi desa adalah: a. Tenaga kerja usia muda berkurang, b. Produksi pertanian menurun, c. Pembangunan terhambat. Dampak positif urbanisasi bagi desa adalah: a. Jumlah pengangguran di desa berkurang dan b. Taraf hidup penduduk di desa meningkat. Dampak negatif urbanisasi bagi kota adalah: a. Banyak berdirinya rumah-rumah kumuh, b. Tingkat pengangguran di kota semakin tinggi, c. Pengangguran yang tinggi berpengaruh terhadap tingkat kejahatan yang tinggi, d. Kepadatan penduduk di kota semakin meningkat, e. Kepadatan penduduk berpengaruh terhadap penurunan kualitas lingkungan hidup, seperti pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran suara. 6