BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pengaruh Pelatihan CPS terhadap Entrepreneurship Kelompok Anak

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

PROSEDUR PELAKSANAAN PTK

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Membaca menjadi jembatan bagi siswa yang ingin. muncul adalah sulitnya memahami bacaan secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KEBUTUHAN MAHASISWA DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN ALJABAR LINEAR ELEMENTER

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN LANJUT : UPAYA MENCETAK WIRAUSAHA MAHASISWA. Oleh: Susantiningrum, S. Pd., SE., MAB. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. finansial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2005

EFEKTIVITAS METODE KUIS INTERAKTIF DAN EXPLICIT INTRUCTION PADA PRESTASI BELAJAR MAHASISWA STKIP PGRI NGAWI

1. M emaham i p e p nge rtian, an i, de d nt n ifikasi, c, ara m a engi n de d nt n ifikasi, d, an

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk

VALIDASI MODEL KOMPETENSI DOSEN STUDENT CENTERED LEARNING. Wahyu Widhiarso. Disampaikan pada seminar hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. V SDN 02 Jatiharjo, Jatipuro, Karanganyar. 1. Nilai ulangan Formatif banyak yang kurang memenuhi KKM.

BAB IV METODE PENELITIAN

TEKNIK-TEKNIK PSIKOEDUKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. topik yang penting di bidang akuntansi manajemen. SPM merupakan proses

Metode Observasi Kedudukan Observasi Dalam Diagnostik Definisi dan batasan dalam observasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengenai pelaksanaan pemberian kredit kendaraan bermotor roda empat serta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan oleh : Endah Puji Astuti A

Tatyana Dumova Point Park University, USA. Kegunaan Kuis Online : Mengevaluasi Persepsi Mahasiswa

Evaluasi Program Pelatihan

Pengambilan Keputusan. Kuliah ke 8, 3 November 2009 Erry Sukriah, MSE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2000 Badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mendeklarasikan Millennium Development Goals (MDGs), dengan tujuan agar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bertahan dipasaran. Dalam pemasaran, loyalitas tercipta diawali saat konsumen

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dimensi yang dominan. Berikut adalah kesimpulannya : Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat :

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi sesuai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

Modul ke: Psikologi Sosial I. Metode Penelitian Psikologi Sosial. Fakultas Psikologi. Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam berinteraksi dengan lingkungannya. dan berinteraksi di dunia. Menurut Assael, gaya hidup adalah A mode of

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahap perkembangannya, seperti pada tahap remaja.

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF IPA KELAS V SD POKOK BAHASAN ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN

BAB 1 PENDAHULUAN. signifikan dalam dua dekade terakhir. Penerapan dari pencitraan tiga dimensi kini secara

KOMUNIKASI. Komunikasi mengandung pengertian memberitahukan untuk menggugah partisipasi agar hal-hal yg diberitahukan itu menjadi milik bersama

Prosiding Seminar Nasional Prodi Teknik Busana PTBB FT UNY Tahun 2005 PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DALAM MATA KULIAH PENGETAHUAN TEKSTIL

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

IMPLEMENTASI MEDIA COMPACT DISC (CD) INTERAKTIF DAN PERMAINAN SIMULASI DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GROBOGAN SKRIPSI

PERPADUAN KONSEP METODE PEMBELAJARAN SOMATIS AUDITORY VISUAL INTELEKTUAL (SAVI) DENGAN METODE DRILL DALAM PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI

BAB II LANDASAN TEORI. satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam. persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan.

BAB 1 PENDAHULUAN. cara memberikan pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

Contoh Pendidikan Karakter Dalam Mata Kuliah: Sikap Mental Etika Profesi

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini perkembangan sektor jasa telah mengalami peningkatan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Simpulan hasil penelitian model pembelajaran proyek berbasis lingkungan

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB

BAB I PENDAHULUAN. dan paling dominan dalam sebuah organisasi. Manajemen sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. dilakukan, peneliti menyimpulkan beberapa hal sesuai dengan tujuan penelitian,

Pelatihan dan Pengembangan SDM (Training) MSDM-TIP FTP UB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tentang Sistem Pendidikan nasional. Edgar Dalle ( Reigeluth, 2013 : 7 )

MAKALAH PENELITIAN HIBAH PEMBINAAN RANCANG BANGUN MEDIA VISUAL UNTUK MATA KULIAH K3 DAN HUKUM KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. model kecakapan hidup terintegrasi dengan nilai-nilai budaya lokal dalam

Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study?

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen waktu dapat dilakukan dengan metode Problem Based. pendekatan SCL adalah metode pembelajaran dengan Problem Based

BAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman

BAB I PENDAHULUAN. melakukan diferensiasi adalah melalui jasa atau pelayanan yang diberikan.

BAB I PENDAHULUAN. semakin baiknya kualitas bangsa tersebut. Di Indonesia pendidikan sangat

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. (define), perancangan (design), pengembangan (development), dan penyebaran

Jarianto SMP Negeri 01 Ranuyoso No. Telp.(0334)

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan diperlukan faktor-faktor yang harus dimiliki oleh

2014 PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kemampuan seseorang dalam menentukan sendiri pekerjaan yang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Sejalan dengan itu perusahaan berusaha melakukan perbaikan atau

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia, pendidikan adalah usaha sadar

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SIL. PENGEMBANGAN MEDIA DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lampiran 5. a. Instrumen evaluasi media pembelajaran relasi dan fungsi berbasis multimedia interaktif untuk ahli materi

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Selamat membaca, mempelajari dan memahami

PELATIHAN KELAS IBU Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita

Sunardi, S.S., M.Pd. Alamat Jl. Borobudur Selatan III No. 10 Semarang Barat 50148

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI: B. LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. implikasikan pada penumpang pesawat udara di Bandara Internasional Adi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kualitas layanan menjadi isu yang sangat penting dalam memasarkan

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL... ii. HALAMAN PERSETUJUAN... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN...

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan

2014 PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

Brainstorming Digunakan oleh arsitek yang memerlukan ide-ide kreatif untuk memecahkan permasalahan dalam rentang waktu yang sangat ketat, cepat dan

vii Tinjauan Mata Kuliah

UPAYA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI METODE KARYA WISATA DI KELOMPOK BERMAIN UMI KULTSUM TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING DENGAN CD INTERAKTIF

Oleh : SITI ROHANAH A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan proses belajar mengajar di sekolah, keberhasilan adalah hal utama yang diupayakan oleh

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. umum dapat digambarkan bahwa proses pembelajaran menggunakan model

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut setiap perusahaan mewaspadai akan persaingan yang semakin ketat.

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian 7

Fungsi Apresiasi dan Kritik dalam Pendidikan Seni Rupa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas mampu melahirkan sumber daya. manusia unggul yang dapat menjadi aktor penting di balik semua

Transkripsi:

120 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 5.1.1. Pengaruh Pelatihan CPS terhadap Entrepreneurship Kelompok Anak Asrama SOS DTI Lembang Berdasarkan hasil dan pembahasan yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pemberian pelatihan CPS membawa pengaruh yang signifikan terhadap entrepreneurship kelompok anak asrama SOS DTI Lembang. Secara kuantitatif peningkatan nilai entrepreneurship terjadi pada setiap dimensi yang diukur, yaitu achievement, berpikir dan pemecahan masalah, serta kematangan pribadi. Namun secara kualitatif peningkatan pemahaman entrepreneurship pada dimensi achievement tidak seoptimal peningkatan pada dua dimensi lainnya. 5.1.2. Efektifitas Program Pelatihan CPS 1) Aspek penyelenggaraan pelatihan CPS, baik pada segi manfaat, waktu, kualitas dan fasilitas pendukung mendapatkan tanggapan yang positif dari seluruh partisipan. Partisipan tidak hanya puas dengan materi-materi yang sudah diberikan, tetapi juga menyarankan adanya pelatihan lanjutkan dengan topik materi lain yang relevan dengan entrepreneurship. 2) Aspek instruktur teori dalam pelatihan CPS mendapatkan tanggapan yang positif dari seluruh partisipan, khususnya pada segi kemampuan penguasaan

121 kelas dan materi. Sementara pada segi kemampuan penyajian materi dan pemanfaatan waktu, meskipun mayoritas partisipan sudah memberikan tanggapan positif, masih terdapat partisipan yang masih menilai kurang memuaskan. 3) Aspek instruktur praktek dalam pelatihan CPS mendapatkan tanggapan yang positif dari seluruh partisipan, khususnya pada segi kemampuan penguasaan kelas, penguasaan materi dan pemanfaatan waktu. Sementara pada segi kemampuan penyajian materi, meskipun mayoritas partisipan sudah memberikan tanggapan positif, masih terdapat partisipan yang memberi nilai kurang memuaskan. Penyajian materi yang dimaksud adalah penjelasan mengenai penerapan prinsip-prinsip teoritis yang akan dipraktekkan serta umpan balik atas hasil yang telah dipraktekkan. 4) Materi penerapan definisi operasional CPS yang merepresentasikan konsep entrepreneurship dimensi kematangan pribadi, penerapan dan kunci-kunci keberhasilannya, yang disampaikan melalui metoda kuliah, sajian contoh melalui film, serta permainan yang membuka kesempatan untuk menerapkan konsep yang sudah dipelajari, menghasilkan pembelajaran yang lebih optimal pada partisipan. 5) Materi penerapan definisi operasional CPS yang merepresentasikan konsep entrepreneurship dimensi achievement, penerapan dan kunci-kunci keberhasilannya, yang disampaikan melalui kombinasi metoda membaca individual dan diskusi kelas, belum menghasilkan pembelajaran yang optimal pada partisipan.

122 6) Materi penerapan seluruh definisi operasional pemecahan masalah yang kreatif, penerapan dan kunci-kunci keberhasilannya (yang juga merepresentasikan konsep entrepreneurship dimensi berpikir dan pemecahan masalah), yang disampaikan melalui metoda kuliah, sajian contoh melalui observasi langsung, metoda pemberian tugas yang membuka kesempatan untuk menerapkan konsep yang sudah dipelajari, metoda diskusi dan pemberian umpan balik, menghasilkan pembelajaran yang lebih optimal pada partisipan. 5.2. Saran 5.2.1. Saran bagi Kegunaan Teoritis 1) Mempertimbangkan kategori usia sebagai salah satu kriteria dalam pembagian kelompok percobaan dan kelompok pengendali, untuk mengendalikan homogenitas kelompok. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi bias dalam memaknakan hasil penelitian. 2) Mempertimbangkan karakteristik psikologis partisipan secara lebih spesifik dan mendalam, sebagai acuan dalam menentukan metoda pelatihan yang lebih tepat guna. 3) Khusus untuk penerapan hasil penelitian ini di wilayah SOS DTI lain, perlu mempertimbangkan karakteristik budaya setempat dalam mengembangkan simulasi sebagai pelengkap pelatihan. 4) Menyederhanakan definisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini sehingga lebih mudah dikenali dan dipahami.

123 5) Memerhatikan konsistensi penggunaan istilah di dalam mendefinisikan entrepreneurship ke dalam pengertian konseptual maupun operasional, dengan mengacu pada tujuan penelitian. 6) Secara keseluruhan, perlu untuk mengevaluasi dan lebih mematangkan modul pelatihan yang sudah tersusun. 5.2.2. Saran bagi Kegunaan Praktis 1) Memperhitungkan perbandingan di antara jumlah partisipan dengan jumlah fasilitator lapangan, untuk mengoptimalkan proses pendampingan partisipan. 2) Mengembangkan teknik penyajian materi dalam bentuk bahasan maupun sajian contoh yang lebih menggugah minat kelompok usia remaja dan dewasa muda. 3) Memerhatikan kemampuan teknis instruktur teori, khususnya dalam menyajikan materi dan mengelola waktu sehingga lebih dapat diterima positif oleh kelompok usia remaja dan dewasa muda. 4) Memerhatikan kemampuan teknis instruktur praktek, khususnya dalam menjelaskan cara menerapkan prinsip-prinsip teoritis yang telah dijelaskan serta memberikan umpan balik atas hasil yang telah dipraktekkan. 5) Memerhatikan komposisi penyajian materi, dimana sajian melalui metoda interaktif sebaiknya lebih dominan dibandingkan sajian yang bersifat satu arah.

124 6) Konsisten melengkapi metoda kuliah dengan sajian film, simulasi atau uji coba, permainan dan pemberian umpan balik yang lebih efektif menghasilkan pembelajaran.