MEWUJUDKAN PELAYANAN PUBLIK YANG PRIMA MELALUI LAYANAN TERPADU & LAYANAN ONLINE

dokumen-dokumen yang mirip
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

TUGAS REFORMASI BIROKRASI LAPAN FUNGSI REFORMASI BIROKRASI LAPAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran

OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA. Laporan Hasil Penelitian KEPATUHAN KEMENTERIAN DALAM PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 PELAYANAN PUBLIK

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

MEMULAI PERUBAHAN DENGAN REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN RI

DEPUTI BIDANG PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

Penyelenggaraan Yanlik [Pasal 39 ayat (4)].

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

LAMPIRAN KEPUTUSAN. MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAYANAN PUBLIK. menyediakan segala apa yang diperlukan oleh orang lain untuk perbuatan

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2012

2017, No Republik Indonesia Nomor 5038); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO

BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI. A. Pendahuluan

Cetak Biru Reformasi Birokrasi KEMENTERIAN NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

2012, No BAB I PENDAHULUAN

REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN BPKP TERNATE, 12 APRIL 2017

PROGRAM DAN KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR

AGENDA REFORMASI BIROKRASI MELIPUTI (DELAPAN) AREA PERUBAHAN. 1. Manajemen Perubahan 2. Penataan Peraturan PerundangUndangan

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) DI DINAS PENANAMAN

IKHTISAR EKSEKUTIF. Pencapaian kinerja sasaran Pemerintah Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 dapat digambarkan sebagai berikut : iii

ORGANISASI, MEKANISME, DAN INSTRUMEN PENILAIAN BAB I PENDAHULUAN

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN: : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN PENGHARGAAN ADIBAKTI MINA BAHARI.

A. Rencana Strategis Kementerian Sekretariat Negara 2010-

A. PENDAHULUAN. Prinsip prinsip dari visi diatas adalah :

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN TUGAS DAN FUNGSI KABINET KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

TERWUJUDNYA KESATUAN HUKUM & BADAN PERADILAN YANG PROFESIONAL

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

Pelayanan Prima di Perguruan Tinggi

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. "Terwujudnya peningkatan kualitas kinerja Biro Pemerintahan Provinsi

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

IKHTISAR EKSEKUTIF. Ikhtisar Eksekutif

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sudah melaksanakan pelayanan secara efektif, yaitu kualitas pelayanan yang

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MELALUI PELAYANAN PUBLIK INSPEKTORAT JENDERAL 2016

I. PENDAHULUAN. pengukuran kinerja pada capacity building yang mengikuti pola reinventing

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANYUWANGI

BAB 1 PENDAHULUAN. publik, jasa publik, dan pelayanan administratif. informasi, komunikasi, transportasi, investasi, dan perdagangan.

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN TUGAS DAN FUNGSI KABINET KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

I. PENDAHULUAN. Reformasi di bidang kinerja pemerintahan tidak akan membuahkan hasil optimal

ARAH DAN KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISTEKDIKTI Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. 4.1 Visi dan Misi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Prov.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

ARAHAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PADA ACARA

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 15 /M.PAN/7/2008 TENTANG PEDOMAN UMUM REFORMASI BIROKRASI

ARAH KEBIJAKAN PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK MELALUI REFORMASI BIROKRASI PEMDA MELALUI PTSP

Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Kebijakan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan

Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

PENINGKATAN KAPASITAS APARAT PENGAWAS INTERNAL DALAM MELAKUKAN AUDIT BERBASIS RESIKO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

BAPPEDA Planning for a better Babel

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

AREA PERUBAHAN 1. Program Manajemen Perubahan 2. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

pengantar : Pelayanan Publik dan Standar Pelayanan Publik (SPP)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

2012, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran

REFORMASI BIROKRASI DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA DAN PELAYANAN PUBLIK RRI

Transkripsi:

MEWUJUDKAN PELAYANAN PUBLIK YANG PRIMA MELALUI LAYANAN TERPADU & LAYANAN ONLINE

PELAYANAN PUBLIK SEBAGAI FOKUS DARI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN YG BAIK /GOOD GOVERNANCE TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK / GOOD GOVERNANCE PADA DASARNYA BERORIENTASI PADA MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN DAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN PEMERINTAHAN. PELAYANAN PUBLIK MENJADI TUGAS TERPENTING DALAM PENYELENGGARAAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK (Secara Umum Tugas Negara Adalah Memberikan Pelayanan Bagi Warganegaranya). FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK (Hasil Study Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK Tahun 2006): - Komitmen Pimpinan - Dasar Hukum Yang Kuat - Dukungan Dari Lingkungan Internal dan Masyarakat - Inisatif, Gagasan dan Inovasi Internal 2

RUANG LINGKUP PELAYANAN PUBLIK : Pelayanan Administratif yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik; Pelayanan Barang yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang yang digunakan oleh publik; Pelayanan Jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai jasa yang dibutuhkan oleh publik; dan Pelayanan Regulatif yaitu pelayanan melalui penegakan hukum dan peraturan perundang-undangan, maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat; ASAS-ASAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK : KEPENTINGAN UMUM; KESAMAAN HAK; KEPROFESIONALAN; PERSAMAAN PERLAKUAN; AKUNTABILITAS; KETEPATAN WAKTU; KEPASTIAN HUKUM; KESEIMBANGAN HAK & KEWAJIBAN; PARTISIPATIF; KETERBUKAAN; FASILITAS KHUSUS BAGI KELOMPOK RENTAN; KECEPATAN, KEMUDAHAN& KETERJANGKAUAN 3

KENAPA HARUS TERPADU DAN ONLINE 1. Transparan, yaitu bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan;. 2. Akuntabel, yaitu dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3. Partisipatif, yaitu mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat. 4. Kesamaan hak, yaitu tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender, dan status ekonomi. 5. Efisien, yaitu proses pelayanan hanya melibatkan tahap-tahap yang penting dan melibatkan personil yang telah di tetapkan. 6. Keseimbangan antara Hak dan Kewajiban, yaitu pemberi dan penerima pelayanan perizinan harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak. 7. Profesional, pemprosesan melibatkan keahlian yang diperlukan, baik untuk validasi administratif, verifikasi lapangan, pengukuran dan penilaian kelayakan, yang masing-masing prosesnya dilaksanakan berdasarkan tata urutan dan prosedur yang telah ditetapkan

TUJUAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU DAN LAYANAN ONLINE mendekatkan pelayanan kepada masyarakat; memperpendek prosedur pelayanan; mewujudkan proses pelayanan yang cepat, mudah, murah, transparan, pasti, dan terjangkau; dan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan. memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada masyarakat; 9

POTRET TERAKHIR PELAYANAN PUBLIK HASIL PENELITIAN TAHUN 2015 OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA KEPATUHAN PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP STANDAR PELAYANAN PUBLIK SESUAI UU NO. 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK No Kementerian Nilai Zonasi 1 Kementerian Kesehatan RI 105,50 Hijau 2 Kementerian Perindustrian RI 96,93 Hijau 3 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI 96,65 Hijau 4 Kementerian Perdagangan RI 95,00 Hijau 5 Kementerian Pertanian RI 92,79 Hijau 6 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI 89,00 Hijau 7 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI 85,93 Kuning 8 Kementerian Dalam Negeri RI 84,70 Kuning 9 Kementerian Perhubungan RI 83,87 Kuning 10 Kementerian Komunikasi dan Informatika RI 83,43 Kuning

No Kementerian Nilai Zonasi 11 Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI 81,00 Kuning 12 Kementerian Ketenagakerjaan RI 80,35 Kuning 13 Kementerian Kelautan dan Perikanan RI 79,55 Kuning 14 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI 73,83 Kuning 15 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ BPN RI 71,92 Kuning 16 Kementerian Luar Negeri RI 71,50 Kuning 17 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI 66,00 Kuning 18 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI 60,75 Kuning 19 Kementerian Pertahanan RI 54,30 Merah 20 Kementerian Agama RI 51,95 Merah 21 Kementerian Sosial RI 50,50 Merah 22 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI 49,50 Merah Zona Penilaian Kementerian/ Lembaga Nilai Tingkat Kepatuhan Zona 0 55 Rendah Merah 56 88 Sedang Kuning 89 110 Tinggi Hijau

Kategorisasi Kementerian Hasil observasi Ombusdman 2015 : 1. Sebanyak 18,18% atau 4 kementerian masuk dalam zona merah yang berarti rendah tingkat kepatuhan dalam pelaksanaan UU 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. 2. Sebanyak 54,55% atau 12 kementerian masuk dalam zona kuning yang berarti sedang tingkat kepatuhan dalam pelaksanaan UU 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. 3. Sebanyak 27,22% atau 6 Kementerian masuk dalam zona hijau yang berarti tinggi tingkat kepatuhan dalam pelaksanaan UU 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

ORGANISASI KEMENTERIAN RISTEKDIKTI Kemenristekdikti 6 LPNK (BPPT, LIPI, BAPETEN, LAPAN, BATAN, BSN) 121 PTN 14 Kopertis BAGAIMANA PERAN KOPERTIS WILAYAH VII DENGAN 330 PTS?? ± 3.200 PTS

LANGKAH-LANGKAH KOPERTIS VII MENUNJANG PENINGKATAN KINERJA DAN PELAYANAN PUBLIK KEMRISTEK-DIKTI 1. Menyusun RENSTRA 2015 2019; 2. Melaksanakan Agenda Reformasi Birokrasi Kemristek-Dikti; (SK Koordinator No. 109/K7/KP/2016 tentang pembentukan Tim Reformasi Birokrasi Kopertis Wilayah VII) 3. Meningkatkan Akuntabilitas Pelaksanaan Anggaran Negara; 4. Meningkatkan Akuntabilitas Pelayanan Publik: a. Melaksanakan Evaluasi SOP sesuai kondisi sekarang; (Kuisener Indek Kepuasan Masyarakat dan Uji Publik) b. Menetapkan SOP dan Standart Layanan Publik tahun 2016; c. Memperbaiki Sarana, Prasarana dan Meningkatkan Kenyamanan serta keamanan pelayanan publik; (Ruang Tunggu Pelayanan, Lingkungan Kantor dan Peralatan IT serta sarana pendukung lainnya) d. Menetapkan Quik Wins (Membentuk Unit Layanan Terpadu (PINTU) dan SILA DIKTI) e. Menetapkan Maklumat Pelayanan Publik; f. Menetapkan Zona Integritas;

1. MENYUSUN RENSTRA KOPERTIS WIL. VII 2015-2019 Visi Misi Tujuan Strategis Sasaran Strategis Renstra 2015-2019 Menjadi lembaga layanan pendidikan tinggi yang akuntabel dan kredibel untuk mewujudkan pendidikan tinggi yang bermutu 1. Memberikan layanan pendidikan tinggi yang akuntabel, kredibel berbasis TIK. 2. Melaksanakan pengawasan, pengendalian, dan pembinaan Perguruan Tinggi di Jawa Timur untuk mewujudkan pendidikan tinggi yang bermutu. Meningkatnya mutu tata kelola dan tridharma perguruan tinggi dalam menghasilkan SDM yang memiliki daya saing bangsa 1. Peningkatan Kompetensi dan Profesionalisme SDM 2. Terwujudnya manajemen internal yang akuntabel dan kredibel 3. Terwujudnya jejaring kerjasama dan tata kelola kelembagaan Perguruan Tinggi yang taat asas 4. Terselenggaranya Tridharma Perguruan Tinggi yang akuntabel dan kredibel 5. Meningkatnya partisipasi dan mutu mahasiswa dalam kegiatan akademik dan non akademik

2. MELAKSANAKAN AGENDA REFORMASI BIROKRASI KEMRISTEK- DIKTI; KEMRISTEK-DIKTI 8 Area Perubahan + Quick Wins 1 Manajemen Perubahan 2 Penguatan Peraturan Perundangundangan 3 Penguatan Kelembagaan 4 Penguatan Tata Laksana 5 Penguatan Sistem Manajemen SDM Aparatur 6 Penguatan Sistem Pengawasan 7 Penguatan Akuntabilitas Kinerja 8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik. a.penguatan layanan mahasiswa; b.penguatan layanan Pendidik dan Tenaga Kependidikan; c. Penguatan layanan Riset dan Pengembangan; d.penguatan layanan Kelembagaan. 1 2 3 4 KOPERTIS WILAYAH VII JATIM 4 Kelompok Area Perubahan + Quick Wins Bagian Umum Kelompok area Perubahan 1 a. Manajemen Prubahan; b. Penguatan Tatalaksana; c. Penguatan Sistem Manajemen SDM; d. Penguatan Akuntabilitas Kinerja; e. Peningkatan Kualitas pelayanan Publik, pada sub b. Penguatan Layanan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Bidang Akademik, Kemahsiswaan dan Ketenagaan Kelompok area perubahan 2 a.penguatan layanan mahasiswa; b.penguatan layanan Pendidik dan Tenaga Kependidikan; c. Penguatan layanan Riset dan Pengembangan; Bidang Kelembagaan dan Sistem Informasi Kelompok area perubahan 3 a. Penguatan Kelembagaan; b. Peningkatan kualitas pelayanan publik pada sub d Penguatan layanan kelembagaan Tim SPI Kopertis Wilayah VII Kelompok area perubahan 4 a. Penguatan Sistem Pengawasan; b. Penguatan Akuntabilitas Kinerja

4. MENINGKATKAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK: a. Melaksanakan Evaluasi SOP sesuai kondisi sekarang; (Kuisener Indek Kepuasan Masyarakat dan Uji Publik) b. Menetapkan SOP dan Standart Layanan Publik tahun 2016; c. Memperbaiki Sarana, Prasarana dan Meningkatkan Kenyamanan serta keamanan pelayanan publik; (Ruang Tunggu Pelayanan, Lingkungan Kantor dan Peralatan IT serta sarana pendukung lainnya) d. Menetapkan Quik Wins (Membentuk Unit Layanan Terpadu (PINTU) dan SILA DIKTI) e. Menetapkan Maklumat Pelayanan Publik; f. Menetapkan Zona Integritas; 5. Meningkatkan Kompetensi SDM; (Diklat teknis dan Jenjang Pendidikan) 6. Meningkatkan Kinerja dan Budaya Kerja Pegawai. a. Mengacu PP 53 tahun 2010 tentang disiplin pegawai b. Mengacu PP 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kinerja Kopertis

KOMITMEN MEWUJUDKAN PELAYANAN PUBLIK YANG AKUNTABLE REKAP LAPORAN SOP dan SPP TAHUN 2017 NO BAGIAN / BIDANG SOP SPP 1 Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Ketenagaan 21 15 a. Seksi Akademik dan Kemahasiswaan 13 9 b. Seksi Ketenagaan 8 6 2 Bagian Umum 51 16 a. Kepegawaian 16 14 b. Tata Usaha 17 0 c. Keuangan 18 2 3 Bidang Kelembagaan dan Sistem Informasi 15 12 a. Seksi Kelembagaan dan Kerjasama 12 9 b. Sistem Informasi 3 3 TOTAL 87 43

TERIMA KASIH KOPERTIS 7 Excelent Service,