Belanda pada awal abad ke-20 yang kemudian dilanjutkan oleh Pemerintah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. PENDAHULUAN. persoalan dalam pemenuhan kebutuhan pangan bagi penduduknya, target

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi Kinerja Tugas Pembantuan Operasi dan Pemeliharaan (TPOP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hasil pertanian. Jumlah penduduk Idonesia diprediksi akan menjadi 275 juta

IV. GAMBARAN UMUM. mempergunakan pendekatan one river basin, one plan, and one integrated

EXECUTIVE SUMMARY PENGELOLAAN BASIS DATA DAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR BIDANG IRIGASI

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. satu Balai yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:

BAB I PENDAHULUAN. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah memproyeksikan

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

I. PENDAHULUAN. Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, dan Ketahanan Pangan. tanaman khususnya padi (Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, 2015).

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang, Rumusan Masalah dan Hipotesa

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berwawasan lingkungan, transparan, akuntabel, dan berkeadilan. Irigasi

I. PENDAHULUAN. sektor-sektor yang berpotensi besar bagi kelangsungan perekonomian

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/;,ol /II.02/HK/2016

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS

I. PENDAHULUAN. empiris, baik pada kondisi ekonomi normal maupun pada saat krisis. Peranan pokok

1. PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Upaya yang dilakukan antara lain dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Azwar Wahirudin, 2013

*Program Padat Karya Tunai Irigasi di Lampung Dilaksanakan di 151 Lokasi*

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam

I. PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk hidup adalah kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia memposisikan pembangunan pertanian sebagai basis utama

I. PENDAHULUAN. sektor yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya adalah upaya yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian masih memegang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu penggerak utama dari roda. perekonomian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Daerah irigasi merupakan kesatuan wilayah atau daerah yang mendapat air dari

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN Volume 14 Nomor 1, Juni 2016

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/3etg.,. /I1.02/HK/2016

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

EVALUASI KONDISI SUMBER DAYA AIR TAHUN Status 30 Nopember 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, beras tetap menjadi sumber utama gizi dan energi bagi lebih dari

BAB VI LANGKAH KEDEPAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

Infrastruktur PUPR Mendukung Pengembangan Industri Pengolahan Pangan di Gorontalo

KEMENTERIAN PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, sehingga wajar apabila prioritas

tersebut hanya ¼ dari luas lahan yang dimiliki Thailand yang mencapai 31,84 juta ha dengan populasi 61 juta orang.

BAB I PENDAHULUAN. pemeliharaan yang dilakukan. Seperti halnya yang terjadi di Bali.

I. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara Pertanian, artinya sektor pertanian dalam

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bendungan Way Rarem terletak di Kabupaten Lampung Utara, Provinsi

Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada kegiatan industri yang rumit sekalipun. Di bidang pertanian air atau yang

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang

BIMBINGAN TEKNIS PENGUMPULAN DATA NERACA LAHAN BERBASIS PETA CITRA

Insentif Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. pangan di mata dunia. Meski menduduki posisi ketiga sebagai negara penghasil

I. EVALUASI UPSUS 2015

I. PENDAHULUAN. dan sumber devisa negara, pendorong pengembangan wilayah dan sekaligus

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 KAJIAN LEGISLASI LAHAN DALAM MENDUKUNG SWASEMBADA PANGAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung.

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS BINA MARGA DAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN BELITUNG TIMUR

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

BAB 2 DASAR KEBIJAKAN BAGI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI. 2.1 Rencana Pembangunan Nasional dan Regional

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana pembangunan di bidang

peningkatan produksi dan produktifitas melalui intensifikasi, ekstensifikasi,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Produksi, Produktivitas, dan Luas Areal Ubi Kayu di Indonesia Serta

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menuju kemandirian sebagai daerah otonom tersebut, pemerintah daerah

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk sebuah negara melakukan hal yang lebih baik lagi terutama untuk Negara

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN IRIGASI KABUPATEN BIREUEN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

BAB I PENDAHULUAN. pengertian dari irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air

Transkripsi:

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa memiliki persoalan dalam pemenuhan kebutuhan pangan bagi penduduknya, target surplus beras sebesar 10 juta ton pada tahun 2014 yang dicanangkan oleh pemerintah merupakan suatu tantangan yang memerlukan kerja keras dari setiap pemangku kepentingan yang terlibat. Dengan semakin berkurangnya lahan guna pembuatan areal sawah baru maka program intensifikasi pertanian merupakan pilihan yang tepat. Sesuai dengan yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi bahwa irigasi berfungsi mendukung produktifitas usaha tani guna meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat khususnya petani yang diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi dilakukan dengan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi. Pembangunan irigasi di Indonesia sudah dimulai sejak jaman kolonialisasi Belanda pada awal abad ke-20 yang kemudian dilanjutkan oleh Pemerintah Indonesia sampai saat ini. Saat ini Indonesia memiliki luas lahan irigasi nasional sebesar 7.230.183 Ha, Pulau Jawa sebagai sentra padi nasional

memiliki 46 % luas irigasi nasional yang kemudian disusul Pulau Sumatera sebesar 28 % luas irigasi nasional dan selanjutnya Pulau Sulawesi sebesar 12 %. Untuk daerah Jawa dan Sumatera khususnya, jaringan irigasi yang ada merupakan hasil pembangunan di awal pengembangan irigasi Indonesia (baik sejak jaman kolonial, maupun awal Repelita) yang rata-rata telah berumur lebih dari 20 tahun. Dengan bertambahnya umur bangunan-bangunan air di jaringan irigasi sejak waktu pelaksanaan konstruksi, secara alami maupun pengaruh dari ulah manusia yang tak bertanggung jawab akan terjadi penurunan fungsi dari bangunan tersebut, sedangkan tuntutan kebutuhan pembagian air irigasi yang efisien di seluruh tingkatan jaringan irigasi untuk mengairi lahan tanaman sangat diperlukan. Sesuai tahapan Survey, Investigation, Land Aqcuisition, Contruction, Operation and Maintenace (SIDLACOM), setelah kegiatan konstruksi pembangunan jaringan Irigasi proses lanjutan adalah kegiatan operasi dan pemeliharaan. Kegiatan pemiliharaan jaringan irigasi merupakan suatu kegiatan yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar fungsi pelayanan irigasi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien untuk menunjang usaha-usaha sektor pertanian dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, telah mengamanatkan bahwa pembiayaan pelaksanaan konstruksi maupun operasi dan pemeliharaan sistem irigasi di jaringan irigasi primer dan sekunder menjadi tanggungjawab pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya dan dapat melibatkan peran serta

masyarakat petani; dan bahwa pembiayaan pelaksanaan konstruksi sistem irigasi tersier menjadi tanggungjawab petani dan dapat dibantu pemerintah dan pemerintah daerah. Untuk tahun anggaran 2011 ini, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum telah menganggarkan dana sebesar Rp.1.099.549.846.000,00.- guna keperluan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sumber daya air. Alokasi dan teknis penggunaan dana tersebut dilaksanakan secara langsung oleh kementerian secara vertikal melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) / Balai Wil ayah Sungai (BWS) maupun di Tugas Pembantuan (TP) melalui dinas -dinas di tiap provinsi maupun kabupaten. No Kegiatan Unit Sasaran Renstra 1 Pembangunan Baru Ha 500,000 2 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Ha 1,342,870 3 O & P Ha 2,341,363 Gam bar 1. RENSTRA Irigasi 2010-2014 Provinsi Lampung melalui Dinas Pengairan dan Pemukiman merupakan salah satu provinsi yang mendapatkan kepercayaan dari Kementerian Pekerjaan Umum untuk melaksanakan Tugas Pembantuan Operasi dan Pemeliharaan (TP-OP) Jaringan Irigasi. Tugas Pembantuan ini telah dilaksanakan sejak tahun anggaran 2007 hingga saat ini tahun anggaran 2013. TP-OP yang dilaksanakan oleh Satker Dinas Pengairan dan Pemukiman Provinsi Lampung ini meliputi pekerjaan : operasi rutin, pemeliharaan rutin, dan pemeliharaan berkala yang dilaksanakan di 9 (sembilan) Daera h Irigasi (D.I) yaitu : D.I.

Way Tebu System, D.I. Way Seputih, D.I. Way Sekampung, D.I. Way Curup, D.I. Way Jepara, D.I. Way Pengubuan, D.I. Way Rarem, D.I. Way Tulung Mas, dan D.I. Way Umpu dengan luas total 137.107 Ha. 1.2. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa efektif dan tepat guna dan sasarannya pelaksanaan kegiatan TP-OP Jaringan Irigasi di Satker Dinas Pengairan dan Pemukiman Provinsi Lampung yang ditinjau dari aspek penyerapan dan tujuan penggunaan anggaran dana. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan usulan-usulan kebijakan yang diharapkan dapat menjadi pedoman pelaksanaan penggunaan anggaran dana TP-OP dengan menjadikan Satker Dinas Pengairan dan Pemukiman Provinsi Lampung pada tahun anggaran 2009 dan 2010 sebagai tinjauan penelitian. 1.3. Lingkup Penelitian Lingkup penelitian ini mencakup perhitungan komposisi penyerapan dan tujuan penggunaan anggaran TP-OP pada tahun anggaran 2009 dan 2010. Data-data sekunder yang telah didapatkan akan diolah dan hasilnya dianalisis guna mendapatkan suatu kesimpulan yang diharapkan dapat usulan kebijakan dalam pelaksanan TP-OP.

Dengan membandingkan pelaksanaan pada dua tahun anggaran (2009 dan 2010) diharapkan ada perbandingan kinerja dan permasalahan-permasalan serta solusi dari tiap tahun anggaran yang telah dilaksanakan. Data-data yang dianalisa adalah data pelaksanaan kegiatan TP-OP di sembilan Daerah Irigasi di Provinsi Lampung yang diperoleh dari tiga wilayah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yaitu UPTD Semangka, UPTD Seputih- Sekampung, UPTD Mesuji Tulang Bawang dan Satuan Kerja (Satker) Dinas Pengairan dan Provinsi Lampung. 1.4. Manfaat Penelitian Tugas Perbantuan (TP) Operasi dan Pemeliharaan jaringan irigasi merupakan suatu bentuk aplikasi kebijakan pemerintah yang bertujuan memberikan menfaat sebesar-besarnya bagi para petani pemakai air irigasi yang akan berdampak bagi ketahanan pangan nasional. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu : 1. Adanya evaluasi mengenai pelaksanaan kegiatan Tugas Perbantuan Operasi Pemeliharaan (TPOP) satuan kerja Dinas Pengairan dan Pemukiman Provinsi Lampung Tahun Anggaran 2009 dan 2010 2. Dari evaluasi tersebut diatas akan ditemukan kelemahan-kelemahan dan kebaikan-kebaikan dari suatu kegiatan yang dapat dijadikan sebagai suatu acuan bagi pelaksanaan kegiatan pada tahun-tahun yang akan datang.

3. Meningkatnya manfaat dan daya guna dari kegiatan Tugas Perbantuan Operasi Pemeliharaan (TPOP) baik secara langsung kepada masyarakat pengguna air irigasi, Pemerintah Pusat khususnya Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Sumber Daya Air selaku pemutus kebijakan, dan Satuan Kerja Dinas Pengairan dan Pemukiman Provinsi Lampung selaku pelaksana kebijakan. 1.5. Sistematika Penelitian Sistematika penulisan tesis ini dibagi menjadi 5 (lima) bab. Bab I yang merupakan pendahuluan dari tesis ini berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan penelitian, lingkup penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penelitian. Bab II terdiri dari kajian secara menyeluruh terhadap pustaka terkait dengan pembahasan tesis ini. Bab III menguraikan secara rinci metode dan semua tahapan yang dilakukan dalam penelitian, data yang dibutuhkan, pelaksanaan seluruh kegiatan penelitian serta cara analisis atau pengolahan datanya. Bab IV memuat seluruh data yang diperoleh dan hasil pengolahan data tersebut beserta pembahasannya. Bab V berisi kesimpulan yang memuat hasil-hasil penting dari penelitian yang diperoleh berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab-bab

sebelumnya, bab ini juga menguraikan saran-saran yang diperlukan guna penyempurnaan hasil penelitian. 1.6. Hipotesis Penelitian Dalam pelaksanaan kegiatan Tugas Pembantuan Operasi Pemeliharaan (TP - OP) Jaringan Irigasi setiap tahun anggarannya (Tahun An ggaran 2009 dan 2010), masing-masing tahun anggaran memiliki karakter permasalahanpermasalahan dan penyelesaian yang berbeda-beda. Perbedaan ini mungkin timbul karena faktor-faktor teknis maupun non teknis dilapangan, nilai anggaran yang berbeda, bahkan mungkin juga disebabkan faktor manajerial yang berbeda. Oleh karena itu penulis berhipotesis bahwa efektifitas dan daya manfaat serta pencapaian tujuan kegiatan TP-OP pada tahun anggaran 2009 dan 2010 berbeda. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi pelaksanaan guna mengetahui secara lebih mendetail.