PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

dokumen-dokumen yang mirip
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1964 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG (PERPU)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UU 54/1999, PEMBENTUKAN KABUPATEN SAROLANGUN, KABUPATEN TEBO, KABUPATEN MUARO JAMBI, DAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1967 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI BENGKULU DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor:4 TAHUN 1968 (4/1968) Tanggal:29 JUNI 1968 (JAKARTA)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUNGO NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BUNGO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA PENGURUSAN DAN PENGAWASANNYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 14 TAHUN 2000 (14/2000)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 29 TAHUN 2004

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN DAN ATAU PENGANGKATAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 51 TAHUN 2001 TENTANG

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

Lampiran I.15 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.15 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

BUPATI MERANGIN PROVINSI JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG KERJASAMA DESA

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG TONASE DAN PORTAL

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUNGO NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1956 TENTANG PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM KABUPATEN DALAM LINGKUNGAN DAERAH PROPINSI SUMATERA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENCABUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG PERTAMBANGAN RAKYAT BAHAN GALIAN EMAS (GOLONGAN B)

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

-2- Dengan Persetujuan Bersama

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

KEPUTUSAN BUPATI MERANGIN NOMOR 287 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BATANG HARI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN AGAMA. Pembentukan. KUA. Kecamatan.

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 49 TAHUN 2001 TENTANG B E C A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

Tentang: PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM KABUPATEN DALAM LINGKUNGAN DAERAH PROPINSI SUMATERA TENGAH *) PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM. PROPINSI SUMATERA TENGAH.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 179 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PENGADILAN AGAMA TARUTUNG,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II HALMAHERA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 52 TAHUN 2001 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

Transkripsi:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1965 TENTANG PEMBENTUKAN DAERAH TINGKAT II SAROLANGUN-BANGKO DAN DAERAH TINGKAT II TANJUNG JABUNG DENGAN MENGUBAH UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1956 TENTANG PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM KABUPATEN DI PROPINSI SUMATERA TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembentukan Daerah Tingkat II Merangin dan Daerah Tingkat II Batang Hari berdasarkan Undang-undang No.12 tahun 1956 (Lembaran Negara tahun 1956, No.25) perlu ditinjau kembali. b. bahwa untuk lebih mengintensifkan dan melancarkan jalannya pemerintahan, sebagian dari masing-masing wilayah Daerah Tingkat II Merangin dan Daerah Tingkat II Batang Hari perlu dipisahkan untuk dijadikan masing-masing sebagai Daerah Tingkat II yang baru, yaitu Daerah Tingkat II Sarolangun- Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung yang berhak mengatur dan mengurus r umah tangganya sendiri. Mengingat: 1. Pasal 5 ayat (1), 18 dan 20 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945; 2. Undang-undang No.1 tahun 1957 (Lembaran Negara tahun 1957 No.6), telah diubah dan ditambah; 3. Penetapan Presiden No.6 tahun 1959 (disempurnakan) (Lembaran Negara tahun 1959 No.129); 4. Penetapan Presiden No.5 tahun 1960 (disempurnakan) (Lembaran Negara tahun 1960 No.6); 5. Undang-undang No.12 tahun 1956 (Lembaran Negara tahun 1956 No.25); Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG-ROYONG; MEMUTUSKAN: Menetapkan: Undang-undang tentang pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun-Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung dengan mengubah Undang-undang No.12 tahun 1956 tentang pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Propinsi Sumatera Tengah. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Membentuk Daerah Tingkat II Sarolangun-Bangko yang meliputi wilayah kecamatan: a. Bangko, b. Sungai Manau,

c. Tabir, d. Muara Siau, e. Jangkat, f. Sarolangun, g. Pauh, h. Batang Asai, dan i. Sungai Limun. Yang dipisahkan dari Daerah Tingkat II Merangin dimaksud dalam Undang-undang No.12 tahun 1956. (2) Daerah Tingkat II Merangin dimaksud dalam Undang-undang No.12 tahun 1956, diubah menjadi Daerah Tingkat II Muara Bungo Tebo, setelah wilayahnya dipisahkan sebagian dimaksud pada ayat (1). (3) Membentuk Daerah Tingkat II Tanjung Jabung yang meliputi wilayah kecamatan: a. Tungkal Ulu, b. Tungkal Ilir, dan c. Muara Sabak. Yang dipisahkan dari Daerah Tingkat II Batang Hari, dimaksud dalam Undang-undang No.12 tahun 1956. (4) Daerah Tingkat II Batang Hari dimaksud dalam Undang-undang No.12 tahun 1956, diubah menjadi Daerah Tingkat II Batang Hari baru, setelah wilayahnya dipisahkan sebagian dimaksud pada ayat (3). Pasal 2 (1) Pemerintah Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko berkedudukan di Bangko, (2) Pemerintah Daerah Tingkat II Muara Bungo Tebo berkedudukan di Muara Bungo. (3) Pemerintah Daerah Tingkat II Tanjung Jabung berkedudukan di Kuala Tungkal. (4) Pemerintah Daerah Tingkat II Batang Hari berkedudukan di Kenali Asam. Pasal 3 Dengan memperhatikan ketentuan dalam Undang-undang No.1 tahun 1957 pasal 7 ayat 10, junctis Undang-undang No.73 tahun 1957 dan Penetapan Presiden No.5 tahun 1960 (disempurnakan), Daerah Perwakilan Rakyat Daerah Gotong-Royong Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko, Daerah Tingkat II Muara Bungo Tebo, Daerah Tingkat II Tanjung Jabung dan Daerah Tingkat II Batang Hari masing-masing terdiri atas 15 orang anggota. Pasal 4 Bagi masing-masing Daerah Tingkat II dimaksud pada pasal 1 berlaku ketentuan-ketentuan dalam Undang-undang No.12 tahun 1956, sepanjang ketentuan-ketentuan itu tidak bertentangan dengan Undang-undang ini. BAB II KETENTUAN PERALIHAN. Pasal 5 Ketentuan-ketentuan berdasarkan peraturan perundangan Negara atau Daerah yang berlaku bagi Daerah Tingkat II Merangin dan Batang Hari lama, mutatis-mutandis berlaku bagi Daerah

Tingkat II Sarolangun Bangko dan Tanjung Jabung sampai saat ketentuan-ketentuan itu diubah, diganti atau dicabut. Pasal 6 Kepala Daerah Tingkat II Merangin lama dan Kepala Daerah Tingkat II Batang Hari lama pada saat Undang-undang ini berlaku, masing-masing tetap sebagai Kepala Daerah Tingkat II Muara Bungo Tebo dan sebagai Kepala Daerah Tingkat II batang Hari. Pasal 7 (1) Pada saat Undang-undang ini berlaku, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong-Royong Tingkat II Merangin dan Daerah Tingkat II Batang Hari lama masingmasing tetap sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong-Royong Tingkat II Muara Bungo Tebo, dan sebagai anggota dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong-Royong Tingkat II Batang Hari, dengan ketentuan bahwa: a. anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong-Royong Daerah Tingkat II Muara Bungo Tebo dan Daerah Tingkat II Batang Hari lama, yang pada saat Undang-undang ini berlaku, masing-masing bertempat tinggal pokok di dalam wilayah Daerah-daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Tanjung Jabung, berhenti sebagai anggota; b. anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong-Royong Daerah Tingkat II Muara Bungo Tebo dan Daerah Tingkat II Batang Hari yang tidak memenuhi syarat tersebut dalam Penetapan Presiden No.5 tahun 1960 (disempurnakan), atas usul Kepala Daerah Tingkat II Muara Bungo Tebo dan Kep ala Daerah Tingkat II Batang Hari diberhentikan oleh Kepala Daerah Tingkat I Jambi. (2) Lowongan keanggotaan yang terjadi berdasarkan ketentuan pada ayat (1) huruf a dan b, diisi menurut ketentuan yang berlaku. (3) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong-Royong dimaksud pada ayat (1) huruf a, oleh Kepala daerah Tingkat I Jambi diangkat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong-Royong dari Daerah Tingkat II yang wilayahnya mencakup tempat tinggal pokok anggota yang bersangkutan, kecuali apabila ia tidak lagi memenuhi syarat tersebut pada ayat ( 1) huruf b. Pasal 8 Pada saat Undang-undang ini berlaku, bagi Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung oleh Menteri Dalam Negeri ditunjuk Penguasa yang dimaksud pada pasal 75 ayat (3) Undang-undang No.1 tahun 1957. Pasal 9 (1) Pada saat Undang-undang ini berlaku anggota Badan P emerintah Harian Daerah Tingkat II Merangin dan Daerah Tingkat II Batang Hari lama masing-masing tetap sebagai anggota Badan pemerintah Harian Daerah Tingkat II Muara Bungo Tebo dan Daerah Tingkat II Batang Hari, dengan ketentuan bahwa: a. anggota Badan Pemerintah Harian Daerah Tingkat II Merangin dan Daerah Tingkat II Batang Hari lama, yang diangkat pada kedudukan itu semata-mata karena mengingat kepentingan wilayah yang kini telah diliputi masing-masing Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung atas usul Kepala Daerah Tingkat II Muara Bungo Tebo dan Kepala Daerah Tingkat II Batang Hari diberhentikan sebagai anggota; b. anggota Badan Pemerintah Harian Daerah Tingkat II Merangin dan Daerah Tingkat II Batang Hari lama yang tidak memenuhi syarat dimaksud pada pasal 10 Penetapan Presiden No.6 tahun 1959 (disempurnakan), serta syarat sebagaimana

berlaku bagi keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong-Royong dimaksud pada pasal 7, atas usul Kepala Daerah Tingkat II Batang Hari setelah mendengar pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong-royong yang bersangkutan, diberhentikan oleh Kepala Daerah Tingkat I Jambi. (2) Lowongan keanggotaan yang terjadi berdasarkan ketentuan pada ayat (1) huruf a dan b, diisi menurut ketentuan yang berlaku. (3) Anggota Badan Pemerintah harian seperti dimaksud pada ayat 10 huruf a, oleh Kepala Daerah Tingkat I Jambi diangkat menjadi anggota Badan Pemerintah Harian dari Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung, kecuali apabila ia tidak lagi memenuhi syarat tersebut pada ayat (1) huruf b. Pasal 10 (1) Dengan memperhatikan kepentingan masing-masing Daerah secara timbal balik, Kepala Daerah Tingkat II Muara Bungo Tebo menyerahkan kepada Kepala Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko begitu pun Kepala Daerah Tingkat II Batang Hari kepada Kepala Daerah Tingkat II Tanjung Jabung: a. pegawai-pegawai yang karena jabatannya diperlukan oleh masing-masing Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung sebagai tenaga pangkal pada saat pelaksanaan pembentukan; b. tanah, bangunan, gedung dan barang-barang tidak bergerak lainnya yang menjadi hak milik atau dikuasai oleh masing-masing Daerah Tingkat II Merangin dan Daerah Tingkat II Batang Hari lama, apabila barang-barang itu terdapat, terletak atau berfungsi masing-masing dalam Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung; c. alat pengangkutan di laut atau di sungai dan perlengkapannya; d. alat pengangkutan di darat; e. surat-surat berharga, uang, biaya untuk pengeluaran modal dan rutin yang telah tersedia; f. perkakas, perlengkapan kantor, arsip, dokumentasi, perpustakaan dan barang bergerak lainnya. (2) Penyelesaian penyerahan dimaksud pada ayat (1) seperlunya dilakukan dengan perantaraan pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah Tingkat I Jambi. Pasal 11 (1) Untuk menyiapkan perlengkapan pertama organisasi Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung yang baru dibentuk, dalam jangka waktu tiga tahun akan diusahakan pembiayaannya. (2) Pengusahaan pembiayaan seperti dimaksud pada ayat (1) juga diadakan untuk menyiapkan perlengkapan pertama jawatan-jawatan atau dinas-dinas Pemerintah Pusat, yang harus dibentuk di Daerah Tingkat II yang baru itu. BAB III KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Kesulitan yang timbul pada pelaksanaan Undang-undang ini diselesaikan oleh menteri Dalam Negeri.

Pasal 13 Undang-undang ini mulai berlaku pada hari diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Undangundang ini dengan penempatan dal am Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan Di Jakarta Pada Tanggal 14 Juni 1965 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Ttd. SUKARNO. Diundangkan Di Jakarta Pada Tanggal 14 Juni 1965 SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Ttd. MOHD. ICHSAN. LEMBARAN NEGARA NOMOR 50

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1965 TENTANG PEMBENTUKAN DAERAH TINGKAT II SAROLANGUN BANGKO DAN DAERAH TINGKAT II TANJUNG JABUNG DENGAN MENGUBAH UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1965 TENTANG PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM KABUPATEN DI PROPINSI SUMATERA TENGAH UMUM (3) Undang-undang ini mengubah: a. Daerah Tingkat II Marangin dengan memisahkan sebagian wilayahnya, yang meliputi 9 (sembilan) kecamatan, dan. b. Daerah Tingkat II Batang Hari dengan memisahkan sebagian wilayahnya yang meliputi 3 (tiga) kecamatan. Wilayah-wilayah yang dipisahkan itu dibentuk menjadi masing-masing Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung sebagai masing-masing badan hukum yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri dengan keuangan sendiri. (4) Untuk Daerah Tingkat II Merangin yang sebagian wilayahnya telah dipisahkan dipergunakan nama Daerah Tingkat II Muara Bungo Tebo. Sedangkan untuk Daerah Tingkat II Batang Hari yang Sebagian wilayahnya telah dipisahkan itu terus dipakai nama Daerah Tingkat II Batang Hari. Untuk membedakan Daerah Tingkat II Batang Hari dimaksud dalam Undang-undang No.12 tahun 1956, Lembaran Negara tahun 1956 No.25, dengan Daerah Tingkat II Batang Hari berdasarkan Undang-undang ini, di mana perlu dalam Undang-undang ini dipergunakan sebuatan Batang Hari lama. (5) Pada penetapan masing-masing wilayah Daerah itu diikuti batas-batas dari wilayah yang mencakup wilayah dari kecamatan-kecamatan yang bersangkutan. (6) Sebagai ibukota ditetapkan bagi: c. Daerah Tingkat II Sarolangun-Bangko di Bangko bekas ibukota "Kesedanaan Bangko" d. Daerah Tingkat II Muara Bungo Tebo di Muara Bungo bekas ibukota "Kewedanaan Muara Bungo". e. Daerah Tingkat II Tanjung Jabung di Kuala Tungkal bekas ibukota "Kesedanaan Tungkal" dan f. Daerah Tingkat II Batang Hari berkedudukan di Kenali Asam. (7) Jalan pikiran yang diuraikan dalam penentuan batas wilayah di atas menjadi dasar pula dalam menetapkan kedudukan para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong- Royong, Kepala Daerah dan para anggota Badan Pemerintah Harian i.c. Muara Bungo Tebo dan Batang Hari setelah diadakan pemisahan. Dalam pada itu dengan sendirinya untuk mengadakan penyegaran, maka penjabatpenjabat Pemerintahan Daerah yang tidak sesuai atau tidak dapat lagi mengikuti jalannya Revolusi seperti bekas anggota partai/organisasi terlarang, bekas pemberontak kontra Revolusi, yang tidak dapat membuktikan kesetiaannya terhadap Pancasila sebagai falsafah Negara tidak turut serta aktif melaksanakan Manipol/USDEK,diperhentikan untuk diganti dengan tenaga-tenaga baru yang progresif revolusioner serta mewakili golongan/aliran yang hidup dalam daerah. (8) Untuk Daerah Tingkat II Sarolungun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung dengan sendirinya perlu dibentuk alat perlengkapan Daerah yang baru. Sebelum pengangkatan Kepala Daerah menurut prosedure yang biasa, Menteri Dalam Negeri

menunjuk seorang Penguasa, seperti dimaksud pada pasal 8 yang menjalankan kekuasaan, tugas dan kewajiban Pemerintah Daerah, hingga Pemerintah Daerah tersusun berdasarkan peraturan perundan gan yang berlaku. (9) Penyusunan Undang-undang ini dilakukan dengan berpegang pada Undang-undang No.12 tahun 1956, seraya mengubah itu seperlunya. agar perwujudan Daerah-daerah Tingkat II dimaksud pada dasarnya tidak berbeda dalam bentuk dan isinya. Penyeragaman isi rumah tangga Daerah dengan Daerah-daerah lain memerlukan ketentuan tersendiri. (10) Hal yang memerlukan perhatian pula ialah pengusahaan pembiayaan untuk perlengkapan pertama organisasi Daerah yang baru dibentuk. Diharapkan bahwa dalam tempo tiga tahun pertama Pemerintah Pusat dapat membantu mendorong Pemerintah Daerah menyedi akan biaya-biayanya. (11) Keperluan perlengkapan pertama itu tidak saja meliputi organisasi Daerah-daerah Tingkat II yang bersangkutan, melainkan juga tiap organisasi dinas/jawatan vertikal, yang sebagai akibat pembentukan ini, dipecah menjadi dua organisasi yang harus dibangun secara memadai. PASAL DEMI PASAL Lihat penjelasan umum Pasal 1 Lihat penjelasan umum Pasal 2 Pasal 3 Jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong-Royong Daerah Tingkat II dimaksud pada pasal I ditetapkan berdasarkan ketentuan yang berlaku dengan memperhatikan hasil-hasil sensus penduduk yang baru lalu. Lihat penjelasan umum. Pasal 4 Lihat penjelasan umum. Pasal 5 Lihat penjelasan umum. Pasal 6 Pasal 7 Persyaratan keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong-Royong termaksud pada pasal 3 dan 4 Penetapan Presiden No.5 tahun 1960 (disempurnakan). Maka pasal 7 ini bersifat mengadakan penyegaran untuk menepati ketentuan tersebut. Dengan sendirinya anggota yang menurut pendapat Kepala Daerah yang bersangkutan tidak lagi memenuhi persyaratan, seperti dimaksud pada angka 5 penjelasan umum harus diperhatikan. Dalam hal ini Kepala Daerah sejauh mungkin mendengar pendapat Front Nasional serta pihak yang bersangkutan.

Dalam hal tidak terdapat anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong-Royong Daerah Tingkat II Batang Hari lama yang harus diperhentikan sehingga jumlah anggota Tingkat II Muara Bungo Tebo dan Batang Hari menurut ketetapan dari Undang-undang ini akan berlebih. Untuk pertama kali pada saat berlakunya Undang-undang ini keadaan jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong-Royong yang demikian adalah wajar bila diteruskan. Untuk waktu yang akan datang dalam penyusunan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong-Royong dari Daerah yang bersangkutan jumlahnya disesuaikan menurut ketentuan yang berlaku. Lihat penjelasan umum. Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Mengetahui: SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Ttd. MOHD. ICHSAN. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA NOMOR 2755