PENELUSURAN NODES BEBERAPA KECAMATAN DI KOTA MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

DAFTAR KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Konsep Perancangan dari 5 Elemen Kawasan. berdasarkan Teori Kevin Lynch menyimpulkan bahwa dari 5 elemen yang

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan

REVITALISASI KAWASAN PASAR IKAN SUNDA KELAPA SEBAGAI KAWASAN WISATA BAHARI DI JAKARTA

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PEREMAJAAN KAWASAN PEMUKIMAN KUMUH DENGAN IMPLEMENTASI TEORI KEVIN LYNCH DI KLENDER

5 elements IMAGES OF THE CITY ( KEVIN A. LYNCH )

KAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR. Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D

Evaluasi Penataan Ruang Kawasan Pengrajin Keramik Berwawasan Lingkungan Perilaku di Kelurahan Dinoyo, Kota Malang

Identitas, suatu objek harus dapat dibedakan dengan objek-objek lain sehingga dikenal sebagai sesuatu yang berbeda atau mandiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta Timur, disebut Jatinegara Kaum karena di sana terdapat kaum, dimana

KUESIONER Pertanyaan Untuk Pebelanja. Kelurahan :.. Kecamatan :.. Kota :.. DKI Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunya

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

BAB VI KESIMPULAN. kemudian didapatkan temuan penelitian. Temuan-temuan penelitian ini

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN BESARAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,

BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAGIAN 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Persoalan Perancangan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Jadwal rencana penelitian. Februari Maret April Mei Juni. Kegiatan. 1. Penyusunan Proposal. 2. Persiapan. 3. Inventarisasi Data

TEORI PERANCANGAN KOTA. Pengantar Perancangan Perkotaan

OBYEK SURABAYA VIRTUAL GAME CENTER

PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN KELURAHAN BLIMBING

KAJIAN KARAKTERISTIK BERLOKASI PEDAGANG KAKI LIMA DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tabel II.6 Matriks Kajian Studi Terdahulu No Penulis Judul Tujuan Metode Analisis Hasil Studi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

htp://detak-unsyiah.com/opini/pengaturan-kos-buruk-picu-seks-bebas-lingkungan-kampus.html PERMASALAHAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 5 SIMPULAN. Matriks 5.1 Persamaan Penamaan Objek oleh Laki-Laki dan Perempuan

D.03 PERAN RUANG TERBUKA SEBAGAI RUANG SOSIALISASI ANAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER BANGSA

Jumlah RW RT. Luas Area (Km²) %Terhadap Luas Kota. Kecamatan. Kelurahan

Direktorat Jendral Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat KAMPUNG GLINTUNG GO GREEN KOTA MALANG

KAJIAN GENANGAN AIR HUJAN PADA OULET EMBUNG DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DI SEKITAR KAMPUS UNNES. Dewi Liesnoor Setyowati dan Handayani

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Kasus: Pasar Sederhana, Bandung

BAB I PENDAHULUAN. barang atau orang yang dapat mendukung dinamika pembangunan daerah.

Bab 4 ANALISA & PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Ruang publik sudah selayaknya menjadi hak setiap warga kota, namun

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG RUANG TERBUKA DI KELURAHAN TAMANSARI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. :Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan konseptual. -pengembangan.

BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

KAJIAN WATERFRONT DI SEMARANG (Studi Kasus : Sungai Banjir Kanal Barat)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Beberapa dekade terakhir, pembangunan kota tumbuh cepat fokus pada

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR YAIK SEMARANG (Studi Kasus : Persepsi Pengunjung Dan Pedagang) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks,

KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS TRISAKTI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari pemahaman mengenai citra suatu kawasan. Adapun teori yang berhubungan

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG

BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ARAHAN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG TUGAS AKHIR. Oleh: SULISTIANTO L2D

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

Citra Lokal Pasar Rakyat pada Pasar Simpang Aur Bukittinggi

ARTIKEL PUBLIKASI PENGEMBANGAN KAWASAN KAMPUS UMS SEBAGAI DESTINASI WISATA KREATIF BERBASIS EDUKASI

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

DAFTAR ISI. Daftar Isi...1. Daftar Gambar...4. Daftar tabel...7. Kata Pengantar...8. Bab I: Pendahuluan...9

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V ANALISIS KAWASAN PERENCANAAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Teori lokasi (Place Theory) Mata Kuliah Arsitektur Kota. Teori Urban Desain

Evaluasi Purna Huni pada Ruang Terbuka Publik di

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ

BAB 1 : Pendahuluan BAB 2 : Tinjauan Teori BAB 3 : Metodologi Penelitian BAB 4 : Hasil dan Pembahasan BAB 5 : Kesimpulan dan Saran

EXECUTIVE SUMMARY Penyusunan Naskah Akademis Dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Penataan Menara Telekomunikasi Kota Malang Tahun 2012

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Kampus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan volume lalu lintas jalan khususnya di Kota Yogyakarta

Studi Kepuasan Pengunjung Terhadap Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Sebagai Ruang Publik

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan Lembah UGM merupakan kawasan yang didominasi oleh hijauan

PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN PERKOTAAN MELALUI PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU TERINTEGRASI IPAL KOMUNAL

BAB I PENDAHULUAN. luar datang ke Yogyakarta untuk sekedar berwisata maupun menetap untuk melanjutkan

SURVEY WAWANCARA PENGGUNA PARKIR Nama : Hari/Tanggal : Cuaca : Cerah/Mendung/Hujan Alamat :...

Transkripsi:

PENELUSURAN NODES BEBERAPA KECAMATAN DI KOTA MALANG Menurut teori KEVIN LYNCH Oleh Emiria Letfiani Mahasiswi Arsitektur Ang. Tahun 2009 Dosen pembimbing Dr. Ir. Lalu Mulyadi, MTA Menurut Kevin Lynch dalam bukunya The Image of The City, terdapat 5 elemen penting yang perlu dipahami dalam mengenal citra kota yaitu path (jalan), nodes (simpul), distric (kawasan/wilayah), landmark (tetenger/tengeran/tanda), dan edge (tepian/batas wilayah/territorial). Sesuai dengan tugas yang diberikan. Saya mencoba menelusuri nodes (simpul) yang ada di tiga kecamatan dalam Kota Malang. Pengertian Nodes menurut Kevin Lynch adalah merupakan pertemuan antara beberapa jalan/lorong yang ada di kota, sehingga membentuk suatu ruang tersendiri. Masingmasing nodes memiliki ciri yang berbeda, baik bentuk ruangnya maupun pola aktivitas umum yang terjadi. Biasanya bangunan yang berada pada nodes tersebut sering dirancang secara khusus untuk memberikan citra tertentu atau identitas ruang tertentu pula. Nodes merupakan suatu pusat kegiatan fungsional dimana ditempat tersebut terjadi suatu pusat inti/core region dimana penduduk dalam memenuhi kebutuhan hidup semuanya bertumpu di nodes. Nodes ini juga melayani penduduk di sekitar wilayahnya atau daerah hiterland. Di dalam penelusuran nodes, saya bagi menjadi tiga tingkatan yaitu makro, mezzo dan mikro. Nodes tingkat makro adalah nodes yang menjadi pusat kegiatan paling besar pada wilayah tersebut dan juga paling banyak dikunjungi, baik oleh masyarakat disekitarnya maupun masyarakat diluar daerah/wilayah. Nodes mezzo adalah nodes yang memiliki daya tarik lebih kecil dari makro. Biasanya nodes mezzo ini merupakan tempat yang dikunjungi oleh masyarakat sekitaran wilayah tersebut. Sedangkan untuk nodes mikro adalah nodes yang terdapat di kawasan permukiman warga. Nodes mikro ini adalah nodes sosial yang paling kecil dan hanya dikunjungi oleh warga sekitarannya. Berikut uraian nodes dari tingkat makro, mezzo, dan mikro.di tiga Kecamatan pada Wilayah Kota Malang sebagai berikut: ARSITEKTUR KOTA 1

KECAMATAN LOWOKWARU Nodes Mikro Lingkup Kampus. Kampus 1 Institut Teknologi Nasional Malang Kampus 1 Institut Teknologi Nasional Malang terletak di Jln. Bend. Siguragura No.2, Kelurahan Sumbersari. Kampus 1 ITN Malang ini merupakan salah kampus yang berada di Kecamatan Lowokwaru. Kampus 1 ITN menjadi nodes mikro karena dapat menarik minat mahasiswa/i masyarakat kampus untuk berkumpul dan berdiskusi, semua nodes yang berada di dalam kampus 1 ITN Malang dapat dimanfaatkan oleh berbagai jurusan seperti, jurusan Teknik Planologi, Teknik Geodesi, Teknik Lingkungan dan Arsitektur. Nodes di dalam Kampus 1 ITN Malang ini merupakan nodes mikro kalau ditinjau dari lingkup keberadaannya, maka nodes ini adalah nodes yang direncanakan. Nodes ini berfungsi sebagi media untuk berinterakasi dalam kegiatan proses belajar ARSITEKTUR KOTA 2

mengajar, yaitu interaksi dosen dengan dosen, dosen dengan pegawai, dosen dengan mahasiswa dan mahasiswa dengan mahasiswa. Kalau saya menilai keberadaan beberapa nodes di kampus 1 ITN Malang ini, maka nodes yang paling ramai di kunjungi oleh mahasiswa dan dosen adalah nodes di taman demo. Saya mempunyai asumsi jawaban kenapa ramai adalah aksesnya mudah dan di nodes ini juga disediakan wifi. Itulah sebabnya mengapa nodes ditaman demo ini sering dikunjungi oleh mahasiswa/i dan dosen. Nodes Mezzo Pasar Simpang Lima Tunggul Wulung Pasar Simpang Lima Tunggul Wulung terletak di Jalan Akordion, Kelurahan Tunggul Wulung. Pasar ini masuk ke dalam nodes mezzo karena dalam tingkat kecamatan, nodes ini hanya dapat menarik perhatian warga sekitar Tunggul Wulung saja dan tidak dapat menarik perhatian masyarakat dalam jumlah yang besar di Kecamatan Lowokwaru ini. Pasar Simpang Lima Tunggul Wulung ini merupakan nodes yang direncanakan keberadaanya. Jenis sosialisasi yang ada di dalam pasar tersebut adalah adanya interaksi antara penjual dengan pembeli dan adanya interaksi antar pedagang dengan para pedagang lainnya. ARSITEKTUR KOTA 3

Nodes Mikro Lingkup Kampung. Balai RW 02 Dinoyo Balai RW 02 di Kelurahan Dinoyo ini terletak di jalan Gajayana gang 2. Balai RW 02 ini merupakan salah satu nodes mikro yang berada di permukiman tersebut. Biasanya pada pagi hari akan kita jumpai ibu-ibu yang duduk-duduk sambil bercerita didepan balai RW tersebut. Hal ini karena para ibu-ibu menunggu anak-anak mereka yang masih berkegiatan di dalam balai tersebut. Karena balai RW tersebut juga digunakan sebagai sekolah PAUD. Sehingga pada jam-jam sekolah anak-anak PAUD, pasti kita akan menjumpai ibu-ibu yang sedang duduk-duduk sambil bercerita di depan balai RW tersebut. Adanya aktivitas sosial seperti itu merupakan hal yang direncanakan keberadaannya. Karena disaat Balai RW tersebut direncakan untuk dipergunakan sebagai PAUD, maka pihak yang merencanakan juga pasti sudah memperkirakan akan ada orang tua yang akan menunggu anak-anak mereka di depan Balai RW tersebut. Sehingga pihak penyelenggara menyediakan tempat duduk untuk dipergunakan oleh orang tua yang sedang menunggu anak-anak mereka. ARSITEKTUR KOTA 4

Gang 2 jalan Gajayana Gang 2 jalan Gajayana ini terletak di Kelurahan Dinoyo. Gang 2 ini merupakan salah satu nodes mikro yang terdapat di permukiman ini. Diantara 6 gang yang ada di permukiman tersebut, di gang 2 ini yang paling sering dijumpai ada anak-anak yang bermain. Biasanya mereka bermain di gang 2 ini pada sore hari. Karena pada sore hari suasana di tempat tersebut sudah mulai teduh. Biasanya anak-anak tersebut memanfaatkan keberadaan gang tersebut untuk bermain badminton, sepak bola, main kelereng atau pun bersepeda. Anak-anak yang bermain di gang 2 ini hanya anak-anak yang rumahnya dekat dengan gang tersebut. Nodes dengan kegiatan demikian merupakan suatu hal yang tidak direncanakan. Karena pada saat pembangunan gang tersebut memang tidak pernah direncakan sebagai tempat bermain anak-anak tersebut. Karena dikawasan tersebut tidak ada ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan untuk bermain anakanak maka mereka memanfaatkan keberadaan gang tersebut untuk bermain dengan teman-temannya. Gang 4 jalan Gajayana ARSITEKTUR KOTA 5

Gang 4 jalan Gajayana ini terletak di Kelurahan Dinoyo. Pada gang tersebut ditemukan adanya nodes kegiatan sosial masyarakat disalah satu rumah warga. Hal ini menjadi nodes mikro karena kegiatan tersebut hanya terjadi pada tempat itu saja. Kegiatan seperti ini memang tidak terjadi setiap hari. Namun warga yang tinggal didekat rumah tersebut cukup sering berkumpul diteras rumah tersebut pada sore hari. Kegiatan seperti ini adalah suatu hal yang tidak direncakan karena ukuran teras rumah tersebut sangat kecil dan terkesan tidak diperuntukkan untuk berkumpul. Akan tetapi pada sore hari biasanya mereka sering mengobrol diteras rumah tersebut. Hal ini terjadi dengan sendirinya sehingga mereka menjadi kebiasaan untuk berkumpul di teras rumah tersebut. Jalan Ikan Bandeng Jalan Ikan Bandeng ini terletak di Kampung Sumber Ringin di Kelurahan Tunjung Sekar. Biasanya pada sore hari akan kita jumpai anak-anak kecil bermain dijalan tersebut. Jalan tersebut menjadi salah satu nodes mikro karena yang sering melakukan aktivitas sosial di tempat tersebut hanya anak-anak yang bertempat tinggal disekitaran kompleks perumahan itu. Biasanya anak-anak tersebut main kejarkejaran, main bola dan lain sebagainya. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk interaksi dalam nodes tersebut. ARSITEKTUR KOTA 6

KECAMATAN BLIMBING Nodes Makro Pasar Blimbing Pasar ini terletak di jalan Borobudur Kelurahan Blimbing. Pasar ini merupakan nodes makro dari Kecamatan Blimbing karena pasar Blimbing merupakan salah satu pasar induk yang ada di Kecamatan Blimbing ini. Yang datang berbelanja ke pasar ini tidak hanya masyarakat yang berdomisili di Blimbing namun juga masyarakat yang berdomisili dari kecamatan lain yang berdekatan dengan pasar tersebut. Pasar ini merupakan nodes yang direncakan keberadaanya. Didalam pasar ini juga terdapat kegiatan sosial, tidak hanya kegiatan jual beli namun juga terdapat interaksi sosial antara penjual dan pembeli, pedagang dengan pedagang serta pedagang dengan tukang pikul barang. Nodes Mikro Lapak Kacamata ARSITEKTUR KOTA 7

Lapak kacamata ini terletak di jalan Mangunsarkoro Kelurahan Jodipan. Dilapak tersebut tidak hanya terjadi transaksi jual beli, namun di lapak tersebut terdapat bapak-bapak yang sedang duduk-duduk dibangku yang tersedia dan mengobrol dengan si empunya lapak. Hal ini masuk ke dalam nodes mikro karena di kawasan tersebut tidak hanya dijadikan sebagai tempat berjualan namun juga bapak-bapak yang berdomisili di kawasan tersebut meluangkan waktunya untuk bersantai-santai dilapak tersebut. Jalan Plaosan Barat Di dekat SDN 3 Purwodadi ada pedagang siomay yang berjualan. Letak nodes ini adalah di jalan Plaosan Barat, Kampung Plaosan Kelurahan Purwodadi. Yang sering nongkrong ditempat tersebut adalah bapak-bapak yang bekerja sebagai sales yang berjualan di kios-kios sekitaran daerah tersebut. Sehingga mereka sering sarapan di tempat tersebut. Dengan adanya pedagang siomay tersebut menciptakan sebuah nodes mikro di dalam sebuah kampung tersebut dimana ada interaksi sosial antara si pedagang dengan pembeli serta interaksi antar pembeli. Nodes ini merupakan suatu hal yang tidak sengaja keberadaanya. Karena tempat tersebut awalnya memang tidak dipergunakan sebagai tempat berjualan dan juga tempat nongkrong. Akan tetapi dengan keberadaan SD di kawasan tersebut yang menyebabkan adanya masyarakat yang berjualan di tempat tersebut kemudian menciptakan sebuah nodes yang tidak disengaja yaitu dengan adanya pembeli yang duduk-duduk disana dan saling mengobrol. ARSITEKTUR KOTA 8

KECAMATAN SUKUN Nodes Makro Pasar Induk Gadang Pasar Induk Gadang Terletak di Jalan Gadang Bumiayu Kelurahan Gadang. Pasar ini merupakan salah satu nodes makro yang ada di Kecamatan Sukun ini. Karena pasar tersebut merupakan pasar induk di Kecamatan Sukun sehingga barang-barang yang disediakan lebih lengkap dibandingkan dengan pasar lainnya. Pasar Induk Gadang ini adalah nodes yang direncanakan dalam sektor perdagangan. Seperti pasar-pasar lainnya, bentuk interaksi sosial yang ada di Pasar Induk Gadang ini adalah adanya interaksi antara pedagang dengan pembeli, pedagang dengan pedagang. Nodes Mikro RT 12 RW 01 Ciptomulyo ARSITEKTUR KOTA 9

Jalan Kolonel Sugiono gang 6 di RT 12 RW 01 ini terletak di Kelurahan Ciptomulyo. Gang tersebut merupakan salah satu nodes mikro di Kecamatan Sukun Kelurahan Ciptomulyo. Karena gang tersebut dimanfaatkan oleh anakanak yang tinggal dikawasan tersebut sebagai tempat untuk mereka bermain. Kegiatan seperti ini dapat ditemukan pada sore hari. Sehingga gang tersebut ramai oleh anak-anak yang bermain dan gang tersebut jarang dilewati kendaraan bermotor. Biasanya mereka bermain kejar-kejaran dan bermain sepak bola dan hal ini terkesan sangat mengganggu para pejalan kaki. Akan tetapi karena ketiadaan lahan untuk bermain, anak-anak itu pun memanfaatkan gang tersebut. KESIMPULAN Sebagian besar nodes makro yang kami telusuri di tiga kecamatan pada wilayah Kota Malang adalah nodes yang berupa tempat jual beli (pasar), sementara nodes mezzo masih saya temukan berupa pasar (pasar Tunggul Wulung). Sedangkan nodes mikro lebih banyak saya temukan di jalan-jalan sempit atau gang-gang permukiman warga. SARAN: Semoga para pembaca artikel ini dapat menyampaikan kepada para pengembang perumahan dan para perangkat desa untuk menyediakan nodes sebagai areal ruang terbuka yang memadai sebagai tempat berinteraksi sosial sesama waraga, terutama lahan untuk bermain anak-anak. ARSITEKTUR KOTA 10