PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
PEMILIHAN LOKASI SUMBER MATA AIR UNTUK PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH PEDESAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

PENENTUAN LOKASI PEMBANGUNAN BENDUNG GERAK SEBAGAI LONG STORAGE PADA DAS CILIWUNG (PENANGANAN BANJIR KOTA JAKARTA)

Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

Metode dalam SPK (Sistem Pendukung Keputusan) A. AHP

KOMBINASI METODE AHP DAN TOPSIS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

BAB II LANDASAN TEORI

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB III METODE FUZZY ANP DAN TOPSIS

Multi atributte decision making (madm)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMILIHAN GURU BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN TOPSIS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PROVIDER INTERNET MENGGUNAKAN METODE AHP dan SAW DOSEN : DRS. RETANTYO WARDOYO, M.Sc., Ph.D

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN PENENTUAN PEMBOBOTAN EVALUASI TEKNIS JASA KONSULTANSI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN FUZZY

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN DAN EVALUASI PEMILIHAN KONSULTAN DI LINGKUNGAN PENATAAN RUANG, KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Multi-Attribute Decision Making

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Sistem Pendukung Keputusan Mahasiswa Berprestasi Menggunakan Metode TOPSIS

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Paper Group Project SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN. Metode TOPSIS & Contoh Implementasi

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBINAAN UMKM DI DINAS KUMKM DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENILAIAN DESA DALAM PROGRAM DESA MAJU INHIL JAYA. Muh. Rasyid Ridha

PENDAHULUAN. melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) baik tingkat SMK/sederajat

Sistem Pengukuran Kinerja Sumber Daya Manusia Mengunakan Metode ANP-TOPSIS

Jl. RE. Martadinata No. 272A, Indihiang, Kota Tasikmalaya 1), 2),

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak terdapat metode perankingan yang dapat digunakan untuk memecahkan

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN NASABAH KARTU KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE FUZZY ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

PENGGUNAAN METODE AHP DAN TOPSIS DALAM PENENTUAN PENGAMBILAN SAMPEL UJI PETIK DALAM PELAKSANAAN PEMERIKSAAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

PRIORITAS PENANGANAN PENINGKATAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN METODE AHP

IMPLEMENTASI KOMBINASI METODE AHP DAN SAW DALAM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KREDIT PERUMAHAN RAKYAT ABSTRAK

Penyebaran Kuisioner

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PEMILIHAN KONSTRUKSI KUDA-KUDA BAJA BENTANG BESAR

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi

BAB I PENDAHULUAN. Produksi Minyak Sawit Dunia, Gambar 1.1 Grafik Produksi Minyak Sawit Dunia, (FAO, 2010)

BAB 1 PENDAHULUAN. menanggulangi kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja diperdesaan,

Sistem Pendukung Keputusan Vendor Management...

PENERAPAN PERBANDINGAN METODE AHP-TOPSIS DAN ANP-TOPSIS MENGUKUR KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI GORONTALO

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi Sistem Informasi OLEH :

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK... iv. ABSTRACT...

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

OLEH : TOMI DWICAHYO NRP :

PERBANDINGAN PENERAPAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PEMILIHAN LAPTOP

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SISWA BERPRESTASI DI SMP MA`ARIF 10 BANGUNREJO LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN METODE AHP

UNIVERSITAS MURIA KUDUS FAKULTAS TEKNIK SISTEM INFORMASI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENERAPAN AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMILIHAN VENDOR PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN (PERSERO) AREA BANYUWANGI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 1, (2016) Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 2, No.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN ANALITICAL HIERARCHY PROCESS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, tetapi juga

BAB III ANP DAN TOPSIS

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

SELEKSI PENERIMAAN CALON KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REKRUTMEN GURU DENGAN METODE TOPSIS

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Lokasi untuk Cabang Baru Toko Pakan UD.

STUDI ALTERNATIF LOKASI LAHAN TERMINAL BUS KOTA SABANG

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA DALAM PEMILIHAN TEMPAT KERJA MELALUI METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATRIBUTE DECISSION MAKING.

USULAN PROSES PEMILIHAN PEMASOK DI TOKO BESI NUSANTARA SEMARANG

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

Analytic Hierarchy Process

Abstrak Kata kunci 1. Pendahuluan

IMPLEMENTASI ANALITICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)-TOPSIS DAN BORDA PEMILIHAN TANAMAN OBAT UNTUK PENYAKIT BATUK

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.

SISTEM INFORMASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE TECHNIQUE FOR OTHERS REFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS)

ANALISA PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN PASAR BARU DI KECAMATAN MUARADUA KABUPATEN OKU SELATAN

Transkripsi:

PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA Virgeovani Hermawan 1 1 Mahasiswa Magister Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi Program Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan Bandung Email: virgeovanihermawan@gmail.com Abstrak Pembangunan yang tidak merata pada setiap wilayah dapat mengakibatkan ketimpangan perkembangan wilayah kota dan perdesaan. Hal tersebut dapat mengakibatkan permasalahan urbanisasi, meningkatkan kemiskinan dan pengangguran pada wilayah perdesaan. P2KPB (Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan) merupakan program yang diarahkan untuk mewujudkan ruang kawasan perdesaan yang dapat menjaga ketahanan pangan, memelihara dan melestarikan sumber daya air, energi, dan sumber daya alam lainnya, serta menjaga keseimbangan perkembangan perkotaan-perdesaan berbasis RTRW Kabupaten. Tujuan paper ini adalah menentukan bobot kriteria pada pemilihan lokasi Kawasan Perdesaan Berkelanjutan (KPB) dengan menggunakan metode AHP dan menentukan lokasi KPB dengan menggunakan metode TOPSIS. Metodologi penulisan paper ini adalah dengan mengumpulkan data terkait kemudian diolah dengan metode AHP dan dilanjutkan dengan metode TOPSIS. Hasil perhitungan dengan metode AHP maka diperoleh bobot dari setiap kriteria dan dari metode TOPSIS maka diperoleh lokasi prioritas untuk dilakukan kegiatan KPB tersebut dengan mempertimbangkan kondisi ideal yang ada pada lokasi prioritas. Berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh hasil kesimpulan yaitu ketersediaan lahan (0,4126), sarana dan prasarana (0,0447), kelembagaan (0,0779), kegiatan ekonomi (0,3009) dan sosial dan budaya (0,1639). Hasil metode TOPSIS adalah pada lokasi prioritas 2 dengan nilai C*i = 0,5005. Saran yang dapat disampaikan diperlukan penelitian lebih lanjut dalam menentukan kriteria dan bobot, serta dapat menggunakan metode lain sebagai pembanding dalam penentuan lokasi KPB. Kata Kunci : P2KPB, Lokasi KPB, AHP, TOPSIS Pendahuluan Pembangunan yang terjadi di kota masih menunjukkan gap yang besar antara wilayah kota dan kawasan perdesaan. Hal ini terjadi karena kebijakan pembangunan yang diambil oleh pemerintah dan pemerintah daerah kurang berpihak pada pembangunan di perdesaan, yang pada akhirnya mengakibatkan ketimpangan kesejahteraan antar wilayah. Beberapa wilayah perdesaan di Indonesia masih belum tersentuh oleh pembangunan sehingga perkembangan dari perdesaan menjadi tidak merata dan semakin tertinggal jauh dengan pembangunan yang dilakukan di kota. Kawasan perdesaan mempunyai peranan yang penting, karena kawasan perdesaan saat ini menjadi pendukung dan tulang punggung pembangunan nasional. Pembangunan kawasan perdesaan perlu didorong dengan memperhatikan kaidah-kaidah pembangunan berkelanjutan sehingga mewujudkan ruang kawasan perdesaan yang dapat menjaga ketahanan pangan, memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, mengembangkan modal sosial dengan memberdayakan masyarakat, serta menjaga keseimbangan kawasan perkotaan-perdesaan berbasis RTRW Kabupaten. Konsep pengembangan perdesaan berkelanjutan juga penting untuk disusun karena sumber pertanian dan sumber daya alam lainnya, yang menjadi energi dari pembangunan nasional berada pada kawasan perdesaan. Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan (P2KPB) merupakan Program yang diarahkan untuk mewujudkan ruang kawasan perdesaan yang dapat menjaga ketahanan pangan, memelihara dan melestarikan sumber daya air, energi, dan sumber daya alam lainnya, serta menjaga keseimbangan perkembangan perkotaanperdesaan berbasis Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten. Tujuan Penelitian Tujuan pemilihan lokasi Kawasan Perdesaan Berkelanjutan (KPB) di Kabupaten Bulungan adalah: MK-330

1. Menentukan kriteria dan bobot yang akan digunakan dalam pemilihan alternatif lokasi dari KPB di Kabupaten Bulungan dengan menggunakan metode AHP; 2. Menentukan lokasi KPB di Kabupaten Bulungan dengan kriteria, bobot dan alternatif lokasi dengan menggunakan metode TOPSIS. Manfaat penelitian Manfaat dari penulisan paper ini adalah untuk memberikan alternatif metode teknik pengambilan keputusan yang tepat diantara berbagai macam teknik pengembilan keputusan yang ada dan memudahkan pimpinan/pengambil keputusan dalam memilih alternatif yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan saat menentukan lokasi KPB. Batasan Masalah Terbatasnya waktu penelitian dan sesuai dengan tujuan agar penelitian ini menjadi lebih fokus maka pemilihan lokasi KPB dilakukan di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, dimana pada Kabupaten tersebut terdapat 2 lokasi prioritas. Pengumpulan data yang dilakukan berdasarkan hasil survey dan pengamatan sehingga diperoleh penilaian yang dilakukan pada masing masing kriteria dilakukan dengan asumsi karena tidak menggunakan quisioner. Tinjauan Pustaka Definisi Kawasan Perdesaan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Menurut Kementerian PU (2014) tujuan keikutsertaan Kabupaten Bulungan dalam P2KPB adalah untuk mewujudkan kawasan perdesaan berkelanjutan melalui perbaikan ekonomi, peningkatan kualitas pelestarian lingkungan hidup dan pengembangan modal sosial dengan mendorong inisiatif pemerintah kabupaten bersama masyarakat dan swasta yang didukung pemerintah pusat dan provinsi berbasis RTRW Kabupaten. Manfaat Keikutsertaan dalam P2KPB meliputi: 1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelaksanaan pemanfaatan ruang kawasan perdesaan sesuai dengan RTRW Kabupaten Bulungan. 2. Keterpaduan dan kesinkronan program-program pengembangan perdesaan disertai dengan kejelasan pembagian kewenangan penganggaran instansi pusat, daerah, dan swasta untuk mendukung kawasan strategis pertanian sesuai dengan arahan RTRW. 3. Meningkatkan ekonomi masyarakat perdesaan dan kontribusinya terhadap peningkatan pendapatan Kabupaten, Provinsi, dan Negara; dan 4. Meningkatkan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat perdesaan dan lembaga adat perdesaan dalam menangani permasalahan pengembangan perdesaan. P2KPB Kabupaten Bulungan telah mengacu kepada arahan penataan ruang kawasan perdesaan di Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2007 yang meliputi pemberdayaan masyarakat perdesaan; pertahanan kualitas lingkungan setempat dan wilayah yang didukungnya; konservasi sumber daya alam; pelestarian warisan budaya lokal; pertahanan kawasan lahan abadi pertanian pangan untuk ketahanan pangan; dan penjagaan keseimbangan pembangunan perdesaan-perkotaan. P2KPB dilaksanakan sesuai dengan arah kebijakan pembangunan perdesaan seperti yang tertuang di RPJMN Tahun 2010-2014 yang terdiri dari memperkuat kemandirian desa, meningkatkan ketahanan desa, dan meningkatkan daya tarik perdesaan. Pada tahap berikutnya P2KPB ini setelah ditentukan lokasinya di Kabupaten Bulungan, maka aakan dilakukan rencana aksi dalam rangka implementasi P2KPB tersebut. Kriteria yang digunakan dalam penentuan lokasi KPB di Kabupaten Bulungan adalah untuk melakukan seleksi wilayah prioritas mana yang dipilih diantara 2 lokasi prioritas yang telah ada. Penentuan kriteria penilaian ini telah melihat berbagai aspek sesuai dengan kebijakan pemerintah yang berlaku sehingga akan menentukan lokasi prioritas yang mana yang akan dipilih untuk pelaksanaan KPB. Kriteria tersebut adalah: 1. Ketersediaan lahan, untuk memastikan bahwa lahan yang tersedia sudah tidak bermasalah dalam pelaksanaan KPB. 2. Sarana dan prasarana, memastikan telah tersedia sarana dan prasarana pendukung dalam pelaksanaan KPB seperti jalan, listrik, air minum, telekomunikasi, jaringan irigasi, sarana pendidikan dan kesehatan. 3. Kelembagaan, untuk memastikan telah terbentuk sebuah lembaga untuk dapat berkoordinasi dalam pelaksanaan KPB. 4. Kegiatan ekonomi, memastikan kegiatan perekonomian utama yang ada berbasis pada produk unggulan setempat dan ramah lingkungan. 5. Sosial budaya, memastikan jumlah penduduk, mata pencaharian dan budaya masyarakat setempat. MK-331

Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Metode AHP merupakan metode yang memecah-mecah suatu situasi yang kompleks, tak terstruktur, ke dalam bagaian-bagian komponennya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subyektif tentang relatif pentingnya setiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut (Saaty, 1993). Proses AHP menyusun perasaan serta intuisi dan logika dalam suatu rancangan terstruktur untuk pengambilan keputusan. Metode ini dapat memperhitungkan hal-hal yang bersifat kuantitatif dan kualitatif sekaligus. Model AHP menggunakan persepsi manusia yang dianggap ahli sebagai input utamanya. Menurut Saaty, hirarki didefenisikan sebagai representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam sebuah struktur multi level dimana level tertinggi merupakan tujuan. Dibawah level tujuan adalah level faktor, kriteria, sub-kriteria dan seterusnya sampai level terakhir berupa alternatif. Pengelompokan dengan menggunakan level tersebut membuat permasalahan menjadi lebih terstruktur dan terlihat lebih sistematis dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Struktur Hirarki Dalam AHP Menurut Suryadi dan Ramdhani (2002, h.131-132) dalam Mutholib ( 2014) pada dasarnya langkah-langkah dalam metode AHP, adalah sebagai berikut: 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan tujuan yang diinginkan; 2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan, kriteria/komponen yang dinilai dan alternatif pada tingkatan yang paling bawah; 3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan dan kriteria yang setingkat di atasnya; 4. Melakukan perbandingan berpasangan; 5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan data diulang; 6. Mengulangi langkah 3 dan 4 untuk seluruh tingkat hirarki; 7. Menghitung vector eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan; 8. Memeriksa konsistensi hirarki. Metode Technique for Order Performance by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) Metode TOPSIS dikembangkan oleh Hwang and Yoon pada tahun 1981, prinsip dasarnya adalah alternatif yang dipilih harus memiliki jarak terpendek dari positif solusi ideal (PIS) dan jarak terjauh dari negatif solusi ideal (NIS).Solusi ideal positif didefinisikan sebagai jumlah dari seluruh nilai terbaik yang dapat dicapai untuk setiap atribut, sedangkan solusi negatif-ideal terdiri dari seluruh nilai terburuk yang dicapai untuk setiap atribut. Metode TOPSIS mempertimbangkan keduanya, jarak terhadap solusi ideal positif dan jarak terhadap solusi ideal negatif dengan mengambil kedekatan relatif terhadap solusi ideal positif. Berdasarkan perbandingan terhadap jarak relatifnya, susunan prioritas alternatif bisa dicapai. Metode ini banyak digunakan pada beberapa model MADM untuk menyelesaikan masalah keputusan secara praktis (Kahraman, 2008). Hal ini disebabkan konsepnya sederhana dan mudah dipahami, komputasinya efisien, dan memiliki kemampuan mengukur kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan yang telah ditentukan. Menurut Wibowo (2014) terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menganalisis dengan menggunakan metode TOPSIS: MK-332

1. TOPSIS dimulai dengan membangun sebuah matriks keputusan; 2. Membuat matriks keputusan yang telah dinormalisasi; 3. Menhitung matriks keputusan yang dinormalisasi secara tertimbang; 4. Menentukan matriks (PIS) dan (NIS); 5. Menghitung separate measure S* dan S-; 6. Menghitung kedekatan relatif ke solusi ideal; 7. Melakukan pemeringkatan alternatif berdasarkan skor yang dihasilkan. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan paper ini adalah menentukan kegiatan yang dilakukan pada tiap tahapan sehingga diperoleh hasil berupa bobot dari kriteria dengan menggunakan metode AHP dan pemilihan lokasi KPB dengan menggunakan TOPSIS dimana tahapan dilakukan sesuai yang ditunjukkan pada Gambar 2. Langkah-langkah yang dilakukan adalah: 1. Melakukan persiapan; 2. Melakukan kajian literatur dari berbagai sumber yang terkait, P2KPB dan cara penentuan kriteria pemilihannya; 3. Melakukan kaijan terhadap metode analisis teknik pengambilan keputusan yang akan digunakan dalam penulisan paper ini, diantaranya adalah metode AHP dan TOPSIS; 4. Menyiapkan data yang akan digunakan untuk menganalisis berdasarkan hasil pengamatan KPB; 5. Melakukan pengolahan data dengan metode AHP untuk menentukan bobot kriteria; 6. Melakukan pengolahan data TOPSIS untuk menentukan lokasi terbaik berdasarkan kriteria yang telah ditentukan; 7. Memperoleh hasil pengolahan data dan rangking lokasi yang sesuai untuk melakukan kegiatan P2KPB. Persiapan Kajian Literatur Pengumpulan Pengolahaan data AHP Bobot Kriteria Pengolahaan data TOPSIS Hasil pengolahaan data Lokasi KPB Gambar 2. Bagan Alir Metodologi MK-333

Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di lapangan maka dapat ditentikan tujuan, kriteria yang mempengaruhi dan pilihan alternatif dari lokasi prioritas KPB tersebut yang dapat dilihat pada Gambar 3. Setelah menentukan tujuan kriteria dan alternatif prioritas KPB, tahap selanjutnya dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode aproksimasi 2. Aproksimasi 2 adalah melakukan perkalian matriks terhadap kriteria sampai empat kali iterasi sehingga didapatkan bobot masing-masing kriteria. Pemilihan Lokasi KPB Kepemilikan Lahan Sarana & Prasarana Kelembagaan Ekonomi Sosial Budaya Prioritas 1 Prioritas 2 Gambar 3. Struktur Hirarki Dalam AHP Dari hasil perhitungan dengan menggunakan AHP terhadap 5 kriteria yang telah ditentukan maka diperoleh bobot untuk masing-masing kriteria yang dapat dilihat pada Tabel 1. Selain itu, pada hasil perhitungan kriteria tersebut dilakukan uji konsistensi untuk melihat apakah bobot kriteria yang dihasilkan mempunyai konsistensi < 10%. Tabel 1. Hasil Perhitungan Nilai Bobot Pada Masing-Masing Kriteria dan Uji Konsistensi No Keterangan Bobot 1. Ketersediaan lahan 0,4126 2. Sarana dan Prasarana 0,0447 3. Kelembagaan 0,0779 4. Kegiatan Ekonomi 0,3009 5. Sosial Budaya 0,1639 Uji Konsistensi 1. Lambda max 5,3871 2. CI 0,0968 3. CR 8,7180% Hasil perhitungan dengan metode AHP yang dilakukan maka diperoleh bahwa kriteria pengadaan lahan merupakan kriteria yang mempunyai bobot yang paling besar dan mempunyai pengaruh bagi keberlansungan kegiatan P2KPB ini. Hasil uji konsistensi yang dilakukan menghasilkan nilai rasio konsistensi (CR) sebesar 8,7180%, hal ini menunjukan bahwa hirarki yang dibangun pada pemilihan lokasi P2KPB berdasarkan 5 kriteria tersebut adalah konsisten. Setelah mendapatkan nilai bobot dari masing-masing kriteria dengan menggunakan metode AHP, maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis dengan menggunakan metode TOPSIS. Sebelum melakukan perhitungan dengan metode TOPSIS, maka perlu dilakukan penentuan nilai secara kualitatif terhadap kriteria yang ada pada lokasi KPB dengan menggunakan rating 1-5 (1 = sangat sedikit, 5 = sangat luas), Sarana dan prasarana rating 1-5 (1 = sangat buruk, 5 = sangat baik), kelembagaan rating 1-2 (1 = tidak ada, dan 2 = tersedia), kegiatan ekonomi dan sosial dan budaya rating 1-5 (1 = tidak mendukung, 5 = sangat mendukung). Seperti yang terlihat pada tabel 2. MK-334

Tabel 2. Data P2KPB Yang Telah Dikonversikan Secara Kualitatif Ketersediaan lahan Sarana dan Prasarana Kelembagaan Kegiatan Ekonomi Sosial Budaya Bobot 0,4126 0,0447 0,0779 0,3009 0,1639 Prioritas 1 3,0000 2,0000 1,0000 2,0000 1,0000 Prioritas 2 2,0000 1,0000 2,0000 3,0000 2,0000 Setelah menentukan nilai kualitatif pada tabel 2, maka terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menganalisis dengan menggunakan metode TOPSIS: 1. Membuat matriks keputusan yang telah dinormalisasi; 2. Menhitung matriks keputusan yang dinormalisasi secara tertimbang; 3. Menentukan matriks (PIS) dan (NIS); 4. Menghitung separate measure S* dan S-; 5. Menghitung kedekatan relatif ke solusi ideal C* i ; 6. Melakukan pemeringkatan alternatif berdasarkan skor yang dihasilkan; Hasil perhitungan analisis pada metode TOPSIS adalah menghitung kedekatan relatif ke solusi ideal dan menentukan peringkat berdasarkan lokasi prioritas berdasarkan nilai C*i yang tertinggi. Hasil perhitungan yang menentukan peringkat pilihan lokasi prioritas terbaik dengan menggunakan metode TOPSIS dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Hasil Perhitungan Kedekatan Relatif ke Solusi Ideal dan Peringkat Lokasi KPB C* i Peringkat Prioritas 1 0,4995 2 Prioritas 2 0,5005 1 Lokasi prioritas yang menjadi peringkat 1 dengan menggunakan metode TOPSIS adalah prioritas 2, dengan nilai C*i = 0,5005. Hasil lokasi yang terpilih merupakan lokasi yang mempunyai nilai kriteria yang memenuhi persyaratan dari kebijakan yang telah dikeluarkan dalam pelaksanaan P2KPB di Kabupaten Bulungan. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang dilakukan terhadap pemilihan lokasi KPB berdasarkan 5 kriteria diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam melakukan penentuan lokasi KPB di Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara maka digunakan 5 kriteria, sedangkan dalam menentukan bobot digunakan metode AHP sehingga diperoleh nilai bobot untuk setiap kriteria yaitu ketersediaan lahan (0,4126), sarana dan prasarana (0,0447), kelembagaan (0,0779), kegiatan ekonomi (0,3009) dan sosial dan budaya (0,1639). 2. Dalam melakukan pemilihan lokasi KPB di Kabupaten Bulungan, setelah menentukan 5 kriteria dan nilai bobot masing-masing kriteria dengan metode AHP, maka dilanjutkan dengan metode TOPSIS untuk menentukan lokasi prioritasnya karena metode TOPSIS akan mempertimbangkan keadaan ideal yang ada pada 2 lokasi prioritas KPB tersebut. 3. Hasil dari perhitungan yang dilakukan terhadap 2 lokasi prioritas KPB adalah pada lokasi prioritas 2 dengan nilai C*i = 0,5005. Saran Pada penelitian lain diharapkan adanya tambahan kriteria lain yang belum ada pada penulisan paper ini sehingga hasil analisa yang diperoleh dapat lebih baik. Selain itu, dalam melakukan pemilihan lokasi dapat menggunakan metode lain sebagai bahan perbandingan selain metode yang digunakan dalam paper ini. Daftar Pustaka MK-335

Kahraman, C, (2008), Fuzzy Multi Criteria Decision Making, Springer, New York. Kementerian PU, (2014), Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan Kabupaten Bulungan, Jakarta. Mutholib, Abdul. (2014), Kajian dan Evaluasi Pemilihan Konsultan Di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum, Tesis, Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Saaty, Thomas L., (1993), Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta Pusat. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Wibowo, Andreas. (2013), Slide Kuliah Teknik Pengambilan Keputusan Multi Criteria, Program Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. MK-336