Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kerajaan Langkat diperkirakan berdiri pada abad ke 16. Raja pertama

BAB I PENDAHULUAN. Deli. Bandar merupakan sebutan dari masyarakat suku Melayu Deli yang

PENDAHULUAN. raksasa mulai dari pengadaan sarana produksi (bibit, pupuk, pestisida) proses

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkebunan Indonesia sudah diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda sejak

BAB II P.T PP LONDON SUMATERA INDONESIA TBK. SEBELUM TAHUN 1964

BAB I PENDAHULUAN. oleh Belanda.Wilayah LabuhanBatu sangat menarik bagi Belanda karna kawasan ini letaknya

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi satu kesatuan yang utuh dan sekaligus unik.

BAB I PENDAHULUAN. dari beberapa suku bangsa yang berasal dari propinsi, yaitu Fukien dan Kwantung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pada masa kejayaan melayu di Sumatra Timur, Kesultanan Kotapinang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

LANGKAH DAN STRATEGI. Paparan Bupati Batu Bara. Pada Tanggal 08 Januari 2015 di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian R.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. hutan belantara merupakan kebanggaan pada usia muda. Di tengah perjalanannya rombongan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di Katulistiwa. Sejak awal abad Masehi, Pulau Sumatera telah

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan kesultanan. Umumnya jabatan ini diduduki oleh orang orang

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penumpang yang menggunakan jasa transportasi kereta api. Selain stasiun, pada

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota

BAB I PENDAHULUAN. kapur barus dan rempah-rempah, jauh sebelum bangsa Barat datang ke Indonesia

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 25 Juni 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Batu Bara. Kabupaten Asahan

BAB I PENDAHULUAN. bidang admistrasi maka kabupten Humbang Hasundutan dijadikan sebagai lokasi penelitian.

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan salah satu Kabupaten terluas di

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN TAHUN telah dibangun berbagai fasisilitas yang menunjang dalam bidang perkebunan seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah adalah suatu kejadian nyata masa lalu ataupun suatu perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bagi kelangsungan warga-warga masyarakat yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Langkat merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. tempat lain, atau dari tempat asal ke tempat tujuan (Adisasmita 2011:1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Suku Banjar termasuk suku bangsa di negeri ini, selain memiliki kesamaan

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN ha, terletak pada kordinat 101'21 BT. Batas Kabupaten Rokanbb

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

BAB I PENDAHULUAN. opportunity cost. Perbedaan opportunity cost suatu produk antara suatu negara

BAB II GEOGRAFI DAN MASYARAKAT. Bengkalis di sebelah Tenggara, dan Selat Malaka di bagian Timur Laut. 14 Luas

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, tetapi berasal dari Afrika Barat. Invasi kelapa sawit pertama

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR. Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dikembangkannya tanaman kelapa sawit di Indonesia pada tahun 60-an,

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara

BAB I PENDAHULUAN. kerajaan Aceh. Ia menjadi anak beru dari Sibayak Kota Buluh di Tanah Karo.

BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Deli Serdang adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Kisaran terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kisaran Timur dan

BAB I PENDAHULUAN. pedesaan telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil. Teori

senopati tersebut berada di Desa Gading. Mereka menetap di sana hingga akhir hayat. Kapal yang mereka gunakan untuk berlayar dibiarkan begitu saja

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. dengan tingkat pertumbuhan, migrasi dan urbagisasi yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. politik. Oleh karena itu, ketersediaan beras yang aman menjadi sangat penting. untuk mencapai ketahanan pangan yang stabil.

Kondisi Geografis dan Penduduk

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH Bujur Timur dan Lintang Utara, dengan batas. Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta.

Sejarah Sosial & Politik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan negara kepulaun, yang sering pula disebut negara maritim yang

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai. Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi Lintang Utara,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Labuhan Deli berada di pesisir Sumatera Timur dimana letaknya

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah

MACAM-MACAM LETAK GEOGRAFI.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk

Pengantar Ilmu dan Teknologi Maritim

DAS SUNGAI SIAK PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil menempati posisi strategis dalam perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu, Indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

KEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA

Pegunungan-Pegunungan di Indonesia : Pegunungan Jaya Wijaya di Irian Jaya. Pegunungan Bukit Barisan di Sumatra. Dataran tinggi di Indonesia :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesultanan Asahan adalah salah satu Kesultanan Melayu yang struktur

BAB I PENDAHULUAN. terjadi apabila barang yang dihasilkan oleh suatu negara dijual ke negara lain

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

ULANGAN HARIAN I. : Potensi SDA dan SDM

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA MADYA PEMATANG SIANTAR

PENDAHULUAN. daratan menjadi objek dan terbukti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. lagi sayuran dan buah buahan, karena kedua jenis bahan makanan ini banyak

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menyebabkan bangsa Eropa tertarik untuk

tambahan bagiperekonomian Indonesia (johanes widodo dan suadi 2006).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurun waktu 1945-1949, merupakan kurun waktu yang penting bagi sejarah bangsa Indonesia. Karena Indonesia memasuki babakan baru dalam sejarah yaitu masa Perjuangan Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang kemerdekaan 1945-1949 merupakan periode perang paling besar, Indonesia yang baru saja lahir harus menghadapi kekuatan Jepang, sekutu yang dimotori Inggris serta Belanda yang ikut membonceng. Bangsa Indonesia yang baru saja gegap gempita menjadi negara merdeka menghadapi ancaman asing. Sekutu yang tidak menyadari bahwa Indonesia baru saja memerdekakan dirinya melihat bahwa Indonesia masih kosong kekuasaan. Walaupun Indonesia telah merdeka, Belanda tetap saja ingin menguasai Indonesia. Tujuan utama operasi militer Belanda adalah untuk menguasai wilayah yang sebelum Perang Dunia II merupakan penghasil devisa bagi pemerintah Hindia Belanda seperti perkebunan di Jawa dan Sumatera. Tujuan kedua ialah untuk menguasai kota-kota sebagai pusat administrasi dan pemerintahan, serta kota-kota pelabuhan penting di Jawa dan Sumatera dalam usaha memblokade dan memutuskan hubungan Indonesia dengan dunia luar. Kabupaten Batubara adalah salah satu daerah di Sumatera yang ingin dikuasai Belanda. Kabupaten Batubara adalah sebuah wilayah di pesisir pulau Sumatera, terletak di pinggir Selat Malaka. Daerah ini banyak di aliri sungai yang membuat ranahnya subur. Kabupaten Batubara menempati area seluas 90.496 Ha yang terdiri dari 7 Kecamatan serta 100 Desa/Kelurahan Definitif. Wilayah Batubara secara geografis terletak antara 02 0 30 03 0 26 LU dan 99 0 00 100 0 00 BT, yang berada dikawasan pantai Timur Sumatera, yang terletak diketinggian 0-50

meter diatas permukaan laut mempunyai iklim tropis dengan temperatur udara antara 23-27 0 dan curah hujan rata-rata 1.702 mm/tahun. Kabupaten Batubara memiliki daerah perkebunan yang cukup luas yang menjadi salah satu komoditi yang menjanjikan. Selain dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri, hasil perkebunan juga merupakan komoditi ekspor yang mendapat tempat di pasar internasional. Alasan pokok untuk mengembangkan perkebunan adalah adanya potensi pasar yang masih cukup luas untuk komoditi hasil perkebunan seperti karet, kelapa sawit, kelapa, coklat, kopi, teh, dan lain-lain. Kabupaten Batubara pada masa dahulu terdiri dari beberapa kerajaan kecil yang dipimpin oleh seorang datuk yang secara turun temurun. Kerajaaan-kerajaan kecil itu antara lain Kedatukan Tanah Datar yang pusat pemerintahannya berada di Padang Genting, Kedatukan Lima Puluh yang pusat pemerintahannya berada di Perupuk, Kedatukan Pangkalan Pesisir yang pusat pemerintahannya berada di muara sungai di Pesisir Selatan Malaka, Kedatukan Lima Laras yang pusat pemerintahannya berada di Lima Laras, Kedatukan Bogak yang pusat pemerintahannya berada di Kampung Bagak, Kedatukan Pagurawan yang pusat pemerintahannya berada di Kuala Pagurawan, Kedatukan Tanjung Limau Purut yang pusat Pemerintahannya berada di kampung Limau Purut, Kedatukan Sipare-pare yang pusat pemerintahannya berada di Kuala Sipare-pare, dan Kedatukan Tanjung Kasau yang pusat pemerintahannya berada di Tanjung Kasau. Sebelum berlaku pengawasan Belanda atas Batubara tahun 1865, telah ada diketahui orang bahwa di Batubara ada terdapat pusat perdagangan yaitu tempat berkumpulnya para pedagang dari luar negeri seperti Cina, Arab, Penang, Perak dan Malaka. Para Saudagar Batubara dan para

Raja di wilayah ini sangat gigih menjalankan perniagaan, bahkan selalu berlayar ke lain negeri memperdagangkan barang dagangannya. Anwardi (2010:67) Pada masa itu alat transportasi yang digunakan para saudagar untuk memperjaulbelikan barang dagangannya yaitu perahu dan tongkang. sejumlah perahu dari Langkat, Deli, Serdang, dan Batubara berjumlah lebih dari seribu buah mengangkut terutama lada, dan juga hasil-hasil pertanian lain seperti sayuran, gambir, tembakau, beras, getah rambung, hasil hutan seperti kemenyan, kamper, damar, rotan, lilin lebah, kayu pewarna, serta emas, budak, kuda, gading dan belacan. Menurut Syahbandar setempat di antaranya enam ratus buah perahu dari Batubara, di selatan Deli, dengan awak kapal yang merupakan pelaut pengangkut utama dari daerah Pesisir Timur Laut. Perret (2010:88) Pada tahun 1850 Pemerintahan Kolonial Belanda telah berhasil menguasai Kerajaan Siak Sri Inderapura. Kemudian disusul dengan kontrak Belanda-Siak yang menyatakan seluruh Negeri di bawah jajahan Siak berada di bawah penguasaan dan Perlindungan Belanda. Perjanjian ini dibuat pada tanggal 1 Februari 1858. Perjanjian ini tidak diberitahukan kepada penguasa yang memerintah negeri-negeri di Sumatera Timur, sehingga membuat para Datuk penguasa negeri tidak menyenangi dan merestui kehadiran Belanda, termasuk Datuk-Datuk yang ada di Negeri Batubara. Belanda membangun perkebunan Tembakau dan perkebunan Karet di wilayah negeri Batubara. Dengan adanya hasil dari perkebunan ini ditambah dengan banyaknnya hasil hutan dan pertanian lainnya yang dapat diekspor keluar negeri membuat Belanda yakin perekonomian Negeri Batubara akan berjalan baik. Hal inilah yang membuat Belanda berinisiatif membangun pelabuhan Laut di Kedatukan Tanah Datar dengan nama Tanjung Tiram pada Tahun 1885-1886.

Juga selanjutnya membangun Lapangan Terbang di Torab, satu kawasan yang berada di Kedatukan Lima Puluh. Anwardi (2010:120) Pada Tahun 1887 Belanda kembali merombak sistem pemerintahan di Sumatera Timur yang selama ini dibawah residen. Belanda memindahkan keresidenan Sumatera Timur dari Labuhan dan Bengkalis ke Medan. Kemudian keresidenan ini dibagi menjadi 5 afdeling. Setiap afdeling di bawah kuasa seorang residen. Batubara dengan sembilan kedatukan yang ada di dalamnya menjadi Afdeling Batubara, berkedudukan di Labuhan Ruku. Afdeling Asahan berkedudukan di Tanjung Balai. Untuk mengakhiri kekuasaan para Raja di Batubara, usaha-usaha yang dilakukan Belanda antara lain menghapuskan lembaga Raja Muda (Putra Mahkota), mengahapus lembaga orang besar kerajaan, menurunkan status kerajaan dengan politik kontrak dalam bidang produksi dan ekonomi, menyatukan kerajaan-kerajaan (kedatukan) kedalam satu federasi, menghapus negeri kedatukan kecil dan disatukan di bawah seorang kepala Pemerintahan yang dikehendaki Belanda, dan menghilangkan sistem Kerajaan dan Pemerintahan langsung dipegang oleh Belanda, seperti di Pulau Jawa. Setelah Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agutus 1945, maka seluruh kekuasaan Kedatukan di Batubara maupun sebagai Self bestur berakhir juga kekuasaannya. Maka mulailah ditata struktur pemerintahan republik ini,mulai dari tingkat pusat sampai daerah. Pada tanggal 17 Oktober 1945, daerah Onder Afdelling Labuhan Batu dijadikan Daerah Tingkat II Kabupaten Labuhan Batu dengan ibu kotanya Rantau Prapat. Onder Afdelling Tanjung Balai dijadikan Daerah Tingkat II Kabupaten Asahan dengan ibu kotanya Tanjung Balai, sementara daerah Onder Afdelling Batubara tidak dijadikan Daerah Tingkat II Kabupaten, tetapi seluruh daerahnya disatukan ke Kabupaten Asahan. Ibrahim (Tanpa Tahun:41)

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Batubara Pada Masa Perang Kemerdekaan 1945-1949. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Wilayah Batubara setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia 1945-1949. 2. Keadaan Pemerintahan Batubara setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia 1945-1949. 3. Kehidupan Sosial Budaya Batubara setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia 1945-1949. 4. Kondisi Batubara pada masa Revolusi Sosial Sumatera Timur 1946 dan Agresi Militer Belanda. 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka yang menjadi Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah wilayah Batubara setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia 1945-1949? 2. Bagaimanakah keadaan Pemerintahan Batubara setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia 1945-1949? 3. Bagaimanakah kehidupan Sosial Budaya Batubara setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia 1945-1949? 4. Bagaimanakah kondisi Batubara pada masa Revolusi Sosial Sumatera Timur 1946 dan Agresi Militer Belanda?

1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan Rumusan Masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui wilayah Batubara setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. 2. Untuk mengetahui keadaan Pemerintahan Batubara setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia 1945-1949. 3. Untuk mengetahui kehidupan Sosial Budaya Batubara setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia 1945-1949? 4. Untuk mengetahui kondisi Batubara pada masa Revolusi Sosial Sumatera Timur 1946 dan Agresi Militer Belanda. 1.5 Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian diharapkan penelitian ini memberi beberapa manfaat sebagai berikut: 1. Menambah wawasan kepada pembaca khususnya penulis tentang keadaan wilayah Batubara pada masa perang kemerdekaan. 2. Memberikan dorongan semangat kepada para pembaca untuk mempertahankan daerahnya masing-masing dengan cara memajukan daerahnya dalam segala bidang. 3. Sebagai perbandingan kepada peneliti lain yang ingin meneliti masalah-masalah yang sama dengan tempat dan waktu yang berbeda. 4. Sebagai bahan masukan untuk sejarah local di Indonesia pada umumnya dan secara khusus untuk Sumatera Utara 5. Hasil penelitian ini menjadi gambaran untuk menambah perbendaharaan ilmu untuk bahan masukan bagi lembaga pendidikan pada umumnya, UNIMED pada khususnya.