BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BATIK INDONESIA

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016)

BAB V KONSEP PERANCANGAN

TUGAS AKHIR PERIODE 128/

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

REDESIGN OF REST AREA GAS STATION REMBANG PENEKANAN DESAIN EKOWISATA

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TRANS STUDIO SEMARANG. Keg. Penerima Gate / Main Entrance Disesuaikan Parkir Pengunjung 16.

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PASAR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEASIDE HOTEL DI KAWASAN PANTAI TIRTA SAMUDRA JEPARA

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dalam perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

BAB V KONSEP. Secara umum, arahan yang diberikan dalam rangka perencanaan Apartemen Di

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

STADION AKUATIK DI SEMARANG

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BUDGET HOTEL

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB VI KONSEP DAN DASAR PROGRAM PERANCANGAN RELOKASI STADION LEBAK BULUS, JAKARTA

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL

REDESAIN PASAR INDUK KABUPATEN WONOSOBO

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMK PARIWISATA DI KABUPATEN PEMALANG

Tabel 5.1 : Rekapitulasi Program Ruang Depo Lokomotif

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR KUDUS

Transkripsi:

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1 Konsep Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Ruang a. Kegiatan Pelayanan Umum Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum Jenis Ruang A. Tempat Parkir Pengunjung Luas ± (m 2 ) Terbuka Tertutup Kendaraan kecil (sepeda motor) 200 - Kendaraan kecil (mobil dan sejenisnya) 875 - Sirkulasi 100% 1075 - B. Toilet/WC Umum Pria Total 2150 Urinoir 9 KM/WC 12,5 Wastafel 4,5 Wanita KM/WC 37,5 Wastafel 4,5 Penyandang Cacat KM/WC (pria dan wanita) 7,2 Sirkulasi 20% 15,02 C. Masjid dan Tempat Wudlu Total 90,04 Masjid 48 Tempat wudlu wanita 2,7 Tempat wudlu pria 2,7 Sirkulasi 20% 10,68 D. Pos P3K Total 64,08 R. Konsultasi 6 R. Penanganan 5,4 Sirkulasi 20% 2,28 E. Ruang Istirahat Terbuka Plaza 103,75 Sitting Group 69 Open theater 45 Play Ground 37,8 Total 13,68 53

Sirkulasi 20% 51,11 F. Anjungan Tunai Mandiri Total 306,66 Unit ATM 13,5 Sirkulasi 20% 2,7 Total 16,2 Jumlah Total Kegiatan Pelayanan Umum 2456,66 184 2640,66 b. Kegiatan Pelayanan Komersial Tabel 5.2 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Komersial A. SPBU Jenis Ruang Luas ± (m²) Pulau Pompa sepeda motor 6,6 Pulau Pompa Mobil, Bus, dan Truk 28,8 Tangki pendam 125 Sirkulasi 20% 32,1 Tempat pengisian sepeda motor 10,8 Tempat pengisian mobil 67,5 Tempat pengisian bus, truk 182 Sirkulasi 100% 260,3 Total 713,1 B. Hotel Hotel VIP 864 Hotel ekonomi 576 Restaurant 57,6 Ruang Meeting 260 Sirkulasi 20% 351,5 D. Restoran Total 2109,1 Ruang Makan Formal 400 Ruang Makan Non Formal 300 R. makan semi terbuka 200 R. makan pinggir pantai 400 Sirkulasi 20% 260 E. Mini Market dan Retail Store Total 1560 Retail Store 150 Mini Market 150 Factory Outlet 200 Sirkulasi 20% 100 Total 600 JUMLAH TOTAL KEGIATAN PELAYANAN KOMERSIAL 4982,2 54

c. Kegiatan Pelayanan Pengelola A. Kantor Pengelola Tabel 5.3 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Pengelola Jenis Ruang Luas ± (m²) R. Owner 15 R. General Manager 9,3 R. General Cashier 7 R. Manager Hotel dan Resto 9,3 R. Manager SPBU 9,3 R. Supervisor Hotel dan Resto 37,2 R. Supervisor SPBU 27,9 R. Chief Security 9,3 R. Tamu 10 R. Rapat 26 B. Lavatory KM/WC 6 Wastafel Ganda 1,2 C. Pantry Pantry 12 Sirkulasi 20% 35,9 Total 215,4 E. Tempat Parkir Mobil 75 Motor 20 Sirkulasi 100% 95 Total 190 Jumlah Total Kegiatan Pengelola 405,4 d. Kegiatan Penunjang/ Pelengkap Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Penunjang/ Pelengkap Jenis Ruang Luas ± (m²) R. Genset 16 R. Trafo 9 R. Panel Listrik 8 TPS 25 R. Monitor 9 R. PABX 9 Sirkulasi 20% 15,2 Jumlah Total Kegiatan Pelengkap/Penunjang 91,2 55

5.1.2 Tapak Terpilih Tapak terpilih untuk rest area ini berada di desa Blondo yang terletak di kecamatan Mungkid, Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Desa Blondo merupakan kelurahan pembentuk Kota Mungkid (ibukota Kabupaten Magelang) dan seluruh wilayahnya yang berada di Jalan Soekarno Hatta.. JL. Soekarno-Hatta 230 202 JL. Jend. Ahmad Yani 88 195 Lokasi rencana Rest Area Luas Tapak terpilih 29420 m 2 KDB : 60 % GSJ : 20 m dari as jalan Luas Bangunan yang diijinkan : = KDB x Luas Lahan = 60% x 29420 = 17652 m 2` Maka, luas bangunan yang boleh terbangun tidak boleh melebihi 17652 m 2` Dengan sisa lahan : = 29420-17652 = 11768 m 2` Luas bangunan berdasarkan program ruang yang dibutuhkan yaitu 16238,92 m 2`, sedangkan luas bangunan yang boleh terbangun berdasarkan KDB setempat yaitu ± 17652 m 2` Sisa lahan yaitu seluas 11768 m 2` digunakan untuk jaringan jalan dan vegetasi. 56

5.2 Program Perancangan 5.2.1 Aspek Kinerja a. Sistem Pencahayaan 1. Pencahayaan Alami Pencahayaan alami menggunakan terang langit. Upaya pencahayaan alami secara maksimal namun tetap menjaga agar kenyamanan ruang tidak terganggu. Oleh karena itu perlu adanya suatu pengendalian agar cahaya alami tidak melampaui batas kenyamanan. Pemecahan efek sinar matahari dapat dilakukan dengan penerapan double facade pada bangunan, penggunaan skylight pada atap bangunan, penanaman pohon-pohon, penggunaan kaca non glare dengan heat reflecting untuk mengatasi panas yang ditimbulkan. 2. Pencahayaan Buatan Pencahayaan buatan digunakan pada malam hari, pada ruang-ruang yang pencahayaannya tidak dapat dipenuhi dengan pencahayaan, pada saat matahari tidak stabil (kondisi cuaca) dan pada ruang-ruang yang membutuhkan pencahayaan khusus dikarenakan Rest Area pada SPBU ini melayani 24 jam yang tidak memungkinkan untuk mengandalkan pencahayaan alami. b. Sistem Penghawaan dan Pengkondisian Udara 1. Penghawaan Alami Sistem ini diterapkan untuk efisiensi sehingga pada ruangan-ruangan tertentu dengan tidak harus menggunakan pengkondisian udara tetapi bisa menggunakan sistem silang (cross ventilation). Beberapa cara dapat di terapkan untuk memungkinkan ventilasi silang, antara lain dengan memberikan bukaan pada dinding bangunan yang berlawanan atau berhadapan untuk sirkulasi udara bersih dan kotor. Di gunakan pada ruang-ruang seperti lavatory, gudang, dan dapur. 2. Penghawaan Buatan Sistem ini diterapkan pada ruangan yang membutuhkan kenyamanan tinggi untuk beraktivitas dan pada ruangan yang tidak memungkinkan mendapatkan penghawaan alami. Sistem pengkondisian udara buatan ini menggunakan sistem AC sentral, dengan Air Handling Unit (AHU) di setiap lantai bangunan hotel pada rest area. c. Sistem Jaringan Air Bersih Sistem yang digunakan adalah down feed system. Air dari PAM ditampung di ground reservoir, kemudian oleh pompa penekan air dialirkan menuju roof tank, dan dengan gaya gravitasi air bersih mengalir ke tiap-tiap lantai. 57

d. Sistem Pembuangan Air Kotor Limbah dari KM/WC dan wastafel disalurkan ke septictank dan saluran- saluran yang disediakan. e. Sistem Jaringan Listrik Sumber utama penyediaan listrik berasal dari PLN dan untuk cadangannya digunakan genset yang secara otomatis akan bekerja ketika aliran listrik padam atau terputus. f. Sistem Pembuangan Sampah Disediakan tempat sampah di dalam dan di luar bangunan, khusus untuk tempat sampah dibedakan menurut jenisnya, yaitu limbah organik dan anorganik sehingga tidak merusak lingkungan. Secara rutin dibersihkan oleh petugas kebersihan untuk dibawa ketempat pembuangan sampah sementara (TPS) dan kemudian diangkut menuju tempat pembuangan akhir (TPA). g. Sistem Pencegahan Kebakaran 1. Pencegahan Aktif Kebakaran o Fire Hydrant Jarak maksimum 30 meter dan luas pelayanan 800 m 2 ditempatkan pada koridor dan tempat-tempat yang mudah dicapai. o Portable Fire Extinguisher Jarak maksimum 25 meter dengan luas pelayanan 200 m 2, ditempatkan di daerah umum atau pada ruangan yang kecil. o Pylar Hydrant Jarak 6-9 meter dengan luas pelayanan 25 m 2, ditempatkan untuk penanggulangan kebakaran pada tingkat awal yang bekerja secara otomatis karena pengaruh suhu, digunakan kepala sprinkler warna jingga atau merah. o Heat Detector dan Smoke Detector Luas pelayanan 75 m 2, dihubungkan dengan alarm untuk mendeteksi kemungkinan adanya kebakaran. 2. Pencegahan Pasif Kebakaran Pencegahan pasif kebakaran dapat berupa tangga darurat kebakaran atau ruangan tertentu yang disediakan untuk evakuasi orang-orang dari kebakaran, keduanya dikondisikan tahap terhadap api dan dapat terhindari dari panas serta asap kebakaran. Sistem deteksi : Sistem ini akan mendeteksi bila terjadi kebakaran dalam bangunan dan akan membunyikan alarm. Sistem evakuai (penyelamatan) : yaitu cara yang diambil oleh penghuni untuk segera keluar melalui pintu-pintu darurat yang tersedia, yaitu : Sirkulasi, lorong dan pintu darurat yang memenuhi syarat. Konstruksi dan bahan bangunan yang tahan api. Tangga darurat yang mudah dicapai dengan jarak antar tangga 25-30 m, kedap asap dan memiliki pintu tahan api yang dapat menutup sendiri. 58

h. Sistem Komunikasi 1. Sistem Komunikasi Internal Sistem komunikasi ini menggunakan telepon dengan sistem Automatic Branch Exchange (PABX), sistem ini diterapkan untuk komunikasi yang terjadi antar ruang atau dalam satu ruang yang dilakukan antar pegawai. 2. Sistem Komunikasi Eksternal Sistem komunikasi ini menggunakan telepon dengan sistem Automatic Branch Exchange (PABX), sistem ini diterapkan untuk komunikasi yang terjadi dari dan keluar bangunan. i. Sistem Penangkal Petir Alternatif sistem penangkal petir yang dapat digunakan sebagai sistem pengamanan bangunan adalah sistem Franklin dan sistem Faraday. Sistem penangkal petir Franklin efektif untuk bangunan dengan atap yang tidak lebar karena bekerja melindungi area kerucut dengan sudut 120 o pada puncaknya, dan sistem penangkal petir Faraday yang cocok diterapkan pada bangunan dengan atap lebar. j. Sistem Keamanan Sistem pengamanan dengan penerapan teknologi seperti pemakaian kamera monitor (CCTV) memudahkan pemantauan keamanan secara menyeluruh pada bangunan tanpa kehadiran petugas keamanan. Security checking digunakan untuk mengecek kendaran yang masuk ke tempat istirahat ini. Jaringan sistem keamanan diaplikasikan sepenuhnya dalam bangunan secara menyeluruh dan saling mendukung seperti contoh kasus berikut ini : k. Sistem Transportasi Vertikal Untuk transportasi vertical biasanya digunakan elevator (lift) dan tangga Elevator (Lift) Lift terdiri dari lift passenger dan lift service. Lift ini sebagai tempat penghubung antara ruang bawah dan atas merupakan suatu tempat yang harus mudah dicapai dari ruangan-ruangan sekitarnya, oleh karena itu penempatan lift ini harus tepat sehingga dapat melayani ruangan di bawah dengan di atasnya, mudah terlihat, mudah dicapai dan tidak mengganggu segi arsitektur. Tangga Alternatif lain menggunakan tangga untuk transportasi vertikal. Penggunaan tangga sangatlah penting. Selain untuk mencapai ruang atas, harus ada juga tangga darurat sebagai jalur evakuasi. 5.2.2 Aspek Teknis a. Sistem Struktur Pemilihan jenis struktur pada bangunan Rest Area harus memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut : Penyesuaian dengan fungsi dan karakter yang diwadahi. Pertimbangan material struktur yaitu: ekonomis, perawatan mudah, dan daya tahan terhadap kebakaran / api. Material struktur yang menunjang bentuk bangunan yang kokoh, stabil, rekreatif dan atraktif. 59

Dapat mendukung perwujudan/tampilan bangunan sesuai fungsi dan sifatnya sebagai bangunan fasilitas publik komersil Material pada bangunan dan pada ruang mengekspose karakter asli (bentuk, tekstur dan warna) dari material. b. Pendekatan Sistem Modul Modul merupakan angka (ukuran) baku yang menjadi patokan untuk menentukan ukuran-ukuran lebar, tinggi, jarak, elemen-elemen ruangan atau bangunan misalnya: lebar koridor, tinggi lantai, jarak kolom, dan lain sebagainya. Terdapat bermacam-macam penentuan modul, diantaranya dari pemakai dan aktifitasnya, utilitas yang ada dan hal-hal yang bersifat khusus pada obyek perencanaan. Secara garis besar dikelompokkan menjadi: 1) Modul vertikal Tinggi lantai ke plafond Jarak ini dihitung dari permukaan lantai ke permukaan bawah dari plafond. Jarak ini merupakan tinggi efektif ruangan Jarak plafond dengan lantai yang ada di atasnya. Sedangkan modul vertikal, modul efektif adalah + 2,4 5 m dan modul servis ditentukan oleh lebar bentang yang digunakan, dimensi saluran-saluran ducting dan ruang gerak untuk servis yang ada di atasnya, biasanya digunakan untuk tempat jaringan utilitas bangunan. Jaringan utilitas itu seperti: ducting AC, pipa-pipa plumbing, kabel-kabel listrik, kabel telepon, sound system dan lain-lain. Tinggi ruangan ini banyak dipengaruhi oleh: a) Tinggi blok portal, di mana semakin tinggi dimensi balok tersebut akan semakin banyak menyita ruangan yang ada dibawahnya. b) Jaringan utilitas yang akan ditempatkan di dalam ruangan tersebut. Modul efektif, ditetapkan berdasarkan aktifitas yang terjadi, sistem penerangan yang digunakan, dan sebagainya. 2) Modul horizontal Yang dimaksud adalah menyangkut ukuran-ukuran panjang dan lebar. Ukuran-ukuran tersebut akan menentukan luas ruangan berdasarkan perkalian atas modul struktur yang dipakai. Modul struktur horizontal ini terkadang disebut juga dengan besarnya grid struktur yang digunakan, misalkan jarak bentang 4 m atau 5 m tergantung pada kebutuhan luasan ruang dan karakteristik ruang yang digunakan. 5.2.3 Aspek Visual Arsitektural Neo vernakular merupakan konsep dimana mengadopsi pada bentuk dan kebudayaan tradisional jawa,yang nantinya akan banyak ditemukan bentuk-bentuk yang sangat modern namun menggunakan konsep tradisional jawa yang dikemas dalam bentuk yang modern. Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan dan juga iklim setempat diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah, detail, struktur dan ornamen).tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga elemen nonfisik yaitu budaya pola pikir, kepercayaan, tata letak yang mengacu pada makro kosmos dan lainnya menjadi konsep dan kriteria perancangan. 60