masjidlah Rasulullah membina generasi pertama Islam. Maka pertanyaan tentang keterlibatan masjid kampus dalam pusat perkembangan Islam, adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ANALISA. Lokasi masjid

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Kebutuhan akan merancang memerlukan beberapa aspek data dan metode

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

MASJID JABALUL KHOIR PURWODADI SEBAGAI MASJID MODERN

TUGAS AKHIR (TKA 490) MASJID RAYA JOHOR ARSITEKTUR ISLAM

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN. permasalahan terkait dengan objek rancangan. Setelah itu akan dirangkum dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. untuk mencapai tujuan penelitian dilaksanakan untuk menemukan,

BAB III METODE PERANCANGAN. masalah hal selanjutnya yang dilakukan ialah melakukan studi atau mencari data,

BAB III METODE PERANCANGAN. memudahkan seorang perancang dalam mengembangkan ide rancangannya.

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN.

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk

BAB V KONSEP PERANCANGAN. kemudian memunculkan ide dasar dalam perancangan sekolah alam Junrejo batu, lebih ide dasar konse dari perancangan akan

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

BAB I. PENDAHULUAN. umat manusia tanpa termakan oleh waktu. Bentuk tertulis ini membutuhkan sebuah media,

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama yang mutlak dari setiap individu-individu di bumi ini.

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB III METODE PERANCANGAN. Pengembangan Seni Rupa Kontemporer di Kota Malang ini menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re-

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam metode perancangan ini, berisi tentang kajian penelitian-penelitian

BAB III METODE PERANCANGAN. Pada perancangan pusat seni tradisi Sunda ini banyak metode yang

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban

Dari pertimbangan diatas dibuat konsep tata ruang

ISLAMIC CENTER DI TUBAN PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBOLISM YANG BERFILOSOFI ISLAM LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. ibid 3 Profil Universitas Darussalam Gontor, Jawa Timur Dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Masjid Dengan Konsep Eco Desain Di Kota Surakarta

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Pada perancangan Islamic Center di Kepanjen ini, konsep-konsep yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

GELANGGANG REMAJA MUSIK DI BANDUNG

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode tersebut berisi tentang penjelasan atas fenomena-fenomena yang terjadi dan

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Sentral Wisata Kerajinan

MASJID UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR, SUMEDANG TEMA : MENYATU DENGAN ALAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang ABSTRAK Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. ide yang mendasari dilakukannya perancangan tersebut, hingga konsep rancangan

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. Sepuluh tahun belakangan ini, perkembangan otomotif di tanah air sangat

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan muncul setelah melihat potensi kebudayaan di Madura

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS GIGI DAN MULUT KELAS ADI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Maksud perencanaan dan perancangan hotel resort ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan ialah merupakan metode dalam sebuah perancangan. Yang hal ini bisa

ISLAMIC CENTRE DI SLAWI KABUPATEN TEGAL

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pengkaj ian Teori 8

BAB III METODE PERANCANGAN

I.1 LATAR BELAKANG I.1.1

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. berubah dibandingkan dengan perancangan bangunan tempat ibadah pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang

MEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA)

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Perancangan Pusat Aktivitas Dakwah Islam di Malang ini bermula dari

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah bangunan bisa memiliki posisi sentral dalam mempengaruhi suatu peristiwa penting. Dalam skala individu hal itu bisa jadi karena bangunan tersebut menyimpan kenangan tak terlupakan. Kelekatan tempat dengan perjalanan hidup manusia memang tidak bisa dipisahkan. Setiap peristiwa dalam hidup kita selalu memiliki waktu dan tempat tertentu yang menjadi faktor pembentuk peristiwa itu. Masjid kampus sebagai sebuah bangunan di dalam lingkungan tepelajar, menghadapi hal serupa. Tempat ibadah itu kini dikaitkan dengan kebangkitan Islam di Indonesia. Akan tetapi, sebagai sebuah fenomena yang muncul perlahan dan diam-diam, keterkaitan itu tidaklah cukup jelas dan akhirnya memunculkan berbagai pertanyaan. Sejauh mana peranan masjid kampus dalam mewarnai kehidupan sivitas akademika adalah salah satu pertanyaan yang muncul. Sebelumnya perlu ditegaskan bagaimana sesungguhnya posisi masjid dalam Islam. Masjid sesungguhnya memainkan peran yang lebih besar dari sekedar rumah ibadah. Masjid sejatinya adalah pusat perkembangan Islam yang fenomenal di masa Rasulullah SAW. Betapa tidak, seolah ingin mengajarkan betapa pentingnya keberadaan masjid dalam perjuangan Islam, Rasulullah mencontohkannya dalam peristiwa hijrah di Quba dan di Madinah dimana masjidlah bangunan pertama yang dibangun oleh beliau. Pun sejarah mencatat, masjid adalah tempat pertama yang Rasulullah datangi sekembalinya dari perjalanan, baik itu peperangan maupun perjalanan untuk bersilaturahim. Masjid seolah menjadi kantor Rasulullah dalam tugasnya sebagai kepala negara, pemimpin agama, dan panglima perang. Di 1

masjidlah Rasulullah membina generasi pertama Islam. Maka pertanyaan tentang keterlibatan masjid kampus dalam pusat perkembangan Islam, adalah pertanyaan tentang suatu peran dari begitu banyak peran yang mesti dijalankan oleh masjid. Daya tarik masjid telah memikat massa kampus untuk berkecimpung di dalamnya, dan menghabiskan waktunya untuk mempelajari Islam melalui programprogram yang disediakan masjid. Kemudian massa itu membentuk sekelompok mahasiswa yang memiliki semangat untuk bergerak dan menyeru Islam di wilayah yang lebih luas. Merekalah yang kemudian mendapat predikat sebagai aktifis dakwah kampus. Dalam penyampaian aspirasinya, keberadaan masjid kampus bukan hanya pemenuhan kebutuhan beribadah masyarakat kampus, tetapi sekaligus menjadi wahana belajar, berorganisasi, dan menyalurkan kreatifitas disertai semangat menjalankan Islam secara kaffah. Kondisi Ini memberikan ruang baru bagi perkembangan masjid kampus. Universitas Padjadjaran mengawalinya dengan membentuk DKM (Dewan Kesejahteraan Masjid) yang bertanggung jawab langsung dengan Rektorat. Dalam menjalankan fungsinya, kepungurusan DKM Unpad terdiri atas dosen dan mahasiswa. Mengingat aktifitas mahasiswa yang berlangsung di dua kampus, maka DKM Unpad membaginya ke dalam dua sektor, yaitu sektor Dipatiukur dengan Masjid Al-Jihad sebagai sentral kegiatan dan sektor Jatinangor dengan Masjid Ibnu Sina sebagai sentral kegiatan. Seiring giatnya aktifis dakwah kampus dalam mempelajari Islam, kegiatan bertambah tak sekedar pelayanan ibadah tetapi juga kegiatan seperti pengajian, diskusi, dan mentoring telah biasa diselenggarakan. Namun, sarana dan prasarana yang sudah ada kurang memadai untuk meresponsnya. Oleh sebab itu DKM Unpad ingin membangun kembali masjid kampus yang dapat mewadahi kebutuhan mahasiswanya. Berfungsi sebagai sarana pendukung program kegiatan keislaman yang dilakukan para mahasiswa. Mengembalikan umat Islam ke masjid pada akhirnya akan selalu menjadi cara terbaik untuk menghidupkan lagi ruh Islam. Karenanya, kehadiran masjid di tengah kehidupan kampus adalah sebuah kemestian saat semangat kebangkitan Islam kembali hadir dalam jiwa manusia-manusia terpelajar. 2

1.2. Pemahaman Judul dan Tema Tema menyatu dengan alam diambil dengan mempertimbangkan keadaan yang sudah ada dan yang ingin dicapai. Sangat disayangkan apabila lokasi di daerah rural dengan potensi alam yang indah tidak dimanfaatkan dalam perencanaan yang terintegrasi. Pemilihan material konstruksi, sampai perletakan masa memperhatikan aspek lingkungan dan ingin tetap menghargai bentukan alami lahan. Dengan kehadiran masjid ini, diharapkan konsep tersebut tidak hilang bahkan diharapkan makin kuat dan terasa oleh pengguna. Tapak tempat direncanakan fungsi masjid memiliki karakter yang khas dengan posisinya di atas bukit dan view yang luas ke segala arah. Fungsi tempat ibadah diharapkan dapat menciptakan suasana yang ramah, bersahabat, dan memberikan penyegaran selama pengunjung berada di dalamnya. Menyatu dengan alam dengan memasukkan unsur-unsur alam ke dalam arsitektur dapat menjadi sebuah eksplorasi yang menarik yang menghasilkan suasana baru yang benar-benar berbeda dan segar. Potensi tapak yang memiliki view maksimal terhadap Gunung Geulis di sebelah timur serta vegetasi eksisting menciptakan komposisi yang menarik untuk diolah. Keberadaannya di atas bukit, titik tertinggi di sebelah timur kampus dengan sebagian lahan yang diperuntukan sebagai lahan penghijauan juga merupakan keuntungan tersendiri sebagai tempat didirikannya fungsi masjid yang bertema kembali dan bersatu dengan alam. Batasan perancangan proyek ini meliputi fisik bangunan masjid dan tapak dalam lokasi yang dibatasi oleh kaki Gunung Geulis, gedung asrama mahasiswa serta gedung perkuliahan di dalam kawasan Universitas Padjadjaran, Jatinangor dengan fasilitas meliputi : Sarana peribadatan berupa masjid dan plaza perluasan shalat Bangunan wudlu yang terpisah antara pria dan wanita Fasilitas penunjang berupa perpustakaan, ruang kelas, dan ruang serba guna Fasilitas pelayanan mahasiswa berupa kantin Parkir kendaraan 3

1.3. Maksud dan Tujuan Perancangan 1.3.1. Maksud Perancangan Menawarkan suatu fasilitas peribadatan yang dapat mempertemukan kebutuhan mahasiswa Unpad khususnya yang tinggal di asrama mahasiswa di sekitar kawasan. Merencanakan masjid kampus sebagai pusat kegiatan mahasiswa muslim yang bisa memanfaatkan bagian ruang dalam dan ruang luar sehingga terasa menyatu dengan alam di sekitarnya. Membangun fungsi publik yang monumental dan menciptakan desain yang banyak menggunakan unsur alam di dalamnya sehingga menimbulkan suasana yang nyaman, tenang dan bersahaja. 1.3.2. Tujuan Perancangan Memanfaatkan potensi eksisting tapak (view, kontur, dan vegetasi) ke dalam fungsi masjid sehingga dapat menunjang tuntutan kegiatan yang berlangsung bahkan menjadi nilai tambah. Melakukan eksplorasi elemen air, eksplorasi material batu kali, eksplorasi unsur pencahayaan, serta vegetasi dalam penataan lanskap dan bangunan. 1.4. Permasalahan Perancangan Merancang fasilitas ibadah dengan tema menyatu bersama alam di lokasi yang berada dalam kehidupan sivitas akademika, hasilnya tentu berbeda dengan kasus serupa di daerah pariwisata atau sejenisnya. Merancang di atas bukit yang dapat dilihat dari sekitar kawasan yang lebih rendah menuntut masjid menjadi living monument yang memiliki daya tarik dan berfungsi terus sebagaimana mestinya. Mengolah hubungan dengan bangunan lain dalam kawasan Universitas Padjadjaran sehingga menjadi satu desain yang terintegrasi dengan lingkungan sekitar. 4

Merancang ruang-ruang luar yang mempunyai batasan secara teknis dengan tetap membuat pengguna berinteraksi dengan alam. 1.5. Pendekatan Perancangan Penentuan lokasi kasus disesuaikan dengan rencana masterplan kawasan Universitas Padjadjaran di Jatinangor, Sumedang. Daerah penghijauan yang berada di sebelah barat tapak merupakan bagian dari wilayah masjid yang akan dirancang. Sumber dana dimungkinkan berbentuk konsorsium antar IDB (Islamic Development Bank), dana wakaf, maupun dana dari Dinas Pendidikan. 1.6. Sistematika Laporan Bab I berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang, pemahaman judul dan tema, tujuan perancangan, permasalahan perancangan, dan pendekatan perancangan. Bab II berisi deskripsi lokasi proyek, peraturan dan standar yang digunakan, pemahaman tipologi bangunan, tinjauan teori yang berhubungan, dan kriteria perancangan. Bab III menguraikan pembahasan tentang analisa tapak berupa lokasi, alasan pemilihan lokasi tapak, data analisa kondisi tapak hingga analisa fungsional. Bab IV menjelaskan konsep yang dipakai dalam perancangan, bermula dari ide awal, latar belakang tema, konsep perancangan tapak, konsep bangunan, konsep struktur, dan konsep utilitas. Bab V merupakan penjelasan penerapan konsep pada desain dan hal-hal yang menentukan hasil rancangan. 5