BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PENILAIAN RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN KOTA CIREBON

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI

PEMERINTAH KOTA CIREBON REKAPITULASI PER DINAS LAPORAN REALISASI ANGGARAN PERIODE 1 Januari s.d 30 Juni 2015

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

FUNGSI Zone Pesisir dan Kelautan. Pelabuhan Perikanan. Perdagangan Jasa. Zone Perdagangan dan Jasa. Zone Permukiman. Zone Pertanian Campuran

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR : 8 TAHUN 2001 NOMOR : 8 TAHUN 2001

5.1 Area Berisiko Tinggi dan Permasalahan Utamanya

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah

5.1. Area Beresiko Sanitasi

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI KABUPATEN MADIUN

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

B A B I I I ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT 2014

BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota.

Pengelolaan Sampah Terpadu. Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

PEMILIHAN DUTA SANITASI DI SELA LOKAKARYA KONSULTASI PUBLIK SSK KOTA PROBOLINGGO

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

LAPORAN STUDI EHRA POKJA SANITASI KABUPATEN WAY KANAN

DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI

BAB. V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Jembrana

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 5: BUKU PUTI SANITASI KOTA BANJARBARU 5.1 AREA BERESIKO SANITASI. Hal 5-1

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Bab III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI. 5.1 Area Berisiko Tinggi dan Permasalahan Utamanya

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

LAMPIRAN-LAMPIRAN 108

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB III ISU STRATEGIS & TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN KLATEN

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG (POKJA SANITASI 2010)

Buku Putih Sanitasi Kota Bogor

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

VI.1. Gambaran Umum Pemantauan Dan Evaluasi Sanitasi

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA CIREBON

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

Target. Real isasi. Real isasi 0% 10% 0%

Rencana Aksi dan Progres Desa Berbudaya Lingkungan (Ecovillage) di DAS Citarum Hulu Gedung Sate, 8 Oktober Jaringan Kerja Ecovillage Jabar

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

KOTA TANGERANG SELATAN

BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN. 1. Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Skor Bedasarakan Data sekunder

LAMPIRAN I HASIL KAJIAN ASPEK NON TEKNIS DAN LEMBAR KERJA AREA BERISIKO

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 35 TAHUN 2004 NOMOR 35 TAHUN 2004

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

LOMBA KEBERSIHAN ANTAR RUKUN TETANGGA SE- BOGOR

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Bab 5: 5.1 AREA BERESIKO SANITASI

MAKSUD & TUJUAN ISU STRATEGIS & PERMASALAHAN AIR LIMBAH. Tujuan umum : KONDISI EKSISTING

Sub Sektor : Air Limbah

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI 5.1 AREA BERISIKO TINGGI DAN PERMASALAHAN UTAMANYA Peta area sanitasi beresiko Kota Cirebon dapat diklasifikasikan berdasarkan nilai skoring grade 1-4 dengan rincian sebagai-berikut : Skor 4 : Resiko Tinggi berwarna merah; Skor 3 : Resiko Sedang berwarna biru; Skor 2 : Resiko Menengah berwarna kuning; Skor 1 : Resiko Rendah berwarna hijau. Hasil akhir penilaian terhadap area beresiko untuk Kota Cirebon telah ditetapkan oleh kelompok kerja sanitasi setelah membandingkan skor penilaian terhadap data sekunder, data EHRA, dan persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menjadi anggota Pokja Sanitasi serta melakukan serangkaian observasi atau kunjungan lapangan diseluruh kelurahan. Hasil kesepakatan sebagaimana terlihat pada Tabel 5.1., menetapkan 3 kelurahan yang mempunyai resiko tinggi. Kelurahan-kelurahan tersebut adalah: Kelurahan Lemahwungkuk, Kelurahan Panjunan dan Kelurahan Argasunya. Area beresiko sedang terdapat di wilayah Kelurahan Kasepuhan dan Kelurahan Kalijaga. Area beresiko menengah terjadi di Kelurahan Kesenden, Kelurahan Kebon Baru, Kelurahan Sukapura, Kelurahan Pekalipan, Kelurahan Jagasatru, Kelurahan Pegambiran, Kelurahan Kesambi, Kelurahan Drajat, Kelurahan Pekiringan, Kelurahan Karyamulya, Kelurahan Harjamukti, Kelurahan Kecapi dan Kelurahan Larangan. Sedangkan area beresiko dengan tingkat rendah terdapat pada Kelurahan Kejaksan, Kelurahan Pekalangan, Kelurahan Pulasaren dan Kelurahan Sunyaragi. BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 1

Kecamatan/ Kelurahan Tabel 5.1. PEMBOBOTAN AREA BERESIKO KOTA CIREBON Skor berdasarkan persepsi SKPD Skor berdasarkan data sekunder Skor berdasarkan data EHRA Skor yang disepakati Skor berdasarkan kunjungan lapangan Kejaksan Kejaksan 1 1 2 1,3 1 1 Kesenden 2 2 2 2 2 2 Kebon Baru 2 1 2 1,6 2 2 Sukapura 1 2 2 1,6 2 2 Pekalipan Pekalipan 2 1 3 2 2 2 Pekalangan 1 1 2 1,3 1 1 Pulasaren 1 1 2 1,3 1 1 Jagasatru 3 1 2 2 2 2 Lemahwungkuk Lemahwungkuk 4 3 2 3 4 4 Panjunan 4 3 2 3 4 4 Kasepuhan 3 2 2 2,3 3 3 Pegambiran 2 2 2 2 2 2 Kesambi Kesambi 1 2 2 1,6 2 2 Drajat 1 2 2 1,6 2 2 Pekiringan 1 2 2 1,6 2 2 Sunyaragi 1 1 2 1,3 1 1 Karyamulya 2 2 2 2 2 2 Harjamukti Harjamukti 2 2 2 2 2 2 Kalijaga 3 2 2 2,3 3 3 Argasunya 4 3 3 3,3 4 4 Kecapi 1 2 2 1,6 2 2 Larangan 1 2 2 1,6 2 2 BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 2

Gambar 5.1 PETA AREA BERESIKO KOTA CIREBON BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 3

5.2 Kajian dan Opsi Partisipasi Masyarakat dan Jender di Area Prioritas Masyarakat merupakan komponen dalam suatu komunitas dan mempunyai posisi penting dalam pengelolaan sanitasi. Berkaitan dengan hal tersebut perlu ditingkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, melalui terciptanya masyarakat yang ditandai dengan penduduknya yang hidup dengan perilaku sehat dan dalam lingkungan sehat. Salah satu upayanya adalah memberdayakan individu dan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya sendiri dan lingkungannya menuju masyarakat yang sehat, mandiri dan produktif. Dengan demikian untuk menunjang tujuan di atas, Dinas Kesehatan memiliki beberapa program diantaranya sebagai berikut : 1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat, diantaranya adalah Rumah Sakit Berbasis Masyarakat (RSBM) dan penyelenggaraan penyehatan lingkungan. 2. Program Pengembangan Lingkungan Sehat 2.1. Penyehatan lingkungan 2.2. Sosialisasi kebijakan lingkungan sehat 2.3. Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat 3. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 3.1. Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat 3.2. Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat 3.3. Peningkatan pendidikan tenaga penyuluh kesehatan 3.4. Peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan 4. Program Perbaikan Sanitasi Lingkungan melalui pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kegiatan penyuluhan sosialisasi lingkungan sehat yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan mempunyai tujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat, pada tahun 2008 telah dilaksanakan di 11 lokasi dan pada tahun 2009 dilaksanakan di 22 lokasi di Kota Cirebon. BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 4

Tabel 5.2 Pelaksanaan Penyuluhan Sosialisasi Lingkungan Sehat Tahun 2008 No Lokasi Hari / Tanggal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Darma Wanita Disperindag Kota Cirebon Pondok Pesantren Madinatunnajah Pondok Pesantren Ulumudin Pondok Pesantren Darul Masholeh Pondok Pesantren Siti Fatimah Pondok Pesantren Istiqomah Pondok Pesantren Manarussalam Pondok Pesantren Benda kiayi Miftah Pondok Pesantren Jagasatru Pondok Pesantren Az-Ziyadah Pondok Pesantren Tuhfaturrogibin Rabu / 14 Mei 2008 Rabu / 18 Juni 2008 Kamis / 19 Juni 2008 Rabu / 25 Juni 2008 Senin / 30 Juni 2008 Selasa / 1 Juli 2008 Senin / 18 September 2008 Rabu / 29 Oktober 2008 Jum at / 21 Nopember 2008 Senin / 24 Nopember 2008 Minggu / 30 Nopember 2008 Tabel 5.3 Pelaksanaan Penyuluhan Sosialisasi Lingkungan Sehat Tahun 2009 No Tanggal Pelaksanaan Kelurahan Lokasi Pelaksanaan Sasaran 1 05-Okt-09 Kesenden Baperkam RW 10 Samadikun Selatan Masyarakat RW 10 2 05-Okt-09 Kebon Baru Baperkam RW 06 Tanda Barat Masyarakat RW 06 3 05-Okt-09 Kejaksan Baperkam RW 05 Masyarakat RW 05 4 28-Mei-09 Sukapura Baperkam RW 07 Masyarakat RW 07 5 08-Okt-09 Drajat Baperkam RW 01 Masyarakat RW 01 6 10-Okt-09 Karyamulya UPTD Puskesmas Majasem Masyarakat RW 08 7 12-Okt-09 Kesambi Baperkam RW 03 Sigendeng Masyarakat RW 03 8 12-Okt-09 Pekiringan Ruang Pertemuan Pusk. Gunung Sari Masyarakat RW 07 9 13-Okt-09 Sunyaragi Baperkam RW 06 Karang Jalak Masyarakat RW 06 10 13-Okt-09 Jagasatru Baperkam RW 09 Karang Anyar Masyarakat RW 09 11 14-Okt-09 Pulasaren Baperkam RW 06 Pulobaru Utara Masyarakat RW 06 12 30-Jul-09 Pekalangan Baperkam RW 05 Pekalangan Selatan Masyarakat RW 05 13 15-Okt-09 Pekalipan Ruang Pertemuan Pusk. Astanagarib Masyarakat RW 10 14 17-Okt-09 Kesepuhan Ruang Pertemuan Pusk. Kesunean Masyarakat RW 09 15 20-Mei-09 Lemahwungkuk Ruang Pertemuan Pusk. Cangkol Masyarakat BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 5

No Tanggal Pelaksanaan Kelurahan Lokasi Pelaksanaan Sasaran 16 07-Okt-09 Panjunan Ruang Pertemuan Pusk. Pesisir Masyarakat RW 10 17 17-Jun-09 Pegambiran Baperkam RW 03 Karangdawa Barat Masyarakat RW 03 18 19-Okt-09 Argasunya Baperkam RW 06 Kedung Krisik Selatan Masyarakat RW 06 19 19-Okt-09 Harjamukti Baperkam RW 09 Katiasa Masyarakat RW 09 20 20-Okt-09 Kalijaga Baperkam RW 03 Masyarakat RW 03 21 21-Okt-09 Kecapi Baperkam RW 15 Galungan Asih Masyarakat RW 15 22 20-Jun-09 Larangan Baperkam RW 08 Merbabu Asih Masyarakat RW 08 Program pengembangan lingkungan sehat dari Dinas Kesehatan mempunyai tujuan memberdayakan masyarakat dalam upaya meningkatkan kualitas lingkungan untuk menurunkan angka penyakit berbasis lingkungan dan masalahmasalah lingkungan. Pada tahun 2008 sasaran diarahkan kepada : 1. Perbaikan Sarsandas Tempat-tempat Umum : a. Masjid Jami Al-Lijamutaqwa Kelurahan Argasunya b. Masjid Baiturahman Kelurahan Kalijaga Dengan kegiatan pembangunan dan perbaikan tempat wudlu dan MCK. 2. Perbaikan Sarsandas Perumahan bagi rumah penderita penyakit berbasis lingkungan sebanyak 20 rumah di Kelurahan Kesenden. Dengan kegiatan pembangunan jamban dan septik tank, perbaikan ventilasi dan pencahayaan, pembangunan septik tank dan plesterisasi Selain program-program di atas, dilakukan juga inspeksi sarana sanitasi dasar perumahan dengan hasil sebagai berikut : BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 6

JUMLAH KK DIPERIKSA JUMLAH KK MEMILIKI JUMLAH SEHAT % KK MEMILIKI % SEHAT Tabel 5.4 KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KECAMATAN JAMBAN NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Kejaksan 2,993 2,920 2,920 2,813 100.00 96.34 2 Jl.Kembang 3,658 3,658 3,575 3,360 97.73 93.99 3 Nelayan 1,932 1,883 1,883 1,763 100.00 93.63 4 Pamitran 2,348 2,348 2,130 1,973 90.72 92.63 KEC.KEJAKSAN 10,931 10,809 10,508 9,909 97.22 94.30 5 Kesambi 2,492 2,492 2,492 2,430 100.00 97.51 6 Gunung Sari 2,676 2,676 2,676 2,667 100.00 99.66 7 Sunyaragi 2,643 2,643 2,636 2,492 99.74 94.54 8 Majasem 5,194 5,194 5,132 5,031 98.81 98.03 9 Drajat 3,985 3,985 3,985 2,628 100.00 65.95 KEC.KESAMBI 16,990 16,990 16,921 15,248 99.59 90.11 10 Jagasatru 4,627 4,627 4,599 3,699 99.39 80.43 11 Astanagarib 1,670 1,670 1,559 1,559 93.35 100.00 12 Pekalangan 1,508 1,508 1,388 1,140 92.04 82.13 KEC.PEKALIPAN 7,805 7,805 7,546 6,398 96.68 84.79 13 Kesunean 2,958 2,285 2,285 1,927 100.00 84.33 14 Pegambiran 4,269 4,269 3,509 2,807 82.20 79.99 15 Pesisir 2,529 1,861 1,744 1,609 93.71 92.26 16 Cangkol 2,187 2,187 1,599 1,526 73.11 95.43 KEC.LEMAH WUNGKUK 11,943 10,602 9,137 7,869 86.18 86.12 17 Kalitanjung 4,565 4,565 4,380 4,303 95.95 98.24 18 Larangan 5,153 5,153 5,058 5,058 98.16 100.00 19 Perumnas Utara 3,719 3,719 3,708 3,708 99.70 100.00 20 Sitopeng 3,407 3,407 2,182 2,182 64.04 100.00 21 Kalijaga 6,782 6,782 6,326 6,326 93.28 100.00 KEC.HARJA MUKTI 23,626 23,626 21,654 21,577 91.65 99.64 JUMLAH KOTA 2009 71,295 69,832 65,766 61,001 94.18 92.75 CIREBON 2008 68,023 65,254 63,229 59,271 96.90 93.74 2007 68,023 67,030 63,229 60,854 94.33 96.24 Sumber: Bidang pengendalian masalah penyakit, DINKES BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 7

JUMLAH KK DIPERIKSA JUMLAH KK MEMILIKI JUMLAH SEHAT % KK MEMILIKI % SEHAT Tabel 5.4 KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KECAMATAN (LANJUTAN) TEMPAT SAMPAH NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Kejaksan 2,993 2,772 2,772 2,297 100.00 82.86 2 Jl.Kembang 3,658 3,658 3,658 3,535 100.00 96.64 3 Nelayan 1,932 1,883 1,883 1,517 100.00 80.56 4 Pamitran 2,348 2,348 2,348 2,244 100.00 95.57 KEC.KEJAKSAN 10,931 10,661 10,661 9,593 100.00 89.98 5 Kesambi 2,492 2,492 2,492 2,386 100.00 95.75 6 Gunung Sari 2,676 2,676 2,676 2,676 100.00 100.00 7 Sunyaragi 2,643 2,643 2,591 1,778 98.03 68.62 8 Majasem 5,194 5,194 5,194 5,045 100.00 97.13 9 Drajat 3,985 3,985 3,985 2,476 100.00 62.13 KEC.KESAMBI 16,990 16,990 16,938 14,361 99.69 84.79 10 Jagasatru 4,627 4,627 4,254 3,840 91.94 90.27 11 Astanagarib 1,670 1,209 1,131 826 93.55 73.03 12 Pekalangan 1,508 1,508 1,195 887 79.24 74.23 KEC.PEKALIPAN 7,805 7,344 6,580 5,553 89.60 84.39 13 Kesunean 2,958 2,285 2,285 1,927 100.00 84.33 14 Pegambiran 4,269 4,269 3,700 2,999 86.67 81.05 15 Pesisir 2,529 1,861 1,327 1,073 71.31 80.86 16 Cangkol 2,187 2,187 1,599 1,010 73.11 63.16 KEC.LEMAH WUNGKUK 11,943 10,602 8,911 7,009 84.05 78.66 17 Kalitanjung 4,565 4,565 4,565 4,254 100.00 93.19 18 Larangan 5,153 5,153 5,153 4,283 100.00 83.12 19 Perumnas Utara 3,719 3,719 3,719 3,557 100.00 95.64 20 Sitopeng 3,407 3,407 790 790 23.19 100.00 21 Kalijaga 6,782 6,782 6,265 6,265 92.38 100.00 KEC.HARJA MUKTI 23,626 23,626 20,492 19,149 86.73 93.45 JUMLAH KOTA 2009 71,295 69,223 63,582 55,665 91.85 87.55 CIREBON 2008 68,023 67,068 61,049 47,834 91.03 78.35 2007 68,023 67,068 61,049 47,834 91.03 78.35 Sumber: Bidang pengendalian masalah penyakit, DINKES BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 8

JUMLAH KK DIPERIKSA JUMLAH KK MEMILIKI JUMLAH SEHAT % KK MEMILIKI % SEHAT Tabel 5.4 KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KECAMATAN (LANJUTAN) PENGELOLAAN AIR LIMBAH NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KK 1 2 3 4 15 16 17 18 19 1 Kejaksan 2,993 2,986 2,986 2,642 100.00 88.48 2 Jl.Kembang 3,658 3,658 3,575 3,409 97.73 95.36 3 Nelayan 1,932 1,883 1,883 1,753 100.00 93.10 4 Pamitran 2,348 2,348 2,204 2,065 93.87 93.69 KEC.KEJAKSAN 10,931 10,875 10,648 9,869 97.91 92.68 5 Kesambi 2,492 2,492 2,492 2,471 100.00 99.16 6 Gunung Sari 2,676 2,676 2,162 1,990 80.79 92.04 7 Sunyaragi 2,643 2,643 2,643 1,515 100.00 57.32 8 Majasem 5,194 5,194 5,194 5,083 100.00 97.86 9 Drajat 3,985 3,985 3,985 2,703 100.00 67.83 KEC.KESAMBI 16,990 16,990 16,476 13,762 96.97 83.53 10 Jagasatru 4,627 4,627 4,627 3,874 100.00 83.73 11 Astanagarib 1,670 1,670 1,670 1,594 100.00 95.45 12 Pekalangan 1,508 1,508 1,508 1,084 100.00 71.88 KEC.PEKALIPAN 7,805 7,805 7,805 6,552 100.00 83.95 13 Kesunean 2,958 2,285 2,285 1,927 100.00 84.33 14 Pegambiran 4,269 4,269 3,059 2,886 71.66 94.34 15 Pesisir 2,529 1,861 1,519 1,176 81.62 77.42 16 Cangkol 2,187 2,187 1,595 818 72.93 51.29 KEC.LEMAH WUNGKUK 11,943 10,602 8,458 6,807 79.78 80.48 17 Kalitanjung 4,565 4,565 4,565 4,406 100.00 96.52 18 Larangan 5,153 5,153 5,061 5,058 98.21 99.94 19 Perumnas Utara 3,719 3,719 3,719 3,707 100.00 99.68 20 Sitopeng 3,407 3,407 790 790 23.19 100.00 21 Kalijaga 6,782 6,782 6,782 6,265 100.00 92.38 KEC.HARJA MUKTI 23,626 23,626 20,917 20,226 88.53 96.70 JUMLAH KOTA 2009 71,295 69,898 64,304 57,216 92.00 88.98 CIREBON 2008 68,023 22,922 65,705 19,294 286.65 29.36 2007 68,023 67,934 65,705 60,007 96.72 91.33 Sumber: Bidang pengendalian masalah penyakit, DINKES BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 9

Selain Dinas Kesehatan, PKK juga mempunyai Program-program layanan yang berkaitan dengan sanitasi berbasis masyarakat di antaranya : 1. Penyuluhan tentang rumah layak huni dengan azas Tri Bina 2. Penyuluhan rumah sehat dan lingkungan sehat 3. Mengikuti sosialisasi tentang pembuatan biopori dan kompos 4. Program kelestarian lingkungan hidup Kegiatan yang dilaksanakan berupa penyuluhan yang diadakan melalui forumforum rutin seperti posyandu dan pertemuan lainnya dengan materi : a. Menanamkan kesadaran tentang kebersihan dan pengelolaan jamban keluarga, MCK, SPAL b. Perlindungan mata air dari pencemaran c. Pembuangan dan pengelolaan sampah d. Pemakaian air bersih e. Perilaku hidup bersih dan sehat f. Pembuatan kompos dan biopori PKK memiliki kader-kader yang bergerak di bidang kesehatan, dimana fungsinya adalah menyampaikan materi penyuluhan mengenai lingkungan sehat kepada masyarakat. Tabel 5.5 Kader-kader PKK NO NAMA WILAYAH KESEHATAN JUMLAH KADER KESEHATAN POSYANDU GIZI KESLING PENYULUHAN NARKOBA LAIN- LAIN 1 2 3 4 5 6 7 1 KEJAKSAN 312 49 65 6 1 2 KESAMBI 381 381 165 6 2 3 PEKALIPAN 212 87 73 42 39 4 LEMAHWUNGKUK 310 238 119 9 5 HARJAMUKTI 440 440 440 5 JUMLAH 1655 1195 862 68 42 Sumber : TP PKK Kota Cirebon BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 10

Kantor Lingkungan Hidup juga memiliki program pelatihan pengelolaan limbah padat domestik anorganik sebagai upaya mereduksi total timbulan sampah yang ada. Berdasarkan studi primer EHRA, berikut mengenai kebiasaan cuci tangan masyarakat terutama pada 5 waktu kritis, dengan sampel 40 responden tiap kelurahan. Desa/Kelurahan Tabel 5.6 DATA EHRA MENGENAI KEBIASAAN CUCI TANGAN MASYARAKAT CTPS sesudah BAB CTPS sebelum menyuapi anak CTPS sebelum menyiapkan makanan CTPS sebelum makan CTPS setelah menceboki anak Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Kejaksan 10 30 8 32 7 33 11 29 6 34 Kesenden 1 39 0 40 0 40 0 40 13 27 Kebon Baru 0 40 0 40 0 40 0 40 11 29 Sukapura 26 14 7 32 2 38 0 40 20 20 Pekiringan 12 28 0 40 0 40 0 40 8 32 Kesambi 11 29 1 39 1 39 36 4 11 29 Sunyaragi 36 4 4 36 7 33 39 1 9 31 Karyamulya 35 5 18 22 8 32 36 4 17 23 Drajat 12 28 3 37 3 37 18 22 18 22 Jagasatru 25 15 9 31 4 36 14 26 29 11 Pulasaren 26 14 3 37 3 37 4 36 10 30 Pekalipan 0 40 0 40 0 40 0 40 9 31 Pekalangan 22 18 10 30 15 25 33 7 10 30 Kesepuhan 15 25 7 33 3 37 25 15 6 34 Lemahwungkuk 25 15 2 38 0 40 40 0 34 6 Panjunan 30 10 8 32 24 16 24 16 5 35 Pegambiran 0 40 2 38 0 40 37 3 10 30 Harjamukti 1 39 0 40 0 40 0 40 23 17 Larangan 18 22 3 37 1 39 21 19 7 33 Kecapi 40 0 7 33 5 35 30 10 19 21 Argasunya 5 35 2 38 0 40 8 32 22 18 Kalijaga 34 6 24 16 28 12 34 6 8 32 TOTAL 384 496 118 761 111 769 410 470 305 575 CTPS : Cuci Tangan Pakai sabun 5.3 Komunikasi untuk Peningkatan Kepedulian Sanitasi Studi media merupakan salah satu studi yang dilakukan oleh pokja sanitasi Kota Cirebon dalam rangka melengkapi data untuk buku putih. Buku Putih Sanitasi Kota Cirebon yang merupakan rangkuman kondisi eksisting kota diharapkan dapat menyediakan semua informasi mengenai kota termasuk mengenai media yang terdapat di kota termasuk di dalamnya preferensi media masyarakat. Studi media dilakukan dengan tujuan: BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 11

1. Mengetahui pengalaman-pengalaman dan kapasitas pemerintah kota dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pemasaran sosial termasuk di sini adalah media yang digunakan, jenis kegiatan, isu-isu yang diangkat, khalayak sasaran dan catatan pembelajarannya 2. Mengetahui pandangan media massa terhadap isu-isu sanitasi yang akan diangkat oleh pemkot dan ISSDP dan peluang-peluang kerjasama dengan media massa 3. Mengetahui pola pencarian informasi rumah tangga terkait dengan isu-isu kesehatan dan isu sosial lainnya 4. Mendapatkan informasi mengenai konsumsi dan preferensi media dan kegiatan-kegiatan kemasayarakatan khalayak yang potensial menjadi saluran komunikasi isu-isu sanitasi Adapun hasil dari studi ini dapat dimanfaatkan sebagai berikut: 1. Sebagai salah satu bahan untuk menyusun strategi kampanye kepedulian sanitasi. 2. Digunakan sebagai dasar perencanaan media untuk kampanye kepedulian sanitasi. 3. Media belajar bersama, khususnya bagi pokja sanitasi untuk kegiatan sejenis di masa mendatang. Selain itu manfaat lain dari studi ini adalah terinformasikannya program pembangunan sanitasi kota, ISSDP dan pokja sanitasi kota kepada nara sumber yang diwawancarai (instansi pemerintah dan media massa) Mengingat studi media memerlukan update sebelum kampanye dilakukan, metode yang digunakan adalah metode pemantauan cepat (rapid appraisal methods). Metode ini merupakan cara yang cepat dan murah untuk mengumpulkan informasi mengenai pandangan dan masukan dari populasi sasaran dan stakeholders lainnya mengenai media komunikasi. Metode yang dipergunakan meliputi: 1. Wawancara informan kunci (key informant interview). Wawancara ini terdiri serangkaian pertanyaan terbuka yang dilakukan terhadap individu-individu tertentu yang sudah diseleksi karena dianggap memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai topik atau keadaan di wilayahnya. Wawancara bersifat kualitatif, mendalam dan semi-terstruktur. BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 12

2. Pengamatan langsung (direct observation). Melakukan kunjungan lapangan atau pengamatan langsung terhadap media komunikasi. Data yang dikumpulkan dapat berupa informasi mengenai sumber-sumber informasi yang tersedia, kegiatan program pemasaran sosial yang sedang dan telah berlangsung, pemanfaatan media formal dan informal, kerjasama dengan media massa dll. 3. Survey kecil (mini-survey). Penerapan kuesioner terstruktur (daftar pertanyaan tertutup) terhadap sejumlah kecil sample (antara 50-75 orang). Narasumber menggunakan random sampling yaitu sampel acak. Di Kota Cirebon, sampel merupakan penduduk di semua kelurahan (22 kelurahan) yang terpilih secara random. Adapun informasi yang ingin diketahui dari survey ini adalah: 1. Isu-isu yang menarik bagi masyarakat miskin 2. Preferensi media massa sehari-hari, frekuensi terpaan dan waktu 3. Kegiatan kemasyarakatan sehubungan dengan sanitasi yang ada di lingkungan Berikut hasil pemetaan yang dilakukan oleh pokja A. Hasil Pengumpulan Data dari OPD Pengumpulan data dari OPD dilakukan dengan mewawancarai narasumber di masing-masing OPD yang berhubungan dengan sanitasi. Adapun pertanyaan yang diajukan pada narasumber yaitu: 1. Apa saja kegiatan komunikasi untuk masyarakat serta kegiatan pemasaran social lainnya yang pernah dilakukan? 2. Isu apa saja yang diangkat? 3. Siapa khalayak sasaran yang dituju? 4. Media apa saja yang digunakan? (media massa, luar ruang, alternatif) 5. Kalau media massa lokal yang digunakan, media massa yang mana saja yang diajak kerjasama? Dan bagaimana bentuk kerjasamanya? 6. Apa yang menarik yang bisa dijadikan pelajaran dari kegiatan-kegiatan OPD/Dinas Hasil Pemetaan Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Tupoksi Utama adalah untuk mengkoordinasikan merumuskan sasaran, mengarahkan, membina, mengendalikan, mengerahkan penyelenggaraan BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 13

urusan pemerintah daerah dalam menyusun melaksanakan kebijakan daerah bidang pmberdayaan masyarakat dan kelurahan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta bidang KB dan KS berdasarkan kebijakan Walikota atau sekda serta tugas pembantuan yang ditugaska Pemerintah kepada Pemerintah Kota. Kegiatan komunikasi untuk masyarakat serta kegiatan pemasaran sosial lainnya yang pernah dilakukan adalah Sosial UU Pencegahan Kekerasan dalam rumah tangga, Sosialisasi UU tentang perlindungan anak dan sosialisasi bantuan permodalan bagi KUBE. Isu yang diangkat diantaranya kekerasan terhadap perempuan dan anak, trafficking (perdagangan manusia), Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Khalayak Sasaran yang dituju adalah masyarakat secara luas di setiap kelurajan yang terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh wanita, pengurus LPM, RW dan RT. Media yang digunakan yaitu media sendiri berupa bahan-bahan sosialisasi dalam bentuk powerpoint. Hal yang menarik yang bisa menjadi pelajaran dari kegiatan-kegiatan pemasaran social yang pernah dilakukan adalah masyarakat bertambah informasi tentang program-program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah khususnya di bidang pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan, administrasi kelurahan, penguatan kelembagaan, KB dan KS Besarnya anggaran sosialisasi dan komunikasi kegiatan (sanitasi) adalah variatif. OPD/Dinas Hasil Pemetaan Kantor Lingkungan Hidup Tupoksi utama adalah melaksanakan urusan pemerintah daerah dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup. Fungsinya adalah : - Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang lingkungan hidup BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 14

- Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan lingkup bidang lingkungan hidup - Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas bidang lingkungan hidup - Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Kegiatan komunikasi untuk masyarakat serta kegiatan pemasaran sosial lainnya yang pernah dilakukan adalah sosialisasi global warming (pemilahan sampah, pengolahan sampah, biopori, penanaman pohon dan penghijauan. Isu yang diangkat yaitu pemanasan global dan pengelolaan sampah perkotaan Khalayak sasaran yang dituju adalah seluruh stakeholder Media yang digunakan yaitu media sendiri seperti standing banner, poster, leaflet, spanduk dan media massa berupa koran. Media massa lokal yang digunakan adalah Radar Cirebon dan Kabar Cirebon sedangkan bentuk kerjasama berupa pemberitaan Hal yang menarik yang bisa menjadi pelajaran dari kegiatan-kegiatan pemasaran social yang pernah dilakukan adalah antusias masyarakat terhadap upaya perbaikan sanitasi dalam pengelolaan lingkungan sangat tinggi tetapi implementasinya belum sesuai harapan. Besarnya anggaran sosialisasi dan komunikasi kegiatan (sanitasi) berupa pengadaan alat komposter sebesar Rp95.000.000,-, pengadaan alat biopori dan sosialisasi pembuatan lubang resapan biopori sebesar Rp60.000.000,- dan pelatihan pengolahan sampah organik dan anorganik sebesar Rp55.000.000,-. OPD/Dinas Hasil Pemetaan Dinas Kesehatan Dinas kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan. Bidang pengendalian masalah kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang penyehatan lingkungan, meliputi : penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan, pengawasan dan registrasi BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 15

makanan minuman produksi rumah tangga, perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi dibidang penyehatan lingkungan. Kegiatan komunikasinya menggunakan media penyuluhan, sosialisasi, survey dan pemetaan. Bekerjasama dengan PKK. Alat yang dipakai adalah leaflet dan hand out yang disebar di penyuluhan dan sosialisasi, poster, spanduk, materi dalam bentuk presentasi, radio spot, dialog interaktif di radio lokal. Mempunyai hubungan baik dengan media massa lokal. Wartawan seringkali datang ke kantor untuk menanyakan isu terbaru ataupun mencari tahu lebih dalam tentang isu yang sedang berkembang. Menggunakan kegiatan sosialisasi dan penyuluhan sebagai media komunikasi. Alat bantu yang digunakan berupa fotokopi materi. Berdasarkan pengalaman, sosialisasi dengan menggunakan media LCD (ada bahan tayang) lebih menarik masyarakat dibandingkan sosialisasi biasa tanpa alat bantu. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa narasumber dari OPD/dinas dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1. Setiap OPD/dinas memiliki anggaran untuk melakukan kegiatan komunikasi (termasuk di dalamnya membuat materi komunikasi yang biasanya berbentuk leaflet, spanduk maupun spot di radio). Untuk produksi materi komukasi, OPD/dinas membuat sendiri dan juga bisa bekerja sama dengan kantor Infomas. 2. Semua OPD/dinas yang menjadi narasumber menggunakan media sosialisasi dan penyuluhan dalam mengkomunikasikan isu tertentu. Alat yang digunakan masih berupa leaflet, paparan presentasi dan copy hand out yang disebarkan saat sosialisasi. Belum maksimal dalam memanfaatkan media massa lokal seperti koran dan radio. 3. Isu yang diangkat oleh OPD/dinas tergantung dari tupoksi masing-masing. Untuk isu tertentu, beberapa OPD/dinas bersama-sama dalam pengerjaannya. 4. Tiap OPD/dinas cukup dekat dengan media massa lokal namun masih berdasar BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 16

B. Hasil pengumpulan data dari media massa lokal Di Cirebon cukup banyak media lokal baik media cetak maupun media elektronik. Berikut daftar media massa di Kota Cirebon. Tabel 5.7 RADIO FM DI KOTA CIREBON No Nama Radio Alamat 1 Radio Maritim Rassonia Jl. Raya Kesambi Kampung Melati 04 Cirebon 2 Radio Swara Prima Sonata Jl. Gunung Kelud Cirebon 3 Radio Kita Jl. Kartini Cirebon 4 Radio Is FM Jl. Ciremai Raya Cirebon 5 Radio Kisi FM Jl. Karang Jalak Cirebon 6 Radio MM Jl. Karang Jalak Cirebon 7 Radio Dairy Jl. Kesatria Kesambi Cirebon 8 Radio Cirebon FM Jl. Sliwangi Cirebon 9 Radio Nuansa FM Jl. Cipto Mangunkusumo Cirebon 10 Radio DB FM Jl. Cipto Mangunkusumo Cirebon 11 Radio Citra Jl. Perumnas Cirebon Tabel 5.8 HARIAN SURAT KABAR CIREBON No Nama Surat Kabar Alamat 1 Harian Radar Cirebon Jl. Perjuangan No. 9 Cirebon Telp 0231-483531/483533 2 Harian Kabar Cirebon Jl. Kartini Cirebon Tabel 5.9 TELEVISI CIREBON No Nama Surat TV Alamat 1 Radar Cirebon TV Jl. Perjuangan No. 9 Cirebon Telp 0231-483531/483533 2 Cirebon TV Jl. Pronggol Cirebon Untuk media massa lokal, wawancara dilakukan oleh pokja sanitasi. Ada 15 media massa lokal yang dikunjungi dan diwawancara yaitu 1 media cetak : Radar Cirebon, 3 radio yaitu: Radio Maritim Rassonia, Radio Cirebon FM dan Radio Swara Prima Sonata dan 1 televisi yaitu Radar Cirebon Televisi (RCTV). Penentuan media massa dilakukan oleh pokja. Selain untuk memperoleh data terbaru mengenai media massa bersangkutan, kunjungan ke media juga dimaksudkan untuk menjalin hubungan yang baik antara pokja dan media massa tersebut. BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 17

C. Harian Radar Cirebon Kunjungan pertama dilakukan ke Radar Cirebon yang beralamat di Graha Pena Cirebon Jalan Perjuangan 9 Kota Cirebon, terbit perdana pada 20 Desember 1999 dikelola oleh manajemen professional dibawah naungan PT. Wahana Semesta Cirebon (Group Jawa Post). Manajemen ini telah terbukti berhasil mengelola lebih dari 120 perusahaan pers di seluruh Indonesia. Koran yang mempunyai slogan Harian Pertama dan Terutama di Pantura Jawa Barat ini tampil sebagai koran umum dan menampilkan berbagai informasi tentang kegiatan ekonomi dan bisnis, finansial, lokal maupun nasional. Sajian Radar Cirebon mengutamakan berita-berita lokal (65%) dan nasional (35%). Rubrikasinya antara lain: Cirebon metropolis, Kotabaru Cirebon, WTC dan WBC, Radar bisnis, Metro bisnis, Komunitas bisnis, Radar Sport, Politika, Wacana, Prootomi, Selebritis, Goyang Pantura, Budaya, Visite, Sosok, Wanita dan Keluarga, Komunitas Cirebon, Puber, Radar Yunior, Ecogreen, dll. Wilayah edar adalah Ciayumajakuning : Kota/Kabupaten Cirebon (40%), Indaramayu (27,9%), Kuningan (23%), Majalengka (9,1%) Adapun sasaran pembacanya adalah (data 2010): Jenis kelamin: - pria: 65% - wanita: 35% Usia pembaca: - di bawah 20th : 15% - 20-29 th: 16% - 30-39 th: 27% - 40-49 th: 30% - 50 th ke atas: 12% Pendidikan: - SMP: 5% - SLTA/sederajat: 45% - Akademi: 30% - Sarjana: 20% Pekerjaan: - Pelajar/mahasiswa: 7% BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 18

- Kary. swasta, pns: 18% - Pengusaha/wiraswasta: 45% - Ibu rumah tangga: 25% - lain-lain: 5% Pengeluaran per bulan: - di bawah Rp. 250rb: 10% - Rp.250rb Rp. 500rb: 17,9% - Rp. 500rb Rp. 750rb: 12,7% - Rp. 750rb Rp 1 juta: 19,3% - Rp 1 juta Rp 1,5 juta: 24,9% - Rp. 1,5 juta ke atas: 15% Koran ini belum memiliki rubrik khusus mengenai sanitasi namun sering mengangkat berita sehubungan dengan sanitasi di Cirebon termasuk didalamnya persampahan, banjir yang disebabkan oleh saluran drainase yang tidak berfungsi maksimal, air bersih dan lain lain. Tetapi beberapa edisi ini Radar Cirebon mempunyai Rubrik bernama Ecogreen yang berisi tentang lingkungan hidup. Berdasarkan pemantauan Radar Cirebon, cara yang paling cocok untuk berkomunikasi dengan masyarakat Cirebon adalah melalui kegiatan kemasyarakatan. Kegiatan ini dapat berbentuk lomba ataupun event lainnya. Berdasarkan pengalaman dalam menyelenggarakan kegiatan kemasyarakatan, antusiasme masyarakat akan lebih tinggi untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan seperti lomba dibandingkan sosialisasi biasa dengan media pertemuan warga. Antusiasme masyarakat juga dapat diraih dengan cara memberikan stimulan berupa hadiah. E. Radio Maritim Rassonia Radio Maritim FM berdiri pada tahun 1965 sebagai penganggung jawab adalah Nisfu S dan Direkturnya bernama Ismir OS, SE. Radio yang beralamat di Jalan Raya Kesambi Kampung Melati No. 04 Cirebon berada pada frekuensi 102.6 MHz dengan radius pancar ± 100 Km dan radius jangkauan Cirebon, Kuningan, Indramayu, Majalengka, Brebes dan Sumedang Timur. Dengan jam siar yang cukup panjang yaitu dari pukul 05.30 sampai 23.51. BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 19

Maritim FM membidik kalangan professional muda. Maritim FM mempunyai format siaran yaitu berita yang up to date, konseptual dari sudut pandang jurnalistik, mencari mengolah lalu menyebar luaskan informasi yang layak kepada publik dan sprit edukasi, sebuah program yang kami bangun untuk saling berbagi informasi dan pemikiran, berbagai persoalan serta solusinya. Isu yang dibawakan disesuaikan dengan keadaan Cirebon pada saat tersebut. Respon pendengar cukup bagus untuk acara sosialisasi namun peningkatan yang signifikan akan terjadi ketika ada stimulan berupa hadiah bagi penanya. Waktu sosialisasi disesuaikan dengan karakterisik pendengar. Umumnya di pagi hari ibu-ibu lebih banyak, siang menjelang sore bapak-bapak yang lebih banyak. setelah jam 3 sore lebih banyak anak muda. untuk itu waktu yang paling tepat untuk acara sosialisasi adalah antara jam 10.00-17.00 sore. Radio Maritim FM pernah menjalin kerjasama dengan OPD Dinas Kesehatan dan BKKBN Propinsi Jawa Barat. Jenis-jenis informasi / acara di Radio Maritim Fm antara lain Berita 25%, Pendidikan 10%, Entertainment 50% dan Commercial 15%. Adapun sasaran pendengar adalah (data 2010): Jenis kelamin: - pria: 50% - wanita: 50% Usia pembaca: - di bawah 20th : 35% - 20-29 th: 35% - 30-39 th: 25% - 40-49 th: 5% - 50 th ke atas: 0% Pendidikan: - SMP: 35% - SLTA/sederajat: 23% - Akademi: 29% - Sarjana: 13% BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 20

F. Radio Cirebon FM Radio Labamba dikelola oleh PT Radio Swara Cirebon yang berlamat di Jalan Siliwangi Gang Kramat IV No. 134 Cirebon berdiri semenjak tahun 2001 oleh Biem T Benjamin. Radio Cirebon FM merupakan radio yang berbahasa pengantar bahasa Cirebon karena mempunyai konsep mengangkat Cirebon dimata masyarakat Cirebon. Radio Cirebon FM sangat peduli dengan perkembangan dan pembangunan di Kota Cirebon sehingga konsep dari acaranya sangat berorientasi kepada perkembangan Kota Cirebon. Adapun jenis-jenis informasi/acara di Radio Cirebon FM antara lain : Intip Cirebon, Dedomelan, Sintren, Srengongo Sore, Kanoman, Midang dan Kasepuhan. Sasaran pendengar Radio Cirebon FM : Jenis kelamin: - pria: 45% - wanita: 55% Usia pembaca: - di bawah 20th : 30% - 20-29 th: 35% - 30-39 th: 20% - 40-49 th: 5% - 50 th ke atas: 10% Pendidikan: - SD : 5% - SMP: 15% - SLTA/sederajat: 25% - Akademi: 25% - Sarjana: 25% F. Radio Swara Prima Sonata Radio Swara Prima Sonata berdiri pada tahun 1968 sebagai pengelola adalah H. Dasuki. Radio yang beralamat di Jalan Gunung Salak II No. 111 Cirebon. Radio Swara Prima Sonata belum pernah menjalin kerjasama dengan OPD. Jenis-jenis informasi / acara di Radio Swara Prima Sonata antara lain Hiburan dan Informasi 80% dan Lain-lain 20%. BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 21

Adapun sasaran pendengar adalah (data 2010): Jenis kelamin: - pria: 43% - wanita: 57% Usia pembaca: - di bawah 20th : 19% - 20-29 th: 43% - 30-39 th: 31% - 40-49 th: 4% - 50 th ke atas: 3% Pendidikan: - SD :34% - SMP: 26% - SLTA/sederajat: 33% - Akademi: 4% - Sarjana: 3% G. Radar Cirebon TV Radar Cirebon Televisi (RCTV) yang beralamat di Garaha Pena Radar Cirebon Jalan Perjuangan No. 9 Cirebon berdiri pada tanggal 1 September 2008 yang dikelola oleh PT. Wahana Televisi Cirebon. RCTV berada pada 25 UHF dengan cakupan area Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kuningan, Indramayu, Brebes, Tegal dan Pemalang. Jumlah penonton RCTV diperkirakan sebanyak 2 juta orang (20 dari jumlah penduduk) dengan waktu siaran dari jam 09.00 wib sampai dengan jam 24.00 wib atau selama 15 jam. Jenis-jenis informasi/acara RCTV antara lain : Berita (30%), Hiburan (40%), Religius (10%) dan Talkshow (20%). Adapun sasaran pendengar adalah (data 2010): Jenis kelamin: - pria: 45% - wanita: 55% Usia pembaca: - di bawah 20th : 10% BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 22

- 20-29 th: 25% - 30-39 th: 50% - 40-50 th keatas: 15% Pendidikan: - SD :5% - SMP: 15% - SLTA/sederajat: 30% - Akademi/Sarjana: 45% 5.4 Keterlibatan Sektor Swasta Dalam Layanan Sanitasi Di Kota Cirebon, inisiatif pihak swasta dalam persampahan sudah bermunculan dengan sendirinya karena mereka melihat adanya peluang bisnis. Mereka mengumpulkan sampah non organik baik yang bersumber dari rumah tangga maupun dari fasilitas umum dan kawasan bisnis (hotel, restoran dan sebagainya) yang memiliki nilai jual. Sejauh ini belum ada interaksi formal antara Dinas Kebersihan dan Pertamanan dengan para pelaku bisnis terkait pengelolaan sampah tersebut. Sektor swasta yang terlibat dari usaha pendaur ulangan sampah adalah : 1. Peran Pengusaha Daur Ulang Sampah Organik Pihak swasta yang berbadan usaha dan terlibat dalam usaha pendaur ulangan sampah yaitu PT KPM (Khatulitiswa Putra Mandiri) yang dalam proses pembuatannya bekerja sama dengan PT SAI (Sarana Argo Internusa) dengan produksi berupa pupuk organik berbentuk granule dengan komposisi bahan terdiri dari kompos 30% dan sisanya menggunakan campuran dari kotoran hewan (kohe), kotoran ayam (Koyam), bahan kapur (Kaptain) dan ampas tebu (blotong putih) setelah itu dilakukan proses pencampuran sampai dengan jadi produk dibutuhkan waktu proses 40 hari dengan total produksi sebesar 500 ton/bulan dengan nama produk Elang Biru yang dalam pendistribusiannya bekerjasama dengan Petro Kimia Gresik, PT Shang Hyang Sri. Perjanjian kerjasama antara pemerintah Kota Cirebon dengan PT Khatulistiwa Putra Mandiri tercantum dalam Nota Kerjasama Nomor : 137.1/Perj.11- DKP/2007 ; 18/KPM/IX/2007 tentang Kerjasama Pemberdayaan, Pemanfaatan dan Pengelolaan Pabrik Kompos Pemerintah Kota Cirebon pada tanggal 5 September 2007. Perjanjian kerjasama antara PT Khatulistiwa BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 23

Putra Mandiri dengan PT Sarana Agro Internusa tercantum dalam Nota Kerjasama Nomor : 21.1/Perj.01/2008 tentang Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Organik di TPA Kopiluhur Cirebon pada tanggal 15 November 2008. Adapun data umum perusahaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5.10 DATA UMUM PERUSAHAAN DAUR ULANG SAMPAH ORGANIK 1. Bidang Usaha Pengolah kompos menjadi POG 2. Nama Perusahaan (bila berbadan hukum) PT. Khatulistiwa Putra Mandiri 3. Nama Penanggung Jawab / Direktur Ir. Rahmanizan Saputra 4. Alamat Jl. Pramuka No.10 Argasunya Kota Cirebon 5. Telepon - 6. Mulai menjalankan usaha 2007 7. Jumlah Personel 24 a. Tenaga langsung 4 b. Tenaga tidak langsung 20 8. Lingkup usaha (bisa dipilih lebih dari satu) Pengolahan Kompos di TPA Kopi Luhur menjadi Pupuk Organik Granul 2. Peran Pengusaha Penampung dari jenis sampah anorganic (Pengepul) dan Pengusaha Produksi Daur Ulang Barang Bekas Keterlibatan sektor swasta dalam proses pendaur ulangan hanya sebatas pengepul dari bahan sampah yang diterima dari pemulung yang sebagian besar berada di TPA Kopi Luhur dengan total jumlah pemulung sekitar 157 orang yang kemudian dikirim ke tempat daur ulang, proses pengumpulan barang terdiri dari sampah non organik, adapun beberapa pengusaha daur ulang yang berhasil diidentifikasi dan diwawancarai adalah sebagai berikut: a. Nama pengusaha pengepul Bapak Jasana, alamat kegiatan Desa Banjar Wangunan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon, dengan modal investasi awal pada tahun 1998 sebesar Rp50.000.000,- dan nilai kekayaan perusahaan hingga tahun 2009 mencapai sekitar Rp200.000.000,-untuk informasi mengenai data umum perusahaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 24

Tabel 5.11 DATA UMUM PENGEPUL 1) Bidang Usaha Pengepul Limbah Plastik 2) Nama Perusahaan (bila berbadan - hukum) 3) Nama Penanggung Jawab / Jasana Direktur 4) Alamat Banjar Wangunan Rt 02 RW 04 Kec. Mundu 5) Telepon - 6) Mulai menjalankan usaha 1998 7) Jumlah Personel 8 a. Tenaga langsung - b. Tenaga tidak langsung 8 8) Lingkup usaha (bisa dipilih lebih dari satu) Pengepul Limbah Plastik (kresek) dari pemulung Adapun untuk jenis barang bekas yang ditampung serta volume rata-rata dari masing-masing jenis barang bekas yang dikumpulkan, dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.12 JENIS BARANG BEKAS YANG DITAMPUNG No Jenis Barang Bekas Volume rata-rata per Harga Beli per minggu (kg) minggu (Rp/kg) Harga Jual (Rp/Kg) 1 Plastik kresek 9000 300 350 2 Karung 1000 400 500 3 PE dan PP 3000 300 400 Kota tujuan penjualan barang di Kota Surabaya, sedangkan kendala dalam mengembangkan usaha adalah modal usaha dan pemasaran/ harga yang tidak stabil. b. Nama pengusaha pengepul Bapak Pili, alamat kegiatan Perumahan Gerbang Permai Kabupaten Cirebon, usaha berdiri sejak tahun 2000, dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 10 orang, untuk jenis dan volume barang rongsok yang ditampung seperti dapat terlihat pada tabel di bawah ini: BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 25

Tabel 5.13 JENIS BARANG RONGSOK YANG DITAMPUNG No Jenis Barang Bekas Volume rata-rata per Harga Beli per minggu (kg) minggu (Rp/kg) Harga Jual (Rp/Kg) 1 Kertas 4000 300 350 2 Beling 5000 200 225 3 Kaleng 1000 1,200 1300 c. Nama pengusaha pengepul Bapak Udini, alamat kegiatan Kopi Luhur Kelurahan Argasunya Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon, usaha berdiri sejak tahun 2002 dengan jumlah tenaga kerja sebanyak tujuh orang, untuk jenis dan volume barang rongsok yang ditampung seperti dapat terlihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.14 JENIS BARANG BEKAS YANG DITAMPUNG No Jenis Barang Bekas Volume rata-rata per Harga Beli per minggu (kg) minggu (Rp/kg) Harga Jual (Rp/Kg) 1 Botol/ Cup Air Kemasan 1000 2,500 2600 2 Botol Bekas Shampo 500 2,500 2600 3 Emberan 1000 1,700 1750 Sektor lembaga pendidikan yang berupaya dalam proses daur ulang sampah yang berhasil diwawancarai adalah Sekolah Menengah Pertama Negeri Delapan (SMPN 8) sebagai pelopor Sekolah Berbasis Lingkungan, pihak sekolah memasukan kegiatan ini dalam bentuk muatan lokal yakni mata pelajaran lingkungan hidup (PLH) yang anggotanya terdiri dari seluruh siswa yang ada di SMPN 8 Kota Cirebon, yaitu sekitar 805 siswa. Setelah SMPN 8 mendapat gelar sekolah asri di tahun 2005 dan sekolah berbasis lingkungan (SBL) di tahun 2006 sampai dengan 2008, sampai pada akhirnya mendapat gelar Sekolah Adiwiyata di tahun 2008. Kondisi lingkungannya terlihat sangat asri karena banyak di tanami dengan tumbuh-tumbuhan dan ditambah lagi dengan adanya hutan sekolah yang ditanami pohon-pohon dengan model tumpang sari. Terkait dengan proses pendaur ulangan sampah, sekolah ini telah memiliki alat komposting yang bertujuan untuk mengolah sampah yang berasal dari organik dalam bentuk produk berupa pupuk kompos tanaman yang dilakukan proses produksi 2 minggu sekali dengan bahan baku sampah organik yang dihasilkan sebanyak 100 kg/minggu dan menghasilkan 50 kg/minggu pupuk kompos BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 26

tanaman. Selain mengolah dari sampah organik, sekolah ini juga mengolah bahan an organik menjadi kerajinan tangan berupa taplak meja, tatakan gelas, tas, gantungan kunci, patung miniatur dan lain-lain. Dengan demikian hasil produksi dari kreatifitas siswa tersebut sering diikutsertakan dalam acara pameran dan dijual yang uangnya digunakan untuk biaya proses selanjutnya, karena Pemerintah Daerah Kota Cirebon yang dalam hal ini Dinas Pendidikan tidak mengalokasikan anggaran yang menunjang proses pendaur ulangan tersebut. Dengan demikian SMPN 8 mampu mereduksi jumlah timbulan sampah di TPS karena secara keseluruhan karena semua jenis sampah yang dihasilkan dapat sepenuhnya termanfaatkan, sehingga sekolah ini mendapat julukan sebagai sekolah pelopor untuk kategori sekolah berbasisi lingkungan. Gambar 5.2 HASIL DAUR ULANG SAMPAH 3. Peran Pengusaha Pelaksana Reuse, Reduce dan Recycle (3R) Keterlibatan pihak swasta selain mendaur ulang limbah padat atau sampah, ada beberapa perusahaan yang melakukan pengolahan reuse, reduce dan recycle (3R) air limbah dan komposting, sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah. BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 27

Tabel 5.15 DAFTAR PERUSAHAAN PENGOLAHAN LINGKUNGAN HIDUP (REUSE, REDUCE DAN RECYCLE) NO PERUSAHAAN ALAMAT DOKUMEN YANG KETERANGAN DIMILIKI (AMDAL/UKL/UPL) 1 PT.ARIDA Jl.Dukuh Duwur UKL-UPL Reuse dan Recycle air Limbah untuk produksi 2 PT.INDONESIA POWER Jl.Brigjen H.R UKL-UPL Komposting Dharsono,Bypass 4. Pengusaha Sedot Tanki Septic Sistem penanganan limbah cair di Kota Cirebon menggunakan sistem on site dan sistem offsite adapun penanganan pengelolaannya dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum dan pihak swata. Pengelolaan oleh pihak perorangan yang menggunakan sistem on site yakni menggunakan jasa mobil sedot tinja yang dalam hal ini sektor swasta tidak berbadan usaha yang terlibat dan ada di Kota Cirebon hanya baru ada satu dengan jumlah armada yang dimiliki tiga buah unit untuk satu unit kendaraa terdiri dari 3 orang personil dengan kapasitas angkut mobil 3m 3 untuk tiap unitnya, dengan ketentuan biaya sebesar Rp.50.000,-/m 3. Order yang diterima untuk setiap harinya sekitar 10 rit atau apabila dikalikan dengan satu unit mobil dengan kapasitas 3m 3 setara dengan 30m 3 limbah cair yang bisa diangkut mobil sedot tinja untuk dibuang ke Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) yang awalnya dibuang ke IPAL kesenden yang terletak di Kelurahan Kesenden Kecamatan Kejaksan namun karena suatu hal sehingga pada saat ini dibuang ke IPAL Ade Irma yang tepatnya terletak di Kelurahan Panjunan Kecamatan Lemahwungkuk, namun terkadang adanya sektor usaha lain yang terlibat (sektor pertanian, peternakan ikan) yang mau memanfaatkan limbah sedot tinja sebagai pupuk tanaman ataupun makanan ikan, karena belum ada pihak swasta yang secara resmi mau mengolah dan memanfaatkan pembuangan limbah tinja. Total keuntungan yang didapat setelah dikurangi dengan biaya operasional dan pemeliharaan sebesar 50% dari total pendapatan kotor, selain jasa BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 28

penyedotan tinja usaha lain yang terkait dalam bentuk pembuatan septic tank dan perbaikan saluran yang menuju septic tank. Untuk informasi data umum mengenai profil pengusaha sedot tinja dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.16 PROFIL PENGUSAHA SEDOT TINJA 1) Bidang Usaha Usaha Sedot Limbah Tinja 2) Nama Perusahaan (bila berbadan hukum) GSP 3) Nama Penanggung Jawab / Direktur Dadang Suryadarma 4) Alamat Jl. Mahoni F 37 Kosambi Cirebon 5) Telepon 0231-483447 / 081320656718 6) Mulai menjalankan usaha 1999 7) Jumlah Personel 11 orang a. Tenaga langsung 9 orang b. Tenaga tidak langsung 2 orang 8) Lingkup usaha (bisa dipilih lebih dari satu) Usaha Sedot LImbah tinja Beberapa BUMN juga telah memberikan bantuan melalui CSR di antaranya ada yang diperuntukkan bidang sanitasi, seperti PT PELINDO II memberikan bantuan untuk pembuatan TPS Harjamukti, daftar BUMN yang memberikan bantuan melalui CSR dapat dilihat pada tabel berikut. BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 29

Tabel 5.17 REKAPITULASI PROGRAM DANA CSR DARI BUMN UNTUK KOTA CIREBON TAHUN 2009 NO BUMN PROGRAM TELAH DILAKSANAKAN RENCANA CSR TAHUN 2009 JUMLAH DANA CSR KETERANGAN TAHUN LALU TAHUN 2009 1 BANK JABAR BANTEN program CSR tidak ditentukan namun disesuaikan disesuaikan berdasarkan usulan atau Rp. 0 Rp. 79.517.346 berdasarkan usulan atau disesuaikan berdasarkan usulan atau kebutuhan daerah kebutuhan daerah kebutuhan daerah 2 PT KERETA API Rp. 70.950.000 Rp. 0 telah disalurkan 3 PT BAT INDONESIA Tbk 1. Pelayanan Kesehatan a. Bantuan Posyandu 4 posyandu di kelurahan Lemahwungkuk dan Pegambiran tahun 2007 dilaksanakan setiap bulan sekali sejak tahun 2007 b. Bantuan Pengobatan Gratis 150-200 orang setiap 2 (dua) kali dalam setahun c. Donor Darah tahun 2007 dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan sekali sejak tahun 2007 2. Pendidikan a. Pelatihan Guru kerjasama dengan Universitas Swadaya Gunung Jati tahun 2007, untuk meningkatkan kualitas guru di sekitar pabrik BAT : SMP 13, 14, 15 dan 16 b. Guru favorit dikirim untuk studi perbandingan 3. Tempat umum dan Pelayanan Lainnya a. Perbaikan Taman Kebumen tahun 2007-2008 b. Papan pemberitahuan berkendaraan c. Menanam 1000 pohon Kesenden awal Desember tahun 2008 d. Sosialisasi Kesehatan Lingkungan dan Keselamatan 4 BANK INDONESIA 1. Pemberian bantuan langsung (CSR Philantrophy) Bantuan sumbangan banjir, kegiatan sosial dan keagamaan di wilayah Kab/Kota Cirebon Pemberian sumbangan buku kepada Madrasah Ibtidaiyah Negeri Karya Mulya Nelayan dan SD Sukasari Cirebon 2. Pelaksanaan CSR tahun 2009 lebih diarahkan pada bantuan pendidikan dan pengembangan Pemberian sumbangan buku untuk SMA Negeri 8 5 PT PELINDO II Pemberian bantuan langsung (CSR Philantrophy) Pemberian bantuan untuk pembuatan TPS Harjamukti Pemberian Bantuan untuk penataan penerangan jalan umum di Wilayah Pantau 6 BTN SYARIAH Pemberian bantuan langsung (CSR Philantrophy) Pemberian Bantuan untuk pembuatan Sarana Olahraga Bantuan pendidikan dan pengembangan UMKM Rp. 33.900.000 Rp. 0 Rp. 15.548.423 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 50.000.000 Rp. 0 Rp. 237.679.000 Telah dilaksanakan melalui DKP Kota Cirebon Rp. 0 Rp. 197.982.000 Telah dilaksanakan melalui Dinas Perhubungan Kota Cirebon Rp. 0 Rp. 100.000.000 Telah dilaksanakan melalui Kecamatan Lemahwungkuk BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON V - 30