ANALYSYS OF INCOME TAX RECEIPTS CORPORATE TAXPAYERS BEFORE AND AFTER THE TAX AUDIT (A Case Study at KPP Pratama Bandung Karees)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kemandirian suatu negara dapat dilihat dari sumber-sumber penerimaan baik

ABSTRACT. Keyword : Income Tax, Modernization of tax administration. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Giving NPWP by Employer. vii. Universitas Kristen Maranatha

EVALUASI PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT. VB

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Koreksi Fiskal dan Penghasilan Kena Pajak. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: tax planning, income tax payable.

ABSTRACT. Keywords: Re-register taxable enterpreneur, and value added tax revenue. vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: fiscal reconciliation, income tax payable, commercial financial statement, permanent difference, temporary difference.

PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA CIBINONG

EVALUASI PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAJAK DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA

ABSTRACT. Keywords: Tax Planning, Income Tax. vii. Universitas Kristen Maranatha

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Kemandirian suatu negara dapat dilihat dari sumber-sumber penerimaan

ABSTRAK. Kata kunci: Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), tingkat kepatuhan

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Asia Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta

ABSTRACT. Keywords: Income Tax Act No. 36 In 2008, Income Tax Act No. 17 In 2000, income tax payable. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK ANALISIS PERBANDINGAN BEBAN PAJAK TERUTANG BADAN SEBELUM DAN SETELAH PERENCANAAN PAJAK

ABSTRACT. Keywords: Tax Audit, Tax Revenue, The Level of Tax Payers Obedience,Tax Payers.

ABSTRACT. Keywords : Self assessment system. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Income Tax Article 21. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords : Income Tax and Taxpayer s Compliance. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Perencanaan Pajak, Biaya yang Boleh Diakui Sebagai Beban, PPh 23, Jumlah Pajak Terutang. vii. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK PPH 21 TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MAKASSAR UTARA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat telah menganggap pajak sebagai

ABSTRAK. Kata-Kata kunci: Pajak Penghasilan Pasal 21

Analisa Statistik Drop Box Sebagai Inovasi Peningkatan Pelayanan Pelaporan SPT Tahunan Untuk Wajib Pajak

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara dapat dilihat dari dua sektor, yaitu sektor

BAB I PENDAHULUAN. negeri. Penerimaan yang diperoleh dapat berasal dari sektor minyak bumi, gas

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Sunset Policy Terhadap Jumlah Wajib Pajak Terdaftar

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari ekspor dan berbagai jenis bantuan dari luar negeri masih dirasa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menciptakan pembangunan yang adil dan merata, maka. pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kenyataannya Indonesia tidak bisa memanfaatkan berbagai potensi itu. Bisa dilihat

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya berasal dari penerimaan pajak.

ABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci: penerimaan PPh terutang, pemeriksaan lengkap. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan utama Negara yang digunakan untuk

ANALISIS PENGARUH EKUITAS WAJIB PAJAK BADAN PADA BEBAN PAJAK PENGHASILAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. maupun pembangunan. Self assessment system merupakan suatu sistem pemungutan

ABSTRACT. Keywords: Government Regulation Number 46 Year 2013, the amount of taxpayer UMKM, and Tax Receipts Article 4 Paragraph (2) vii

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemerintahan suatu negara dibentuk sebagai perwakilan suatu rakyat.

ABSTRACT THE ROLE OF LAND AND BUILDING TAX COLLECTION OF TAX REVENUE IN BANDUNG CITY

ABSTRACT. Keywords: Modernization of tax administration, e-spt, satisfaction of taxpayer. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Key words : e-spt, Income Tax. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

ABSTRACT. Key words: Calculation PPh 21, Nett Method, Gross-up Method, Profit, Corporate Tax Savings.

ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171

ABSTRACT. Key words: tax planning, minimization of tax burden is indebted. Universitas Kristen Maranatha

RASIO BENCHMARKING SEBAGAI ALAT MENILAI KEWAJARAN KINERJA KEUANGAN DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor dengan tujuan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. non migas. Siti Kurnia Rahayu (2010) mengungkapkan bahwa Pemerintah

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BERDASARKAN UNDANG-UNDANG PAJAK NOMOR 36 TAHUN 2008 PADA KOPERASI KARYAWAN PUSRI PALEMBANG

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan sebuah pemerintahan, Negara membutuhkan dana

TINJAUAN EFEKTIVITAS PELAPORAN SPT PPh TAHUNAN DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENERIMAAN PPH DALAM SKALA NASIONAL

Abstrak. Abstract. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. sektor perpajakan. Tiap tahunnya, Pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan ekonomi negara tersebut. Indonesia adalah salah satu negara

ABSTRACT. Keywords: Government Regulation (PP) No. 46 Year 2013 and State Tax Revenue. vi Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara akan berkembang dan berjalan dengan lancar

BAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara. Salah satu yang termasuk dalam APBN adalah pajak.

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Wahid Hasyim

ROFIUL HUDA 1 1 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntasi. Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.Kalimantan Timur

AGEN LPG 3KG DAN ASPEK PERPAJAKANNYA KPP PRATAMA JEMBER

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. migas dan non migas. Misi utama Direktorat Jenderal Pajak adalah misi fiskal yaitu

ANALISIS REKONSILIASI FISKAL PADA LAPORAN LABA RUGI PT. SP UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERHUTANG

Sebagai salah satu negara yang berkembang, Indonesia pasti sedang gencargencarnya. melaksanakan pembangunan nasional guna mewujudkan masyarakat yang

ABSTRACT. vii. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK WP BADAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PAJAK LEBIH BAYAR DI KPP PRATAMA JAKARTA TANAH ABANG TIGA

ABSTRAK. Kata-kata kunci: kebijakan sunset policy 2015, keterlambatan pembayaran pajak, pembetulan SPT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Penerimaan sektor pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MELAPORKAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI MELALUI PENERAPAN E-FILING

ABSTRAK. Kata Kunci: Pajak Penghasilan Pasal 21, Perencanaan Pajak, Metode Gross Up

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment

ABSTRACT. Keywords: Professionals, Independent Auditor, Certified Public Accountants, Certified Public Accountants Law, Accounting Student Interests.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk dapat merealisasikan

KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pemerintah yang berlangsung secara berkesinambungan. Tentunya

ABSTRACT. Keyword : SISMIOP, Building and Land Tax. viii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan pemerintahan suatu negara, terutama di Indonesia

KOREKSI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN DISTRIBUTOR ELEKTRONIK PT. METROKOM JAYA SURABAYA SKRIPSI

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengawasan merupakan proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan

ABSTRAK. Kata Kunci : Self Assessment System, Pemeriksaan Pajak, kepatuhan wajib pajak, mall Management. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pajak dan juga petugas pajak agar pembangunan dapat terwujud.

ANALISIS PERBANDINGAN LABA KOMERSIAL DAN LABA FISKAL DALAM MENGHITUNG PPH TERUTANG (Studi Kasus Pada Kanwil Perum Pegadaian Medan)

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK UNTUK EFISIENSI PPh TERHUTANG PADA PT. SUHADA PETROLEUM

ABSTRACT. Key Words : Vallue Added Tax Payable, VAT Law No 42 Tahun vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Motivation, Tax Knowledge, Taxpayer compliance. vii. Universitas Kristen Maranatha

LAPORAN AKHIR. Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Akuntansi.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI REKONSILIASI LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGHITUNG PPH TERHUTANG PADA PT. JAMSOSTEK (PERSERO) CABANG MEDAN OLEH :

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara Indonesia dalam

ABSTRAK. viii. Kata-kata kunci: Wajib Pajak Badan, Pemeriksaan Pajak, Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. vii. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS REKONSILIASI FISKAL PAJAK PENGHASILAN BADAN PT X (STUDI PRAKTIK KERJA DI KAP VENTJE JANSEN ROYKE DAN LIEM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ABSTRACT. Keywords: tax planning, compliance corporate taxpayer, tax planning formal aspects. vii Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

ANALYSYS OF INCOME TAX RECEIPTS CORPORATE TAXPAYERS BEFORE AND AFTER THE TAX AUDIT (A Case Study at KPP Pratama Bandung Karees) Muhammad Irsan Ramadhan 113403193 Email: irsan.ramadhan@gmail.com Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRACT Taxes are source of funds that most contributed to finance The State Budget (APBN) of our country. So there is a demand that the tax receipts in the taxation sector should continue to rise. This study aimed to test whether there is a difference between the level of tax revenue (income tax) from taxpayer before and after the tax audit, as well as knowing how the taxpayer's income tax revenue before and after the tax audit. The object of this study is the level of income tax revenue from the taxpayer before and after the tax audit for the fiscal year of 2014. The location that used in this study is KPP Pratama Bandung Karees. Tax audit in this study is a tax inspection carried out and completed in 2014, to the annual income tax from the taxpayer in 2013. This is a descriptive study using the case study method where the data obtained during this study will be analyzed and processed further on the basis of existing theories. The hypothesis taken on this study is There are differences between income tax receipts from the tax payer before and after the tax audit. The hypothesis is tested based on data obtained from interviews and research on KPP Pratama Bandung Karees which is then processed and tested with Paired Sample T-test. The result of the level of income tax revenue from 50 corporate taxpayers before the tax assessment is Rp. 12.010.890.735 and after the inspection tax rise to Rp 14.273.148.735, positive fiscal correction plus fine is Rp. 2.262.258.012 that additional income tax revenue from taxpayer. Based on the tax audit and the results of statistical test show t value smaller than t table or -3,502< -1,299. The conclusion of this study H0 is rejected or there is a difference between the level of income tax revenue from the taxpayer before and after the tax audit. Keywords : The Tax Audit, Income Tax of Corporate Taxpayers i

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMERIKSAAN PAJAK (Studi Kasus Pada KPP Pratama Bandung Karees) Muhammad Irsan Ramadhan 113403193 Email: irsan.ramadhan@gmail.com Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRAK Pajak merupakan sumber dana yang berkontribusi paling besar dalam membiayai Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) negara kita. Sehingga ada tuntutan agar penerimaan di bidang sektor pajak harus terus meningkat. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji apakah terdapat perbedaan antara tingkat penerimaan pajak penghasilan (PPh) Wajib Pajak badan sebelum dan sesudah pemeriksaan pajak, serta mengetahui bagaimana penerimaan pajak penghasilan Wajib Pajak badan sebelum dan sesudah pemeriksaan pajak. Objek penelitian pada penulisan skripsi ini adalah tingkat penerimaan PPh Wajib Pajak badan sebelum dan sesudah pemeriksaan pajak untuk tahun anggaran 2014. Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah KPP Pratama Bandung Karees. Pemeriksaan pajak yang dimaksud adalah pemeriksaan pajak yang dilaksanakan dan diselesaikan pada tahun 2014, terhadap SPT Tahunan PPh Wajib Pajak badan Tahun 2013. Penelitian ini bersifat deskritif dengan menggunakan metode studi kasus dimana data yang diperoleh selama penelitian ini akan dianalisis dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori-teori yang ada. Hipotesis yang diambil adalah Terdapat perbedaan yang antara penerimaan pajak penghasilan Wajib Pajak badan sebelum dan sesudah pemeriksaan pajak Hipotesa diuji dengan berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dan penelitian di KPP Pratama Bandung Karees yang kemudian diolah dan diuji dengan Paired Sample T-test. Hasilnya tingkat penerimaan PPh dari 50 Wajib Pajak badan sebelum pemeriksaan pajak sebesar Rp. 12.010.890.735 dan sesudah pemeriksaan pajak naik menjadi Rp. 14.273.148.735, koreksi fiskal positif ditambah denda sebesar Rp. 2.262.258.012 merupakan tambahan penerimaan PPh Wajib Pajak badan dari hasil pemeriksaan pajak dan hasil uji statistik menunjukkan nilai t hitung lebih kecil daripada t tabel atau -3.502 < -1,299. Kesimpulan dalam penelitian ini H0 ditolak atau terdapat perbedaan antara tingkat penerimaan pajak penghasilan Wajib Pajak badan sebelum dan sesudah pemeriksaan pajak. Kata Kunci: Pemeriksaan Pajak, Penerimaan PPh Wajib Pajak Badan. ii

PENDAHULUAN Kemandirian suatu negara dapat dilihat dari sumber-sumber penerimaan baik untuk pembiayaan pemerintah maupun untuk pembangunan. Sebagaimana terlihat pada APBN, sumber penerimaan negara pada dasarnya terbagi menjadi dua sumber utama yaitu penerimaan dalam negeri dan pinjaman luar negeri. Semakin besar pinjaman luar negeri maka dapat dikatakan semakin tidak mandiri pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan di negara tersebut. Untuk itu pada masa sekarang ini pemerintah mulai mengurangi ketergantungan terhadap penerimaan dari luar negeri dan berupaya untuk meningkatkan penerimaan dari dalam negeri. Penerimaan dalam negeri pada prinsipnya dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu penerimaan bukan pajak dan penerimaan pajak. Penerimaan bukan pajak seperti penerimaaan dari minyak bumi dan gas alam sangat tergantung kepada pasar minyak dunia dan kebijakan OPEC ( Organization of the Petroleum Exporting Countries) atau Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi. Demikian pula penerimaan dari ekspor non migas yang senantiasa dipengaruhi oleh kebijakan negara tujuan ekspor dan negara pesaing seperti kuota impor, dumping, dan lain-lain. Sedangkan penerimaan pajak merupakan penerimaan yang paling aman dan handal, karena ia bersifat fleksibel, dan menjadi salah satu instrumen bagi pemerintah untuk mengatur perekonomian, yang lebih mudah untuk dipengaruhi dibandingkan dengan penerimaan bukan pajak Pengaruh dan campur tangan yang dilakukan pemerintah didalam penerimaan pajak antara lain dengan mengeluarkan paket-paket kebijakan baru mengenai pajak. Kebijakan- iii

kebijakan baru yang dikeluarkan pemerintah tujuan utamanya untuk membantu meningkatkan konstribusi penerimaan pajak. Meningkatnya konstribusi penerimaan pajak di Indonesia mulai terlihat dari dari tahun 1980 sampai dengan saat ini. Peningkatan ini disebabkan banyak faktor antara lain adanya kebijakan baru mengenai perpajakan, menurunnya peranan penerimaan dari minyak bumi dan gas alam dan terjadinya krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1997 yang berdampak besar kepada peranan penerimaan pajak dalam APBN. Dengan meningkatnya konstribusi penerimaan pajak diharapkan dapat memberikan pengaruh. Pengaruh tersebut antara lain dapat mengeser peranan penerimaan bukan pajak yaitu: minyak dan gas alam, juga mengganti peranan pinjaman luar negeri yang selama ini ternyata menjadi sumber utama dari pembiayaan pembangunan. serta adanya perubahan paradigma dalam menetapan anggaran APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dari anggaran defisit menuju anggaran berimbang yang juga menuntut meningkatnya konstribusi penerimaan dari sektor pajak. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama sebagai salah satu unit pelaksana pemeriksaan pajak dibawah Direktorat Jenderal Pajak, setelah memperoleh izin berupa lembar penugasan pemeriksaan (LP2) dari direktur pemeriksaan, penyidikan, dan penagihan perpajakan Direktorat Jenderal Pajak, melaksanakan pemeriksaan pajak. Diharapkan dengan dilaksanakan pemeriksaan pajak ini, diperoleh tambahan penerimaan yang signifikan untuk memenuhi rencana atau target penerimaan pajak yang sebelumnya dibebankan kepadanya sebelum tahun anggaran tertentu. iv

Dari uraian diatas dapat timbul pertanyaan yaitu apakah kebijakan pemeriksaan khusus cukup berhasil dalam mempengaruhi pencapaian target penerimaan pajak tersebut? Untuk menilai keberhasilan dari pelaksanaan pemeriksaan khusus ini perlu dibandingkan antara tingkat penerimaan pajak sebelum dan sesudah pemeriksaan khusus. METODE PENELITIAN Metode Penelitian ini bersifat deskritif dengan menggunakan metode studi kasus dimana data yang diperoleh selama penelitian ini akan dianalisis dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori-teori yang ada. PEMBAHASAN Berikut ini total penerimaan pajak penghasilan WP badan sebelum dan sesudah pelaksanaan pemeriksaan pajak pada lingkungan KPP Pratama Bandung Karees pada tahun 2013-2014 yang dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini. Tabel 4.3 Tingkat Penerimaan PPh WP Badan Sebelum dan Sesudah Pemeriksaan Pajak (dalam rupiah) No NPWP Nama Sebelum Sesudah Pemeriksaan Pemeriksaan Selisih (+/-) 1 xxxxxxxxx WP 1 100.769.635 91.313.899-9.455.736 2 xxxxxxxxx WP 2 548.714.277 487.245.077-61.469.200 3 xxxxxxxxx WP 3 50.858.100 62.924.800 12.066.700 4 xxxxxxxxx WP 4 188.509.161 119.293.700-69.215.461 5 xxxxxxxxx WP 5 281.209.199 238.607.668-42.601.531 6 xxxxxxxxx WP 6 84.112.605 132.990.713 48.878.108 7 xxxxxxxxx WP 7 492.155.981 538.251.813 46.095.832 8 xxxxxxxxx WP 8 871.667.093 933.796.514 62.129.421 9 xxxxxxxxx WP 9 254.414.712 342.951.074 88.536.362 10 xxxxxxxxx WP 10 143.005.760 183.477.978 40.472.218 11 xxxxxxxxx WP 11 752.169.899 936.307.652 184.137.753 12 xxxxxxxxx WP 12 207.799.920 236.655.946 28.856.026 13 xxxxxxxxx WP 13 345.212.719 454.048.976 108.836.257 v

14 xxxxxxxxx WP 14 661.504.424 866.293.264 204.788.840 15 xxxxxxxxx WP 15 325.223.750 424.069.750 98.846.000 16 xxxxxxxxx WP 16 211.668.822 185.878.372-25.790.450 17 xxxxxxxxx WP 17 109.158.890 144.174.542 35.015.652 18 xxxxxxxxx WP 18 178.498.370 234.970.050 56.471.680 19 xxxxxxxxx WP 19 224.917.598 174.113.782-50.803.816 20 xxxxxxxxx WP 20 112.725.116 171.873.205 59.148.089 21 xxxxxxxxx WP 21 113.725.501 171.455.621 57.730.120 22 xxxxxxxxx WP 22 261.113.250 293.750.511 32.637.261 23 xxxxxxxxx WP 23 177.501.351 353.268.440 175.767.089 24 xxxxxxxxx WP 24 301.504.112 303.174.460 1.670.348 25 xxxxxxxxx WP 25 349.075.315 324.565.784-24.509.531 26 xxxxxxxxx WP 26 148.971.622 141.627.159-7.344.463 27 xxxxxxxxx WP 27 621.783.412 623.584.423 1.801.011 28 xxxxxxxxx WP 28 84.716.384 91.379.367 6.662.983 29 xxxxxxxxx WP 29 51.784.110 38.318.560-13.465.550 30 xxxxxxxxx WP 30 257.639.411 295.619.342 37.979.931 31 xxxxxxxxx WP 31 404.374.805 397.173.442-7.201.363 32 xxxxxxxxx WP 32 171.282.373 174.343.506 3.061.133 33 xxxxxxxxx WP 33 27.682.340 29.997.305 2.314.965 34 xxxxxxxxx WP 34 41.977.364 72.103.480 30.126.116 35 xxxxxxxxx WP 35 232.586.631 215.480.080-17.106.551 36 xxxxxxxxx WP 36 270.517.860 313.688.763 43.170.903 37 xxxxxxxxx WP 37 56.070.208 58.107.353 2.037.145 38 xxxxxxxxx WP 38 334.561.820 387.629.460 53.067.640 39 xxxxxxxxx WP 39 127.480.110 129.500.760 2.020.650 40 xxxxxxxxx WP 40 318.682.262 632.704.519 314.022.257 41 xxxxxxxxx WP 41 77.930.544 48.844.980-29.085.564 42 xxxxxxxxx WP 42 5.809.800 10.904.733 5.094.933 43 xxxxxxxxx WP 43 898.930.676 1.102.910.761 203.980.085 44 xxxxxxxxx WP 44 246.773.879 649.012.893 402.239.014 45 xxxxxxxxx WP 45 54.247.983 135.668.355 81.420.372 46 xxxxxxxxx WP 46 36.059.003 43.127.727 7.068.724 47 xxxxxxxxx WP 47 81.017.514 32.722.382-48.295.132 48 xxxxxxxxx WP 48 12.956.452 9.911.734-3.044.718 49 xxxxxxxxx WP 49 98.813.842 232.201.645 133.387.803 50 xxxxxxxxx WP 50 1.024.758 1.132.415 107.657 Jumlah 12.010.890.723 14.273.148.735 2.262.258.012 Sumber: Data sekunder yang diolah. vi

Dari tingkat penerimaan 50 populasi Wajib Pajak badan diatas, terlihat perbedaan penerimaan pajak penghasilan antara sebelum dan sesudah pemeriksaan pajak, ada yang mengalami peningkatan, ada juga yang mengalami penurunan, perubahan ini tergantung dari kondisi Wajib Pajak badan tersebut. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam data penerimaan pph sebelum dan sesudah pemeriksaan pajak terdapat koreksi fiskal positif dan negatif. Pengertian koreksi fiskal positif sendiri adalah penyesuaian yang akan mengakibatkan meningkatnya laba kena pajak yang pada akhirnya akan membuat PPh WP badan terutangnya juga akan meningkat. Koreksi fiskal positif diantaranya: 1. Biaya yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan usaha perusahaan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara pendapatan 2. Biaya yang tidak diperkenankan sebagai pengurang PKP 3. Biaya yang diakui lebih kecil, seperti penyusutan, amortisasi, dan biaya yang ditangguhkan menurut WP lebih tinggi 4. Biaya yang didapat dari penghasilan yang bukan merupakan objek pajak 5. Biaya yang didapat dari penghasilan yang sudah dikenakan PPh Final Sedangkan koreksi fiskal negatif adalah koreksi/penyesuaian yang akan mengakibatkan menurunnya laba kena pajak yang membuat PPh WP badan terutangnya juga akan menurrun. Koreksi fiskal negatif diantaranya: 1. Biaya yang diakui lebih besar, seperti penyusutan menurut WP lebih rendah, selisih amortisasi, dan biaya yang ditangguhkan pengakuannya vii

2. Penghasilan yang didapat dari penghasilan yang bukan merupakan objek pajak 3. Penghasilan yang didapat dari penghasilan yang sudah dikenakan PPh Final PENGHITUNGAN STATISTIK Output bagian pertama (Group Statistics) Pada data output bagian pertama ringkasan statistik dari kedua sampel, didapatkan data penerimaan pajak penghasilan Wajib Pajak badan sebelum pemeriksaan pajak, Wajib Pajak badan tersebut mempunyai pajak penghasilan rata-rata sebesar Rp. Rp. 240.217.814,46. Sedangkan setelah pemeriksaan pajak, Wajib Pajak badan tersebut mempunyai pajak penghasilan rata-rata sebesar Rp. 285.462.974,70. Dari output tersebut terlihat perbedaan angka rata-rata antara penerimaan pajak penghasilan Wajib Pajak badan sebelum dan sesudah pemeriksaan pajak. Tabel 4.4 Penerimaan PPh Rata-rata Sebelum dan Sesudah Pemeriksaan Pajak Sebelum Sesudah Rp. 240.217.814,46 Rp. 285.462.974,70 Sumber: Data sekunder yang diolah aplikasi SPSS Output bagian kedua (Correlations) Bagian kedua output adalah hasil korelasi antara kedua variabel, yang menghasilkan angka 0,945 dengan nilai probabilitas dibawah 0,05 (dilihat dari nilai signifikansi output yang 0,000). Hal ini menyatakan bahwa korelasi antara viii

penerimaan pajak penghasilan Wajib Pajak badan sebelum dan sesudah pemeriksaan pajak adalah sangat erat dan benar-benar berhubungan secara nyata. Output bagian ketiga (Paired Sample Test) Tabel 4.5 Hasil Olahan SPSS α df t Hitung t Tabel Probabilitas 5% 49-3,502-1,299 0,001 Berdasarkan keterangan yang didapatkan dari hasil olahan SPSS, terlihat bahwa t hitung adalah -3,502 dengan probabilitas 0,001. Untuk uji dua sisi, angka probabilitas adalah 0,001/2=0,0005. Karena 0,0005 < 0,025, maka H0 ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pada penerimaan pajak penghasilan Wajib Pajak badan sebelum dan sesudah pemeriksaan pajak. Atau, pelaksanaaan pemeriksaan pajak tersebut efektif dalam meningkatkan penerimaan pajak penghasilan Wajib Pajak badan secara nyata. PENUTUP SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis mengenai analisis penerimaan pajak penghasilan Wajib Pajak badan sebelum dan sesudah pemeriksaan pajak pada KPP (Kantor Pelayanan Pajak) Pratama Bandung Karees, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat perbedaan tingkat penerimaan pajak penghasilan Wajib Pajak badan sebelum dan sesudah pemeriksaan pajak pada KPP Pratama Bandung Karees. Hal tersebut berdasarkan dari data total penerimaan pajak penghasilan Wajib ix

Pajak badan sebelum pemeriksaan pajak sebesar Rp. 12.010.890.723 dan sesudah pemeriksaan pajak sebesar Rp. 14.273.148.735, Koreksi fiskal positif dan denda sebesar Rp. 2.262.258.012 merupakan tambahan penerimaan pajak penghasilan Wajib Pajak badan yang dihasilkan oleh pelaksanaan pemeriksaan pajak. Hal tersebut membuktikan hipotesis penulis dapat diterima. 2. Penerimaan pajak penghasilan Wajib Pajak badan pada KPP Pratama adalah meningkat. Sebelum pemeriksaan pajak 50 Wajib Pajak badan tersebut mempunyai penerimaan pajak penghasilan rata-rata sebesar Rp. 240.217.814,46. Sedangkan setelah pemeriksaan pajak, Wajib Pajak badan tersebut mempunyai pajak penghasilan rata-rata sebesar Rp. 285.462.974,70. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis tentang analisis penerimaan pajak penghasilan Wajib Pajak badan sebelum dan sesudah pemeriksaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees, penulis mencoba memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memberikan masukan yang positif, antara lain adalah sebagai berikut: 1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees Kinerja pelaksanaan pemeriksaan pajak agar dapat berperan dengan lebih maksimal dengan cara melakukan kegiatan pengendalian, pemantauan, evaluasi, dan pengukuran kinerja pemeriksaan yang baik. Sehingga dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak badan dalam memenuhi semua kewajibannya untuk membayar pajak yang dapat meningkatkan penerimaan negara di bidang perpajakan. x

2. Bagi peneliti selanjutnya Dengan memperhatikan keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, diharapkan ada penelitian lanjutan yang serupa di masa yang akan datang untuk memperbaiki keterbatasan-keterbatasan tersebut. Untuk itu penulis memberikan saran untuk peneliti selanjutnya yaitu: a. Penelitian ini hanya mengambil objek yang terbatas yakni hanya pada satu Kantor Pelayanan Pajak, untuk peneliti selanjutnya populasi dan sampel penelitian dibuat lebih banyak lagi agar dapat digeneralisasi permasalahannya. b. Menambah variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini seperti sistem administrasi perpajakan, pelayanan, penegakan hukum perpajakan, dan tarif pajak. xi