OPTIMASI RERATA DALAM PROSES KORELASI SILANG UNTUK MENENTUKAN LOKASI RADIO TRANSMITTER

dokumen-dokumen yang mirip
Sinkronisasi Sinyal RADAR Sekunder Untuk Multi Stasiun Penerima Pada Sistem Tracking 3 Dimensi Roket

ALGORITMA TDOA UNTUK PENGUKUR JARAK ROKET MENGGUNAKAN TEKNOLOGI UHF

METODE TRACKING KECEPATAN ROKET MENGGUNAKAN TRANSPONDER DOPPLER DUA-FREKUENSI (ROCKET SPEED TRACKING METHOD USING TWO-FREQUENCY DOPPLER TRANSPONDER)

PENERAPAN LOW PASS FILTER UNTUK MEMPERBAIKI HASIL ESTIMASI SUDUT PADA SISTEM RADIO TRACKING ROKET

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

ON-BOARD FUNDAMENTAL FREQUENCY ESTIMATION OF ROCKET FLIGHT EXPERIMENTS USING DSP MICROCONTROLLER AND ACCELEROMETER

METODE KALIBRASI TIME DIFFERENT OF ARRIVAL TDOA UNTUK SISTEM PASSIVE RADAR TRAYEKTORI ROKET

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. resistor, kapasitor ataupun op-amp untuk menghasilkan rangkaian filter. Filter analog

DESAIN SISTEM PENGUKURAN PERGESERAN OBJEK DENGAN TRANDUSER ULTRASONIK MENGGUNAKAN METODE KORELASI SILANG SECARA REAL TIME

PENGEMBANG AN DETEKTOR SIGNAL RADIO MULT I CHANNEL UNTUK RADIO TRACKING ROKET MENGGUNAKAN LOGARITMIK AMPLIFIER

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan rangkaian elektronika yang terdiri dari komponen-komponen seperti

BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI

BAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL

Pengukuran Waktu Tunda (Time Delay) pada Dua Sinyal dengan Cross Correlation Function (CCF)

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler

IMPLEMENTASI MULTIPATH FADING RAYLEIGH MENGGUNAKAN TMS320C6713

PENGEMBANGAN MODEM AFSK UNTUK TELEMETRI MUATAN ROKET UHF

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 2015 dan tempat

METODE KALIBRASI RADAR TRANSPONDER ROKET MENGGUNAKAN DATA GPS (CALIBRATION METHOD OF RADAR TRANSPONDER FOR ROCKET USING GPS DATA)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

APLIKASI MICROKONTROLLER UNTUK DETEKSI FREKUENSI DOPPLER RADIO TRACKING

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda.

Penentuan Arah Sumber Suara dengan Metode Interaural Time Difference menggunakan Mikrokontoler STM32F4

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto

DETEKSI ARAH KEDATANGAN SINYAL PADA ANTENA ARRAY KUBUS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA MUSIC

BAB II LANDASAN TEORI

ANALOG SIGNAL PROCESSING USING OPERASIONAL AMPLIFIERS

Perancangan Simulator EKG (Elektronik Kardiogra) Menggunakan Software Proteus 8.0

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOTRACKING UNTUK ANTENA UNIDIRECTIONAL FREKUENSI 2.4GHZ DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTOLER ARDUINO

MATERI PENGOLAHAN SINYAL :

Modul VIII Filter Aktif

SATUAN ACARA PERKULIAHAN EK.353 PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI

Bab 3. Transmisi Data

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan

Data and Computer BAB 3

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK. palu. Dari referensi pengukuran seismoelektrik di antaranya yang dilakukan oleh

Menghitung Frekuensi Gelombang Permukaan dengan Menggunakan Simulator Sederhana Pembangkit Gelombang

BAB II DIGITISASI DAN TRANSMISI SUARA. 16Hz 20 khz, yang dikenal sebagai frekwensi audio. Suara menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya

KOMUNIKASI DATA PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER DOSEN : SUSMINI I. LESTARININGATI, M.T

Perancangan Sistim Elektronika Analog

Untai Elektrik I. Waveforms & Signals. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana. Untai 1. I. Setyawan.

2) Staf Pengajar Jurusan Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

IMPLEMENTASI SISTEM TRACKING OBYEK BERGERAK UNTUK PENERAPATAN GROUND STATION ROKET/UAV

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Modulasi Modulasi adalah proses pencampuran dua sinyal menjadi satu sinyal. Biasanya sinyal yang dicampur adalah

BAB III HARDWARE & SOFTWARE

JOBSHEET 9 BAND PASS FILTER

MODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan. beberapa tahapan, dimulai dari perancangan, pembuatan dan

Sistem Pencari Lokasi Sumber Manusia Menggunakan Metode ITD

BAB 4 MODULASI DAN DEMODULASI. Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan mengenai sistem modulasi-demodulasi

Implementasi Filter FIR secara Real Time pada TMS 32C5402

Pengolahan Sinyal Digital

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE BAND PASS FILTER UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SINYAL FREKUENSI RENDAH; STUDI KASUS : SINYAL EEG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

Tipe op-amp yang digunakan pada tugas akir ini adalah LT-1227 buatan dari Linear Technology dengan konfigurasi pin-nya sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jaringan Komputer. Transmisi Data

Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL

Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN. sistem. Blok diagram sistem dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini.

SIMULASI FILTER SALLEN KEY DENGAN SOFTWARE PSPICE

PERANCANGAN PENGUKUR MAGNITUDO DAN ARAH GEMPA MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER ADXL330 MELALUI TELEMETRI

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

RANCANG-BANGUN SISTEM FLIGHT-RECORDER SEDERHANA UNTUK PELUNCURAN ROKET

LOGO IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI M-ARY QAM PADA DSK TMS320C6416T

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari

Sistem Komunikasi II (Digital Communication Systems)

PERANCANGAN MODULATOR QPSK DENGAN METODA DDS (DIRECT DIGITAL SYNTHESIS) BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8535 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEE 843 Sistem Telekomunikasi. 7. Modulasi. Muhammad Daud Nurdin Jurusan Teknik Elektro FT-Unimal Lhokseumawe, 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Melakukan pengukuran besaran fisik di dalam penelitian, mutlak

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. serta pengujian terhadap perangkat keras (hardware), serta pada bagian sistem

SISTEM TELECARDIAC MONITORING EKSTRAKSI DAN TRANSMISI PARAMETER TEMPORAL SINYAL JANTUNG MELALUI KANAL RADIO

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN

BINARY PHASA SHIFT KEYING (BPSK)

I. ANALISA DATA II. A III. A IV. A V. A

REALISASI ACTIVE NOISE REDUCTION MENGGUNAKAN ADAPTIVE FILTER DENGAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) BERBASIS MIKROKONTROLER LM3S6965 ABSTRAK

ITS-SAT. Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver. Seminar Tugas Akhir. Respati Loy Amanda NRP.

SINYAL. Adri Priadana ilkomadri.com

Spektrum dan Domain Sinyal

MODUL 3 ANALISA LISSAJOUS

Welcome to Marine Acoustic Virtual Lab!

Transkripsi:

164... Prosiding Seminar Matematika, Sains dan I, FMIPA UNSRA, 14 Juni 2013 OPIMASI RERAA DALAM PROSES KORELASI SILANG UNUK MENENUKAN LOKASI RADIO RANSMIER Isnan Nur Rifai 1), Wahyu Widada 2) 1) Program Studi Diploma Elektronika dan Instrumentasi, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, isnanelins@ugm.ac.id 2) Peneliti Bidang elemetri, Pusat Roket Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, w_widada@yahoo.com Abstrak Algoritma Korelasi Silang banyak digunakan untuk mengetahui kemiripan suatu sinyal atau menghitung waktu tunda (delay) sinyal satu terhadap sinyal lainnya. Dalam penelitian kali ini, Algoritma korelasi silang akan digunakan untuk menegtahui koordinat lokasi keberadaan radio transmitter terhadap stasiun penerima dengan cara kerja yang mirip dengan prinsip radar. Namun dala m prakteknya adanya banyak interferensi sinyal yang masuk mengharuskan penambahan teori optimasi untuk menstabilkan data yang telah diperoleh. Metode ini perlu adanya sinyal referensi sebagai acuan titik nol derajat (0 0 ). Sinyal diambil dari sumber yang sama yaitu dari radio transmitter pada waktu dan arah tertentu. Sinyal referensi akan diproses secara auto korelasi untuk menentukan titik nol derajat sebelum diproses menggunakan metode korelasi silang dengan sinyal dari transmitter secara real time. Hasil akhir inilah yang akan dioptimasi untuk menemukan kestabilan data dan keakurasian posisi koordinat radio transmitter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya optimasi pada perhitungan korelasi silang untuk penentuan lokasi radio transmitter dapat menurunkan kesalahan rata rata dari 4,59% menjadi 3,5% pada posisi radio transmitter yang tetap/tidak berpindah. Kata kunci : Korelasi Silang, Optimasi Rerata, Radio ransmitter. 1. Pendahuluan Algoritma Korelasi Silang banyak digunakan untuk mengetahui kemiripan suatu sinyal atau menghitung waktu tunda (delay) sinyal satu terhadap sinyal lainnya. Dalam penelitian kali ini, Algoritma korelasi silang akan digunakan untuk mengetahui koordinat lokasi keberadaan radio transmitter terhadap stasiun penerima dengan cara kerja yang mirip dengan prinsip radar. Namun dalam prakteknya adanya banyak interferensi sinyal yang masuk mengharuskan penambahan teori optimasi untuk menstabilkan data yang telah diperoleh. Sinyal gelombang radio yang dipancarkan oleh radio transmitter dapat dideteksi dengan menggunakan beberapa antenna yang terpisah posisinya. Seperti terlihat pada ilustrasi gambar 1 masing-masing antenna akan menerima lewat sinyal yang dipengaruhi oleh posisi dan jarak antenna. Akan terjadi perbedaan amplitude antenna antara antenna A, B, C, dan D hal ini disebabkan oleh posisi sinyalpada keempat antenna yang terlihat berbeda.saat arah perambatan gelombang atau sumber gelombang radio dari Sudut 0 derajat,power yang diterimapada A tinggi (1), B dan D sama dengan nol (0), sedangkan C rendah(-1). Sehingga jika keempat antena di switch secara cepat dan kontinyu akan menghasilkan gelombang sinus yang mempunyai puncak gelombang pada titk A.

Prosiding Seminar Matematika, Sains dan I, FMIPA UNSRA, 14 Juni 2013... 165 Gambar 1. Prinsip perbedaan power antena dengan arah sumber transmisi atau arah perambatan gelombang 0 derajat. Kemudian apabila posisi sumber gelombang bergeser 30 derajat seperti terlihat pada gambar 2. Maka power yang diterima masing masing antenna juga akan bergeser, power yang diterima antena A sekitar (0.8), power pada antena B dan D adalah (0.5), sedangkan power antena C sekitar (-0.8). pergeseran power radio yang ditrima akhirnya menghasilkan gelombang sinusoidal yang bergeser pula. Gambar 2. Prinsip perbedaan power antena dengan arah sumber transmisi atau arah perambatan gelombang 30 derajat. Pada gambar 3 diilustrasikan apabila sumber gelombang radio digeser sejauh 90 derajat. Maka gelombang sinusoidal juga akan bergeser sejauh 90 derajat sehingga mempunyai puncak di titik B. Jika switching antenna secara kontinu diputar dengan kecepatan tertentu, maka frekuensi gelombang sinusoidal tersebut akan mengikuti kecepatan rotasi antenna tersebut. Gambar 3. Prinsip perbedaan power antena dengan arah sumber transmisi atau arah perambatan gelombang 90 derajat.

166... Prosiding Seminar Matematika, Sains dan I, FMIPA UNSRA, 14 Juni 2013 Setelah mengetahui dasar teori proses kerja penerimaan sinyal radio transmitter untuk menentukan sudut azimuth, maka dapat dirancang suatu alat dengan terlebih dahulu membuat diagram blok sistem. Diagram blok sistem instrumentasi pengukur sudut azimuth radio transmitter berbasis doppler circular array menggunakan 4 buah antenna dipole secara keseluruhan ditunjukkan pada gambar 4 berikut: Gambar 4. Diagram blok sistem instrumentasi pengukur sudut azimuth radio trans mitter berbasis doppler circular array. 2. Model, Analisa, Desain dan Implementasi Circular array antenna berupa 4 buah antenna dipole yang dipasang melingkar dengan jarak antar antena yang telah disesuaikan berdasarkan panjang gelombang sinyal radio yang digunakan (λ). Jarak optimal adalah ¼ λ atau kurang agar power yang didapat pada masing masing antenna merupakan puncak-puncak gelombang. Karena sinyal yang digunakan berfrekuensi 430 MHz, maka jarak antar antena adalah 17 cm. Jika menggunakan lebih dari 4 buah antena, untuk mempertahankan jarak antar antena agar tetap ¼ λ, maka jari-jari circular antena perlu di hitung berdasar persamaan berikut: r = 1 p λ cos(90 ) sin dimana, r = jari-jari circular antena = sudut pusat p = jumlah antena (1) Switching Antena 500 Hz Frekuensi yang digunakan dalam pemilihan antena (switching antenna) adalah 500 Hz. Alasan pemilihan frekuensi 500 Hz diantaranya: Untuk mengeliminasi noise yang berasal dari suara manuasia. Kapasitas radio yang digunakan hanya bisa mengeluarkan output audio berfrekuensi 300 4000 Hz. Sehubungan dengan kecepatan ADC dan jumlah data/frame yang dikirimkan ke komputer. Yaitu 922 data dengan kecepatan sampling 116000 sampling per second. Sehingga bila

Prosiding Seminar Matematika, Sains dan I, FMIPA UNSRA, 14 Juni 2013... 167 menggunakan frekuensi 500 Hz, satu frame dapat terlihat sebanyak 922/(116000/500) 4 gelombang. Jumlah yang cukup pas untuk menganalisis bentuk dan pergeseran sinyalnya. Secara hardware, switching ini menggunakan mikrokontroller dan dioda BAR 3606 untuk menyambung dan memutus arus sinyal dari antena. Bandpass Filter 500 Hz Untuk memperbaiki sinyal dari radio receiver digunakan analog bandpass filter. Frekuensi yang akan dipilih dalam pemilihan antenna (switching antena) adalah 500 Hz. Bandpass filter juga akan dibuat sempit dengan frekuensi 450 Hz 500 Hz. bandpass filter dirancang memakai rangkaian sallenkey dengan menghubungkan lowpass filter dan high pass filter secara seri. Low Pass Filter Lowpass filter dirancang untuk dapat melewatkan frekwensi dibawah 500 Hz dan berorde 4. Dengan menggunakan transfer function sallen key untuk lowpass filter, kita dapat menghitung nilai nilai komponen filter aktif yang dirancang [4]. ransfer function sallen key untuk low pass filter ditunjukkan oleh persamaan 3.1 berikut: K H c,l s = S 2 + 1 R 1 C 1 + 1 R 2 C 1 + Dimana, K = 1 + R b R a Nilai Kapasitor ditentukan R 1 R 2 C 1 C 2 (1 k) R 2 C 2 S + (2) 1 R 1 R 2 C 1 C 2 C 1 = C 2 = 0.01uF dan R a = 10KΩ Maka didapatkan nilai nilai komponen sebagai berikut: R 1 = R 2 = 31,8K R b1 = 12,3K dan R b2 = 1,5K Rangkaian akhir untuk lowpass sallenkey 500 Hz orde 4 dan hasil simulasi menggunakan Lspice ditunjukkan pada gambar 5. (3) Gambar 5. Rangkaian lowpass filter 500Hz High Pass Filter Highpass filter dirancang untuk dapat melewatkan frekwensi diatas 450 Hz dan berorde 4. Sebagaimana pada lowpass, menghitung nilai nilai komponen filter aktif yang dirancang adalah

168... Prosiding Seminar Matematika, Sains dan I, FMIPA UNSRA, 14 Juni 2013 dengan menggunakan transfer function sallen key untuk highpass filter, ransfer function sallen key untuk low pass filter ditunjukkan oleh persamaan 3.3 berikut: H c,h s = K. S 2 S 2 + 1 + 1 (4) (1 k) 1 + S + R 2 C 2 R 2 C 1 R 1 C 1 R 1 R 2 C 1 C 2 Dimana, K = 1 + R b R a Nilai nilai komponen untuk high pass ini adalah C 1 = C 2 = 0.01uF R a = 10KΩ, R 1 = R 2 = 35,4K R b1 = 12,35K dan R b2 = 1,53K Rangkaian akhir untuk highpass sallenkey 450 Hz orde 4 dan hasil simulasi menggunakan Lspice ditunjukkan pada gambar 6. (5) Gambar6. Rangkaian highpass filter 450Hz Analog to Digital Converter Analog to Digital Converter (ADC) menggunakan hardware mikrokontroller AMega 32 dengan kecepatan sampling 116000 sampling per second (SPS). Pemakaian sinyal dengan frekuensi 500 Hz, akan didapat 232 data per gelombang. Sehingga diharapkan resolusi pergeseran gelombang yang didapat pada sistem penentuan sudut azimuth ini adalah 360/232 = 1.55 2 derajat. Signal Processing Semua proses dalam pengolah sinyal (Sinyal Processor) dijalankan oleh software Matlab pada komputer. Pengolah sinyal terdiri atas dua proses penting, yaitu Bandpass filter dan korelasi silang (cross correlation). Kros korelasi banyak digunakan untuk mengetahui kemiripan suatu sinyal atau menghitung waktu tunda (delay) sinyal satu terhadap sinyal lainnya. fungsi kros korelasi sinyal X(n) terhadap sinyal Y(n) dinyatakan dalam persamaan berikut: R xy τ = lim 1 Atau R yx τ = lim 1 x t y t + τ dt (6) y t x t + τ dt (7) Dimana adalah waktu observasi.

Prosiding Seminar Matematika, Sains dan I, FMIPA UNSRA, 14 Juni 2013... 169 Sedangkan untuk sinyal tersampling seperti yang digunakan pada sistem penentuan sudut azimuth ini, fungsi kros korelasi dinyatakan dalam persamaan berikut: R yx m = 1 N m+1 y n x(n + m 1) N n=1 (8) m = 1,2,3,..., N+1 dimana N adalah panjang data sampling. Sebelum sinyal masuk proses kros korelasi, perlu adanya sinyal referensi sebagai acuan titik nol derajat (0 0 ). Sinyal ini diambil dari sumber yang sama yaitu dari radio transmitter pada waktu dan arah tertentu. Sinyal referensi akan diauto korelesi untuk menentukan titik nol derajat. Sinyal referensi ini juga yang nantinya akan selalu di kros korelasi dengan sinyal dari transmitter secara real time. Gambar 7 menunjukkan pergeseran antara sinyal referensi yang digunakan sebagai titik acuan dengan sinyal transmisi yang sedang dipantau sudut azimuthnya. Gambar 7. Pergeseran sinyal referensi dan sinyal transmisi. 3. Hasil Pengujian yang dilakukan dengan cara menempatkan radio transmitter pada jarak radius kurang lebih 1 km dari antenna array. Pada titik tertentu (misalnya arah utara) sinyal dari radio transmitter akan direkam sebagai sinyal referensi sudut 0 0. Setelah mendapatkan titik referensi, percobaan yang pertama adalah menggeser radio transmitter pada sudut 30 0, 45 0, 60 0 dan 90 0 terhadap titik referensi. Sinyal yang dipancarkan pada sudut sudut tersebut akan dikorelasi silang dengan sinyal referensi untuk membandingkan sudut azimuth radio transmitter melalui perhitungan korelasi sinyal dengan sudut azimuth yang sebenarnya. Berdasarkan beberapa kali pengujian didapatkan bahwa alat pendeteksi dudut azimuth ini cukup akurat jika digunakan pada sumber gelombang yang diam. Hasil korelasi silang sinyal referensi dan sinyal transmisi dan hasil pengukuran pada sudut 30 derajat ditunjukkan pada gambar 8. Sedangkan grafik perolehan data realtime ditunjukkan pada gamvar9.

170... Prosiding Seminar Matematika, Sains dan I, FMIPA UNSRA, 14 Juni 2013 Gambar 8.Bentuk sinyal hasil kros korelasi dan hasil pengukuran pada sudut 30 derajat Gambar 9.Grafik Perbandingan data Hasil Pengukuran dan Hasil Optimasi 4. Kesimpulan Pengukuran sudut azimuth radio transmitter dapat dihitung dengan prinsip doppler circular array antenna. Dengan penambahan bandpass filter 450-500 Hz, sinyal yang dihasilkan lebih halus karena gangguan / noise dapat diminimalkan sehingga bisa langsung memakai algoritma korelasi silang secara efektif untuk menentukan beda sudut fase. Hasil penghitungan cukup akurat hanya saat sumber gelombang dalam keadaan diam, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut agar hasil penghitungan lebih akurat baik sumber gelombang dalam keadaan diam maupun bergerak. Dengan adanya optimasi rerata pada perhitungan korelasi silang untuk penentuan lokasi radio transmitter dapat menurunkan kesalahan rata rata dari 4,59% menjadi 3,5% pada posisi radio transmitter yang tetap/tidak berpindah. Daftar Pustaka Zain. S. G., A. Susanto, W. Widada, S. Kliwati,. Penerapan Low Pass Filter Untuk Memperbaiki Hasil Estimasi Sudut pada sistem Radio racking Roket. Jurnal eknologi Dirgantara Vol. 8 No. 1 juni 2010. Wahyu Widada dkk, Deteksi sudut azimuth muatan roket menggunakan switching dua antenna dipole,seminar eknologi IENAS bandung 2009. Nur. Isnan. R dkk Bandpass Filter Untuk Estimasi Sudut Azimuth Berbasis Doppler Antenna, Proceeding seminar radar LIPI Winder Steve,. Analog and Digital Filter Design, Second Edition. Elsevier Science, USA. 2002