Oleh: Abdul Latif Masauda, Baharuddin Paloloang, Akina ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Penggunaan Alat Peraga Konkrit Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SDN No. 3 Ogoamas I Kecamatan Sojol Utara Kabupaten Donggala

Andriani, Mestawaty, AS.A. dan Ritman Ishak Paudi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Penggunaan Metode Demontrasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Murid Kelas II SD Taba

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No.

Fachry Erick Mohammad, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 3 Kasimbar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPS

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

Rosita, Achmad Ramadhan, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Materi Perpindahan Energi Panas Melalui Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 2 Salungkaenu

Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

Iswandi Abdullah, I Nyoman Murdiana, dan Dasa Ismaimuza

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING (PEMECAHAN MASALAH) PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VIIIA SMP NEGRI 1 LABUAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Menggunakan Huruf Kapital Dalam Karangan Melalui Metode Latihan

PENGGUNAAN GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI KELAS V SD INPRES 3 BESUSU

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Ni Ketut Mirniati

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 2 ISSN X. Dian Kustianti. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Jumnah, Gandung Sugita, dan Marinus B. Tandiayuk. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Penggunaan Alat Peraga Pada Pelajaran IPS Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Al-Khairaat Tomoli Selatan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Saida M. Oden Tau, Irwan Said, dan Anang Wahid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara

Kata kunci: manik-manik, kontekstual, konvensional.

BAB III METODE PENELITIAN

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PROSIDING ISBN :

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN 1 Balukang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 9 Bokat Dengan Memanfaatkan Lingkungan Sekolah

Ismiyatun, Ritman Ishak Paudi, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Pemanfaatan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN 1 Toili

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Kelas V Melalui Model Kooperatif Tipe STAD di SD Inpres 1 Ongka

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Meggunakan Alat Peraga Pada Pembelajar Gerak Benda Bidang Studi IPA Di Kelas 1 SDN No 3 Siboang

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

Trisnawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ips Dengan Menggunakan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Laemanta

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIB SDN Inpres Dodung Pada Materi Luas Permukaan Bangun Ruang Melalui Penggunaan Media Peraga

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SD

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok Menggunakan Alat Peraga di Kelas V SDN Pebatae Kecamatan Bumi Raya Kabupaten Morowali

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Luok Manipi Pada Pokok Bahasan Gaya Melalui Penerapan Metode Demonstrasi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV SDN Santigi

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SDN Mantangisi Dalam Membaca Intensif Melalui Metode Pemberian Tugas

PENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELAS VI DI SDN 1 KALUKUBULA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Diskusi di SDN Siney

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat

Penerapan Model Pembelajaran Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Di Kelas V SDN 3 Tompoh

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Kemampuan Siswa Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SDN Lampasio

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Metode Pemberian Tugas Kelas IV SDN Tolole

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Tomini Pada Konsep Gerak

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SDN 1 BALE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Simoro Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDK Terpencil Punsung Beau Berbantuan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga IPA Kelas IV SD Inpres 1 Siney

Sri Listia Wati,Najamuddin Laganing, dan Yusdin Gagaramusu ABSTRAK

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK

Penerapan Metode Eksperimen dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Panas pada Siswa Kelas IV SDN No. 1 Balukang 2

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Media Gambar Di Kelas II SDN 03 Lakea Kab. Buol

Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Penggunaan Media Ganbar Pada Siswa Kelas III di SDN 05 Bunobogu

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA IPA KELAS V SD. Nurlianah SD Negeri Lengkongwetan I

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 10 Karamat Melalui Media Gambar Pada Pembelajaran IPA Materi Tentang Alat-Alat Indera

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

BAB III METODELOGI PENELITAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI PENGGUNAAN GARIS BILANGAN DI KELAS V SDN NO.

BAB I PENDAHULUAN. meringankan kerja manusia. Matematika diberikan kepada siswa sebagai bekal

Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Metode Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Tinauka

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas IV SDN I Tonggolobibi

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Doda Melalui Media Gambar Pada Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

Transkripsi:

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI KELAS V SDN 1 KASIMBAR Oleh: Abdul Latif Masauda, Baharuddin Paloloang, Akina ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini yaitu rendahnya hasil belajar siswa pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas V SDN 1 Kasimbar. Rendahnya hasil belajar siswa tersebut disebabkan oleh guru dalam menyajikan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat tidak menggunakan alat peraga dalam kegiatan pembelajaran, sehingga membuat siswa sulit untuk memahami materi yang disajikan karena bersifat abstrak. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat peningkatan hasil belajar Siswa Kelas V SDN 1 Kasimbar pada operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang pembelajarannya menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik? Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan hasil belajar Siswa Kelas V SDN 1 Kasimbar pada operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat melalui pendekatan pembelajaran matematika realistik. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan mengacu pada model Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari 2 siklus dengan 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas V SDN 1 Kasimbar yang berjumlah 16 orang. Data dalam penelitian ini didapat dari hasil tes, lembar observasi, dan hasil wawancara. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan siswa, dimana pada pratindakan nilai rata-rata yang dicapai siswa yaitu 58,12, dan ketuntasan klasikal sebesar 50%. Pada siklus I nilai rata-rata siswa adalah 59,37 dan ketuntasan klasikal sebesar 60%, pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 85,62 dan ketuntasan klasikal sebesar 100%. Sedangkan KKM yang harus dicapai oleh siswa adalah 70. Hasil observasi guru dan siswa pada siklus I kategori baik dan pada siklus II kategori sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada operasi penjumlahan dan pengurangan billangan bulat di kelas V SDN 1 Kasimbar. Kata Kunci: Hasil Belajar Siswa, Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik, Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat. Pendahuluan Matematika merupakan ilmu dasar yang mempunyai peranan penting dalam upaya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pentingnya hal ini, maka matematika hendaknya dapat dikuasai oleh segenap warga negara Indonesia. Lebih lanjut matematika dapat memberi bekal kepada siswa untuk menerapkan matematika dalam berbagai keperluan. Akan tetapi, persepsi negatif siswa terhadap matematika tidak dapat dibiarkan begitu 1

saja. Umumnya, pelajaran matematika di sekolah menjadi momok bagi siswa. Sifat abstrak dari objek matematika menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep matematika. Akibatnya, hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika secara umum belum menggembirakan begitupun hasil belajar siswa di SDN 1 Kasimbar. Berdasarkan hasil pengalaman mengajar di SDN 1 Kasimbar menunjukkan bahwa: 1) siswa mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi asumsi-asumsi yang diberikan pada saat menyelesaikan masalah real, 2) siswa mengalami kesulitan dalam membangun suatu keterampilan dasar, 3) sebagian besar siswa tidak tepat dalam menyimpulkan, dan 4) siswa mengalami kesulitan dalam mengkonstruksi pengetahuan dan melakukan pengintegrasian dengan pengetahuan yang lebih kompleks. Pada tahun ajaran 2012/2013 hasil belajar siswa kelas V dalam tugas ulangan harian pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yakni 70. Dari 16 orang jumlah siswa, yang tuntas baru sebanyak 37,5% (6 orang) sementara yang belum tuntas sebanyak 62,5% (10 orang). Kenyataan yang terjadi saat ini, pembelajaran matematika di SDN I Kasimbar masih didominasi oleh pembelajaran konvensional yang cenderung berupa latihan-latihan matematika yang bersifat mekanistik dan rutin. Hal ini berakibat rendahnya kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran yang diberikan oleh guru. Berikut beberapa pengertian pembelajaran konvensional menurut para ahli,diantaranya menurut Ujang Sukandi dalam Kholik (2011:35) pembelajaran konvensional ditandai guru mengajar lebih banyak tentang konsep-konsep bukan kompetensi,tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu bukan untuk mampu melakukan sesuatu,proses pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan. Depdiknas dalam Yasa (2008:32) mengutarakan pembelajaran konvensional cenderung berupa hapalan,menekankan informasi konsep, latihan soal dalam teks serta penilaian bersifat tradisional yang hanya menuntut satu jawaban yang benar. Astuti (2010:67) menjelaskan beberapa kelemahan pembelajaran konvensional yaitu: (1) tidak semua siswa memiliki cara belajar terbaik dengan cara mendengarakan (2) pembelajaran tersebut cenderung tidak memerlukan pemikiran yang kritis, (3) sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik dengan apa yang dipelajari, (4) kurang menekankan pada pembelajaran keterampilan proses (hands-on actifities), (5) penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas dan (6) daya serapnya rendah dan cepat hilang karena bersifat menghafal. Pendekatan yang menggunakan kontekstual sebagai titik awal pembelajaran matematika. Adapun dalam pendekatan pembelajaran matematika realistik, masalah nyata berfungsi sebagai sumber dari proses belajar masalah yang nyata dan situasi nyata. Keduanya digunakan untuk menunjukkan dan menerapkan konsep-konsep matematika. Slameto (2003:2) memandang belajar ialah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Begitu juga menurut James O. Whitaker (dalam Soemanto, 1990:98-99) memberikan definisi bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman. Suherman (2003:18) merangkum bahwa matematika merupakan bahasa dan 2

sarana berpikir secara logis dan dapat memasuki seluruh segi kehidupan manusia, dari yang paling sederhana sampai kepada yang paling kompleks. Pada kenyataannya, tidak didapatkan sebuah definisi tunggal tentang pengertian matematika yang disepakati oleh semua tokoh dan atau pakar matematika, sehingga akan sulit untuk menjelaskan matematika secara mudah dan sederhana. Meskipun demikian, ada beberapa ciri khusus atau karakteristik dari matematika yang dapat digunakan untuk menggambarkan matematika. Realistic Mathematic Education (RME) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang berorientasi pada matematisasi pengalaman sehari-hari dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. RME merupakan teori pembelajaran matematika yang dikembangkan di negeri Belanda oleh Freudhenthal pada tahun 1973. Prabawanto (2009: 4) memandang bahwa dalam pembelajaran matematika realistik, siswa datang ke ruang kelas dengan otak yang tidak kosong. Metode Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mengikuti tahap tindakan yang bersiklus. Model penelitian ini mengacu pada modifikasi spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam Dahlia (2012:132). Tiap siklus dilakukan beberapa tahap, yaitu 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi, dan 4) refleksi. Sumber data dalam penelitian ini adalah Guru dan Siswa di Kelas V SDN 1 Kasimbar yang jumlahnya 16 orang siswa, laki-laki 9 orang dan 7 siswa perempuan yang aktif dan terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari siswa dan guru dalam aktifitas pembelajaran sedangkan data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan cara 1) Observasi; Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan langsung dalam proses pembelajaran mengenai aktivitas siswa dan guru, terutama yang berkenaan dengan pembelajaran menggunakan pendekatan RME dan 2) Tes; Tes data tentang kemampuan siswa baik secara individual maupun secara klasikal diperoleh dengan memberikan tes kepada siswa. Teknis analisis data yang digunakan yaitu, analisis data kuantitatif untuk hasil belajar Teknik yang digunakan dalam menganalisis data untuk menentukan persentase ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sumber: KKM SDN 1 Kasimbar): a) Daya Serap Individu (DSI) Persentase DSI = Skor yang diperoleh x 100% Skor Maksimal tes Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika persentase daya serap individu sekurang kurangnya 65%. b) Ketuntasan Belajar Klasikal (KBK) Presentase KBK = Banyaknya siswa yang tuntas belajar 100% Banyaknya siswa seluruhnya Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika sekurang kurangnya 70% siswa telah tuntas. Teknik analisis data kualitatif untuk proses siswa dalam belajar. Teknik analisis data dilakukan sebelum pengumpulan data berlangsung dan setelah pengumpulan data. Analisis data ini mengacu pada model Miles dan Huberman (1992) yaitu: x 3

1. Mereduksi Data Mereduksi data adalah merangkum hal-hal yang pokok dan penting. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah penelitiuntuk mengumpulkan dan mencari data selanjutnya. 2. Penyajian Data Menyajikan data penyajian data dilakukan dalam bentuk narasi. Melalui penyajian data, maka data akan terorganisasikan, tersusun dengan pola hubungan sehingga lebih mudah memahami dan merencanakan langkah selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. 3. Penarikan Kesimpulan Langkah terakhir dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dari hasil evaluasi dan merupakan pengungkapan akhir dari hasil tindakan. Indikator kinerja pada penelitian ini yaitu, Indikator kualitatif pembelajaran dalam penelitian ini, dapat dilihat dari dua aspek yaitu hasil observasi aktivitas siswa dan pengelolaan pembelajaran oleh guru.penelitian ini dinyatakan berhasil, jika kedua aspek tersebut berada dalam kategori baik atau sangat baik. Untuk memperoleh data hasil aktvitas siswa dan guru tersebut digunakan lembar observasi yang dianalisis dalam bentuk presentase yang dihitung dengan menggunakan rumus: Presentase nilai rata-rata (NR) = jumlahskorperolehan skormaksimal x 100% Keterangan: Nilai rata-rata 90% atau lebih kategori sangat baik, nilai rata-rata lebih dari atau sama dengan 70% dan kurang dari 90% kategori baik,nilai rata-rata lebih dari atau sama dengan 50% dan kurang dari 70% kategori cukup,nilai rata-rata lebih dari atau sama dengan 30% dan kurang dari 50% kategori kurang, dan nilai rata-rata lebih dari atau sama dengan 0% dan kurang dari 30% kategori sangat kurang (Depdiknas, 2004:37). Indikator keberhasilan pembelajaran atau peningkatan hasil belajar siswa dalam Penelitian Tindakan Kelas ini jika daya serap individu memperoleh nilai minimal 60 dan skor ketuntasan dengan klasikal minimal 75% dari jumlah siswa yang ada. Ketuntasan ini sesuai KKM yang diberlakuakn oleh sekolah SDN I Kasimbar. Hasil Penelitian 1. Hasil Pra Tindakan Pelaksanaan kegiatan pratindakan, peneliti memberikan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa. Tes awal dilakukan peneliti pada siswa kelas V yang telah mendapatkan materi ini sebelumnya di kelas IV. Tes awal yang diberikan yaitu soal tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Sebelum memberikan tes awal, peneliti mengajukan pertanyaan kepada siswa anak-anak sekalian apakah kalian masih ingat tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat? serempak siswa menjawab masih ingat. Setelah dilakukan tes, peneliti memeriksa jawaban siswa dan memberikan skor penilaian. Dari analisis hasil penilaian tes awal siswa kelas V SDN 1 Kasimbar menyatakan bahwa masih banyak siswa yang belum mampu untuk mengerjakan soal tentang penjumlahan dan pengurangan. Hasil yang diperoleh pada siklus 1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata siswa adalah 58,12 dan 8 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau sebesar 60% dari siswa seluruhnya. Ketuntasan klasikal mencapai 50%. Perolehan ini belum mencapai harapan, sehingga guru perlu melakukan penelitian untuk meningkatkan kemampuan siswa melalui pembelajaran realistik. Berdasarkan hasil tes awal tersebut menjadi acuan bagi peneliti untuk 4

melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas V SDN 1 Kasimbar tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. 2. Tindakan Siklus 1 Guru menjelaskan mengenai bilangan bulat yang terdiri dari bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. Siswa diarahkan untuk membedakan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. Pada tahap ini pembedaan bilangan bulat positif dan negatif dilakukan dengan menggunakan kartu posinega. menggunakan kartu posinega : (tanda + mewakili positif dan tanda - mewakili negatif). Karton bertanda positif Karton bertanda negatif Setelah itu, siswa dibimbing untuk dapat membaca bilangan yang ditulis guru di papan tulis. Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan kartu posinega. 1. Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif. 2 + 4 = Jawab : Peragaan : 2 + 4 2. Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif. 6 + (-8) =. Jawab : Peragaan : 6 + (-8) 3. Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif. (-2) + 7 = Jawab: Peragaan: (-2) + 7 4. Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif. -3 + (-5) = Jawab: Peragaan: -3 + (-5) Kemudian siswa melakukan diskusi kelompok untuk menyelesaikan LKS dengan bantuan kartu posinega. Setelah tahap konkret, pembelajaran beralih pada tahap semi konkret yaitu dengan membuat tiruan kartu posinega menjadi gambar persegi yang memuat tanda positif dan negatif dalam operasi penjumlahan. Guru menjadi fasilitator apabila ada siswa atau kelompok kecil yang masih belum mengerti. Keaktifan siswa hanya didominasi oleh tim ahli atau siswa-siswa yang pandai. Siswa lainnya masih belum aktif mengikuti pelajaran. Alat peraga hanya digunakan oleh tim ahli untuk menunjukkan, dan membimbing anggota kelompoknya. Alat peraga juga hanya digunakan pada awal pembelajaran. Masih banyak siswa yang hanya melihat tim ahli melakukan operasi hitung dengan alat peraga kartu posinega. Setelah itu siswa berkelompok menyelesaikan LKS dengan menggunakan kartu posinega. Setelah seluruh siswa menyelesaikan soal, pada tahap ini pembelajaran diubah menjadi tahap abstrak yaitu dengan penemuan pola. Operasi hitung dibuat berurutan (terlampir dalam LKS) dan siswa mencari pola dari operasi pengurangan tersebut. Guru menjadi fasilitator dalam pembelajaran. Guru melakukan pemantauan kepada setiap kelompok dan menanyakan kesulitan yang dialami, serta memberikan penjelasan pada kelompok yang masih belum mengerti mengenai operasi bilangan bulat. Saat pembelajaran, masih ada siswa yang tidak memperhatikan saat tim ahli memberikan bimbingan cara menjawab soal dengan menggunakan media kartu posinega, siswa nampak asik bermain-main dengan 5

media yang disediakan. Kesulitan yang dialami siswa pada pembelajaran tindakan 2 adalah siswa masih belum menguasai kesepakatan yang dibuat pada awal pembelajaran, siswa masih sulit mengerjakan operasi hitung. Siswa juga belum bisa menarik kesimpulan dari kegiatan penemuan pola bilangan dari operasi Pengurangan bilangan bulat. Hasil Evaluasi Siklus 1 Hasil yang diperoleh pada siklus 1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata siswa adalah 59,37 dan 10 siswa yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau sebesar 60% dari siswa seluruhnya. Ini lebih baik dibanding dengan hasil pembelajaran sebelumnya (tidak menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik) yag mana nilai rata-rata siswa sebesar 59,37 dan hanya ada 62,5% siswa yang dapat mencapai KKM. Refleksi Pembelajaran dengan pokok bahasan penjumlahan dan Pengurangan bilangan bulat dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik dalam siklus 1 berjalan cukup baik, sebagian siswa sudah ikut aktif dalam pembelajaran, tetapi sebagian siswa yang lainnya masih bermain saat pembelajaran berlangsung. Guru menjadi fasilitator dalam pembelajaran dan memiliki porsi yang lebih kecil untuk aktif dalam pembelajaran. Guru hanya menjadi pendorong bagi siswa yang masih kesulitan. Sebelum menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik pembelajaran dilakukan dengan latihan soal, pemberian contoh. Sekarang siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil tes pada siklus 1 nilai rata-rata siswa adalah 59,37 dan siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 10 siswa atau 62,5% dari siswa seluruhnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika pada pokok bahasan penjumlahan dan Pengurangan bilangan bulat dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 20 %. Hal ini belum mencapai ketuntasan ideal sebesar 100% dari jumlah siswa seluruhnya mampu mencapai KKM. Dan nilai rata-rata siswa > 70 Penelitian dilanjutkan ke siklus 2 untuk memperbaiki kekurangan pada siklus pertama. Berdasarkan hasil analisis terhadap nilai tes formatif pada siklus I, peneliti dan observer menyimpulkan : 1. Pelaksanaan siklus I berjalan cukup baik dengan di perolehnya ketuntasan sebesar 62,5% dan dianggap belum memenuhi ketuntasan ideal sebesar 100%. 2. Pada siklus I masih ada siswa yang belum tuntas. 3. Penyebab ketidaktuntasan pada beberapa siswa antara lain : a) Alat peraga yang disediakan tidak digunakan secara maksimal oleh siswa dan sebagian kecil siswa masih bermain-main dengan media yang disediakan karena pembelajaran dan alat peraga kurang menarik. b) Beberapa siswa masih ada yang belum terbiasa dengan pembelajaran yang didesain membuat siswa harus selalu aktif sepanjang pembelajaran. Siswa masih membawa kebiasaan sikap belajar yang pasif c) Siswa masih kurang aktif dalam pembelajaran karena siswa hanya mengotak-atik media tanpa ada kegiatan yang bersifat psikomotor dan melibatkan aktifitas secara langsung d) Siswa kurang konsentrasi dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Rencana Perbaikan Pembelajaran untuk siklus II masih menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik sebagai cara untuk meningkatkan 6

prestasi belajar siswa. Perbaikan pada tahap pembelajaran antara lain ; dengan memaksimalkan media kartu posinega agar sesuai dengan fungsinya, membuat permainan-permainan kecil yang dapat membangkitkan semangat siswa dan mengubah pandangan siswa mengenai pelajaran matematika sekaligus sebagai salah satu cara untuk membuat pembelajaran menjadi aktif dan melibatkan partisipasi seluruh siswa. Permainan kecil tersebut antara lain adalah : 3. Tindakan Siklus 2 Pada kegiatan inti setiap kelompok diberikan LKS, guru menekankan kepada siswa agar menggunakan alat peraga yang tersedia dengan maksimal. Guru juga memberikan alternatif cara menjawab dengan pemisalan jari tangan. Dengan bimbingan guru dimisalkan jari-jari tangan kanan sebagai bilangan positif dan jari-jari pada tangan kiri sebagai bilangan negatif. Bila jari-jari di tangan kanan dan tangan kiri dipasangkan maka dianggap habis atau 0, maka yang dihitung adalah jari-jari yang masih berdiri. Bila yang masih berdiri tangan kanan maka hasil operasi hitungnya menjadi positif. Tapi apabila jari yang masih berdiri itu tangan kiri maka hasil dari operasi hitungnya adalah negatif. Siswa diberikan kebebasan untuk menggunakan cara/pemisalan yang menurut siswa dirasakan lebih mudah. Beberapa siswa kurang konsentrasi dan tidak memperhatikan penjelasan guru mengenai pemisalan jari tangan. Guru memberikan teguran kepada siswa yang tidak memperhatikan. Setelah semua siswa selesai mengerjakan LKS guru membimbing siswa untuk berdiskusi mengemukakan hasil pekerjaan mereka. Hasil Evaluasi Siklus 2 Hasil yang diperoleh pada siklus 1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata siswa mencapai 85,62 dan 16 siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau sebesar 100% dari siswa seluruhnya. Hal ini lebih baik dibandingkan dengan siklus 2 yang mana siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau sebesar 100% dan lebih baik dari sebelum menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik yang mana nilai rata-rata siswa adalah 58,12 dan hanya 50% siswa yang mencapai KKM. Refleksi Berdasarkan hasil tes pada siklus II, nilai rata-rata siswa adalah 85,62 dan siswa yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 16 siswa atau 100% dari siswa seluruhnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika pada pokok bahasan penjumlahan dan Pengurangan bilangan bulat dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 60%. Sehingga diperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar 100%, hal ini telah mencapai ketuntasan ideal sebesar 100% dari jumlah siswa seluruhnya mampu mencapai KKM. Dan nilai rata-rata siswa > 70. Berdasarkan proses analisis dan refleksi pada pelaksanaan pembelajaran sudah berjalan baik. Maka tidak perlu diadakan siklus berikutnya. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan tindakan ini cukup adalah: 1) Menyajikan situasi nyata penumlahan dan Pengurangan bilangan bulat yang terjadi sehari-hari atau berupa cerita narasi sudah menghubungkan pada kegiatan inti dan memberikan penekanan pada situasi penjumlahan dan Pengurangan bilangan bulat mempermudah siswa dalam memahami konsep. 2) Menyajikan contoh kongkrit situasi operasi penjumlahan dan Pengurangan bilangan bulat menggunakan benda-benda kongkrit sudah tampak. 3) Pembagian kelompok dilakukan cukup baik. 7

4) Penyediaan media cukup baik karena setiap siklus dihadirkan media yang berbeda sehingga siswa merasakan hal-hal baru. 5) Dilihat dari hasil pengamatan sikap siswa sebagian besar siswa sangat respon, antusias dan memperhatikan. 6) Dilihat dari hasil tes pemahaman konsep penjumlahan dan Pengurangan bilangan bulat daya serap telah mencapai 85,62% dan ketuntasan belajar mencapai 100%. Pembahasan Pada pendahuluan telah dikemukakan bahwa penelitian tindakan ini difokuskan dalam upaya peningkatan prestasi siswa, beserta dengan perencanaan dan gambaran aktivitas siswa dalam upaya peningkatan prestasi siswa. Sejalan dengan tujuan tersebut, maka pembahasan ini mencakup (1) Perencanaan pembelajaran pada operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan pendekatan matematika realistik (2) Aktivitas siswa pada pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik, dan (3) Hasil belajar siswa setelah menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik. Berdasarkan pengalaman pada siklus I dan II bahwa perencanaan pembelajaran matematika pokok bahasan operasi penjumlahan dan Pengurangan bilangan bulat, hendaknya disusun dengan memperhatikan karakteristik dan prinsip dari pendekatan pembelajaran matematika realistik. Karena jika prinsip dan karakteristik tidak termuat dalam RPP dan proses/kegiatan pembelajaran maka siswa akan menjadi pasif dan hasil belajar siswa juga tidak dapat meningkat. Hasil analisis terhadap pembelajaran matematika pada operasi penjumlahan dan Pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik menunjukkan aktivitas guru dan siswa sebagai berikut ; 1. Aktivitas guru 1) Guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran 2) Guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk menggunakan cara-cara yang dianggap paling mudah 3) Guru menyediakan alat peraga dan mendesain pembelajaran menggunakan permainan-permainan 2. Aktivitas siswa 1) Siswa menyimak penyajian guru tentang situasi nyata dengan baik dan dapat merespon pertanyaan. 2) Siswa memperhatikan penyajian contoh kongkrit. Siswa menyajikan contoh kongkrit 3) Siswa memperhatikan penyajian contoh semi abstrak. Siswa memanipulasi gambar dengan baik. 4) Siswa memperhatikan penyajian contoh abstrak. Siswa menyajikan contoh abstrak. 5) Siswa belajar dan berfikir dari tahap konkret ke tahap abstrak Selama proses pembelajaran berlangsung pada pelaksanaan tindakan dari pra tindakan, siklus I dan siklus II dapat dilihat bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa. Pembelajaran terpusat pada siswa (student center). Pembelajaran dengan menggunakan media membuat siswa senang dan menarik minat siswa. Pembelajaran yang didesain dengan menggunakan permainan-permainan kecil membuat siswa lebih aktif dan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Aktivitas siswa bisa berbagai macam mulai dari aktivitas fisik sampai aktivitas psikis. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 114) kegiatan fisik yang dapat diamati diantaranya dalam bentuk kegiatan membaca, mendengarkan, menulis, 8

meragakan, dan mengukur. Sedangkan kegiatan psikis seperti mengingat kembali pelajaran sebelumnya, mengunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah, menyimpulkan eksperimen, dan membandingkan konsep dengan konsep lain. Berdasarkan penjabaran beberapa pendapat di atas, maka pendekatan pembelajaran matematika realistik secara langsung mendukung adanya keaktifan siswa. Dibanding dengan tidak menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik, siswa pasif dalam pembelajaran, siswa hanya mengerjakan latihan soal, dan guru memberikan contoh soal. Dengan adanya keaktifan siswa pada pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik, maka besar kemungkinan siswa akan berhasil dalam pembelajaran. Analisis hasil evaluasi pada operasi penjumlahan dan Pengurangan bilangan bulat menunjukkan peningkatan dari pra tindakan, Siklus 1 dan Siklus 2. Peningkatan terlihat dari kenaikan nilai rata-rata, daya serap dan ketuntasan belajar. Bahkan ketuntasan belajar sudah sampai pada taraf maksimum yaitu 100%. Keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik ini didukung oleh model Enactive, Econic, Symbolic. Model ini merupakan tahap belajar yang harus dilalui peserta didik agar berhasil dalam belajar (Bruner dalam Aisyah, 2007). Model Enactive, Econic, Symbolic termasuk ke dalam serangkaian kegiatan yang terdapat dalam pembelajaran realistik. Kegiatan pembelajaran matematika ini disusun menjadi serangkaian pembelajaran yang dapat membawa siswa dan realitas yang dikenal secara nyata menuju matematika formal. Titik awal dalam pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang realitas bagi anak. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan enaktif berupa pemecahan masalah kontekstual yang melibatkan benda konkret dan tindakan fisik anak. Dalam kegiatan ikonik, anak mendeskripsikan dan memecahkan masalah kontekstual dengan memakai model gambar berupa skema atau gambaran situasi. Kematangan anak dalam kegiatan ikonik akan membawanya ke kegiatan simbolik dimana anak akan melibatkan penggunaan simbol untuk menyatakan penalaran. Simbol yang digunakan tidak harus baku karena merupakan ciptaan anak berkat pengalaman matematisasinya. Akan tetapi langkah ini akan menjadikan anak siap mengenal simbol-simbol baku dalam matematika formal. Rangkaian kegiatan pembelajaran ini memuat tahap-tahap seperti yang dikemukakan Bruner, sehingga keberhasilan dapat dicapai. Selain itu juga sesuai dengan teori Piaget karena pada tahap ini (siswa kelas 4) berada pada tahap operasional konkret. Pada awal pembelajaran, guru memberikan alat peraga konkret. Pada tahap ini juga siswa mendapatkan pengalaman belajar melalui permainan-permainan. Karena pada usia sekolah siswa adalah masa beermain siswa. Pendekatan pembelajaran matematika realistik juga memungkinkan digunakan untuk pelajaran matematika pada berbagai pokok bahasan karena dapat meningkatkan prestasi siswa. Peningkatan prestasi siswa dikarenakan siswa terfasilitasi dalam membangun pengetahuannya dan dengan membuat tahapan belajar yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Untuk menerapkan pendekatan pembelajaran matematika realistik dalam pembelajaran matematika diperlukan pemenuhan terhadap syarat-syarat antara lain ; 1. Guru harus menguasai teori dan langkah pembelajaran (prinsip dan karakteristik pembelajaran) dengan menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik. 9

Guru juga harus menguasai pemanfaatan lingkungan, alat peraga 2. Kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan harus memotivasi seluruh guru untuk menggunakan pendekatan ini, dan menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan peningkatan hasil belajar siswa dicapai melalui tes tertulis menunjukkan peningkatan yang tergolong baik. Pada pratindakan nilai rata-rata yang dicapai siswa yaitu yaitu 58,12, dengan ketuntasan sebesar 50% dari jumlah siswa seluruhnya. Pada siklus I nilai rata-rata siswa adalah 59,37 dengan ketuntasan sebesar 62,5% dari siswa seluruhnya. Dan pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 85,62 dengan ketuntasan sebesar 100%. Sedangkan KKM yang harus dicapai oleh siswa adalah 60. Oleh karena itu, maka disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Kasimbar pada operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Saran Berdasarkan kesimpulan maka beberapa saran yang diberikan sebagai berikut: 1. Bagi guru, sebelum memulai pembelajaran guru harus menguasai teori dan langkah pembelajaran (prinsip dan karakteristik pembelajaran) dengan menggunakan pendekatan realistik. Guru juga harus menguasai pemanfaatan lingkungan, alat peraga. Dengan adanya ide yang diangkat dalam penelitian ini semoga dapat mendorong guru-guru untuk terus mengembangkan diri menjadi guru profesional. Pendekatan realistik cukup sederhana, peneliti tidak menemui kesulitan yang berarti dalam menerapkan pendekatan ini, sehinggga guru-guru dapat mencoba menerapkan pendekatan ini. 2. Bagi kepala sekolah, sebagai pembuat kebijakan hendaknya memberikan motivasi kepada para guru untuk menggunakan pendekatan realistik dalam pembelajaran khususnya operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dan pembelajaran matematika pada umumnya dan juga menyiapkan fasilitas yang diperlukan dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik Penelitian ini memberikan hasil positif terhadap peningkatan kemampuan Siswa dalam Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan bulat di Kelas V SDN 1 Kasimbar. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini sangat terbatas baik dari segi subjek penelitian maupun materi ajarnya. Oleh karena itu untuk penelitian lain semoga dapat melakukan penelitian menggunakan metode eksperimen dengan subjek penelitian yang lebih luas dan materi yang bervariasi. DAFTAR PUSTAKA Astuti. (2010). Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Rineka Cipta. Dahlia. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Palu: Edukasi Mitra Grafika Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Depdiknas. (2004). Pedoman Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Depdiknas. Dhoruri, Atmini. (2010). Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan /Matematika Realistik (PMR). Yogyakarta: Makalah pada PMRI PPPPTK. 10

Kholik. (2011). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas. Yasa. (2008). Metode Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas. Mahmudi, Ali. (2009). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Siswa melalui Pembelajaran Matematika Realistik. Yogyakarta: Makalah pada Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA. Miles, M.B dan Huberman. Tanpa tahun. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh Tjetjep Rohidu Rihidi (1992). Jakarta: UI Press. Prabawanto, Sufyani. (2009). Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistik untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematik Siswa. Bandung: CV Wacana Prima. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Soedjadi, R. (2000). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia: Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas. Soemanto, Wasty. (1990). Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Suherman, Erman. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI. Suwarsono. (2001). Beberapa Permasalahan Yang Terkait dengan Upaya Implementasi Pendidikan Matematika Realistik di Indonesia. Yogyakarta: Makalah pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika Realistik. 11