HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 DKI JAKARTA (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 KABUPATEN KARANGANYAR (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 KABUPATEN KEBUMEN (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (ANGKA SEMENTARA)

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI KALIMANTAN BARAT (ANGKA SEMENTARA)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI KALIMANTAN TENGAH (ANGKA SEMENTARA)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 DKI JAKARTA

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA

Seuntai Kata. Bandung, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Gema Purwana

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN


POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR

Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Propinsi NTB Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT

Seuntai Kata. Denpasar, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Ir. I Gde Suarsa, M.Si.

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI RIAU

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI UTARA

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR

Seuntai Kata. Tanjung, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Utara. Ir. Muhammad Ahyar

Seuntai Kata. Bengkulu, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu. Ir. Dody Herlando, M.Econ.

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU UTARA

KALIMANTAN TIMUR BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Drs. Morhan Tambunan, M.Si

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Drs. Muhamad Saphoan

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami

KALIMANTAN UTARA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BATU BARA

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI XXXXXXXXXX Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta Telp. : (021) , , , Fax.

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA

Drs. H. Basiran Suwandi

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Dr. Suryamin, M.Sc.

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si.

POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013)

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Transkripsi:

BPS BADAN KABUPATEN PUSAT STATISTIK ASAHAN No. 2/12/128/Th.VI, 2 Desember 213 HASIL SENSUS PERTANIAN 213 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 213 SEBANYAK 3.825 RUMAH TANGGA, TURUN 38,81 PERSEN DARI TAHUN 23 Jumlah rumah tangga usaha pertanian tahun 213 sebanyak 67.593 rumah tangga, subsektor tanaman pangan 1.376 rumah tangga, hortikultura 12.999 rumah tangga, perkebunan 53.916 rumah tangga, peternakan 25.757 rumah tangga, perikanan 3.447 rumah tangga, dan kehutanan 1.48 rumah tangga. Jumlah rumah tangga petani gurem di Kabupaten Asahan tahun 213 sebanyak 3.825 rumah tangga atau sebesar 46,6 persen dari rumah tangga pertanian pengguna lahan, mengalami penurunan sebanyak 19.551 rumah tangga atau turun 38,81 persen dibandingkan tahun 23. Jumlah petani yang bekerja di sektor pertanian sebanyak 76.523 orang, terbanyak di subsektor perkebunan sebesar 56.99 orang dan terkecil di subsektor Budidaya Tanaman Kehutanan dan kegiatan kehutanan lainnya 1.44 orang. Petani utama Kabupaten Asahan sebesar 28,78 persen berada di kelompok umur 45-54 tahun. Rata-rata luas lahan yang dikuasai per rumah tangga usaha pertanian seluas 1,17 ha, terjadi peningkatan sebesar 1,34 persaen persen dibandingkan tahun 23 yang hanya sebesar,5 ha. Jumlah sapi dan kerbau pada 1 Mei 213 sebanyak 79.98 ekor, terdiri dari 79.84 ekor sapi potong, 3 ekor sapi perah dan 821 ekor kerbau. 1. PENDAHULUAN Sensus Pertanian 213 (ST213) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 1 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST213 merupakan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari Food and Agriculture Organization (FAO) yang menetapkan The World Programme for the 21 Around Agricultural Censuses Covering Periode 26-215. Pelaksanaan ST213 dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha pertanian pada Mei 213, dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada November 213 dan Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis dalam setiap subsektor pertanian pada Mei- Oktober 214. Berita Resmi Statistik No. 2/12/128/Th.VI, 2 Desember 213 1

5,97 3.447 2,32 1,48,631 1,376 6,849 17,617 12,999 Jumlah Rumah Tangga (ribu) 29,564 25,757 33.424 53,916 67,593 67,379 9,316 Dalam Berita Resmi Statistik (BRS) ini, data jumlah rumah tangga usaha pertanian 23 dihitung dari data mentah ST23 dengan menggunakan konsep ST213 yang tidak menggunakan Batas Minimal Usaha dan master wilayah ST213 untuk rumah tangga usaha pertanian. 2. USAHA PERTANIAN Berdasarkan Hasil pencacahan lengkap ST213 diketahui bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian pada tahun 213 sebesar 67.593 rumah tangga. Subsektor perkebunan, peternakan dan hortikultura merupakan tiga subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak yaitu masing-masing 53.916 rumah tangga, 25.757 rumah tangga, dan 12.999 rumah tangga. Sementara itu, jasa pertanian merupakan subsektor yang paling sedikit memiliki rumah tangga usaha pertanian, yaitu sebanyak 631 rumah tangga. Gambar 1. Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Subsektor, Tahun 23 dan 213 (ribu) 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Kabupaten Asahan Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Jasa Pertanian 23 213 Rumah tangga usaha pertanian pada tahun 213 mengalami penurunan sebanyak 22.723 rumah tangga dari 9.316 rumah tangga pada tahun 23 menjadi 67.593 rumah tangga, yang berarti terjadi rata-rata penurunan sebesar 2,52 persen per tahun. Secara absolut penurunan terbesar terjadi di subsektor hortikultura dan penurunan terendah di subsektor kehutanan yaitu masing-masing turun sebanyak 16.565 rumah tangga dan 624 rumah tangga. Kondisi yang sama juga terjadi pada penurunan secara persentase dimana jasa pertanian merupakan subsektor yang mengalami penurunan paling besar selama 1 tahun terakhir yaitu sebesar 9,79 persen, sedangkan perkebunan menjadi subsektor dengan tingkat penurunan terendah yaitu sebesar 19,98 persen. 2 Berita Resmi Statistik No. 2/12/128/ Th. VI, 2 Desember 213

Tabel 1. Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Subsektor Tahun 23 dan 213 Rumah Tangga Usaha Pertanian Sektor/Subsektor Perubahan 23 213 Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) SEKTOR PERTANIAN 9.316 67.593-22.723-25,16 SUBSEKTOR : 1. Tanaman Pangan 17.617 1.376-7.241-41,1 Padi 12.78 7.56-5.22-41.58 Palawija 7.9 3.59-3.5-49,94 2. Hortikultura 29.564 12.999-16.565-56,3 3. Perkebunan 67.379 53.916-13.463-19,98 4. Peternakan 33.424 25.757-7.667-22,94 5. Perikanan 5.97 3.477-2.523-42,26 Budidaya Ikan 773 1.47 634 82,2 Penangkapan Ikan 5.26 2.53-3.27-6,97 6. Kehutanan 2.32 1.48-624 -3,71 7. Jasa Pertanian 6.849 631-6.218-9,79 Keterangan : Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 sub subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing-masing subsektor tanaman pangan, hortrikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Jumlah rumah tangga petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari,5 hektar) di Kabupaten Asahan tahun 213 sebanyak 3.825 rumah tangga. Komposisi terbanyak berada di Kecamatan Air Joman sebesar 3.64 rumah tangga, sementara komposisi rumah tangga petani gurem terkecil berada di Kecamatan Sei Kepayang Timur 189 rumah tangga. Persentase penurunan jumlah rumah tangga petani gurem terbesar pada tahun 213 berada di Kecamatan Kisaran Timur sebesar 88,97 persen dan terkecil berada di Kecamatan Silau Laut sebesar 5,42 persen Dibandingkan dengan kondisi tahun 23, jumlah rumah tangga petani gurem di tahun 213 mengalami penurunan. Jika pada tahun 23 petani gurem di Kabupaten Asahan sebanyak 5.376 rumah tangga, maka pada tahun 213 berkurang menjadi 3.825 rumah tangga atau turun sebesar 38,81 persen. Penurunan terbesar secara absolut terjadi di Kecamatan Kisaran Timur yang mencapai 3.194 rumah tangga. Ditinjau secara persentase penurunan rumah tangga petani gurem terbesar terjadi di Kecamatan Kisaran Timur sebesar 88,97 persen. Sementara peningkatan jumlah rumah tangga petani gurem secara absolut hanya terjadi di Kecamatan Rahuning dan Kecamatan Tanjungbalai dengan jumlah peningkatan mencapai 125 rumah tangga dan 11 rumah tangga,secara persentase yaitu sebesar 11,13 persen dan 16,11 persen. Penurunan jumlah rumah tangga petani gurem sebagian besar berasal dari penurunan 13.163 rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari 1 m 2. Selain itu bertambahnya jumlah rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan 3. m 2 sebanyak 6.147 rumah tangga juga turut menyumbang terjadinya penurunan jumlah rumah tangga petani gurem secara keseluruhan pada tahun 213. Berita Resmi Statistik No. 2/12/128/Th.VI, 2 Desember 213 3

Tabel 2. Jumlah Rumah Tangga Petani Gurem Menurut Kecamatan, Tahun 23 dan 213 Rumah Tangga Usaha Pertanian Gurem No. Kecamatan Perubahan 23 213 Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Bandar Pasir Mandoge 1.964 637-1.327-67,57 2 Bandar Pulau 297 252-45 -15,15 3 Aek Songsongan 943 717-226 -23,97 4 Rahuning 1.123 1.248 125 11,13 5 Pulau Rakyat 2.578 1.83-775 -3,6 6 Aek Kuasan 1.881 1.28-61 -31,95 7 Aek Ledong 1.437 547-89 -61,93 8 Sei Kepayang 32 246-74 -23,13 9 Sei Kepayang Barat 382 318-64 -16,75 1 Sei Kepayang Timur 287 189-98 -34,15 11 Tanjungbalai 627 728 11 16,11 12 Simpang Empat 2.72 2.399-33 -11,21 13 Teluk Dalam 1.653 567-1.86-65,7 14 Air Batu 4.32 2.566-1.754-4,6 15 Sei Dadap 3.771 2.346-1.425-37,79 16 Buntu Pane 3.64 1.783-1.281-41,81 17 Tinggi Raja 1.734 1.122-612 -35,29 18 Setia Janji 1.75 1.261-444 -26,4 19 Meranti 1.863 1.424-439 -23,56 2 Pulau Bandring 3.389 2.1-1.289-38,3 21 Rawang Panca Arga 1.874 1.8-794 -42,37 22 Air Joman 4.637 3.64-1.33-22,28 23 Silau Laut 1.79 1.693-97 -5,42 24 Kisaran Barat 2.445 519-1.926-78,77 25 Kisaran Timur 3.59 396-3.194-88,97 Kabupaten Asahan 5.376 3.825-19.551-38,81 4 Berita Resmi Statistik No. 2/12/128/ Th. VI, 2 Desember 213

Tabel 3. Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan Menurut Kecamatan Tahun 23 dan 213 Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan No. Kecamatan Perubahan 23 213 Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Bandar Pasir Mandoge 4.299 3.37-1.262-29,36 2 Bandar Pulau 2.816 3.98 282 1,1 3 Aek Songsongan 2.725 2.74 15,55 4 Rahuning 2.1 2.459 458 22,89 5 Pulau Rakyat 4.563 4.151-412 -9,3 6 Aek Kuasan 3.561 3.19-542 -15,22 7 Aek Ledong 2.486 1.866-62 -24,94 8 Sei Kepayang 2.961 2.475-486 -16,41 9 Sei Kepayang Barat 767 658-19 -14,21 1 Sei Kepayang Timur 1.195 778-417 -34,9 11 Tanjungbalai 1.945 1.75-24 -12,34 12 Simpang Empat 4.414 4.23-184 -4,17 13 Teluk Dalam 2.719 1.8-919 -33,8 14 Air Batu 6.32 4.213-1.819-3,16 15 Sei Dadap 4.896 3.379-1.517-3,98 16 Buntu Pane 4.12 2.68-1.44-35, 17 Tinggi Raja 3.556 2.931-625 -17,58 18 Setia Janji 2.43 2.38-365 -15,19 19 Meranti 3.32 2.876-426 -12,9 2 Pulau Bandring 4.217 2.714-1.53-35,64 21 Rawang Panca Arga 3.98 2.528-57 -18,4 22 Air Joman 6.725 5.57-1.155-17,17 23 Silau Laut 3.774 3.58-266 -7,5 24 Kisaran Barat 2.895 925-1.97-68,5 25 Kisaran Timur 3.99 847-3.62-78,31 Kabupaten Asahan 85.271 66.153-19.118-22,42 Dari seluruh rumah tangga usaha pertanian pada tahun 213, sebesar 97,87 persen merupakan rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan (66.153 rumah tangga). Sedangkan rumah tangga usaha pertanian bukan pengguna lahan hanya sebesar 2,13 persen, atau sebanyak 1.44 rumah tangga. Selama kurun waktu sepuluh tahun, rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan mengalami penurunan sebesar 19.118 rumah tangga atau sebesar 22,42 persen. Penurunan jumlah rumah tangga terbesar secara absolut terjadi di Kecamatan Kisaran Timur mencapai 3.62 rumah tangga. Sementara itu penurunan jumlah rumah tangga pengguna lahan terbesar secara persentase terjadi di Kecamatan Kisaran Timur yang mencapai 78,31 persen. Peningkatan terbesar jumlah rumah tangga pengguna lahan secara absolut terjadi di Kecamatan Rahuning. Pada tahun 23, jumlah rumah tangga pertanian pengguna lahan di Kecamatan Rahuning mencapai 2.1 rumah tangga selanjutnya pada tahun 213 menjadi 2.459 rumah tangga atau meningkat 22,89 persen. Berita Resmi Statistik No. 2/12/128/Th.VI, 2 Desember 213 5

No. Kecamatan Tabel 4. Rata-rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kecamatan dan Jenis Lahan Tahun 213 (m²) Lahan Bukan Pertanian Lahan Pertanian Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Jumlah Lahan yang Dikuasai 23 213 23 213 23 213 23 213 23 213 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (1) (11) (12) 1 BP. Mandoge 419,81 34,38 28,57 16,79 7.181,5 18.154,13 7.29,63 18.17,92 7.629,44 18.511,3 2 Bandar Pulau 522,46 354,4 12,86, 12.595,75 22.83,43 12.698,62 22.83,43 13.221,7 23.184,46 3 Aek Songsongan 549,13 558,31 233,31 115,33 9.679,13 17.127,49 9.912,44 17.242,82 1.461,57 17.81,13 4 Rahuning 357,19 373,36 2,25 5,48 4.361,7 11.24,58 4.381,32 11.246,6 4.738,52 11.619,42 5 Pulau Rakyat 788,5 63,19 42,28 57, 4.922,37 11.36,84 5.324,65 11.363,84 6.113,15 11.994,3 6 Aek Kuasan 717, 598,4 61,19, 7.1,57 15.561,74 7.71,76 15.561,74 7.788,76 16.16,14 7 Aek Ledong 76,12 742,35 118,98 22,7 5.291,58 16.37,74 5.41,57 16.329,81 6.116,69 17.72,16 8 Sei Kepayang 1.44,22 379,39 5.379,7 5.736,19 8.955,83 15.493,5 14.335,53 21.229,68 15.379,75 21.69,7 9 Sei Ke. Barat 25,93 276,65 26,1 2,5 2.875,3 8.476,73 2.91,4 8.479,23 3.17,33 8.755,88 1 Sei Ke. Timur 681,71 264,66 279,25, 11.189,49 12.998,68 11.468,74 12.998,68 12.15,45 13.263,34 11 Tanjungbalai 269,97 232,79 1,42 2, 4.498,28 8.372,7 4.58,7 8.374,7 4.778,67 8.67,49 12 Simpang Empat 617,64 328,81 262,42 62,87 3.195,58 8.59,28 3.458, 8.572,16 4.75,63 8.9,96 13 Teluk Dalam 369,22 456,31 54,85 2,21 4.739,48 13.6,13 4.794,33 13.62,33 5.163,55 13.518,64 14 Air Batu 435,67 51,96 276,85 12,6 2.667,49 6.443,3 2.944,33 6.455,36 3.38,1 6.957,32 15 Sei Dadap 457,19 477,38 48,4 42,84 2.53,72 4.962,2 2.461,76 5.4,86 2.918,95 5.482,24 16 Buntu Pane 58,89 429,96 32,86 7,49 3.373,2 6.181,59 3.45,88 6.189,8 3.914,77 6.619,4 17 Tinggi Raja 562,75 437,6 195,51 1,9 6.924,11 11.53,2 7.119,62 11.531,11 7.682,38 11.968,71 18 Setia Janji 669,47 529,32 652,8 86,77 3.16,81 5.263,13 3.813,61 6.69,9 4.483,8 6.599,22 19 Meranti 424,99 278,86 3.58,76 4.93,17 69,73 3.62,42 4.199,49 8.55,59 4.624,49 8.784,46 2 Pulau Bandring 622,19 59,4 362,81 447,6 1.591,41 3.68,32 1.954,21 4.55,39 2.576,4 4.564,43 21 Rawang P. Arga 575,34 496,19 3.514,4 5.89,63 676,92 2.225,3 4.191,32 8.115,66 4.766,66 8.611,85 22 Air Joman 613,68 48,14 28,51 7,2 3.442,4 6.345,41 3.722,91 6.415,61 4.336,59 6.823,74 23 Silau Laut 572,85 281,32 794,84 179,99 5.757,2 9.92,62 6.551,86 9.272,61 7.124,71 9.553,93 24 Kisaran Barat 31,48 446,3 38,71 395,46 1.13,75 21.596,6 1.142,46 21.991,52 1.452,94 22.437,82 25 Kisaran Timur 259,78 359,93 45,62 35,41 463,68 36.56,12 59,31 36.856,53 769,9 37.216,45 Kabupaten Asahan 52,9 433,9 528,62 726,25 4.18,45 1.574,2 4.547,7 11.3,27 5.49,16 11.734,17 Hasil Sensus Pertanian 213 menunjukkan bahwa rata-rata penguasaan lahan oleh rumah tangga pertanian pada tahun 213 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Jika pada tahun 23 rata-rata lahan yang dikuasai sebesar 5.49,16 m², maka pada tahun 213 rata-rata lahan yang dikuasai meningkat menjadi 11.734,17 m² untuk setiap rumah tangga pertanian. Peningkatan ratarata lahan yang dikuasai terutama berasal dari peningkatan penguasaan lahan pertanian dari 4.547,7 m² pada tahun 23 menjadi 11.3,27 m² pada tahun 213. Sebaliknya pada penguasaan lahan bukan pertanian terjadi penurunan penguasaan lahan oleh rumah tangga pertanian dari 52,9 m² pada tahun 23 menjadi 433,9 m² pada tahun 213. Rata-rata penguasaan lahan per rumah tangga pertanian terbesar tahun 213 terdapat di Kecamatan Kisaran Timur seluas 37.216,45 m², sedangkan rata-rata penguasaan lahan per rumah tangga terkecil terdapat di Kecamatan Pulau Bandring seluas 4.564,43 m². Kabupaten Asahan dengan rata-rata penguasaan lahan pertanian per rumah tangga terbesar adalah Kecamatan Kisaran Timur seluas 36.856,53 m² dan Kecamatan dengan rata-rata penguasaan lahan pertanian per rumah tangga terkecil adalah Kecamatan Pulau Bandring seluas 4.55,39 m². Sementara itu, penguasaan 6 Berita Resmi Statistik No. 2/12/128/ Th. VI, 2 Desember 213

lahan sawah terbesar terdapat di Kecamatan Rawang Panca Arga sebesar 5.89,63 m² dan terkecil terdapat di Kecamatan Tinggi Raja sebesar 1,9 m² per rumah tangga pertanian. Berdasarkan kondisi demografi petani menurut jenis kelamin, hasil Sensus Pertanian 213 menunjukkan bahwa dari seluruh jumlah petani sebanyak 76.523 orang yang bekerja di sektor pertanian pada tahun 213 didominasi oleh petani laki-laki sebesar 62.121 orang (81,18 %). Sedangkan jumlah petani perempuan yang bekerja di sektor ini hanya berjumlah 14.42 orang atau sebesar 18,82 persen. Kondisi ini berlaku umum untuk komposisi petani di masing-masing subsektor pertanian baik di tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Persentase jumlah petani lakilaki terbesar berada di subsektor perikanan (penangkapan ikan) yang mencapai 98,3 persen sementara persentase petani laki-laki paling sedikit berada di subsektor Hortikultura yang mencapai 76,11 persen. Tabel 5. Jumlah Petani Menurut Sektor/Subsektor dan Jenis Kelamin Tahun 213 Sektor/Subsektor Laki-Laki Perempuan Jumlah Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) SEKTOR PERTANIAN 62.121 81,18 14.42 18,82 76.523 1 SUBSEKTOR : 1. Tanaman Pangan 9.4 78,67 2.442 21,33 11.446 1 2. Hortikultura 1.637 76,11 3.338 23,89 13.975 1 3. Perkebunan 48.753 85,55 8.237 14,45 56.99 1 4. Peternakan 21.79 79,93 5.452 2,7 27,161 1 5. Perikanan Budidaya Ikan 1.357 92,75 16 7,25 1.463 1 Penangkapan Ikan 2.139 98,3 37 1,7 2.176 1 6. Kehutanan 1.39 9,9 131 9,1 1.44 1 Sementara itu dari hasil Sensus Pertanian 213 juga diketahui bahwa sebanyak 76.523 petani yang bekerja di sektor pertanian terbesar berada di subsektor perkebunan dari seluruh subsektor pertanian. Subsektor lain yang juga banyak menyerap jumlah tenaga kerja berturut-turut adalah subsektor peternakan dan hortikultura dengan jumlah petani yang masing-masing sebesar 27.161 orang dan 13.975 orang. Dari Tabel 6 diketahui bahwa sebanyak 36.989 rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur petani utamanya antara 35-54 tahun. Sementara jumlah rumah tangga usaha pertanian yang kelompok umur petani utamanya kurang dari 15 tahun tidak ada dan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang kelompok umur petani utamanya di atas 65 tahun sebanyak 8.461 rumah tangga. Pada tabel ini juga menunjukkan bahwa petani utama Kabupaten Asahan terbesar berada di kelompok usia 45-54 tahun yakni sebesar 19.454 rumah tangga (28,78 %) atau dengan kata lain kelompok usia produktif mendominasi kelompok umur di bidang usaha pertanian. Berita Resmi Statistik No. 2/12/128/Th.VI, 2 Desember 213 7

Kelompok Umur Petani Utama (Tahun) Tabel 6. Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Petani Utama Tahun 213 Laki-Laki Perempuan Absolut Jumlah Distribusi (Persen) (1) (2) (4) (6) (7) < 15 15 24 457 19 476,7 25 34 7.625 214 7.839 11,6 35 44 16.627 98 17.535 25,94 45 54 17.373 2.81 19.454 28,78 55 64 11.372 2.456 13.828 2,46 65 + 6.2 2.441 8.461 12,52 Jumlah 59.474 8.119 67.593 1 Distribusi (Persen) 87,99 12,1 1 1 Rumah tangga usaha pertanian dengan petani utama laki-laki juga terlihat lebih tinggi jumlahnya jika dibandingkan dengan petani utama perempuan. Kecenderungan ini terjadi hampir serupa di masingmasing kelompok umur. Jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan petani utama laki-laki tercatat sebesar 59.474 rumah tangga, jauh lebih tinggi dibandingkan petani utama perempuan yang tercatat sebesar 8.119 rumah tangga. Persentase jumlah rumah tangga pertanian dengan petani utama laki-laki terbesar berada pada kelompok umur 45-54 tahun sebesar 28,78 persen dan terendah berada pada kelompok umur 15-24 tahun yang mencapai,7 persen. Sedangkan pada rumah tangga pertanian dengan petani utama perempuan secara persentase terbesar berada pada kelompok umur 55-64 tahun (3,25 %) dan terendah berada pada kelompok umur 15-24 tahun (,23 %). Gambar 2. Jumlah Petani Utama Menurut Kelompok Umur Tahun 213 Kelompok umur 55-64 2,46% Kelompok umur 65 + 12,52% Kelompok umur < 15,% Kelompok umur 45-54 28,78% Kelompok umur 15-24,7% Kelompok umur 35-44 25,94% Kelompok umur25-34 11,6% Komposisi jumlah petani utama secara keseluruhan terbesar berada pada kelompok umur 45-54 tahun sebesar 28,78 persen, kemudian disusul kelompok umur 35-44 tahun (25,94 %) dan kelompok umur 55-64 tahun (2,46 %). Kelompok umur dibawah umur 15 tidak ada dan kelompok umur 15-24 tahun merupakan kelompok umur yang paling sedikit jumlah petani utamanya dengan nilai sebesar,7 persen 8 Berita Resmi Statistik No. 2/12/128/ Th. VI, 2 Desember 213

1 3 Jumlah Perusahaan 38 39 4 43 3. PERUSAHAAN PERTANIAN BERBADAN HUKUM DAN USAHA PERTANIAN LAINNYA Ditinjau dari jumlah perusahaan pertanian yang berbadan hukum, hasil Sensus Pertanian 213 menunjukkan bahwa terdapat 43 perusahaan pertanian. Sebagian besar atau sebanyak 4 perusahaan pertanian yang berbadan hukum bergerak di subsektor perkebunan, sedangkan yang lainnya di subsector peternakan yaitu sebanyak 3 perusahaan pertanian. Gambar 3. Perbandingan Jumlah Perusahaan Berbadan Hukum Menurut Subsektor, Tahun 23 dan 213 (Perusahaan) 5 45 4 35 3 25 2 15 1 5 Kabupaten Asahan Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Jasa Pertanian 23 213 Jumlah Perusahaan Pertanian pada tahun 213 meningkat dibanding tahun 23. Jika pada tahun 23 jumlah perusahaan pertanian sebanyak 39 unit maka pada 1 tahun kemudian naik menjadi 43 unit atau dengan kata lain terjadi kenaikan sebesar 4 unit (1,26 %). Peningkatan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum tertinggi antara tahun 23 sampai tahun 213 secara absolut terjadi di subsektor peternakan yang mengalami peningkatan jumlah unit usaha mencapai 3 perusahaan pertanian. Berita Resmi Statistik No. 2/12/128/Th.VI, 2 Desember 213 9

Tabel 7. Jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum dan Usaha Pertanian Lainnya Menurut Subsektor Tahun 23 dan 213 Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan) Usaha Pertanian Sektor/Subsektor Perubahan Lainnya 213 23 213 Absolut % (Unit) (1) (2) (3) (4) (5) (6) SEKTOR PERTANIAN 39 43 4 1,26 51 SUBSEKTOR : 1. Tanaman Pangan 1-1 5 Padi 1-1 3 Palawija 2 2. Hortikultura 2 3. Perkebunan 38 4 2 5,13 46 4. Peternakan 3 3 2 5. Perikanan 1 Budidaya Ikan 1 Penangkapan Ikan 6. Kehutanan 7. Jasa Pertanian 4. SAPI DAN KERBAU Jumlah sapi dan kerbau pada 1 Mei 213 sebanyak 79.98 ekor, terdiri dari 79.84 ekor sapi potong, 3 ekor sapi perah dan 821 ekor kerbau. Jumlah sapi potong betina lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah sapi potong jantan. Hasil Sensus Pertanian 213 menunjukkan bahwa jumlah sapi potong betina sebanyak 55.45 ekor dan jumlah sapi potong jantan sebanyak 24.39 ekor. Sedangkan sapi perah betina sebanyak 2 ekor dan jumlah sapi perah jantan hanya sebanyak 1 ekor. Sementara itu populasi kerbau betina sebanyak 55 ekor dan jumlah kerbau jantan sebanyak 271 ekor. Gambar 4. Jumlah Sapi Potong, Sapi Perah dan Kerbau Menurut Jenis Kelamin Tahun 213 (ekor) Betina 55.45 Jantan 24.39 Betina 2 Jantan 1 Betina 55 Jantan 271 Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Kecamatan dengan jumlah sapi dan kerbau terbanyak adalah Kecamatan Air Batu, dengan jumlah sapi dan kerbau sebanyak 9.997 ekor. Sedangkan Kecamatan Sei Kepayang Barat adalah Kabupaten dengan jumlah sapi dan kerbau paling sedikit sebanyak 22 ekor. Jumlah sapi potong terbanyak terdapat di Kecamatan Air Batu, yaitu sebanyak 9.966 ekor, dan jumlah sapi perah terbanyak adalah Kecamatan Setia Janji dengan jumlah sapi perah sebanyak 3 ekor. Sedangkan jumlah ternak kerbau terbesar berada di Kecamatan Bandar Pasir Mandoge yang berjumlah 159 ekor. 1 Berita Resmi Statistik No. 2/12/128/ Th. VI, 2 Desember 213

Tabel 8. Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 213 Menurut Kabupaten dan Jenis Kelamin (ekor) Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jumlah No. Kecamatan Sapi dan Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah Kerbau (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (1) (11) (12) 1 BP. Mandoge 1.23 2.76 3.99 53 16 159 4.149 2 Bandar Pulau 845 1945 2.79 2 2 2792 3 Aek Songsongan 1.24 2.967 3.991 2 32 52 4.43 4 Rahuning 1.919 4.614 6.533 4 5 9 6.542 5 Pulau Rakyat 1.884 5.654 7.538 16 34 5 7.588 6 Aek Kuasan 1.266 3.672 4.938 6 11 17 4.955 7 Aek Ledong 661 1.55 2.166 9 23 32 2.198 8 Sei Kepayang 44 89 133 133 9 Sei Kep. Barat 3 15 18 1 3 4 22 1 Sei Kep. Timur 1 57 67 67 11 Tanjungbalai 14 265 45 5 9 14 419 12 Simpang Empat 573 1.233 1.86 18 27 45 1.851 13 Teluk Dalam 354 1.45 1.399 1.399 14 Air Batu 3.97 6.59 9.966 11 2 31 9.997 15 Sei Dadap 1.28 2.472 3.5 15 3 45 3.545 16 Buntu Pane 1.886 4.887 6.773 1 6 7 6.78 17 Tinggi Raja 1.176 2.837 4.13 2 2 4 4.17 18 Setia Janji 877 2.647 3.524 1 2 3 6 1 16 3.543 19 Meranti 73 244 317 4 1 14 331 2 Pulau Bandring 1.28 3.42 4.628 18 39 57 4.685 21 Rawang P. Arga 179 495 674 2 4 6 68 22 Air Joman 426 1.143 1.569 34 6 94 1.663 23 Silau Laut 21 563 773 7 12 19 792 24 Kisaran Barat 2.333 2.636 4.969 16 27 43 5.12 25 Kisaran Timur 783 1.821 2.64 23 78 11 2.75 Kab. Asahan 24.39 55.45 79.84 1 2 3 271 55 821 79.98 Bila dirinci menurut wilayah (Tabel 7), tiga Kecamatan yang memiliki sapi potong paling banyak adalah Kecamatan Air Batu dengan jumlah populasi sebanyak 9.966 ekor, kemudian Kecamatan Pulau Rakyat sebanyak 7.538, dan Kecamatan Buntu Pane sebanyak 6.773 ekor. Sementara itu, Kecamatan yang memiliki sapi potong paling sedikit adalah Sei Kepayang Barat dengan jumlah populasi sebanyak 18 ekor. Sapi perah hanya terdapat di Kecamatan Setia Janji dengan jumlah populasi sebanyak 3 ekor, Kerbau paling banyak terdapat di Kecamatan Bandar Pasir Mandoge dengan jumlah populasi sebanyak 159 ekor, kemudian Kecamatan Kisaran Timur sebanyak 11 ekor, dan terbanyak ketiga Kecamatan Air Joman sebanyak 94 ekor. Berita Resmi Statistik No. 2/12/128/Th.VI, 2 Desember 213 11

5. KONSEP DAN DEFINISI Kegiatan pencacahan Sensus Pertanian 23 dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dimana setiap rumah tangga usaha pertanian dilakukan pencacahan di lokasi tempat tinggal rumah tangga tersebut berada. Kegiatan usaha pertanian yang dilakukan oleh rumah tangga tangga usaha pertanian yang berada di luar wilayah (Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi) tempat tinggal rumah tangga tetap dicatat sebagai kegiatan usaha pertanian di tempat tinggal dimana rumah tangga tersebut. Penentuan suatu rumah tangga sebagai rumah tangga usaha pertanian mengacu pada syarat Batas Minimal Usaha (BMU) dan dijualnya suatu komoditi pertanian. Penentuan syarat rumah tangga usaha pertanian ini tidak berlaku untuk kegiatan usaha di subsektor tanaman pangan. Pada kegiatan Sensus Pertanian 213, pencacahan rumah tangga usaha pertanian dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dan status pengelola usaha pertanian. Rumah tangga yang dicakup sebagai rumah tangga usaha pertanian dalam Sensus Pertanian 213 adalah rumah tangga usaha pertanian yang berstatus sebagai mengelola usaha pertanian milik sendiri, mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil dan mengelola usaha pertanian dengan menerima upah. Disamping itu pada kegiatan ST 213 ini tidak mensyaratkan Batas Minimal Usaha dari setiap komoditi pertanian yang diusahakan oleh rumah tangga, namun untuk syarat komoditi pertanian yang dijual masih tetap berlaku dalam ST 213. Usaha Pertanian adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha. Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian. Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh bentuk badan hukum: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda. Usaha Pertanian Lainnya adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan rumah tangga dan bukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum, seperti: pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tangsi militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain-lain yang mengusahakan pertanian. Rumah Tangga Petani Gurem adalah rumah tangga pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari,5 hektar. Petani Utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah tangga usaha pertanian. Lahan yang Dikuasai adalah lahan milik sendiri ditambah lahan yang berasal dari pihak lain, dikurangi lahan yang berada di pihak lain. Lahan tersebut dapat berupa lahan sawah dan/atau lahan bukan sawah (lahan pertanian) dan lahan bukan pertanian. 12 Berita Resmi Statistik No. 2/12/128/ Th. VI, 2 Desember 213

Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan adalah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan satu atau lebih kegiatan usaha tanaman padi, palawija, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/tambak air payau, dan penangkaran satwa liar. Rumah Tangga Usaha Jasa Pertanian adalah rumah tangga yang melakukan kegiatan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak/secara borongan, seperti melayani usaha di bidang pertanian. Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Produksi Hasil Pertanian Sendiri adalah rumah tangga yangg melakukan kegiatan mengubah bahan baku hasil pertanian sendiri menjadi barang jadi/setengah jadi atau barang yang lebih tinggi nilainya. Jumlah Sapi dan Kerbau adalah jumlah sapi dan kerbau yang dipelihara pada tanggal 1 Mei 213 baik untuk usaha (pengembangbiakan/penggemukan/pembibitan/pemacekan) maupun bukan untuk usaha konsumsi/hobi/angkutan/perdagangan/lainnya. Berita Resmi Statistik No. 2/12/128/Th.VI, 2 Desember 213 13

BPS KABUPATEN ASAHAN Informasi lebih lanjut hubungi: 1. Kepala Seksi IPDS (Akhirul Miswar ME Nasution, SST) 2. Kepala Seksi Statistik Produksi (Enda, SE) Telepon/Fax: 623-41731/347432 E-mail: bps128@bps.go.id Website:http://asahankab.bps.go.id 14 Berita Resmi Statistik No. 2/12/128/ Th. VI, 2 Desember 213