BAB I PENDAHULUAN. yang saling berkaitan, diantaranya, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. harus diminimalisir, bahkan di negara maju pun masih ada penduduknya yang

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

LAMPIRAN. Panduan Pertanyaan dalam Wawancara Mendalam. Nama :... Peran di PNPM-MPd :...

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan kepada seluruh warga bangsa dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik. Data Penduduk Indonesia Per Maret Diakses 14 Februari 2011

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang terkena PHK (pengangguran) dan naiknya harga - harga kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Indonesia yang tergolong miskin. Bagi mereka mencari kredit mandiri

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan

I. PENDAHULUAN. Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena kemiskinan perdesaan bukan merupakan suatu gejala yang baru.

I. PENDAHULUAN. orang miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kemiskinan yang semakin meningkat akhir-akhir ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kemiskinan menjadi salah satu alasan rendahnya Indeks Pembangunan

I. PENDAHULUAN. miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan. Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Sari Surya

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai

BAB IV IMPLEMENTASI SPP (SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2015 dan sejalan dengan target pencapaian MDGs (Millennium Development

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bagi seluruh rakyat Indonesia dan di dalam undang-undang Dasar 1945,

I. PENDAHULUAN. Dalam sebuah negara yang berkembang seperti Indonesia, masalah kemiskinan akan selalu

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Romy Novan Fauzi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 41 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 103 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. program tersebut adalah PNPM Mandiri Perdesaan. PNPM Mandiri adalah. pemberdayaan sebagai pendekatan yang dipilih.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. memberdayakan masyarakat (BAPPENAS, Evaluasi PNPM 2013: 27).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. individu untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya dengan layak. Kemisikinan

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV terdapat salah satu tujuan negara

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan tidak dapat ditakar hanya dengan kemampuan memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan suatu masalah fenomenal yang tidak pernah hentihentinya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan kata lain telah mengakar luas dalam sistem sosial

I. PENDAHULUAN. Upaya penangulangan kemiskinan di Indonesia merupakan amanah konstitusional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahasan utama dalam penelitian ini. Minimnya lapangan pekerjaan, pembangunan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Kemiskinan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perluasan kesempatan kerja di wilayah perdesaan. PNPM Mandiri perdesaan sendiri merupakan program nasional

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak

BAB I PENDAHULUAN. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani credere yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

P R O F I L PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Sulawesi Tenggara, Indonesia. Kecamatan Ranomeeto terbentuk Pada Tahun

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2015 PEMBERDAYAAN KELUARGA MELALUI PROGRAM MICROFINANCE PADA KELOMPOK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP)DALAM MENINGKATKAN EKONOMI

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia yang mulai bangkit pasca krisis moneter 1997-

BAB I PENDAHULUAN. ukuran agregat, tingkat kemiskinan di suatu wilayah lazim digunakan untuk

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

(PNPM-MP) adalah bagian dari upaya Pemerintah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI ANTARA UNIT PENGELOLAAN KEGIATAN DAN KELOMPOK MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di

BAB I PENDAHULUAN. penduduk miskin, kepada tingkatan yang lebih baik dari waktu ke waktu.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peranan UMKM. laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja.

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG

I. PENDAHULUAN. pola kegiatan usaha pertanian, pola keterkaitan ekonomi desa-kota, sektor

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

BAB I PENDHAULUAN. dari masyarakat penerima program maka hasil pembangunan tersebut akan sesuai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan merupakan persoalan yang kompleks, karena

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan.

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 28 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonominya. Definisi pembangunan ekonomi semakin berkembang

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009

PANDUAN KUESIONER. Petunjuk Pengisian

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan

BAB VII HUBUNGAN ANTARA REPRESENTASI SOSIAL PROGRAM SPP PNPM TERHADAP PERILAKU RESPONDEN DALAM MENGIKUTI PROGRAM SPP PNPM

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan ini

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kredit usaha mikro di negara-negara berkembang merupakan salah satu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Lingkup Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan pada prinsipnya adalah

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi keluarga indonesia sebagian besar masih bergelut dalam

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk penanggulangan kemiskinan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan oleh Departemen Dalam Negeri, Program Penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang sangat penting saat ini sehingga

BAB I PENDAHULUAN. pun manusia dan bangsa di dunia ini yang tidak membutuhkan kehidupan yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. multidimensi, yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek. hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan persoalan ekonomi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, diantaranya, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan pendapatan dan kondisi lingkungan. Penduduk miskin banyak dijumpai dilingkungan perkotaan maupun di perdesaan, mengacu pada strategi nasional penanggulangan kemiskinan defenisi kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang laki-laki dan perempuan yang tidak terpenuhi hah-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat (Bappenas, 2004). Berdasarkan persoalan yang dihadapi masalah kemiskinan banyak memicu masalah-masalah lainnya seperti terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha. Masyarakat miskin umumnya menghadapi permasalahan terbatasnya kesempatan kerja, terbatasnya peluang mengembangkan usaha, lemahnya perlindungan terhadap aset usaha, perbedaan upah serta lemahnya perlindungan kerja terutama bagi pekerja anak dan pekerja perempuan. Masyarakat miskin dengan keterbatasan modal dan kurangnya keterampilan maupun pengetahuan, hanya memiliki sedikit pilihan pekerjaan yang layak dan terbatasnya peluang untuk mengembangkan usaha. Terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia saat ini seringkali menyebabkan mereka terpaksa melakukan pekerjaan yang beresiko tinggi dengan imbalan yang kurang memadai dan tidak ada kepastian akan keberlanjutannya (Bappennas, 2004).

Masih dalam Bappennas Penduduk miskin yang umumnya berpendidikan rendah harus bekerja apa saja untuk mempertahankan hidupnya. Kondisi tersebut menyebabkan lemahnya posisi tawar masyarakat miskin dan tingginya kerentanan terhadap perlakuan yang merugikan. Masyarakat miskin juga harus menerima pekerjaan dengan imbalan yang terlalu rendah, tanpa sistem kontrak atau kepastian hubungan kerja yang berkelanjutan. Di sisi lain kesulitan ekonomi yang dihadapi keluarga miskin seringkali memaksa anak dan perempuan untuk bekerja. Untuk mengatasi berbagai persoalan kemiskinan diatas pemerintah daerah juga menjalankan program yang dicanangkan pemerintah pusat diantaranya BLT, Raskin, dan PNPM mandiri. Diantara program tersebut PNPM mandiri merupakan salah satu program yang mengajak masyarakat berkontribusi terhadap pembangunan. Diantaranya terdiri dari PNPM Mandiri Perkotaan, PNPM Mandiri Perdesaan, serta PNPM Mandiri Wilayah Khusus dan Desa Tertinggal. PNPM Mandiri merupakan acuan dalam pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Salah satu bagian dari program PNPM mandiri yang lebih berkontribusi kepada masyarakat miskin yang sulit terjangkau oleh pemerintah secara lansung yang berada pada daerah perdesaan yaitu PNPM mandiri perdesaan (Departemen Dalam Negeri, 2009). Melalui PNPM Mandiri Perdesaan diharapkan masyarakat dapat menuntaskan tahapan pemberdayaan yaitu tercapainya kemandirian dan mampu bekerjasama dalam kegiatan yang dibentuk oleh PNPM Mandiri Perdesaan, salah

satunya bantuan langsung untuk masyarakat (BLM) kepada masyarakat, sebesar Rp1 Miliyar sampai Rp 3 miliyar perkecamatan, tergantung jumlah penduduk. Program ini dilakukan untuk mendorong upaya peningkatan kualitas hidup diantaranya kegiatan dana pinjaman bergulir melalui program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yang menyediakan fasilitas pemberdayaan masyarakat atau kelembagaan lokal, pendampingan, pelatihan untuk kemandirian masyarakat di perdesaan (Departemen Dalam Negeri, 2009). PNPM mandiri merupakan kelanjutan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang telah berlansung sejak tahun 1998-2007, namun pemerintah Indonesia sejak tahun 2007 telah mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan yang masih menggunakan prosedur dari kelanjutan program PPK, yang merupakan salah satu program untuk mempercepat penangulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan, strategi yang dikembangkan PNPM Mandiri Perdesaan yaitu menjadikan rumah tangga miskin (RTM) sebagai kelompok sasaran, menguatkan sistem pembangunan partisipatif, serta mengembangkan kelembagaan kerjasama antar desa (Departemen Dalam Negeri, 2009). Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang mendapatkan Penghargaan atas keberhasilan pelaksanaan program PNPM antara lain pada Kelembagaan Badan Kerjasama Antar Nagari/Desa (BKAN/D), Lembaga Unit Pengelola Keuangan (UPK), Pendamping Lokal(PL), Tim Penggerak PKK dan Dokumen PPD yang ada dilevel Kabupaten. Untuk itu diadakan Penilaian

terhadap pelaku Kabupaten, yang dinilai berhasil dalam perkembangan pelaksanaan program PNPM-MP (http://pnpm-sumbar) Kabupaten solok adalah salah satu daerah di sumatera barat yang memperoleh peringkat kedua dalam pelaksanaan PNPM Mandiri dan peringkat pertama PNPM-MP integrasi tingkat Sumatera barat untuk pelaksanaan tahun 2013 yang melaksanakan berbagai kegiatan baik dibidang fisik maupun nonfisik, Adapun dari seluruh nagari yang ada di kabupaten solok (sumber) salah satu nagari yang menerima bantuan dari PNPM ialah Nagari Bukik Kanduang, pelakasanaan PNPM di Nagari Bukik Kanduang sudah berlansung dari dari tahun 2002 melalui Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang merealisasikan bantuan berupa bantuan fisik seperti perbaikan sarana dan prasaran diantaranya perbaikan pasar, perbaikan jalan, serta perbaikan sekolah hingga tahun berikutnya terdapat perkembangan dari tahun ketahun dari program PPK (Realisasi Anggaran Dana PNPM, 2012). Namun ada tahun 2005 PPK merealisasikan dana bantuan berupa bantuan fisik dan non fisik diantaranya perbaikan sarana prasarana, pengadaan pelatihan kepada masyarakat, perbaikan jalan, perbaikan sekolah, serta bantuan non fisik berupa bantuan pendanaan dalam bentuk dana bergulir dengan bantuan lansung kepada masyarakat (BLM) (Departemen Dalam Negeri, 2009). Nagari bukik kanduang terpilih sebagai pelaksanaan program PNPM karena di Nagari Bukik Kanduang banyak terdapat rumah tangga miskin yang terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Nagari Bukik Kandung Kab. Solok Tahun 2006-2012 No Tahun Jumlah Penduduk Jumlah RTM Jumlah Lk Pr KK (KK) % 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2006 1322 1416 2738 752 256 34,0 2 2007 1.405 1.326 2731 743 241 32,4 3 2008 1352 1386 2738 685 246 35,9 4 2009 1316 1407 2723 779 246 31,5 5 2010 1081 1081 2162 606 247 40,7 6 2011 1320 1407 2727 630 322 51,1 7 2012 1565 1594 3159 790 329 41,6 Sumber : Statistik Daerah Kecamatan X Koto Diatas Tahun 2013 (Data Diolah) Berdasarkan data di atas terlihat bahwa pada tahun 2006 persentase penduduk miskin adalah 34,0%, pada tahun 2007 persentase penduduk miskin adalah 32,4%, ini berarti terjadi penurunan persentase penduduk miskin sebesar 1,6%, karna pada tahun tersebut program PNPM sedang berkembang sehingga mengakibatkan tingkat kemiskinan di nagari bukik kanduang menurun Namun pada tahun-tahun berikutnya terjadi peningkatan persentase penduduk miskin dari tahun ke tahun di Nagari Bukik Kanduang. Sehubugan dengan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk mengetahui dampak PNPM terhadap peningkatan pendapatan masyarakat miskin di Nagari Bukik Kanduang yang berjudul Analisis Dampak Program PNPM-MP Terhadap Pendapatan Masyarakat Miskin di Nagari Bukik Kanduang Kab. Solok. 1.2 Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini dituangkan dalam pertanyaan, maka pertanyaan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan rata-rata produksi, rata-rata tenaga kerja, rata-rata pendapatan anggota masyarakat miskin yang memiliki usaha sebelum dan sesudah menerima bantuan kredit dari PNPM-MP? 2. Apakah terdapat peningkatan rata-rata produksi, rata-rata tenaga kerja, ratarata pendapatan anggota masyarakat miskin yang memiliki usaha sebelum dan sesudah menerima bantuan kredit dari PNPM-MP? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penulisan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata produksi, rata-rata tenaga kerja, rata-rata pendapatan anggota masyarakat miskin yang memiliki usaha sebelum dan sesudah menerima bantuan kredit dari PNPM-MP? 2. Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan rata-rata produksi, rata-rata tenaga kerja, rata-rata pendapatan anggota masyarakat miskin yang memiliki usaha sebelum dan sesudah menerima bantuan kredit dari PNPM-MP? 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah : 1. Bagi penulis penelitian ini merupakan sebagai syarat dalam memperoleh gelar sarjana ekonomi. 2. Bagi penulis penelitian ini sebagai bahan acuan bagi penulis dan pihak yang ingin melakukan penelitian lanjutan tentang topik dan masalah yang sama di masa yang akan datang.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak program PNPM terhadap jumlah produksi, tenga kerja, dan pendapatan masyarakat dari anggota kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Nagari Bukik Kanduang Kab. Solok. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey, informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuisioner dan wawancara langsung. 1.6 Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini, penulis mencoba mengklasifikasikan penulisan agar lebih jelas dengan memberi batasan-batasan sesuai dengan sistematika berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang uraian latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup Penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan, teori pemberdayaan masyarakat, program PNPM, PNPM-MP, kemiskinan, produksi, tenaga kerja, teori pendapatan, kerangka pemikiran dan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang lokasi dan waktu penelitian, jenis sumber data, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, defenisi operasional variabel, teknik analisis data, dan uji hipotesis.

BAB IV : GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum daerah penellitian, karakteristik responden. BAB V : ANALISIS PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan tentang Analisis data untuk pengujian hipotesis, serta pembahasan atas hasil analisis. BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menjelaskan tentang simpulan dari hasil analisis dan pembahasan serta saran untuk penelitian selanjutnya.