BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup (going concern) usahanya melalui asumsi going. concern. Kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. usaha dan mempertahankan kelangsungan usaha (going concern). Salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi akhir-akhir ini sebagai rangkaian dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Menurut Anthony dan

BAB I PENDAHULUAN. Opini audit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan audit report

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) usahanya. Kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan indikasi kelangsungan usaha (going concern) perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian suatu negara dapat ditandai dengan pergerakan dunia

BAB I PENDAHULUAN. suatu daya tarik bagi para investor. Investor biasanya menginvestasikan dananya pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak pihak menempatkan auditor sebagai pihak yang paling. mengeluarkan opini going concern. Auditor dalam mengeluarkan opini,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern seperti saat ini, banyak sekali kasus-kasus manipulasi

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manipulasi akuntansi. Kasus bangkrutnya perusahaan pertelevisian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, Xerox dan lain-lain yang pada

BAB I PENDAHULUAN. telah mendapat pernyataan wajar dari auditor. Dalam melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (going concern). Dalam ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian adalah kemampuan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan dunia bisnis di Negara tersebut. Dunia bisnis dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. berdiri sendiri yang terpisah dari pemiliknya. Perusahaan yang telah didirikan

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan selalu dihubungkan dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Auditor eksternal akan menghasilkan opini audit. Going concern merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) entitas bisnis tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. (going concern) usahanya melalui asumsi going concern. Tujuan dari keberadaan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dan kejadian-kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba atau profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi. (Standar Akuntansi Keuangan, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. usahanya dan tidak jarang perusahaan akan mengalami kebangkrutan jika tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka panjang. Kondisi dan peristiwa yang dialami oleh suatu. perusahaan dapat memberikan indikasi kelangsungan usaha (going

BAB I PENDAHULUAN. mengomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyusun laporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Laba menjadi tolok ukur

BAB I PENDAHULUAN. kasus ini melibatkan banyak pihak dan berdampak cukup luas. Tucker et al.

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tujuan perusahaan adalah dapat mempertahankan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan mesin perekonomian yang sangat berperan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan perusahaan sangat meningkat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan keuntungan seoptimal mungkin, tetapi juga bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan menjadi sorotan penting bagi pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan, menjadi sorotan penting bagi pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang begitu besar bagi perekonomian dunia. Dalam hal ini auditor. antara pihak dalam dengan pihak auditor.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan semakin meningkat. Perusahaan Go Public diwajibkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seorang kreditor memiliki kemampuan untuk menginvestasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan perkonomian suatu negara bisa dilihat melalui perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Audit adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang

BAB I PENDAHULUAN. erat dengan perusahaan yaitu sebagai salah satu stakeholder. Dalam

BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN. Opini audit going concern merupakan opini audit yang diberikan pada

BAB I PENDAHULUAN. bermasalah (Petronela, 2004 dalam Santosa dan Wedari 2007). Going concern. (Syahrul, 2000 dalam Rahman dan Siregar, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2002:11) auditing adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (SPAP, 2004 alinea 1).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Suatu perusahaan menjalankan bisnisnya tidak hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan suatu entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup (going concern). Going concern merupakan. mempertahankan hidupnya secara langsung akan mempengaruhi laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat, menciptakan persaingan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1997, membawa dampak buruk bagi going concern (kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. informasi laporan keuangan, yang nantinya akan dinilai dan dievaluasi kinerjanya

BAB I PENDAHULUAN. hidup perusahaan (going concern). Banyaknya kasus manipulasi data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULAN. hanya untuk menghasilkan keuntungan seoptimal mungkin, tetapi juga bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan masalah kelangsungan usaha sebelum perusahaan. wajar tanpa pengecualian (Lennox, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. krusial. Keputusan yang diambil dapat memiliki dampak baik atau buruk, oleh

Kata Kunci : Disclosure, Debt Default, Kualitas Audit, Opini audit tahun sebelumnya, Going Concern.

BAB I PENDAHULUAN. (going corcern) perusahaan tersebut. Kondisi keuangan perusahaan ini

BAB I pengecualian (Unqualified Opinion), namun pada tahun 2001

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan instrumen penting yang harus disajikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. masalah keuangan (financial distress) yang dihadapi suatu perusahaan. Financial


BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. sebagai suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) meminta

BAB I PENDAHULUAN. usaha (going concern). Salah satu cara untuk mempertahankan. kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Masing-masing akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang diambil oleh pengguna (user) akan selalu berpedoman pada

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan seperti investor.

BAB I PENDAHULUAN. kita sebut Going Concern. Mengingat tujuan utama suatu entitas dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 1999 menyatakan bahwa untuk meningkatkan

BAB II. Tinjauan Pustaka. Mulyadi (2002:11) mendefinisikan auditing : Berdasarkan definisi auditing tersebut terdapat unsur-unsur yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Tidak lama lagi, ASEAN Economic Community (AEC) akan segera

BAB I PENDAHULUAN. Dari pernyataan di atas menarik untuk ditelusuri mengapa asumsi going concern

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari laporan keuangan telah dijelaskan dalam Statement of

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terus beroperasi secara berkesinambungan untuk suatu masa yang tidak tertentu

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas (Syahrul,2000). Asumsi going concern memiliki arti bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyaknya perusahaan-perusahaan go public yang mengalami kebangkrutan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh kualitas audit, kondisi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan ekonomi, yang dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) usahanya melalui asumsi going concern. Kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan agar bertahan hidup. Ketika kondisi ekonomi merupakan sesuatu yang tidak pasti, para investor mengharapkan auditor memberikan early warning akan kegagalan keuangan perusahaan (Chen dan Church 1996). Opini audit atas laporan keuangan menjadi salah satu pertimbangan yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan berinvestasi. Oleh karena itu, auditor sangat diandalkan dalam memberikan informasi yang baik bagi investor (Levitt, 1998 dalam Fanny dan Saputra, 2005). Auditor juga bertanggungjawab untuk menilai apakah terdapat keraguan besar terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) dalam periode waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan audit (SPAP seksi 341, 2001). Saat ini, auditor harus mengemukakan secara eksplisit apakah perusahaan klien akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya sampai setahun kemudian setelah pelaporan (AICPA, 1988). Opini going concern merupakan asumsi dalam pelaporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas tersbut 1

2 dimungkinkan mengalami masalah untuk survive. Laporan audit dengan modifikasi mengenai going concern merupakan suatu inidikasi bahwa dalam penelitian auditor trdapat resiko auditee tidak dapat bertahan dalam bisnis. Kegagalan auditor dalam memodifikasi opini terhadap perusahaan yang mengalami kebangkrutan adalah suatu kasus dimana suatu perusahaan yang mengalami kebangkrutan tidak menerima opini dengan pengecualian. Kasus seperti ini sangat menarik perhatian publik dan para peneliti. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Menon dan Schwartztahun 1986 bahwa kurang dari 50% perusahaan yang mengalami kebangkrutan menerima opini dengan going concern opinion dari auditor untuk laporan keuangan terakhir sebelum perusahaan mengalami kebangkrutan. Halini menunjukkan bahwa lebihdari 50% dariperusahaan yang berpotensi bangkrut menerima opininon going concern. Para auditor disyaratkan untuk memodifikasi laporan audit untuk ketidakpastian-ketidakpastian yang mungkin mempengaruhi kemampuan klien untuk melanjutkan kelangsungan usahanya. Auditor harus mengungkap ketidakpastian yang demikian di dalam alinea penjelas mengiuti alinea opini. Selanjutnya, dalam SAS Nomor 59 auditor disyaratkan untuk mengevaluasi prospek dimana suatu klien akan mampu untuk melanjutkan keberadaannya untuk periode waktu yang layak sebagai bagian dari setiap keterlibatan.

3 Opini audit dengan modifikasi mengenai going concern mengindikasikan bahwa dalam penilaian auditor terdapat resiko perusahaan tidak dapat bertahan dalam bisnis normal. Di lain pihak, perusahaan yang mempunyai kondisi keuangan yang baik atau sehat memperoleh opini standart atau unqualified. Dari sudut pandang auditor, keputusan tersebut melibatkan beberapa tahapan analisis. Auditor harus mempertimbangkan hasil dari operasi, kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan perusahaan dalam membayar hutang, dan kebutuhan likuiditas dimasa yang akan datang (Lenard et.al., 1998). Secara umum, beberapa hal yang dapat mempengruhi auditor dalam menerbitkan opini audit going concern adalah sebagai berikut: 1. Trend negatif, misalnya kerugian operasi yang berulang kali, kekurangan modal kerja, arus kas negatif, rasio keuangan penting yang jelek. 2. Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan, misalnya kegagalan dalam memenuhi kewajiban utangnya atau perjanjian serupa, penunggakan pembayaran deviden, penjualan sebagai besar aktiva. 3. Masalah Intern, misalnya pemogokan kerja, ketergantungan besar atas suksesnya suatu proyek. 4. Masalah Extern, misalnya pengaduan gugatan pengadilan, keluarnya undang-undang yang mengancam keberadaan perusahaan,

4 kehilangan franchise, lisensi atau paten yang penting, bencana yang tidak diasuransikan, kehilangan pelanggan atau pemasok utama. Ramalan bahwa suatu perusahaan akan bangkrut atau tidak, termasuk dalam salah satu pertimbangan dalam penerbitan keputusan going concern. Ross et al (2002) menyatakan bahwa indikasi kebangkrutan dapat dilihat dari apakah suatu perusahaan mengalami suatu kesulitan keuangan (financial distress) yaitu suatu situasi dimana arus kas operasi perusahaan tidak mencukupi untuk memenuhi kewajiban lancarnya dan perusahaan dipaksa untuk mengambil suatu langkah perbaikan. Kesulitan keuangan akan mengakibatkan perusahaan mengalami arus kas negatif, gagal bayar (default) pada perjanjian hutang, dan akhirnya mengarah kepada kebangkrutan maka going concern perusahaan tersebut diragukan. Pengeluaran opini going concern yang tidak diharapkan oleh perusahaan, berdampak pada kemunduran harga saham, kesulitan dalam meningkatkan modal pinjaman, ketidakpercayaan investor, kreditur, pelanggan, dan karyawan terhadap manajemen perusahaan. Hilangnya kepercayaan publik terhadap citra perusahaan dan manajemen perusahaan tersebut akan memberi imbas yang sangat signifikan terhadap keberlanjutan bisnis perusahaan kedepan. Memburuknya citra perusahaan serta hilangnya kepercayaan dari kreditur akan menyulitkan perusahaan apabila perusahaan membutuhkan tambahan dana guna membiayai operasional usahanya. Begitu juga dengan pelanggan, hilangnya pelanggan akan mengakibatkan terhentinya bisnis perusahaan. Bahkan yang lebih parah lagi adalah

5 timbulnya persepsi manajemen bahwa suatu laporan yang dimodifikasi dapat mempercepat perusahaan mengalami kebangkrutan ( Jones, 1996 ). Apabila perusahaan tidak segera mengambil tindakan penanganan maka kebangkrutan usaha akan benar-benar terjadi. Namun fenomena yang terjadi di lapangan menunjukkan banyak dari perusahaan yang go public menerima opini audit going concern. Bahkan tidak sedikit dari auditor yang gagal memberikan opini going concern kepada auditee, yaitu keadaan dimana perusahaan yang tidak sehat namun menerima pendapat unqualified. Kesalahan dalam memberikan opini audit akan berakibat fatal bagi para pemakai laporan keuangan tersebut. Pihak yang berkepentingan terhadap Laporan Keuangan tersebut sudah barang tentu akan mengambil tindakan / kebijakan yang salah pula. Hal ini berarti, menuntut auditor untuk lebih mewaspadai hal-hal potensial yang dapat mengganggu kelangsungan hidup suatu satuan usaha. Inilah alasan mengapa auditor turut bertanggungjawab atas kelangsungan hidup suatu entitas meskipun dalam batas waktu tertentu yaitu satu tahun sejak tanggal penerbitan laporan auditor (SPAP, 1994 : 341.2) Paper ini menguji faktor-faktor yang mempengaruhi penerbitan opini going concern. Faktor-faktor yang diuji disini adalah tenure, reputasi KAP, disclosure, debt default. Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi opini audit sudah dilakukan baik di luar negeri maupun di Indonesia. Faktor-faktor yang digunakan berbeda-beda dan hasilnya belum konklusif.

6 Terdapat sejumlah penelitian yang mengungkap faktor-faktor yang berkaitan dengan opini going concern, yaitu Mutchler (1984, 1986), Menon dan Schwartz (1987), Dopuch et al. (1987), Koh (1991), Koh dan Tan (1999), Geiger dan Raghunandan (2002), Gosh dan Moon (2004), Geiger dan Rama (2006), Kirkos et al. (2007) dan Haron et al. (2009). Penelitian di Indonesia tentang going concern telah dilakukan oleh Fanny dan Saputra (2000), Mayangsari (2003), Komalasari (2004), Santosa dan Wedari (2007), Januarti dan Fitrianasari (2008). Januarti dan Fitrianasari (2008) mengungkapkan bahwa tenure tidak signifikan, sedangkan menurut Geiger dan Raghunandan (2002), Gosh dan Moon (2004), variabel tersebut signifikan mempengaruhi opini going concern. Keputusan Ketua Bapepam dan LK No: Kep- 310/BL/2008 dalam Peraturan No. VIII.A.2 tentang independensi akuntan publik yang memberikan jasa di pasar modal, menyebutkan bahwa Kantor Akuntan Publik wajib mempunyai pengendalian mutu dengan tingkat keyakinan yang memadai bahwa Kantor Akuntan Publik atau karyawannya dapat menjaga sikap independen. Tetapi ketika hubungan antara klien dengan KAP telah berlangsung bertahun-tahun, klien dapat dipandang sebagai sumber penghasilan bagi KAP, yang secara potensial dapat mengurangi independensi KAP (Yuvisa et al. 2008). Komalasari (2004), Januarti dan Fitrianasari (2008) menyebutkan bahwa reputasi auditor tidak signifikan mempengaruhi opini going concern, sedangkan menurut Geiger dan Rama (2006) reputasi auditor

7 mempengaruhi opini going concern. Mutchler et al. (1997) menemukan bukti univariat dimana auditor big six cenderung menerbitkan opini audit going concern pada perusahaan yang mengalami financial distress dibandingkan auditor non big six. Auditor berskala besar dapat menyediakan kualitas audit yang lebih baik dibanding auditor berskala kecil, termasuk dalam mengungkapkan masalah going concern. Hal tersebut juga diperkuat oleh penelitian Geiger dan Rama (2006). Geiger dan Rama (2006) menguji perbedaan kualitas audit antara KAP Big 4 dan non Big 4. Hasil menunjukkan bahwa tingkat kesalahan Tipe I dan II yang dihasilkan oleh Big 4 lebih rendah daripada non Big 4. Haron et al. (2009) menguji pengaruh kondisi keuangan, tipe bukti dan disclosure terhadap opini going concern. Analisis regresi multivariate menunjukkan bahwa indikator keuangan, tipe bukti dan disclosure mempengaruhi opini going concern. Selanjutnya penelitian ini juga menguji pengaruh disclosure terhadap opini going concern, karena belum banyak yang mengungkap pengaruhnya terhadap opini going concern di Indonesia. Haron et al. (2009) menemukan bahwa disclosure mempengaruhi opini going concern. Disclosure laporan keuangan merupakan informasi yang sangat penting bagi auditor, misalnya, pengungkapan informasi keuangan mengenai konsistensi penggunaan metode akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan, kebijakan-kebijakan perusahaan, kerjasama antara perusahaan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa perusahaan, serta kejadian setelah tanggal neraca dalam hal pemberian opini going concern. Disclosure yang memadai atas

8 informasi keuangan perusahaan tersebut menjadi salah satu dasar auditor dalam memberikan opininya atas kewajaran laporan keuangan perusahaan. Mutchler et al, (1997) menemukan bukti bahwa keputusan opini going concern sebelum terjadinya kebangkrutan secara signifikan berkorelasi dengan probabilitas kebangkrutan dan variabel lag laporan audit serta informasi berlawanan yang ekstrim (contrary information), seperti default. Jika default ini telah terjadi atau proses negosiasi tengah berlangsung dalam rangka menghindari default selanjutnya, auditor mungkin cenderung untuk mengeluarkan opini going concern. Berdasarkan pada uraian diatas peniliti tertarik untuk meneliti denganjudul: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI GOING CONCERN B. Rumusan Masalah 1. Apakah tenure berpengaruh pada penerimaan opini going concern? 2. Apakah reputasi auditor berpengaruh pada opini going concern? 3. Apakah disclousure berpengaruh terhadap opini going concern? 4. Apakah debt default berpengaruh terhadap opini going concer? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk menguji apakah tenure berpengaruh terhadap opini going concern. 2. Untuk menguji apakah reputasi auditor berpengaruh terhadap opini going concern. 3. Untuk menguji apakah disclousure berpengaruh terhadap opini going concern.

9 4. Untuk menguji apakah debt default berpengaruh terhadap opini going concern. D. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan teori di Indonesia, khususnya mengenai masalah going concern. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan dan pemahaman tentang masalah yang berkaitan dengan opini audit going concern. 2. Manfaat praktis a. Bagi Investor dan calon investor Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberi informasi dan sebagai bahan pertimbangan mengenai going concern (kelangsungan usaha suatu perusahaan) sehingga para investor dan calon investor dapat mengambil keputusan yang tepat dalam melakukan investasi. b. Bagi Auditor Independen Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pedoman, bahan pertimbangan dan bahan referensi bagi auditor dalam melaksanakan proses auditnya terutama dalam hal pemberian opini audit terhadap klien yang menyangkut masalah pemberian opini audit going concern.

10 E. Sistematika Penulisan BAB I, Pendahuluan, berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat, serta Sistematika Penulisan. BAB II, Berisi Landasan Teori yang merupakan acuan pemikiran dalam pembahasan masalah yang diteliti dan mendasari analisis yang diambil dari berbagai literatur, ringkasan Penelitian Terdahulu yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini, Kerangka Pemikiran Teoritis dan Hipotesis. BAB III, Metode Penelitian, merupakan cara-cara meniliti yang mempengaruhi variabel dan definisi operasional, penetuan sampel, jenis data sumber, metode pengumpulan data, serta metode analisis yang digunakan BAB IV, Hasil dan pembahsan, merupakan bab inti dalam laporan penelitian, Pada bab ini diuraikan tentnag diskripsi hasil analisis pembahasan objeck penelitian. BAB V, Penutup, berisi tentan simpulan dari laporan yang telah dilakukan berdasarkan hasil analisis dan pembahasan serta saran bagi pihakpihak yang berkepentingan terhadap hasil penelitian, maupun bagi penelitian selanjutnya.