PELAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS TRISMUS TEMPOROMANDIBULA JOINT SINISTRA DI RSUD SALATIGA

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ringan atau berat sehingga dalam proses penyembuhan pasien. buruk dari rawat inap atau long bed rest.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASCA GIPS FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit pada anggota gerak yang disebabkan oleh traumatik. Trauma merupakan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CERVICAL ROOT SYNDROME DENGAN MODALITAS IR, & TERAPI LATIHAN DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rumit pada tubuh manusia. Sendi ini dapat melakukan 2 gerakan, yaitu gerakan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ISCHIALGIA SINISTRA DENGAN MODALITAS INFRA RED DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSAL RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hidup dalam masyarakat.pembangunan kesehatan, yaitu: menggerakkan. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa komponen penting, yaitu sendi temporomandibula, otot

PERANAN REHABILITASI MEDIK PASCA FRAKTUR RAHANG

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS POST OPERASI FRACTURE COLLES DISERTAI DISLOKASI ULNA DEXTRA DI RST Dr.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FRAKTUR FEMUR 1/3 PROXIMAL DEXTRA DI PUSKESMAS KARTASURA

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI CLOSE FRAKTUR RAMUS PUBIS DEXTRA DAN SINISTRA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA J Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. gerak: nyeri cukup berat, sedangkan pada terapi ke-6 didapatkan hasil bahwa

BAB I PENDAHULUAN. yang penyebabnya adalah virus. Salah satunya adalah flu, tetapi penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit (preventive),

DEWI TRI MAULITA J

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. memajukan pembangunan dibidang kesehatan. Dalam pembukaan UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. atau permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MODALITAS SHORT WAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

KARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang (Helmi,2012). Klasifikasi

PENATALAKSANAAN INFRA MERAH, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST ORIF CLOSED FRAKTUR ANTEBRACHII DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Hasil Evaluasi Nyeri Tekan Menggunakan Skala VDS

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ISCHIALGIA DEKSTRA DI RSAL DR RAMELAN SURABAYA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA SCOLIOSIS VETEBRA THORACAL 7 LUMBAL 1 DI RSAL DR.RAMELAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST ORIF FRAKTUR CRURIS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia. Maka Islam menegaskan perlunya

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

tumpul, aching, dan menyebar, yang dapat berubah menjadi nyeri akut pada saat rahang berfungsi serta menyebabkan disfungsi mandibular berupa

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan tindakan operasi pemasangan Plate and Screw, yaitu

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI FROZEN SHOULDER CAPSULITIS ADHESIVE DEXTRA DI RST DR. SOEDJONO MAGELANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam studi kasus ini, seorang pasien perempuan dengan inisial Ny. NF

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI LOW BACK PAIN ET CAUSA MYOGENIK DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar BelakangMasalah. bagian bawah adalah tungkai. Dan lutut merupakan salah satu sendi utama

BAB I PENDAHULUAN. osteoporosis, biasanya dialami pada usia dewasa dan dapat juga disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada usia di bawah 40 dan 65 tahun. Frozen shoulder sering dijumpai

BAB 2 TEMPOROMANDIBULA DISORDER. sejumlah masalah klinis yang berkaitan dengan ganguan pada otot-otot pengunyahan,

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan manusia. Banyak anak-anak dibawah umur yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

BAB I PENDAHULUAN. dari rasa nyeri jika diberikan pengobatan (Dalimartha, 2002).

Oleh : DWI BRINA HESTILIANA J

PENATALAKSANAAN MOTOR RELEARNING PROGRAME PADA PASIEN PASCA STROKE NON HAEMORRAGE SINISTRA STADIUM RECOVERY RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sendi secara pasif maupun aktif karena keterbatasan sendi, fibrosis jaringan

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST SECTIO CAESARIA AKIBAT PRE EKLAMPSI BERAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan pembangunan disegala

EFEKTIVITAS DAN KENYAMANAN TRANCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) DALAM MENGURANGI NYERI KRONIK MUSKULOSKELETAL PADA USIA LANJUT

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS STIFFNESS ELBOW JOINT SINISTRA DI RSUD SALATIGA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. emosional setelah menjalani rutinitas yang melelahkan sepanjang hari. Hal

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI NYERI PUNGGUNG BAWAH MYOGENIK DI RSUD SRAGEN

PROSES ASUHAN FISIOTERAPI PADA KONDISI BELL S PALSY SINISTRA DI RSAL. DR.RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. memberikan prioritas pada upaya promotif dan preventif tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 2 yaitu fraktur terbuka, yaitu jika patahan tulang itu menembus kulit. fragmen tulang tidak berhubungan dengan dunia luar.

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS HEMIPARESE POST STROKE NON HEMORAGE DEXTRA DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya hubungan (diskontinuitas) tulang radius dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah menyelenggarakan. bagian-bagian integral dari pembangunan nasional.

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi sehat jasmani, rohani, dan sosial. Tidak hanya bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. maka setiap warga Indonesia berhak memperoleh derajat sehat yang setinggitingginya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB ² PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah

BAB I PENDAHULUAN. paling umum. Sebagian besar cedera pada tangan merupakan cedera

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada

Disusun oleh: RUSTRIA IKA PURWANINGSIH J Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ISCHIALGIA SINISTRA DENGAN MODALITAS INFRA RED DAN MC. KENZIE DI RSUD SUKOHARJO

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN POST

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tahun dengan diagnosa medis CTS dextra diperoleh permasalahan berupa

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FRACTURE CAPUT HUMERI DISERTAI DISLOKASI SHOULDER DEXTRA DENGAN MODALITAS INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. lain olahraga dan pekerjaan maupun aktivitas sehari-hari. Dalam olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, berpengaruh

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. Cita cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT BILATERAL DI RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Knee joint atau sendi lutut adalah salah satu sendi yang mempunyai fungsi

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST FRAKTUR 1/3 DISTAL FIBULA SINISTRA DENGAN PEMASANGAN WIRE DI RSUD SUKOHARJO.

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. penelitian, ditemukan bahwa nyeri punggung bawah mengenai kira-kira %

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya pusat rehabilitasi di Surakarta menuntut pengetahuan lebih

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleknya masalah dibidang kesehatan yang timbul dewasa ini, disertai

Oleh: NURUL SAKINAH J KARYA TULIS ILMIAH

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA. DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL SYNDROME DI RSUP. DR. SARDJITO-YOGYAKARTA

Di susun oleh : ARFIAN EKA NUGRAHA J

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan usia dan atau mengalami gangguan akibat dari injuri atau sakit.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI BELLS PALSY DEXTRA DENGAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS DISLOKASI TEMPORALMANDIBULA JOINT POST TONSILEKTOMY DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan lalu lintas adalah fraktur yang lebih dikenal dengan patah tulang.

Transkripsi:

PELAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS TRISMUS TEMPOROMANDIBULA JOINT SINISTRA DI RSUD SALATIGA Naskah Publikasi Diajukan Guna Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi Oleh : AISYA NUR MEILIYANI J100110016 PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

PELAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS TEMPOROMANDIBULA JOINT SINISTRA DI RSUD SALATIGA ( Aisya Nur Meiliyani, 2014, 45 halaman) Abstrak Latar Belakang : Temporomandibula joint merupakan terjadinya disfungsi otot otot pengunyahan dan sendi temporomandibula yang menghubungkan rahang bawah dan tengkorak. Nyeri yang dirasakan menyebabkan terbatasnya gerakan pada mandibula dan terkadang menimbulkan bunyi saat terjadi pergerakan mandibula. Fisioterapi dalam kasus ini berperan dalam mengembalikan fungsi gerak sendi mandibula agar dapat bergerak seperti semula dengan menggunakan berbagai modalitas salah satunya Infra red, massage pada wajah, dan exercise mandibula. Tujuan : Untuk mengetahui penatalaksanaan fisioterapi dalam mengurangi nyeri, meningkatkan lingkup gerak sendi dan meningkatkan kekuatan otot pada kasus temporomandibula joint sinistra dengan menggunakan modalitas infra red, massage dan exercise mandibula. Hasil : Setelah dilakukan terapi selama 6 kali didapat hasil penilaian penurunan derajat nyeri, nyeri diam T 1 : 2 menjadi T 6 : 4, nyeri tekan T 1 : 4 menjadi T 6 : 2, nyeri gerak T 1 : 6 menjadi T 6 : 5, peningkatan lingkup gerak sendi depresi T 1 : 4cm menjadi T 6 : 4cm, elevasi T 1 : 2,5cm menjadi T 6 : 2,5cm, lateral deviasi sinistra T 1 : 0cm menjadi T 6 : 0,4cm, lateral deviasi dextra T 1 : 0,5cm menjadi T 6 : 0,8cm, protusor T 1 : 0 cm menjadi T 6 : 0,3cm,peningkatan kekuatan otot depresor T 1 : NF menjadi T 6 : WF, elevator T 1 : NF menjadi T 6 : WF, lateral deviasi sinistra T 1 : NF menjadi T 6 : WF, lateral deviasi dextra T 1 : F menjadi T 6 : F, protusor T 1 : NF menjadi T 6 : WF. Kesimpulan : Infra red dapat mengurangi nyeri dalam kondisi temporomandibula joint sinistra massage dan exercise mandibula dapat meningkatkan lingkup gerak sendi dan meningkatkan kekuatan otot pada kondisi temporomandibula sinistra. Kata kunci : Temporomandibula, Infra red, massage dan exercise mandibula.

PENDAHULUAN Temporomandibular joint atau mengembalikan fungsinya seperti semula. Fisioterapi dalam kasus ini gangguan temporomandibular berperan dalam mengembalikan fungsi merupakan istilah umum yang meliputi gerak sendi mandibula agar dapat rasa sakit dari terjadinya disfungsi bergerak seperti semula dengan otot-otot pengunyahan dan sendi menggunakan berbagai modalitas temporomandibular yang salah satunya Infra red, massage pada menghubungkan rahang bawah dengan tengkorak. Nyeri yang dirasakan menyebabkan terbatasnya gerakan pada mandibula dan terkadang menimbulkan bunyi saat terjadi pergerakan mandibula. Meskipun temporomandibula joint tidak mengancam jiwa namun dapat merusak kualitas hidup karena gejala yang ditimbulkan dapat menjadi kronik dan susah untuk diatur. Penanganan kasus ini dapat wajah, dan exercise mandibula. Melihat dari permasalahan tersebut, maka kami tertarik untuk mencoba mengkaji dan memahami mengenai penatalaksanaan fisioterapi pada kasus trismus temporomandibular joint. Tujuan laporan kasus ini adalah: Untuk mengetahui pengaruh pemberian infra red, massage dan exercise mandibular pada kasus trismus temporo mandibular joint sinistra. dilakukan dengan kompres hangat untuk kasus yang ringan sampai dilakukan operasi untuk

KERANGKA TEORI PROSES FISIOTERAPI Trismus temporomandibular Dari anmanesis umum berisi joint merupakan gangguan temporomandibular merupakan istilah umum yang meliputi rasa sakit dari terjadinya disfungsi otot-otot pengunyahan dan sendi tentang identitas pasien secara lengkap. Anamnesis ini dilakukan pada tanggal 9 Januari 2014, dalam anamnesis ditemukan data sebagai data sebagai berikut: temporomandibular yang 1) Nama : Ny. S menghubungkan rahang bawah dengan tengkorak. 2) Umur : 26 tahun 3) Jenis kelamin : Perempuan Trismus Temporomandibular 4) Agama : Islam joint ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti infeksi, peradangan, trauma, pasca kecelakaan, dan pasca cabut gigi. Ada tiga gangguan temporomandibular yang paling sering, yaitu nyeri miofasial, internal dearrangement, dan osteoartrosis. Nyeri miofasial adalah gangguan yang tersering ditemukan 5) Pekerjaan : Ibu rumah tangga 6) Alamat : Cedok, Muncar Susuan, Semarang Permasalahan yang diakibatkan dari trismus temporomandibular joint sinistra yaitu : a. Impairment Adanya kekakuan sendi mandibular joint kearah sinistra

Keterbatasan lingkup gerak sendi ke arah depresi, elevasi, lateral deviasi sinistra dan protrusi. b. Functional limitation Pasien mengalami keterbatasan gerak saat menoleh kesebelah kiri saat melakukan gerakan dalam sholat. c. Disability Dalam aktifitas pekerjaan pasien tidak mengalami gangguan karena pasien hanya seorang ibu dengan diagnosa temporomandibular sinistra yang mengeluh rahang kaku untuk digerakkan membuka dan menutup mulut, setelah diberikan modalitas fisioterapi berupa Infra Red dan massage didapatkan hasil adanya peningkatan lingkup gerak sendi mandibular dan adanya peningkatan kekuatan otot mandibular joint. 1. Hasil evaluasi penurunan derajat nyeri 8 rumah tangga dan untuk aktifitas sosial seperti pengajian pasien masih dapat mengikuti meskipun keluhan dirasakan. 6 4 2 0 T1 T2 T3 T4 T5 T6 Nyeri diam Nyeri tekan Nyeri gerak HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah mendapatkan sebnayak 6 kali terapi mulai T 1 sampai T 6 pasien yang bernama Ny. S berusia 26 tahun Pasien yang bernama Ny. S berumur 26 tahun dengan diagnosa Trismus Temporomandibular Joint Sinistra dengan keluhan utama kaku saat membuka, menutup mulut,

makan, mengunyah, dan berbicara disertai dengan keterbatasan lingkup gerak sendi mandibular dan penurunan kekuatan otot mastikasi setelah mendapat terapi sebanyak 6 kali mengalami penurunan derajat nyeri. Pada kasus trismus terjadi peradangan dan gangguan reflek saraf motorik otot-otot pengunyah (otot temporalis, masseter, pterygoid medial dan pterygoid lateral). Saat terjadi kerusakan pada otot tersebut akan menimbulkan rasa nyeri, keadaan ini disebut dengan muscle guarding yaitu penegangan pada otot yang timbul sebagai kompensasi terhadap nyeri yang timbul pada otot tersebut sehingga penderita tidak dapat mengontrolnya. Setiap tindakan yang dipaksakan untuk meregangkan otot tersebut akan menimbulkan kontraksi yang makin kuat. Akibatnya pada otot terjadi hipertonus sebagai reaksi dari hiperfungsi sistem muskuloskeletal yang dapat menyebabkan spasme otot. Dengan infra red di dapat efek terapeutik mild heating yang menimbulkan efek sedatif dapat menyebabkan counter iritation sehingga akan menimbulkan pengurangan nyeri, karena zat p penyebab nyeri terbuang dan rileksasi otot pun mudah dicapai bila jaringan otot dalam keadaan hangat. Adanya kenaikan temperatur akan menimbulkan vasodilatasi yang akan menimbulkan peningkatan darah ke jaringan setempat. Efek yang ditimbulkan dari massage yaitu tekanan yang diberikan pada kulit dan jaringan subcutan dapat membantu meningkatkan aliran darah dan dapat mencegah terjadinya perlengketan jaringan serta akan mengaktifkan

sirkulasi dan nutrisi dalam jaringan sehingga mempertahankan fleksibilitas jaringan tersebut dan juga akan meningkatkan elastisistas jaringan, Tujuan penerapan exercise mandibular disini adalah untuk meningkatkan kekuatan otot mastikasi. Dengan bertambahnya motor unit yang selain itu pemberian massage dengan terangsang maka semakin banyak menggunakan teknik slapping yang berirama cepat akan meningkatkan tonus otot sehingga baik diberikan sebagai pre-liminary atau persiapan sebelum melakukan terapi latihan. 2. Hasil evaluasi peningkatan kekuatan otot serabut-serabut otot yang ikut berkontraksi sehingga kekuatan otot meningkat dan dengan adanya peningkatan jumlah latihan yang akan menstimulasi otot untuk menjadi lebih kuat. Penurunan kekuatan otot 6 4 Depresor mastikasi pada kasus ini terjadi akibat adanya kekakuan pada sendi serta 2 Elevator terjadi hipertonus atau spasme otot 0 T1 T2 T3 T4 T5 T6 Lat. deviator yang mengakibatkan berkurangnya mobiltas dari temporomandibula joint Pasien mengalami peningkatan kekuatan otot, hal ini dapat terjadi karena seiring dengan menurunnya sehingga kerja otot-otot penggerak temporomandibula joint semakin menurun. spasme otot dan kekakuan pada sendi.

SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan a. Pemberian infra red, massage dan exercise mandibular dapat menurunkanderajat nyeri b. Pemberian infra red, massage dan exercise mandibular dapat meningkatkan kekuatan otot mandibular. 2. Saran b. Kepada pasien disarankan untuk melakukan latihan seperti yang telah diajarkan oleh terapis hingga sesampainya pasien kembali ke rumah. Selain itu pasien juga diminta agar tidak takut untuk menggerakkanrahangnya, karena dengan adanya gerakan pada rahang akan dapat a. Seorang fisioterapi disarankan mempercepat proses untuk memberikan pelayanan penyembuhan yaitu dengan yang sebaik-baiknya serta mengurangi kekakuan, harus menggunakan proses fisioterapi secara tepat dan sesuai dengan kondisi pasien. Fisioterapi harus selalu meningkatkan mutu pelayanan dengan cara belajar dan terus belajar mengenai ilmu fisioterapi yang terus meningkatkan LGS, menambah kekuatan otot dan dapat mengunyah serta berbicara dengan jelas. DAFTAR PUSTAKA Bachrudin Moch. 2012, Neuroanatomi dan aplikasi klinis. Malang, UMMPers. berkembang.

Cascarini Luke.2012,Bedah mulut & maksilofaksial.jakarta, Penerbit buku kedokteran EGC. Dhanrajani PJ, Jonaidel O.2002.Trismus: Aetiology, Differential Diagnosis and Treatment, Dental Update. J Hardjono, S Rohana. 2008.Jurnal Fisioterapi. Diakses dari ejurnal.esaunggul.ac.id pada 24 oktober 2014. Kurnikasari, Erna.2011.Perawatan Disfungsi Sendi Temporomandibula Secara Paripurna. FKG Unpad. Pederson GW. Buku ajar praktis bedah mulut; alih bahasa; Purwanto; editor, Basoeseno, Jakarta, Penerbit buku kedokteran EGC. Paulsen, F.and Waschke, J, 2013, Atlas anatomi Manusia Sobotta Kepala, leher, Extremitas Atas: Edisi 23, Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal 55. Rishiraj, Bob. 2006. Journal of Treatment Temporomandibular Joint. Diakses tanggal 24 november 2014 dari www.cda- adc.ca/jcda/vol-67/issue- 11/659.pdf. Snell S Richard.2007. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Ed.3. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Sidharta, Priguna. 2008. Neurologi Klinis dalam Praktek Umum, Dian Rakyat, Jakarta, 2008, hal. 112-115 Sujatno.IG. 2007. Sumber Fisis, Jakarta, Depkes RI, 2007, hal 53 56. Trisnowiyanto Bambang. 2012. Instrumen Pemeriksaan fisioterapi dan penelitian kesehatan. Jogjakarta, Nuha medika.