EFEKTIVITAS METODE PEMISAHAN DALAM PRODUKSI ISOLAT PROTEIN NABATI BERBAHAN BAKU LOKAL

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

I PENDAHULUAN. protein berkisar antara 20% sampai 30%. Kacang-kacangan selain sumber protein

PEMANFAATAN KACANG HIJAU (PHASEOLUS RADIATUS L ) MENJADI SUSU KENTAL MANIS KACANG HIJAU

Oleh : ERDIANTI NPM

SKRIPSI HIDROLISIS PROTEIN KONSENTRAT DALAM BLONDO LIMBAH HASIL PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO)

Hak Cipta milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

BAB I PENDAHULUAN. fosfor, besi atau mineral lain. Protein disusun dari 23 atau lebih unit yang

ISOLASI PROTEIN DARI AMPAS KECAP DENGAN CARA EKSTRAKSI SODA ( INSULATION OF PROTEIN FROM DREGS TASTE BY EKSTRACTION SODA )

SIFAT FUNGSIONAL ISOLAT PROTEIN BLONDO (COCONUT PRESSCAKE) DARI PRODUK SAMPING PEMISAHAN VCO (VIRGIN COCONUT OIL) DENGAN BERBAGAI METODE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian. pedaging (Budiansyah, 2004 dalam Pratiwi, 2016).

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang merah atau kacang jogo tergolong pangan nabati. Kacang merah

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

Isolation and Characterization of Rice Bran Protein Using NaOH Solution

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih murah dan terjangkau jika dibandingkan sumber protein hewani seperti

BAB I. PENDAHULUAN. harus diberi perhatian khusus karena menentukan kualitas otak bayi kedepan.

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

PENDAHULUAN. kemiskinan. Padahal potensi umbi-umbian cukup tinggi untuk digunakan sebagai

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

KARAKTERISASI BIJI DAN PROTEIN KORO KOMAK (Lablab purpureus (L.) Sweet) SEBAGAI SUMBER PROTEIN

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kesumba mempunyai biji yang biasa digunakan anak-anak untuk

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

NILAI NUTRISI DAN FUNGSIONAL KESEHATAN PROTEIN RICH FLOUR (PRF) KORO KOMAK (Lablab purpureus (L) sweet ) SKRIPSI

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

Protein susu kedelai mempunyai susunan asam amino yang mirip susu sapi.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

PENGARUH WAKTU PENGUKUSAN TERHADAP PROFIL KELARUTAN DAN VARIASI BERAT MOLEKUL FRAKSI PROTEIN TEPUNG KACANG MERAH PRE-GELATINISASI SKRIPSI

EKSTRAKSI GELATIN DARI LIMBAH TULANG IKAN TENGGIRI (Scomberomorus sp.) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI ASAM YANG BERBEDA

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, makanan yang dikonsumsi merupakan makanan yang sehat, dengan vegetarian. Makanan vegetarian saat ini mulai digemari oleh

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

BAB I PENDAHULUAN. Kacang-kacangan merupakan sumber protein nabati dan lemak yang

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

I. PENDAHULUAN. Singkong (Manihot Esculenta) merupakan salah satu sumber bahan pangan yang

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

PENGARUH WAKTU PENGUKUSAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG KACANG MERAH HASIL PENYANGRAIAN SKRIPSI OLEH: NOVITA KRISTANTI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PROKSIMAT CHIPS RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII PADA SUHU PENGGORENGAN DAN LAMA PENGGORENGAN BERBEDA ABSTRAK

OPTIMATION OF THE INCUBATION TIME FOR ENZYMATIC PRODUCTION OF COCONUT OIL USING THE FRUIT S LATEX OF Carica papaya L

Farikha Maharani, Indah Riwayati Universitas Wahid Hasyim, Semarang *

PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na2S2O5) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG KECAMBAH KEDELAI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

merupakan komponen terbesar dari semua sel hidup. Protein dalam tubuh pembangun, dan zat pengatur dalam tubuh (Diana, 2009). Protein sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang optimal. Oleh karena itu, pemenuhan zat gizi harus benar benar

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI

PENDAHULUAN. yang berasal dari bagian biji pada kebanyakan tanaman lebih banyak. diantaranya adalah daun singkong (Manihot utilisima).

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

PEMBUATAN KONSENTRAT PROTEIN BIJI LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) DENGAN KAJIAN KONSENTRASI ENZIM LIMBAH KULIT NENAS DAN LAMA INKUBASI SKRIPSI

M. Yogie Nugraha 1), Edison 2), and Syahrul 2) Abstract

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAJIAN DAMPAK SUBSTITUSI KACANG TUNGGAK PADA KUALITAS FISIK DAN KIMIA TAHU

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN RIMPANG JAHE SEBAGAI KATALISATOR

PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI

PENGARUH PERLAKUAN PADA PROSES BLANCHING DAN KONSENTRASI NATRIUM BIKARBONAT TERHADAP MUTU SUSU KEDELAI

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

PENGARUH PERBEDAAN JENIS LARUTAN DAN WAKTU PERENDAMAN KACANG KORO PEDANG

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian,

KOMPOSISI DAN NUTRISI PADA SUSU KEDELAI

Optimasi Proses Pembuatan Bubuk (Tepung) Kedelai

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Peneltian.

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

SUBSTITUSI TEPUNG KACANG HIJAU (Phaseolus radiathus L) DALAM PEMBUATAN BISKUIT KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium (L) schott)

BAB I PENGANTAR. dapat menghemat energi dan aman untuk lingkungan. Enzim merupakan produk. maupun non pangan (Darwis dan Sukara, 1990).

KARAKTERISTIK SIFAT FUNGSIONAL KACANG MERAH REBUS DENGAN VARIASI WAKTU PEREBUSAN SKRIPSI OLEH: RICHARD WANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur

PENGARUH VARIASI WAKTU PERENDAMAN DAN PENAMBAHAN SODA KUE (NaHCO 3 ) TERHADAP KADAR ASAM SIANIDA TEMPE KORO BENGUK

BAB I PENDAHULUAN. Kacang tolo adalah salah satu jenis kacang-kacangan yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan

PENGARUH KONSENTRASI CAMPURAN SARI BUAH DAN JENIS PENSTABIL TERHADAP KARAKTERISTIK MINUMAN SARI KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L.

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

MINYAK KELAPA. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

I. PENDAHULUAN. berbagai macam variasi, baik warna, bahan baku, maupun flavor. Bahan utama

BAB I PENDAHULUAN. Tempe merupakan makanan tradisional khas Indonesia, sebagian besar

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan pangan menurut Indrasti (2004) adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. oleh terpenuhinya kebutuhan gizi dalam makanannya. Pada usia 6 bulan pertama,

BAB I PENDAHULUAN. Pola konsumsi pangan di Indonesia saat ini belum sesuai dengan. Harapan (PPH) merupakan rumusan komposisi pangan yang ideal yan g

EFISIENSI PENGGANDAAN SKALA KAPASITAS BENCH PADA PRODUKSI GELATIN TULANG IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus sp.)

PEMANFAATAN AMPAS DARI BERBAGAI JENIS KACANG - KACANGAN PADA PEMBUATAN TEMPE GEMBUS SKRIPSI. Disusun Oleh : SISWANTI BINTARATIH NPM.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Fisik Sosis Sapi

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan

Transkripsi:

23 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 6 No. 1 EFEKTIVITAS METODE PEMISAHAN DALAM PRODUKSI ISOLAT PROTEIN NABATI BERBAHAN BAKU LOKAL Nur Hapsari 1) dan Dedin F Rosida 2) 1) Program Studi Teknik Kimia, 2) Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Jawa Timur e-mail : nurhapsari 2000@yahoo.com ABSTRAK Konsumsi protein pangan masyarakat Indonesia sebagian besar bersumber dari tanaman kelapa dan kacang-kacangan seperti kelapa dan kacang-kacangan lokal (misal : kacang hijau (Phaseolus Radiates L), kacang merah (Phaseolus Vulgaris L), kacang tunggak (Vigna Unguiculata L). protein merupakan salah satu produk yang banyak digunakan baik untuk produk pangan maupun non pangan. Pemisahan protein dapat menggunakan pelarut asam untuk pengendapan protein pada ph isoelektrik. Pemilihan suasana asam sebagai ph selama ekstraksi dikarenakan bahwa sebagian besar asam amino akan bermuatan positif atau negatif. Muatan yang sejenis ini akan saling tolakmenolak yang menyebabkan minimumnya interaksi antara residu-residu asam amino yang berarti akan meningkatkan kelarutannya selama ekstraksi. penelitian, diperoleh isolat protein blondo berkadar : protein 4.995%, lemak 39.907%, air 22.816%, abu 0.05%, isolat protein kacang hijau berkadar : protein 19,40%, lemak 1,89%, air 10,52%, abu 1,20%, isolat protein kacang merah berkadar : protein 18,38%, lemak 1,77%, air 13,10%, abu 1,21% dan isolat protein kacang tunggak berkadar : protein 19,03%, lemak 2,09%, air 11,26%, abu 1,13%. Kata kunci : isolat, protein, ekstraksi, hidrolisis, sentrifugasi, isoelektrik ABSTRACT Consumption of food proteins Indonesian society largely sourced from coconut and nuts such as coconuts and nuts locally (eg, green beans (Phaseolus radiates L), kidney beans (Phaseolus vulgaris L), cowpea (Vigna unguiculata L). protein is one product that is widely used for both food and non-food products. Separation of proteins can be used for the acid solvent protein precipitation at the isoelectric ph. Selection acidic as ph during extraction due to that most of the amino acids will be positively or negatively charged. the charge is this type will repel each other which causes the minimum of interaction between amino acid residues which means it will increase its solubility during extraction. The results of the study, obtained blondo protein isolate yield: 4,995% protein, fat 39 907% 22 816% water, ash of 0.05%, green pea protein isolate yield: 19.40% protein, 1.89% fat, water 10.52%, 1.20% ash, red bean protein isolate yield: 18.38% protein, 1.77% fat, 13.10% water, 1.21% ash and yield of cowpea protein isolates: protein 19, 03%, fat 2.09%, 11.26% water, 1.13% ash. Keywords: isolate, protein, extraction, hydrolysis, centrifugation, isoelectric

Efektivitas Metode Pemisahan Dalam si.. (Nur Hapsari Dan Dedin F Rosida) 24 PENDAHULUAN Kekurangan protein merupakan masalah penting yang perlu ditanggulangi, penduduk dengan tingkat pendapatan yang relatif rendah, tentunya sangat sulit memenuhi kebutuhan protein dengan mengonsumsi protein hewani karena harganya tidak terjangkau. Karena itu, mengonsumsi bahan makanan berbahan baku nabati merupakan salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan akan protein. Untuk memenuhi kebutuhan protein pada saat ini industri pangan di Indonesia banyak menggunakan isolat protein sebagai bahan baku produknya. protein merupakan sari pati protein yang dapat digunakan sebagai makanan suplemen dan bahan fortifikasi berbagai makanan untuk memperkaya protein dan nilai gizi makanan. protein sangat banyak aplikasinya dalam berbagai produk makanan. Contoh secara luas digunakan sebagai bahan tambahan makanan dalam sup rasa daging, makanan diet, penyedap sosis, biskuit, crackers, minuman dan mayonaise. Hidrolisat protein juga berguna sebagai bahan fortifikasi untuk memperkaya nilai gizi produk makanan suplemen terutama untuk anak-anak dan bahan pengganti albumin telur pada proses pembuatan es krim, agar-agar, serta secara fungsional dapat dikatakan sebagai bahan pengemulsi, pengembang dan bahan pengisi. Pada saat ini kebutuhan isolat protein masih dipenuhi dari kedelai impor. Potensi nabati lokal Indonesia yang perlu dijajagi pengembangannya untuk memenuhi kebutuhan isolat protein, diantaranya adalah blondo yang merupakan hasil samping pembuatan dan kacangkacangan lokal seperti kacang hijau, kacang merah dan kacang tunggak sebagai bahan baku untuk pembuatan isolat protein. METODE Bahan pembuatan isolat protein adalah blondo, kacang hijau, kacang merah dan kacang tunggak, heksana, NaOH dan. Peralatan yang digunakan adalah timbangan analitik, waterbath, ph meter, sentrifugasi, kabinet drying. protein berbahan baku blondo dapat dibuat dengan metode sentrifugasi. yang merupakan limbah Coconut Oil diaduk selama 2 jam dengan ditambahi larutan encer sampai ph 4,5 kemudian campuran tersebut disentrifugasi sehingga terbentuk endapan dan cairan, endapan tersebut sebagian besar berupa protein dan komponen non protein terlarut dalam bagian cairan, endapan diambil kembali dengan netralisasi menggunakan NaOH encer sampai ph-nya mencapai 6-8 kemudian dikeringkan dan dilakukan analisa konsentrat proteinnya. protein berbahan baku kacang-kacangan lokal dapat dibuat dengan metode ekstraksi/hidrolisis asam dan sentrifugasi, untuk memisahkan protein dengan komponen lain. Pemisahan protein menggunakan pelarut asam untuk pengendapan protein pada ph isoelektrik. Pemilihan suasana asam sebagai ph selama ekstraksi dikarenakan bahwa sebagian besar asam amino akan bermuatan positif atau negatif. Muatan yang sejenis ini akan saling tolak-menolak yang menyebabkan minimumnya interaksi antara residu-residu asam amino yang berarti akan meningkatkan kelarutannya selama ekstraksi. Bahan dilarutkan dalam larutan encer sampai ph 4-5 dan di hidrolisis, kemudian campuran tersebut

25 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 6 No. 1 disentrifugasi sehingga terbentuk endapan dan cairan, endapan sebagian besar mengandung protein dan komponen non protein terlarut dalam cairan, endapan dinetralisasi menggunakan NaOH encer sampai phnya mencapai 6-8 kemudian disaring, dikeringkan dan dilakukan analisa isolat proteinnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Proses pembuatan isolat protein dari blondo dan kacang-kacangan menggunakan metode sentrifugasi dan ekstraksi/hidrolisis asam. Berdasarkan analisa kadar protein pada isolat protein blondo limbah hasil produk dan isolat protein kacang-kacangan lokal seperti terlihat pada gambar berikut ini : Gambar 1 : Pada Perolehan kadar protein pada isolat protein blondo limbah hasil produk dengan metode sentrifugasi sangat rendah bila dibandingkan dengan perolehan kadar protein pada isolate protein kacangkacangan dengan metode ekstraksi asam. Hal ini membuktikan bahwa endapan isolat protein blondo limbah hasil produk memiliki berat jenis yang lebih berat dari pada supernatant/filtrat. Semakin banyak endapan maka berat molekul makin besar sehingga kecepatan yang diperlukan kecil. Sebaliknya, bila endapan yang terbentuk sedikit maka berat molekulnya kecil dan kecepatan yang dibutuhkan besar. membantu dalam pemecahan protein dan karbohidrat dalam tepung. protein pada isolat protein kacang-kacangan mengalami penurunan pada penambahan konsentrasi asam klorida, hal ini dikarenakan penambahan asam klorida yang bersifat asam kuat mengakibatkan terdapat ion H + yang berlebih, yang menunjukkan adanya kekeruhan dan adanya endapan lebih banyak pada proses pemanasan. Keelektronegatifan asam kuat lebih besar sehingga menarik ikatan elektron lebih kuat dari pada atom hidrogen dan

Efektivitas Metode Pemisahan Dalam si.. (Nur Hapsari Dan Dedin F Rosida) 26 lebih mudah dalam pembentukan ion H +. Kekuatan asam meningkat dengan naiknya keelektronegatifan atom X pada ikatan H-X. Jenis asam amino yang lebih banyak terkandung dalam kacang hijau adalah asam amino cistin dan metionin, kacang merah dan kacang tunggak kaya akan asam amino lisin dan leusin sehingga penambahan asam kuat ini tidak memberikan hasil kadar protein isolat yang optimum, protein banyak yang terikut pada filtrat karena penggunaan asam kuat seperti asam khlorida akan berpengaruh terhadap beberapa asam amino sehingga mengakibatkan kerusakan seperti pada cistin, triptofan, serina, lisin, leusin dan treonin. Sejalan dengan pendapat Lehninger (1982), yang menyatakan pengaruh ph didasarkan adanya perbedaan muatan antara asam-asam amino penyusun protein, daya tarik menarik yang paling kuat antar protein yang sama terjadi pada ph isoelektrik. Sedangkan ph di atas dan di bawah titik isoelektrik protein akan mengalami perubahan muatan yang menyebabkan menurunnya daya tarik menarik antar molekul protein, sehingga molekul mudah terurai. Semakin jauh perbedaan ph dari titik isoelektrik maka kelarutan protein akan semakin meningkat. Lemak Lemak Gambar 2 : Lemak Pada Lemak merupakan senyawa yang larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut air. Analisis kadar lemak pada suatu bahan dapat memberikan informasi mengenai ketersediaan lemak yang dapat diaplikasikan untuk berbagai kebutuhan (Andarwulan dkk, 2011). lemak isolat protein meningkat dibandingkan kadar lemak tepung bebas lemak. Diduga dengan adanya perlakuan perendaman dapat mengaktifkan enzim lipase yang dapat menghasilkan beberapa asam lemak bebas rantai pendek yang mudah larut ke dalam air pada media perendaman.

27 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 6 No. 1 Air karena berkaitan dengan mutu. Semakin rendah kadar airnya, maka produk tepung tersebut semakin baik mutunya karena dapat memperkecil media untuk tumbuhnya mikroba yang dapat menurunkan mutu pada produk tepung. Abu Air Gambar 3 : Air Pada Proses pengeringan pada pembuatan isolat protein kacang-kacangan bertujuan untuk menurunkan jumlah air yang dikandung oleh bahan. air merupakan salah satu parameter yang cukup penting pada produk tepung Abu Gambar 4 : Abu Pada

Efektivitas Metode Pemisahan Dalam si.. (Nur Hapsari Dan Dedin F Rosida) 28 Abu merupakan residu organik dari proses pembakaran atau oksidasi bahan pangan. abu dari suatu bahan menunjukkan kandungan mineral masing-masing pada jenis kacang yang terdapat dalam bahan tersebut, kemurnian, serta kebersihan suatu bahan yang dihasilkan (Andarwulan dkk, 2011). Pada jenis kacang kacangan mengandung mineral-mineral yang tinggi yaitu kalsium, fosfor dan besi. Pada pembuatan isolat protein pada jenis kacang mengalami penurunan kadar abu. Hal ini menunjukkan bahwa kadar abu pada isolat protein memiliki kandungan mineral yang tinggi. Tabel 1 : Kualitas Bahan Baku Abu Lemak Air 4.995 39.907 22.816 0.05 Kacang Hijau 19,40 1,89 10,52 1,20 Kacang Merah 18,38 1,77 13,10 1,21 Kacang Tunggak 19,03 2,09 11,26 1,13 KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari semua bahan baku yang digunakan, bahan baku kacang hijau dengan metode ekstraksi/hidrolisis menghasilkan isolat protein dengan kadar protein tertinggi sebesar 19,40%, kadar lemak sebesar 1,89%, kadar air sebesar 10,52% dan kadar abu sebesar 1,20%. DAFTAR PUSTAKA Andarwulan, N. dan P. Hariyadi. 2005. Optimasi si Antioksidan pada Proses Perkecambahan Bijibijian dan Diversifikasi Pangan Fungsional dari Kecambah yang Dihasilkan. Laporan Penelitian, IPB, Bogor. Chef t el, JC, JL Cuq and D Lorient. Amino Acid, Peptide-protein and Marcell Dekker Inc., New York. 1985 http://anitamuina.wordpress.com/2 013/02/11/sentrifugasi/ Kartika, B., P. Hastuti, and W. Supartono. The Guidelines sensory Test of Food Ingredients. Yogyakarta: UGM Pangan dan Gizi PAU. 1988 Kinsella, JE. Functional Criteria For Expanding Utilizations Of Soy in Foods, World Soybean. 1985. Research Conference III, Proceedings Westview Press Lehninger, AL. Principle of Biochemistry. Worth Publ. Inc., NewYork. 1982 Poedjiadi, Anna and Titin Supriyanti. Fundamental of Biochemistry. Jakarta UI-Press. 2004 Suhardi. The Teaching materials: chemistry and technology of protein. PAU UGM. 1991 Suwarno M. Potential komak bean (Lablab purpureus) sweet as protein isolate raw material. Tesis. IPB.Indonesia. 2003 Winarno FG Food chemistry and Nutrition. Gramedia. Jakarta. 1997