MYCOPLASMA PNEUMONIAE. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
STREPTOCOCCUS PNEUMONIAE

Rickettsia prowazekii

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Famili : Picornaviridae Genus : Rhinovirus Spesies: Human Rhinovirus A Human Rhinovirus B

Chlamydia psittaci merupakan salah satu bakteri dari genus Chlamydophyla. dikenal juga sebagai Miyagawanella atau Bedsonia. Chlamydia psiitaci

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

Waspada penyakit yang menyebar di musim kemarau : Nocardiosis!

DEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak

Actinomyces israelii

Bacillius cereus siap meracuni nasi anda

Klebsiella pneumoniae. Gamma Proteobacteria Enterobacteriaceae. Klebsiella K. pneumoniae. Binomial name Klebsiella pneumoniae

Nama : Tiwi Anggraini NIM : Kelas : C PENYAKIT LEGIONAIRE

Jika tidak terjadi komplikasi, penyembuhan memakan waktu 2 5 hari dimana pasien sembuh dalam 1 minggu.


BAB I PENDAHULUAN. pneumonia dijuluki oleh William Osler pada abad ke-19 sebagai The

COXIELLA BURNETII OLEH : YUNITA DWI WULANSARI ( )

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

TINEA KAPITIS, apa tuh??

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JOURNAL READING Imaging of pneumonia: trends and algorithms. Levi Aulia Rachman

F. Originalitas Penelitian. Tabel 1.1 Originalitas Penelitian. Hasil. No Nama dan tahun 1. Cohen et al Variabel penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. akhir tahun 2011 sebanyak lima kasus diantara balita. 1

ABSTRAK RESIKO KEJADIAN ISPA PADA PEROKOK PASIF DAN PENGGUNA KAYU BAKAR DI RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai

Jika ciprofloxacin tidak sesuai, Anda akan harus minum antibiotik lain untuk menghapuskan kuman meningokokus.

(Cryptococcus neoformans)

BAB 1 PENDAHULUAN. pernapasan bagian atas adalah batuk pilek biasa, sakit, radang tenggorokan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

Mycoplasma hominis. Abstrak. Oleh : Helen NIM : Fakultas Farmasi Sanata Dharma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri. Infeksi ini diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Para orang tua menjadi khawatir ketika anak menderita sakit. Ibu. ketika anak terserang penyakit (Widodo, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RABBIT FEVER?? Francisella tularensis

BAB I PENDAHULUAN. tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri penyebab. yang penting di dunia sehingga pada tahun 1992 World Health

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus.

BAB I PENDAHULUAN. (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Saat ini, ISPA merupakan masalah. rongga telinga tengah dan pleura. Anak-anak merupakan kelompok

BLASTOMYCES DERMATITIDIS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang

Swine influenza (flu babi / A H1N1) adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae.

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

KERANGKA ACUAN KUNJUNGAN RUMAH ISPA PUSKESMAS DTP CIGASONG

infeksi bakteri : Borrelia spp. vektor : louse (kutu) dan tick (sengkenit)

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru

By: Kelompok 2 Amelia Leona Ayu Afriza Cindy Cesara Dety Wahyuni Fitri Wahyuni Ida Khairani Johan Ricky Marpaung Silvia Syafrina Ibrahim

MACAM-MACAM PENYAKIT. Nama : Ardian Nugraheni ( C) Nifariani ( C)

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang disebabkan oleh bakteri terutama Streptococcus pneumoniae,

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua yaitu, infeksi saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah.

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.2 TBC. Bronkitis. Asfiksi. Pneumonia

BAB I PENDAHULUAN. Rinitis alergi (RA) merupakan suatu inflamasi pada mukosa rongga hidung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gejala awal campak berupa demam, konjungtivis, pilek batuk dan bintik-bintik

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 8 Anak menderita HIV/Aids. Catatan untuk fasilitator. Ringkasan Kasus:

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium

E. coli memiliki bentuk trofozoit dan kista. Trofozoit ditandai dengan ciri-ciri morfologi berikut: 1. bentuk ameboid, ukuran μm 2.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien

BAB I PENDAHULUAN. terisi dengan cairan radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur

ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA. Nur Hasanah* dan Heti Latifah** ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Virus herpes merupakan virus ADN dengan rantai ganda yang kemudian disalin menjadi marn.

Bronkitis pada Anak Pengertian Review Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Variola vera MORFOLOGI. Group I (dsdna)

II. TINJAUAN PUSTAKA. motil, tidak membentuk spora, tidak membentuk kapsul, aerob, katalase positif,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. (40 60%), bakteri (5 40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Setiap. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian yang berjudul Evaluasi Ketepatan Penggunaan Antibiotik

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling utama untuk mempertahankan kehidupan (Volk dan Wheeler, 1990).

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus:

A. IDENTITAS RESPONDENT 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : 3. Pendidikan Terakhir : 4. Pekerjaan : 5. Lama Tinggal Serumah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bakteri Leptospira (Widoyono, 2008). Penyakit ini dikenal dengan

Pneumonia Mikoplasma

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6

LARASITA RAKHMI UTARI K

COCCIDIOIDES IMMITIS

Transkripsi:

MYCOPLASMA PNEUMONIAE Maria Dwi Lestari 078114031 Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Abstrak Mycoplasma pneumoniae merupakan salah satu penyebab infeksi saluran nafas akut (ISNA) yang sering terjadi pada anakanak dan dewasa muda. Memiliki bentuk cincin, batang dan badan spiral, filament, dan granula. Termasuk dalam famili Mycoplasmataceae dan genus Mycoplasma.. Infeksi M.pneuumoniae mudah menyebar pada populasi yang padat misalnya di sekolah, asrama, pemukiman yang padat dan kemp militer. Penularan dapat melalui percikan ludah penderita yang dihirup oleh orang lain. Pasien mengalami demam yang timbul perlahan-lahan, sakit kepala berdenyut, sakit dada, pilek, serak dan batuk kering. Pengobatan biasanya dengan Eritromisin atautertasiklin. Pendahuluan Mycoplasma pneumoniae merupakan salah satu penyebab infeksi saluran nafas akut (ISNA) yang sering terjadi pada anakanak dan dewasa muda. Di Negara berkembang termasuk Indonesia penyebab pneumonia yang paling sering ditemui yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae. Sekitar 30% dan semua pneumonia pada penduduk secara umum disebabkan oleh M.pneumoniae. Di negara kita laporan mengenai infeksi M.pneumonia sebagai salah satu penyebab infeksi saluran nafas akut masih sangat jarang.

Pada akhir tahun 1930 ditemui adanya grup pneumonia yang digambarkan tidak menyerupai bakteri tipikal dari pneumonia, karena penyabab dari pneumonia ini tidak diketahui. Gambaran radiology paru yang tidak spesifik dan angka mortalitas yang rendah, membedakan kasus ini dari pneumonia bacterial sehingga disebut Pneumonia Atypical Primer (PAP). Pada dekade lanjut setelah obat sulfa dan penisilin digunakan sebagai pengobatan terhadap pneumonia bakterial, ternyatapneumonia atipikal ini kurang respon terhadap obat tersebut.baru pada tahun 1940 terungkaplah penyebab dari pneumonia atipikal ini, setelah diisolasi oleh Eaton dkk, ditemukannya kesamaan dengan yang menyebabkan Pleuro pneumonia pada ternak. Maka sejak saat itu disebut namanya Eaton Agent atau Pleuro Pneumonia Like Organsme. Chanock dkk tahun 1969 berhasil mengisolasi penyebab pneumonia ini yang ditunjukkan bahwa mikro organisme ini termasuk famili mycoplasmatacea dari Class Mollicutes dan sejak saat itu disebut Mycoplasma pneumoniae. Morfologi Mikoplasma tidak terdapat dipelajari dengan cara-cara bakteriologik yang biasa dilakukan karena koloninya kecil, plastisitas dan kehalusan sel-selnya (akibat tidak mempunyai dinding sel yang kaku), dan hasil pewarnaannya yang jelek dengan

zat warna aniline. Morfologinya berbeda-beda sesuai dengan cara pemeriksaan yang digunakan (misalnya, lapangan gelap, imunofluoresensi, sediaan yang diwarnai dengan Giemsa dari pembenihan padat atau cair, fiksasi agar). Pertumbuhan dalam pembenihan cair menghasilkan berbagai bentuk yaitu, cincin, batang dan badan spiral, filament, dan granula. Pertumbuhan pada pembenihan padat pada dasarnya terdiri atas massa protoplasma plastis dengan bentuk tidak teratur dan mudah berubah. Mikoplasma mempunyai struktur sangay primitif, yang dapat berubah bentuk dari bulat yang berdiameter 125-250 nm sampai bentuk filamen kecil dengan panjang antara beberapa nm sampai 850 nm. Klasifikasi Kingdom Division Class Ordo Famili Genus Spesies : Bacteria : Firmicutes : Mollicutes : Mycoplasmatales : Mycoplasmataceae : Mycoplasma : Mycoplasma pneumoniae Siklus Hidup M.pneumoniae ditularkan melalui ludah penderita kemudian tertelan dan masuk ke inang yang baru. Bakteri ini hanya dapat berkembangbiak didalam tubuh manusia/hospes. Jika diluar tubuh hospes hanya dapat bertahan beberapa jam saja itupun dalam keadaan lembab seperti air ludah kemudian mati. Berkembang sangat pesat dalam paru-paru lebih tepatnya dalam bronchitis. Akibat banyaknya populasi dalam bronchitis, bakteri akan naik ke faring untuk mencari jalan dan keluar saat penderita meludah atau bersin. Jika bersin atau air liur terhirup maka M.pneumonia akan

masuk dalam inang baru dan tinggal untuk berkembamgbiak kembali. Keterangan: Gambar 1:Sel Mycoplasma pneumoniae pada fase I (8 jam). Membentuk karakteristik morfologi tubuhnya. Gambar 2: Mycoplasma pneumoniae pada fase I yang tumbuh (2 hari). Sel menjadi pendek, kuat dan mulai membentuk filamen sebagai alat gerak. Gambar 3: Mycoplasma pneumoniae pada fase II (3 hari). Membelah dan membentuk koloni yang memiliki filamen disekelilingnya. Gambar 4: Mycoplasma pneumoniae pada fase antara II-III (4 hari). Gambar 5: Mycoplasma pneumoniae pada fase akhir II (6 hari). Filamen memendek dengan pusat (inti) yang hampir sama.

Gambar 6: Mycoplasma pneumoniae pada fase III (10 hari). Bakteri menjadi semakin lebar dan tipis untuk siap membelah kembali. Penyebaran Tersebar di seluruh dunia, sporadic, endemis dan kadangkadang muncul sebagai wabah/klb terutama menyerang anggota militer atau institusi tertentu. Prevelasi kasus yang paling banyak didijumpai biasanya pada musim panas sampai ke awal musim guguryang dapat berlangsung satu sampai dua tahun. Infeksi lebih mudah menyebar pada populasi yang padat misalnya di sekolah, asrama, pemukiman yang padat dan kemp militer. Angka serangan bervariasi antara 5 atau lebih dari 50 per1.000 per tahun pada kelompok militer dan 1 sampai 3 per 1.000 per tahun pada masyarakat sipil. KLB lebih sering pada musim panas dan musim gugur, penyakit endemis ini tidak diikuti pola musiman. Namun, bervariasi dari tahun ketahun dan bervariasi menurut daerah geografis yang berbeda. Menyerang semua jenis kelamin dan ras. Penyakit ini dapat menyerang pada semua kelompok umur dan sangat ringan pada anak balita, biasanya penyakit dengan gejala kilnis sering menyerang pada anak usia sekolah atau dewasa muda. Masa inkubasi M.pneumoniae relatif lama antara 2-3 minggu. M.pneumoniae yang sudah lama berada pada host yang telah terinfeksi ini mungkin merupakan suatu faktor penting dalam penyakit epidemik yang disebabkan oleh organisme ini. Penularan Diperkirakan penularan terjadi melalui percikan ludah yang dihirup oleh orang lain, melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi (termasuk kontak dengan infeksi subklinis) atau dengan benda-benda yang tercemar denga keluarnya kotoran hidung dan tenggorokan dari penderita akut dan penderita batuk. Sering

terjadi pneumonia sekunder diantara kontak, anggota keluarga dan pengunjung pasien. Gejala Infeksi ini umum menyerang saluran pernafasan bagian bawah dengan gejala febris. Walaupun sangat jarang faringitis dapat berkembang menjadi bronkhitis dan berlanjut menjadi pneumonia. Pasien mengalami demam yang timbul perlahan-lahan, sakit kepala berdenyut, sakit dada, pilek, serak dan batuk kering. Setelah beberapa minggu terjadi pneumonia interstitialis atau bronchopneumonia. Pada pemeriksaan sinar Rontgen akan terlihat pneumonia bersegmen. Beberapa pasien mendapat lesi yang melepuh pada mulut, mata dan kulit. Pada komplikasi gastrointertinal gejala yang ringan dapat berupa diare, mual, muntah dan anoreksia. Pada awalnya sputum sedikit lama-lama bertambah banyak. Foto toraks memberikan gambaran adanya infiltrat pada paruparu. Infiltrat berbentuk bintik-bintik menyebar kesannya lebih berat dibandingkan dengan gejala klinis. Pada kasus yang berat, pneumonia menyebar dari satu lobus ke lobus lainnya dan dapat juga bilateral. Sepertiga dari kasus menunjukkan adanya lekositosis pada minggu pertama. Lama sakit berlangsung dari beberapa hari sampai satu bulan lebih. Infeksi sekunder oleh bakteri lain dan komplikasi lain dapat terjadi. Mycoplasma pneumoniae juga dapat menyebabkan penyakit Bronkitis infeksiosa. Pengobatan Antibiotik Ampisilin tidak sensitif terhadap M.pneumonia ini, karena mikroorganisme ini tidak mempunyai dinding sel. Mikoplasma pneumonia secara invitro memperlihatkan sensitifitas terhadap Eritromisin dan Tertasiklin, obat ini merupakan obat

pilihan untuk Mikoplasma pneumonia. Pada anak yang lebih kecil dari 10 tahun obat pilihannya adalah Eritromisin, sedangkan Tetrasiklin tidak dianjurkan karena adanya efek samping terhadap anak. Eritromisin diberikan dengan dosis penuh yaitu 250-500mg 4kali sehari selama 7-10 hari. Perincian dosisnya : Dewasa dengan BB 26 kg : Tetrasiklin 1000mg/hari dibagi 4 dosis. Eritromisin 1500mg/hari dibagi 4 dosis. Anak-anak dengan BB 25 kg : Tetrasiklin 25mg/kg BB/ hari dalam 4 dosis. Eritromisin 30-50mg/kg BB/ hari dalam 4 dosis. Dengan pemberian obat ini dalam jangka waktu pendek menunjukan hasil yang baik dengan meninggalkan manifestasi klinik secara cepat, tetapi mikroorganisme ini bisa tidak hilang dari sputum atau hapusan tenggorokan sehingga dapat mempengruhi fungsi paru dikemudian hari. Obat baru saat ini yang banyak dipakai adalah Roxytromycin yaitu antibiotik dari golongan Markolide ternyata cukup efektif terhadap mikroplasma pneumonia dengan efek samping yang sedikit dengan pemberian yang sederhana dengan dosis 5-10mg/kg BB/ hari dibagi dalam 2 dosis secara per oral, diberikan selama 7-14 hari. Pustaka Anonim, 2004, Penyakit Paru-paru dan Saluran Pernapasan, www.medicastore.com/med Diakses pada tanggal 8 Mei 2008 Anonim, 2005, Mycoplasmal Pneumonia, www.pppl.depkes.go.id/catalogcdc/kamus_detail Diakses pada tanggal 8 Mei 2008

Anonim, 2007, Mycoplasma Scientific Classification, www.wikipedia.org/wiki/mycoplasma diakses pada tanggal 9 Februari 2007 Jawetz, E, J.L.Melnick & E.A.Adelberg, 1986, Mikrobiologi untuk Profesi Kesehatan, Buku Kedokteran EGC, Jakarta Jawetz, E, J.L.Melnick & E.A.Adelberg, 1995, Mikrobiologi Kedokteran, Buku Kedokteran EGC, Jakarta Kammer, Gary M., J. Dennis Pollack & Albert S. Klainer, 1970, Scanning-Beam Electron Microscopy of Mycoplasma pneumoniae, www.pubmedcentral.nih.gov Diakses pada tanggal 9 Februari 2008