Peningkatan Performance Motor Bensin 4 Tak 3 Silinder yang Menggunakan Bahan Bakar Gas dengan Penambahan Blower dan Sistem Injeksi

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Turbocharger pada Motor Bensin Daihatsu Tipe CB-23

Pengaturan Kondisi Idle dan Akselerasi pada Motor Berbahan Bakar Gas

Pengaruh Perubahan Pemajuan Waktu Penyalaan Terhadap Motor Dual Fuel (Bensin-BBG)

Peningkatan Performance dengan Pendingin Udara Masuk pada Motor Diesel 4JA1

Pengaruh Suhu dan Tekanan Udara Masuk Terhadap Kinerja Motor Diesel Tipe 4 JA 1

Peningkatan Unjuk Kerja Motor Diesel dengan Penambahan Pemanas Solar

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

STUDI PERBANDINGAN KINERJA MOTOR STASIONER EMPAT LANGKAH SATU SILINDER MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR GAS LPG DAN BIOGAS

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Peningkatan Unjuk Kerja Motor Bensin Empat Langkah dengan Penggunaan Busi Dua Elektrode dan Busi Tiga Elektrode

BAB II LANDASAN TEORI

Peningkatan Unjuk Kerja Motor Bensin Empat Langkah dengan Penggunaan Busi Splitfire SF392D dan Kabel Busi Hurricane

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

PERBANDINGAN UNJUK KERJA GENSET 4-LANGKAH MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BENSIN DAN LPG DENGAN PENAMBAHAN MIXER VENTURI

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

Unjuk Kerja Motor Bakar Bensin Dengan Turbojet Accelerator

MODIFIKASI MESIN MOTOR BENSIN 4 TAK TIPE 5K 1486 cc MENJADI BAHAN BAKAR LPG. Oleh : Hari Budianto

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Naphtalene Terhadap Perubahan Angka Oktan Bensin, Unjuk Kerja Motor dan Gas Buangnya

PENGARUH PERUBAHAN SUDUT PENYALAAN (IGNITION TIME) TERHADAP EMSISI GAS BUANG PADA MESIN SEPEDA MOTOR 4 (EMPAT) LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Selenoid valve 12 volt, suhu, torsi maksimum, daya maksimum, dan emisi gas buang

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015

PENGARUH IGNITION TIMING DENGAN BAHAN BAKAR LPG TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH SATU SILINDER

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

PERBANDINGAN KINERJA MOBIL MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) DAN BAHAN BAKAR GAS (BBG)

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 SILINDER TYPE 4G63 SOHC 2000 CC MPI

BAB III METODE PENELITIAN. Daya motor dapat diketahui dari persamaan (2.5) Torsi dapat diketahui melalui persamaan (2.6)

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN


STUDI ALTERNATIF PENGGUNAAN BBG GAS ELPIJI UNTUK BAHAN BAKAR MESIN BENSIN KONVENSIONAL

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bensin Prinsip Dasar Motor Bensin

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI

BAB II DASAR TEORI 2.1 Kajian Pustaka

Peningkatan Unjuk Kerja Motor Bensin Empat Langkah Dengan Penggunaan Methyl Tertiary Buthyl Ether Pada Bensin

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

OLEH : DADANG HIDAYAT ( ) DOSEN PEMBIMBING : Dr. Bambang Sudarmanta, ST., MT.

PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

BAB II TINJAUAN LITERATUR

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

Vol. 2 No. 1. Januari 2012 ISSN: X

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) ISSN:

PENGARUH TEMPERATUR BAHAN BAKAR BIO-SOLAR DAN SOLAR DEX TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL PUTARAN KONSTAN

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC

BAB II LANDASAN TEORI

UPAYA PENINGKATAN DAYA MOTOR DENGAN MERUBAH BESARNYA LUBANG KELUARAN GAS BUANG

PENGARUH PEMAJUAN WAKTU PENGAPIAN DAN PENINGKATAN RASIO KOMPRESI TERHADAP DAYA DAN TORSI SEPEDA MOTOR SUPRA FIT DENGAN BAHAN BAKAR LPG

TUGAS AKHIR. PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR GAS LPG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR 4 LANGKAH 100cc

KARAKTERISASI PERFORMA MESIN DIESEL DUAL FUEL SOLAR-CNG TIPE LPIG DENGAN PENGATURAN START OF INJECTION DAN DURASI INJEKSI

PEMANASAN BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN KOMPONEN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN 4 LANGKAH

STUDI PERBANDINGAN KINERJA MOTOR STASIONER 4 LANGKAH SATU SILINDER MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BENSIN DAN BIOGAS

PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

ANALISIS MESIN PENGGERAK PEMBANGKIT LISTRIK DENGAN BAHAN BAKAR BIOGAS. Tulus Subagyo 1

Pengaruh Posisi Penyemprotan Bahan Bakar Gas Lpg Pada Intake Manifold

MAKALAH DASAR-DASAR mesin

KARAKTERISTIK PERFORMA MOTOR BENSIN PGMFI (PROGAMMED FUEL INJECTION) SILINDER TUNGGAL 110CC DENGAN VARIASI MAPPING PENGAPIAN TERHADAP EMISI GAS BUANG

PENGARUH PERUBAHAN WAKTU PENGAPIAN (IGNITION TIMING) TERHADAP TORSI, DAYA, DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN HONDA G200 DENGAN BAHAN BAKAR GAS LPG

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

DAMPAK KERENGGANGAN CELAH ELEKTRODE BUSI TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 4 TAK

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

PEMANASAN BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN KOMPONEN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN 4 LANGKAH. Toni Dwi Putra 1) & Budyi Suswanto 2)

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bahan dan alat uji yang digunakan untuk pengumpulan data, pengujian, diagram

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR PADA RADIATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KADAR EMISI GAS BUANG DAIHATSU HIJET Suriansyah Sabaruddin 1)

LATAR BELAKANG. Alternatif pengganti bahan bakar minyak. Nilai Emisi LPG. Converter Kit Manual yg Brebet. Converter Kit

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang sarana transportasi.sektor transportasi merupakan salah satu sektor

Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST, MT

ANALISA DAN PEMBUATAN SISTEM WATER COOLANT INJECTION PADA MOTOR BENSIN TERHADAP PERFORMA DAN EMISI GAS BUANG

F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja

STUDI PERBANDINGAN ENERGI BAHAN BAKAR GASOLINE DENGAN BAHAN BAKAR GAS (CNG) PADA KENDARAAN BERMOTOR

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN

TUGAS. MAKALAH TENTANG Gasoline Direct Injection (GDI) Penyusun : 1. A an fanna fairuz (01) 2. Aji prasetyo utomo (03) 3. Alfian alfansuri (04)

ANALISA VARIASI UKURAN VENTURI KARBURATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA RX-KING 135cc

Transkripsi:

Peningkatan Performance Motor Bensin Tak Silinder yang Menggunakan Bahan Bakar Gas dengan Penambahan Blower Peningkatan Performance Motor Bensin Tak Silinder yang Menggunakan Bahan Bakar Gas dengan Penambahan Blower dan Sistem Injeksi Rahardjo Tirtoatmodjo Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen Petra Willyanto Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen Petra Abstrak Penggantian BBM menjadi BBG untuk kendaraan bermotor ternyata mengakibatkan penurunan daya motor yang dihasilkan. Dengan menambahkan peralatan tambahan berupa blower (+ inverter) dan injeksi BBG, maka tekanan dan kepadatan campuran BBG dan udara yang masuk ke dalam ruang bakar bisa lebih tinggi dan daya yang dihasilkan motor bakar lebih meningkat dan bisa menyamai bahkan melebihi daya motor dari motor bakar pada waktu menggunakan bensin. Kata kunci : performance, bahan bakar gas, blower, sistem injeksi, inverter Abstract Replacing from gasoline to gas fuel (BBG) for automotive, in fact, decreases the motor s power. By adding some equipments such as blower (+ inverter) and BBG injection, the pressure and density of BBG and air mixture into combustion chamber will be higher. This can make the power of combustion engine be equal even bigger than using gasoline. Keywords : performance, CNG, blower, injection system, inverter 1. Pendahuluan Dari tahun ke tahun jumlah kendaraan yang berlalu lalang terus bertambah, sedangkan persediaan minyak bumi makin menipis. Selain itu polusi yang dihasilkan oleh kendaraan yang menggunakan bahan bakar bensin cukup menakutkan. Kadar NOx, CO, maupun HC sangat berbahaya bagi kesehatan makhluk hidup khususnya manusia. Salah satu cara yang kini ditempuh oleh pemerintah adalah penggunaan bahan bakar alternatif yaitu BBG karena disamping produksi BBG di Indonesia yang melimpah, BBG juga memiliki beberapa keuntungan antara lain seperti memiliki AO (Angka Oktan) yang lebih tinggi dibanding bensin (AO BBG sekitar 10-10 dibanding bensin yang hanya sekitar 80 untuk premium-9 untuk premix), hasil pembakarannya relatif lebih bersih (mengingat rantai karbon BBG yang sangat pendek dibandingkan Catatan : Diskusi untuk makalah ini diterima sebelum tanggal 1 Agustus 1999. Diskusi yang layak muat akan diterbitkan pada Jurnal Teknik Mesin Volume 1 Nomor Oktober 1999. bensin), umur minyak pelumas juga lebih panjang, dan berbagai keuntungan lainnya. Disamping memikirkan bahan bakar alternatif (BBG) sebagai pengganti BBM, para pakar juga dituntut untuk meningkatkan efisiensi, karena dengan mengganti BBG untuk kendaraan bermotor ternyata mengakibatkan penurunan daya yang dihasilkan, salah satu sebab adalah karena kecepatan pembakaran BBG yang lebih kecil daripada bensin sehingga penyalaan BBG harus lebih awal. Hal tersebut meminimalkan kerja negatif pada piston pada saat langkah kompresi dari motor sehingga tekanan yang dihasilkan pada waktu proses pembakaran menurun. Sebenarnya hal ini bisa diatasi dengan meninggikan perbandingan kompresi dari motor sehingga tekanan kompresnya naik, bila dilakukan cara seperti ini maka dimensi motor harus diubah dan hal ini memerlukan proses pengerjaan yang sulit dan mahal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka ditambahkan suatu peralatan tambahan yang berupa blower yang diletakkan setelah mixer (salah satu komponen dari konversi kit yang berfungsi untuk memberikan campuran 1

JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 1, No. 1, April 1999 : 1 7 gas dan udara yang optimal sesuai dengan kebutuhan motor). Blower akan memberikan suplai udara bertekanan sehingga tekanan pada mixer menjadi vakum dan campuran segar yang masuk ke dalam silinder mempunyai tekanan yang lebih tinggi dari tekanan atmosfer sehingga tekanan maupun kepadatan campuran bahan bakar dan udara yang masuk bisa lebih tinggi, hal ini membuat daya yang dihasilkan motor lebih meningkat. Debit dan tekanan yang diberikan oleh blower merupakan fungsi dari putaran motor karena debit dan tekanan udara ideal yang dibutuhkan motor berbeda untuk setiap putaran motor. Putaran blower diatur dengan perangkat elektronik dengan menggunakan sensor arus pada koil... Konversi Kit Konversi Kit atau dikenal juga dengan nama Conversion kit merupakan peralatan tambahan pada motor bakar sehingga motor dapat tersebut menggunakan BBG. Sistem motor bakar yang menggunakan Dual fuel dapat dijelaskan dengan skema sebagai berikut :.1. Bahan Bakar Gas. Alat-alat Percobaan BBG adalah Bahan Bakar Gas. Komposisi utamanya gas metana dan disertai gas lainnya yang prosentasinya berbeda antara satu ladang dengan lainnya. Pertamina telah menyelidiki berbagai komposisi BBG di Indonesia yang tertera pada tabel 1. Tabel 1. Susunan dan sifat BBG di Indonesia Wilayah Jawa Sumsel Sumut Komposisi % % % Nitrogen (N ) 0,68 Trace 0,0 Karbon dioksida (CO ) 1,75 11,5,869 Metana (CH ) 95,0 69,7 89,6 Etana (C H 6), 8, 7,00 Propana (C H 8) 0,9 7,5 0,8 Iso-butana (C H 10) 0,01 1,1 0,018 Normal-butana (C H 10) 0,01 1, 0,08 Iso-pentana (C 5H 1) Trace 0,5 0,0 Normal-pentana (C 5H 1) Trace 0, 0,015 Hexana (C 6H 1) Nil trace 0,01 Total 100,00 100,0 100,000 Berat jenis spesifik (udara=1) 0,5907 0,8 0,688 Nilai kalor (Btu/SFC) 1015,99 115 107,059 Sanjaya (1995) memberikan spesifikasi tentang BBG yang sebagian besar terdiri atas gas metana (CH) : Berat jenis = 0,606 x berat jenis udara Kalor pembakaran = 7,8 MJ/m Titik nyala 650 O C (bensin + 50 O C) Angka oktan + 10 RON Gambar 1. Skema Sistim Konversi Kit Utama Adapun cara kerja pengoperasian konversi kit pada kendaraan bermotor dapat dijelaskan sebagai berikut : BBG yang disimpan dalam tangki BBG yang bertekanan 00 bar mengalir melalui pipa baja menuju ke manual valve yang berfungsi membuka atau menutup aliran gas dari tangki. Bila posisi terbuka maka gas akan mengalir menuju ke barometer penunjuk tekanan tabung, kemudian ke solenoid valve pada regulator. Solenoid valve diatur dari switch starter motor bakar. Bila switch dalam keadaan on maka gas dapat masuk ke dalam regulator utama dan sekunder. Gas keluar dari regulator sekunder dengan tekanan yang cukup rendah menuju ke mixer yang kemudian akan bercampur dengan udara... Sistim konversi kit dengan tambahan blower dan injeksi Sistim Konversi Kit dengan tambahan blower injeksi yang digunakan untuk meningkatkan unjuk kerja dari motor yang menggunakan Dual fuel dapat dijelaskan dengan skema berikut: Gambar. Skema sistim konversi kit dengan tambahan blower dan injeksi

Peningkatan Performance Motor Bensin Tak Silinder yang Menggunakan Bahan Bakar Gas dengan Penambahan Blower Sistim konversi kit dengan tambahan blower dan injeksi tersebut terdiri dari : 1. Regulator Regulator ini berfungsi untuk menurunkan tekanan dari tangki penyimpanan BBG yang bertekanan tinggi sampai ke tingkat tekanan kerja dari injeksi. Pada prototipe jenis regulator yang digunakan adalah regulator oksigen, karena regulator tersebut mampu menahan tekanan gas sampai 00 bar. Pada regulator tersebut terdapat dua buah barometer yaitu satu untuk penunjuk tekanan di dalam tangki BBG dan satu lagi untuk menunjukkan tekanan output yang diingin-kan.. Solenoid valve Pada prototipe ini digunakan solenoid valve yang mampu berkeja pada berbagai macam fluida, seperti gas, uap, air, udara dan lain-lain. Solenoid valve yang digunakan HSW-1-0. Spesifikasi : Ukuran pipa : ¼ Diameter oriffice : mm Tekanan kerja : 0 10 kgf/cm Body : brass, alumunium Temperatur fluida : air 0 60 O C, uap air 100 O C Jenis tegangan : AC/DC. Injektor atau nozzle Pada prototipe ini digunakan nozzle yang terpisah dari solenoid valve dan terbuat dari kuningan. Injektor tersebut berupa sebuah silinder berlubang dan mempunyai sebuah lubang pada ujung dalam manifold di mana lubang tersebut mengarah pada saluran percabangan menuju ke masing-masing silinder sehingga pada saat katup masuk terbuka maka bahan bakar gas yang diinjeksikan dapat tertarik oleh kevakuman dalam silinder dan menuju katup masuk silinder.. Blower Pada prototipe ini dipilih blower merk JOUNING. Dasar pemilihan blower ini disamping pertimbangan utama yaitu debit udara yang mampu disuplai, juga pertimbangan dimensi dari blower ini. Pertimbangan ini cukup penting mengingat ruang untuk meletakkan blower pada motor bakar terbatas dan juga diameter inlet dan outlet dari blower dibatasi oleh diameter dari mixer dan karburator. Spesifikasi blower : Tipe : In-line turbo fan TX-60 : 0 volt : 50/60 Hz : 150/170 watt : 8/9 m /min Voltase Frekuensi Daya listrik Kapasitas Tekanan yang dihasilkan : 1/mm/WG 5. Inverter Pada prototipe ini dipilih inverter merk MIKI PULLEY. Dasar pemilihan inverter ini adalah bahwa inverter dengan spesifikasi ini adalah inverter yang menghasilkan daya untuk beban (blower) paling kecil. Spesifikasi inverter : Tipe : V5-0- Input : AC 00/0 V Frekuensi : 50/60 Hz Output current :, A Gambar. Skema pemasangan blower dan sistim injeksi pada motor bakar.. Motor yang diuji Motor yang diuji sebuah motor daihatsu silinder langkah dengan spesifikasi sebagai berikut : Tipe motor : CB- Silinder :, in-line Diameterx langkah : 76mm x 7mm Perbandingan kompresi : 9,5 :1 Tekanan kompresi : 1,5 kg/cm (pada 50 rpm) Daya maksimum : 8 kw pada 5600 rpm Torsi maksimal : 75,5 Nm pada 00 rpm Putaran idle : 850 + 50 rpm

JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 1, No. 1, April 1999 : 1 7. Teori Dasar.1. Pengukuran Daya Daya yang diukur oleh dynamometer dapat dihitung dengan menggunakan rumus : BHP = π P R Nd X ( dk ) Dimana : BHP = brake horse power (dk) P = gaya aksi dynamometer (Newton) R = panjang lengan dynamometer (m) Nd = putaran motor (rpm) X = faktor pengonversi ft. lb / det = 000 dk kg. m / det = 500 dk N. m / det = 5000 dk Sedangkan tekanan efektif rata-rata (Brake Mean Effective Pressure) yang merupakan tekanan rata-rata yang bekerja pada piston selama langkah kerja dapat dihitung berdasarkan rumus : 0,5 N Z bmep = A L i Nd ( kg/ cm ) N = tenaga kuda poros (dk) A = luas penampang torak (m ) L = panjang langkah torak (m) i = jumlah silinder Z = 1 untuk motor langkah untuk motor langkah Hubungan antara BHP dan bmep adalah sebagai berikut : bmep V BHP = X sil Np Vsil = Volume pergeseran piston Np π = D L = jumlah langkah kerja permenit = i. Nd/Z.. Laju aliran udara dan bahan bakar Laju aliran udara dan bahan bakar dapat dirumuskan: Q a ηv N. V = x 60. D ( m / dtk) Vd = volume langkah torak (m ) N = putaran motor bakar (rpm) ηv = efisiensi volumetris total... Efisiensi volumetris siklus Efisiensi Volumetris siklus dari suatu motor bakar torak: η vs = ( 1 f ) P. v 0 R. T d 0 P0 = tekanan atmosfir T0 = temperatur atmosfir vd = volume jenis displacement R = konstanta gas f = faktor residual gas.. Efisiensi volumetris Efisiensi volumetris dari motor bakar torak: η =η v vs x e v ev = efisiensi volumetris karena kecepatan piston. Prosedur Percobaan.1. Prosedur I : Motor bakar menggunakan bahan bakar bensin Percobaan menggunakan metode pengereman konstan dan putaran berubah. 1. Motor bakar dihidupkan pada putaran idle selama beberapa saat sampai pada temperatur kerja, yaitu temperatur kerja pada air radiator (70 C).. Setting pengapian terbaik pada distributor dengan menggunakan timing light, dan diperoleh pengapian 10 sebelum TMA. Dimana pada sudut pengapian tersebut memberikan gaya maksimum yang terlihat pada dynamometer, sehingga akan diperoleh daya maksimum.

Peningkatan Performance Motor Bensin Tak Silinder yang Menggunakan Bahan Bakar Gas dengan Penambahan Blower. Membuka kran pemasukan air ke dynamometer dan dilakukan penyetelan agar tekanan air yang masuk sebesar,5 bar.. Mencatat setiap perubahan beban (N) dan putaran mesin yang terjadi. 5. Mengulangi langkah nomor untuk pengereman 5 % dan 10 %. 6. Setelah pengujian selesai, posisi pengereman dikembalikan ke posisi 0 %... Prosedur II : Motor bakar menggunakan BBG ditambah blower dan sistem injeksi Percobaan menggunakan metode pengereman konstan dan putaran berubah. 1. Motor bakar dihidupkan pada putaran idle selama beberapa saat sampai pada temperatur kerja, yakni temperatur kerja pada air radiator ( 70 C).. Setting pengapian terbaik pada distributor dengan menggunakan timing light pada posisi 0 sebelum TMA. Dimana pada sudut pengapian tersebut memberikan gaya maksimum yang terlihat pada dynamometer, sehingga akan diperoleh gaya maksimum.. Mengubah bahan bakar dari bensin ke bahan bakar gas jika start menggunakan bensin.. Membuka kran pemasukan air ke dynamometer dan dilakukan penyetelan agar tekanan air yang masuk sebesar,5 bar. 5. Mengaktifkan solenoid valve dan inverter. Mengatur putaran blower pada frekwensi 10 Hz dengan menggunakan inverter. 6. Mengatur tekanan regulator pada posisi 100 kpa dan mencatat beban (N) yang terjadi. 7. Mengatur tekanan regulator dengan interval ± 15 0 kpa sampai putaran motor bakar menurun dan menunjukkan bahwa motor bakar kelebihan BBG, sambil mencatat perubahan beban (N) dan putaran mesin yang terjadi. 8. Mengembalikan tekanan regulator ke tekanan awal yaitu 100 kpa. 9. Menaikkan putaran blower pada frekwensi 0 Hz dengan menggunakan inverter. 10. Mengulangi langkah nomor 6 sampai nomor 8 untuk putaran blower dengan frekwensi 0 Hz, 0 Hz, 50 Hz dan 60 Hz. 11. Mengulangi langkah nomor 5 sampai nomor 10 untuk posisi pengereman 5 % dan 10 %. 1. Setelah pengujian selesai, putaran diturunkan hingga kondisi idle dan posisi pengereman dikembalikan ke posisi semula. 5. Hasil Percobaan dan Analisa Gambar. Grafik Daya fungsi Tekanan regulator Pada Pengereman 0% Dari grafik di atas terlihat bahwa perbedaan daya motor yang dihasilkan untuk tiap variasi frekuensi blower tidak terlalu jauh. Grafik untuk BBG berbentuk seperti parabola yang membuka ke bawah. Hal ini karena pada tekanan regulator yang kecil, jumlah BBG yang diinjeksikan juga kecil sehingga campuran udara dan BBG terlalu miskin. Dengan bertambahnya tekanan regulator dan frekuensi blower maka campuran udara dan BBG semakin baik sehingga daya motor meningkat sampai pada tekanan regulator sebesar 175 kpa dan frekuensi blower sebesar 60 Hz daya motor yang dihasilkan mencapai maksimum, yaitu sekitar, hp. Seiring bertambahnya tekanan regulator, daya motor juga menurun karena campuran udara dan BBG terlalu kaya. Grafik untuk bensin berbentuk garis lurus horisontal dan berada pada posisi daya motor sekitar,06 hp. Daya (HP) Daya (HP).6...8.6...8.6.....1.9.8.7.6.5....1 100 110 10 10 10 150 160 170 180 190 00 10 0 0 0 50 P reg (kpa) 100 15 150 175 00 5 50 75 00 5 50 75 00 5 P reg (kpa) 10 Hz 0 Hz 0 Hz 0 Hz 50 Hz 60Hz Bensin Gambar 5. Grafik Daya fungsi Tekanan regulator Pada Pengereman 5% Dari grafik di atas terlihat bahwa perbedaan daya motor yang dihasilkan untuk tiap variasi frekuensi blower tidak terlalu jauh. Dengan bertambahnya tekanan regulator dan frekuensi blower maka campuran udara dan BBG semakin baik sehingga daya motor meningkat, Sampai pada tekanan regulator sebesar 5 kpa dan frekuensi blower sebesar 60 Hz daya motor yang dihasilkan mencapai maksimum, yaitu sekitar,5 hp. Grafik untuk bensin berbentuk 10 Hz 0 Hz 0 Hz 0 Hz 50 Hz 60 Hz Bensin 5

JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 1, No. 1, April 1999 : 1 7 garis lurus horisontal dan berada pada posisi daya motor sekitar,0 hp. Dari gambar 6 terlihat bahwa perbedaan daya motor yang dihasilkan untuk tiap variasi frekuensi blower tidak terlalu jauh. Dengan bertambahnya tekanan regulator dan frekuensi blower maka campuran udara dan BBG semakin baik sehingga daya motor meningkat. Sampai pada tekanan regulator sebesar 00 kpa dan frekuensi blower sebesar 60 Hz daya motor yang dihasilkan mencapai maksimum, yaitu sekitar 5,5 hp. Grafik untuk bensin berbentuk garis lurus horisontal dan berada pada posisi daya motor sekitar,8 hp. Dari percobaan yang dilakukan mulai dari pengereman 0 %, 5 % dan 10 % secara umum selalu dapat diperoleh daya yang dihasilkan sistem yang menggunakan BBG ditambah blower dan sistem injeksi adalah dapat menghasilkan daya yang lebih besar dibandingkan motor bensin tersebut hanya menggunakan bahan bakar bensin premium. Daya (HP) 6 5.5 5.5.5.5 1.5 1 100 15 150 175 00 5 50 75 00 5 50 75 00 5 P reg (kpa) Gambar 6. Grafik Daya fungsi Tekanan Regulator Pada Pengereman 10% Kesimpulan dan Saran Setelah dilakukan penambahan blower udara (dan inverter) dan sistem injeksi BBG pada motor dapat meningkatkan daya motor bakar yang ber BBG. Daya motor yang dihasilkan mampu menyamai bahkan melebihi daya motor dari motor bakar yang berbahan bakar bensin. Agar daya motor yang dihasilkan sama maka harus ditambahkan sistem injeksi untuk menambah suplai BBG, agar ketika dilakukan akselerasi kebutuhan akan BBG dapat terpenuhi. Demikian juga untuk bukaan gas yang lebih besar, kekayaan campuran dapat diperbesar. Usulan yang perlu dilakukan adalah melakukan pengaturan putaran blower dan tekanan regulator secara otomatis lebih baik dibuatkan peralatan kontrol yang bersifat feed back 10 Hz 0 Hz 0 Hz 0 Hz 50 Hz 60 Hz Bensin (umpan balik) yang didasarkan pada putaran motor bakar dan pembebanan. Motor bensin yang dijual di pasaran didisain untuk memberikan daya optimal jika menggunakan bahan bakar bensin. BBG yang memiliki angka oktan yang lebih tinggi dari bensin tidak dapat memberikan daya yang optimal pada motor bensin jika tidak dilakukan modifikasi. Dengan penambahan sistem bahan bakar yang identik dengan sistem pada motor bensin seperti adanya sistem injeksi bahan bakar, adanya blower untuk meningkatkan tekanan kompresi serta modifikasi dari centrifugal dan vacuum advance maka daya yang dihasilkan motor yang menggunakan BBG bukan hanya dapat menyamai motor bensin, tetapi bahkan melebihinya. Demikian juga akselerasi motor berbbg secara otomatis dapat ditingkatkan dengan penggunaan sistem injeksi tersebut. Mengingat motor bensin itu telah dirancang hanya untuk menghasilkan daya tertentu, maka dengan penambahan segala peralatan tersebut janganlah dibuat hingga motor bensin tersebut menghasilkan daya yang lebih besar dari daya yang dirancang karena akan menimbulkan hal hal yang tidak diinginkan, entah memperpendek umur motor atau bisa merusak elemen elemen dari motor itu sendiri, atau bahkan bisa menimbulkan ledakan sehingga mengakibatkan terlepasnya kepala silinder atau lubangnya piston. Daftar Pustaka 1. ------, Pemakaian Gas Alam (BBG) pada Mobil. Mobil & Motor No.11/, 1990.. Arismunandar, Wiranto, Penggerak Mula Motor Bakar Torak. Bandung. ITB, 198.. Arques, P., Moteurs Alternataifs à Combustion Interne. Masson, 1987.. Abreu, R., Transscript CNG Technology applied by Mercedez-Bens. Mercedez-Bens Engineering Department DD/EEM, 1991. 5. Brun, M., Énergétique. École Centrale de Lyon, 1986. 6. Etra, Ecologic Transportation System. 7. Heywood, John B., Internal Combustion Engine. Singapore : Mc Graw Hill, 1988. 8. Hidayat, S. W., Cara Pemakaian Kendaraan Bahan Bakar Gas. Lembaga Pengabdian pada MasyarakatITM dan Direktorat Lalu Lintas Angkutan Jalan 6

Peningkatan Performance Motor Bensin Tak Silinder yang Menggunakan Bahan Bakar Gas dengan Penambahan Blower Raya Direktorat Pembekalan Dalam Negeri Pertamina, P.T. Elnusa, 1989. 9. Hadihardjono, G. S., Pengesahan Pemasangan Peralatan Konversi Bahan Bakar Gas (BBG) merek Renzo landi dan Tangki BBG merek Faber pada Kendaraan Bermotor. Direktur Jendral Perhubungan Darat, 1991. 10. Honggowibowo, Godwin., Perencanaan Sistem Injektor Akselerasi Untuk Bahan Bakar Gas. Surabaya : U.K. Petra, 1996. 11. Kristanto, P., Analisa Gas Buang Kendaraan Bermotor Roda Empat Berbahan Bakar Bensin. Dimensi Vol. 19/EM, 199. 1. Maleev, V. L., Internal Combustion Engine. Singapore : Mc Graw Hill, 1985. 1. PERTAMINA, Pemanfaatan Bahan Bakar Gas Untuk Sektor Transportasi. Dinas Pemasaran LPG & BBG, Direktorat Pembekalan dan Pemasaran Dalam Negeri, 1995. 1. Pramudana, Ludy, Meningkatkan Effisiensi Motor Bakar Dengan Memperbesar Waktu Penyalaan Busi Dalam Setiap Langkah Kerja. Surabaya : U.K. Petra, 1996. 15. Sasmojo S, Busono T., Tinjauan Tentang Senyawa Pencampur dan Penambah untuk menaikkan Angka Oktan Bensin. Pusat Penelitian Energi ITB, Konferensi ke-9 Ikatan Ahli Teknik Otomotif (IATO), 1990. 16. Sudrajat M.P.K., Pengadaan dan Penyaluran Monograde Gasoline. PERTAMINA, Konferensi ke-9 Ikatan Ahli Teknik Otomotif (IATO), 1990 17. Sanjaya, T., Pengembangan Teknologi Pemakaian Bahan Bakar Gas (BBG) pada Kendaraan Umum. P.T. Gas Biru, 1995. 18. Sasmito, H., Pemasyarakatan Bahan Bakar Gas ( BBG ) sebagai Bahan Bakar Alternatif Kendaraan Angkutan Kota. Seminar Nasional BBG di Malang, 1995. 19. Soetedjo, Handrianto, Peningkatan Unjuk Kerja Motor Bensin Empat Langkah Yang Berbahan Bakar Gas Dengan Penambahan Blower Dan Sistem Injeksi. Surabaya : U.K. Petra, 1998. 0. Tirtoatmodjo, Rahardjo, Makalah Presentasi Hasil Penelitian Perbaikan Unjuk Kerja Mixer Dari Conversion Kit BBG. Surabaya : U.K. Petra, 1996. 1. Tirtoatmodjo, Rahardjo, Diktat Pesawat Kalori I. Surabaya : U.K. Petra, 1996.. Tirtoatmodjo, R., Diktat Teknik Pembakaran dan Bahan Bakar. Percetakan U.K. Petra, 1995.. Tirtoatmodjo. R., Widjaja B., Perhitungan Pegas Centrifugal Advance dan Vacuum Advance dari Daihatsu CB 1 yang menggunakan Bahan Bakar Gas, Jurusan Teknik Mesin U.K. Petra, 1998.. Tirtoatmodjo, R., Seminar Upaya Pemanfaatan BBG sebagai Bahan Bakar alternatif dan Terciptanya Langit Biru. Surabaya : U.K. Petra, 1998. 5. Vicky, Bahan Bakar Alternatif LPG, LING atau CN, Otomotif Mekanik No. 11, 199. 7