GAMBARAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN TERHADAP PELAYANAN PRIMA DI PUSKESMAS TOMUAN KECAMATAN SIANTAR TIMUR KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2012

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Berkeadilan. Untuk mencapainya, perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat

KUESIONER PENELITIAN

PUSKESMAS. Data masyarakat ( Responden) (lingkari kode angka sesuai jawaban masyarakat/responden) Nomor Responden...

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan penyakit (preventif), peningkatan kesehatan (promotif), penyembuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuknya perilaku dapat dibedakan menjadi perilaku tertutup dan terbuka

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

Promotif, Vol.1 No.2 Apr 2012 Hal ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUMAH BERSALIN NISA KOTA PALU

Studi Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan RSUD Takalar

BAB I PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

KARAKTERISTIK PASIEN RUJUKAN MASUK RAWAT INAP PADA TAHUN 2010 DAN 2011 DI RSUD SRAGEN

Jurnal Kesehatan Kartika 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator penting yang harus

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

KUESIONER PENELITIAN TESIS KUALITAS PELAYANAN JAMINAN PERSALINAN DI KECAMATAN PERBAUNGAN. Nama Responden : (*boleh tidak diisi) Umur : Alamat : Rp...

INTERNAL SERVICE PROJECT

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas, dengan memperbaiki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. beberapa indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (Human Development. sosial ekonomi masyarakat (Koentjoro, 2011).

KUESIONER ANALISIS AUDIT KINERJA KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

KUESIONER PENELITIAN

EVALUASI PELAYANAN APOTEK BERDASARKAN INDIKATOR PELAYANAN PRIMA DI KOTA MAGELANG PERIODE 2016

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PESERTA BPJS NON PBI (PENERIMA BANTUAN IURAN) TERHADAP PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUASAN PENGGUNA BPJS. Yustina Kristianingsih

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang

Tingkat Kepuasan Pasien Jamkesmas Terhadap Pelayanan Rawat Jalan Pusat Kesehatan Masyarakat Ampenan Tahun 2013

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PESERTA BPJS NON PBI (PENERIMA BANTUAN IURAN) TERHADAP PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan merupakan selisih kinerja institusi pelayanan kesehatan

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS BAHU

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

Indeks Kepuasan Masyarakat di Unit Rawat Jalan Puskesmas Kraksaan Kabupaten Probolinggo

DESKRIPSI MUTU PELAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI PESERTA PROLANIS BPJS DI PUSKESMAS PATARUMAN III KOTA BANJAR

jaminan kesehatan nasional. (Kemenkes, 2015).

ABSTRAK STUDI KASUS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN DASAR GRATIS DI KOTA BANJAR. Andini Dwikenia Anjani, 2008, Pembimbing : Felix Kasim, dr.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit mempunyai. dengan standart pelayanan Rumah Sakit.

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

Lampiran 1. LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (Informed Consent)

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem jaminan social nasional bagi upaya kesehatan perorangan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

CUT ZULIATI MULI /IKM

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelumnya sesuai dengan tujuan penelitian ini. Berikut deskripsi

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

GAMBARAN PERILAKU PENCARIAN PELAYANAN PENGOBATAN PADA MASYARAKAT DUSUN VI DESA PATUMBAK KAMPUNG KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

PENGUKURAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN PUSKESMAS DENGAN METODE SERVQUAL (STUDI KASUS: PUSKESMAS NGAGEL REJO SURABAYA)

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 78-83

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan. Salah satu misi tersebut adalah memelihara dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN DI TEMPAT PENDAFTARAN RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan harapan masyarakat tentang pelayanan kesehatan, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINGKAT KEPUASAN PASIEN PADA PELAYANAN BALAI PENGOBATAN GIGI DI PUSKESMAS PETANAHAN KEBUMEN

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia dan menjadi hak asasi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Lampiran 1 : Kuesioner A1 Harapan dan Kenyataan yang dirasakan Pelanggan

GLOBAL HEALTH SCIENCE ISSN

masyarakat karena terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak.

PERBEDAAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN UMUM DAN KEPEMILIKAN KIS PADA LANSIA DI PUSKESMAS DAU MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

Kuesioner Untuk Penelitian Kepuasan Pasien di RSUD Ngimbang Lamongan. Saya adalah mahasiswa Universitas Wijaya Putra Surabaya, Fakultas

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

TINJAUAN KEPUASAN PASIEN BPJS TERHADAP PELAYANAN BAGIAN PENDAFTARAN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PATRIA IKKT TAHUN 2017

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

: Dimensi Kualitas, Kepuasan Pasien, Askes Sosial, Pelayanan Rawat Jalan, Rumah Sakit

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta, Jakarta.

KERANGKA ACUAN SURVEY PUSKESMAS PANGKAJENE

Kepada Yth. Pasien RSUD Wirosaban di Yogyakarta

PERSEPSI PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RUMAH SAKIT IMELDA MEDAN TAHUN 2013

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN. Terhadap Kualitas Pelayanan Puskesmas Menganti Gresik, peneliti

Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et. al.,gambaran Tingkat...

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar

KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOEDIRAN MANGUN SOEMARSO WONOGIRI TAHUN 2013

RESPON MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT OLEH PUSKESMAS BATU VI KECAMATAN SIANTAR. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan dan

HUBUNGAN ANTARA MUTU JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya

Lampiran-1 DAFTAR PERTANYAAN / KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSUD CUT MEUTIA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS ANTANG PERUMNAS KOTA MAKASSAR

STUDI KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN BAGI PASIEN RAWAT INAP PESERTA ASURANSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT ELIM RANTEPAO TAHUN 2013

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 51-62

PENGARUH MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP RSU. BUNDA THAMRIN MEDAN TAHUN 2012

Transkripsi:

1 GAMBARAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN TERHADAP PELAYANAN PRIMA DI PUSKESMAS TOMUAN KECAMATAN SIANTAR TIMUR KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2012 Doan Moreno Simanjuntak 1, Lita Sri Andayani 2, Eddy Syahrial 3 Alumni Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat USU 2,3 Staf Pengajar Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat USU ABSTRACT Excellent service is a service that satisfies customer, a service that overshots service standard or equal to standard, and a best service. This research aims to see the description of behavior of the health officers to the excellence service in Puskesmas Tomuan in 2012. This research is descriptive with quantitative approach. The results were analyzed descriptively and quantitatively described as a percentage. Number of samples to be interviewed were 25 respondents. Results showed most respondents are female as much as 92,0%. The majority of repondents age are 31-36 years old. Most respondents education are D3 and the majority of respondents work for 1-4, 5-8, and 17-20 years each as much as 24,0%. The knowledge of health officers are moderate category as much as 76,0%. The attitudes of health officers are good category as much as 96,0% and the action of all health officers are good. Expected to puskesmas management need by undertaking been increased management which well to equipment and available facility at puskesmas. Besides on duty local health needs to arrange training and excellence service socialization to puskesmas officer to upgrade service to puskesmas visitor. Keywords: excellent service, behavior, puskesmas officer Pendahuluan Visi Kementerian Kesehatan adalah Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan. Untuk mencapainya perlu diselenggarakan pelayanan kesehatan. Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan diperlukan fasilitas kesehatan, yaitu alat dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Pada profil kesehatan Indonesia disebutkan bahwa tempat-tempat penyelenggaraan pelayanan kesehatan antara lain rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan/klinik, praktek dokter, praktek pengobatan tradisional, praktek tenaga kesehatan, polindes, poskesdes, posyandu, apotek, toko obat dan pos UKK (Unit Kesehatan Kerja) (Depkes RI, 2010). Berdasarkan data BPS yang diolah oleh Depkes RI dan dimuat dalam profil kesehatan Indonesia tahun 2010 diketahui bahwa jumlah sarana kesehatan di Indonesia berjumlah 329.460 unit yang terdiri dari 1.632 unit rumah sakit, 9.005 1

unit puskesmas, dengan rincian jumlah puskesmas perawatan 2.920 unit dan puskesmas non perawatan sebanyak 6.085 unit, didukung oleh puskesmas pembantu (pustu) sebanyak 23.049 unit serta 318.823 unit sarana kesehatan lainnya yang terdiri dari posyandu dan poskesdes (Depkes RI, 2010). Puskesmas adalah unit kesehatan yang mempunyai tugas pokok pembinaan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dasar. Setiap puskesmas melayani 30.000-50.000 penduduk atau sekurang-kurangnya 1 kecamatan mempunyai 1 puskesmas. Untuk memperluas jangkauan pelayanan kesehatan setiap puskesmas dibantu oleh 3-4 puskesmas pembantu dan 1 puskesmas keliling (Nusantara-21, 2000). Menurut Depkes RI (2004), pada tahun 1996 jumlah puskesmas di seluruh Indonesia adalah 7.177 unit. Jika dilihat dari tahun 1992 sampai dengan tahun 1996 terlihat adanya peningkatan. Peningkatan yang cukup besar (16,37%) terjadi pada tahun 1993 sedangkan pada tahun selanjutnya peningkatannya kecil (tahun 1994 meningkat 0,43%, tahun 1995 meningkat 1,70% dan tahun 1996 meningkat 1,01%). Di Provinsi Sumatera Utara sendiri sampai akhir tahun 2008, jumlah sarana pelayanan kesehatan sebanyak 25.939 unit yang terdiri dari 190 unit rumah sakit, 493 unit puskesmas, 514 unit puskesmas keliling, 1.933 unit puskesmas pembantu, dan 22.809 unit sarana kesehatan lain yakni balai pengobatan/klinik, praktek dokter, polindes, poskesdes, posyandu, apotek, pos obat desa dan pos UKK (Dinkes Sumut, 2009). Di kota Pematangsiantar, jumlah sarana kesehatan sampai sekarang ini sebanyak 286 unit yang tersebar di 8 kecamatan, yaitu : Siantar Barat, Siantar Marihat, Siantar Martoba, Siantar Selatan, Siantar Timur, Siantar Utara, Siantar Marimbun, dan Siantar Sitalasari. Terdiri dari 7 unit rumah sakit, 19 unit puskesmas induk, 8 unit puskesmas pembantu, 17 unit Balai Pengobatan Umum (BPU) dan 235 unit posyandu. Dari penduduk yang berobat jalan tercatat 29,59% memanfaatkan puskesmas dan hanya 0,15% yang memanfaatkan rawat inap di puskesmas (Profil Kesehatan Kota Pematangsiantar, 2011). Depkes RI dalam Alfred Am Saleh (2007) mengemukakan beberapa masalah kinerja puskesmas yang merupakan kelemahan dan perlu diatasi secara menyeluruh. Berdasarkan buku Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas di Era Desentralisasi, masalah utama adalah citra puskesmas masih kurang baik, terutama yang berkaitan dengan mutu pelayanan, kelengkapan fasilitas serta ketersediaan obat. Menurut Kusumapradja (2006) sebesar 70% penyebab pelanggan tidak puas terhadap pelayanan kesehatan adalah karena perilaku manusia, untuk itu perlu dilakukan pembenahan dalam budaya organisasi sehingga setiap tenaga kesehatan mampu melaksanakan pelayanan yang prima. Pelayanan prima adalah memberikan kepada pelanggan apa yang memang mereka harapkan pada saat mereka membutuhkan, dengan cara yang mereka inginkan. Pelayanan prima ini hanya dapat dicapai dengan pelaksanaan yang mencakup komponen praktik yang bersifat : disiplin, inisiatif, respons, komunikasi, dan kerjasama serta berlandaskan sikap caring yaitu menekankan pada keteguhan hati, kemurahan hati, janji tanggung jawab yang mempunyai kekuatan atau motivasi untuk melakukan upaya memberi perlindungan dan meningkatkan martabat klien (Kozier dalam Kusumapradja, 2006). Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap 10 pasien yang berkunjung ke Puskesmas Tomuan, diperoleh enam orang tidak puas dalam hal tangible, dua orang tidak puas dalam hal responsiveness, satu orang tidak puas dalam hal assurance dan satu orang tidak puas dalam hal professionalism. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa variabel 2

tangibility, responsiveness, dan assurance berpengaruh positif terhadap kepuasan pengunjung di RSUD Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara (Martina, 2011), responsiveness dan assurance berpengaruh terhadap pelayanan di Puskesmas Kota Medan (Muli, 2009), dan perilaku petugas berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan di Puskesmas Binjai Kota (Rifai, 2005). Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran perilaku tenaga kesehatan puskesmas terhadap pelayanan prima di Puskesmas Tomuan Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar. Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran perilaku tenaga kesehatan terhadap pelayanan prima di Puskesmas Tomuan Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku tenaga kesehatan terhadap pelayanan prima di Puskesmas Tomuan Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar Tahun 2012. Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan kepada Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan puskesmas di wilayah kerjanya. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian dilakukan di Puskesmas Tomuan Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar pada September sampai Oktober 2012. Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah seluruh staf yang bertugas di Puskesmas Tomuan Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar sebanyak 25 orang. Sampel penelitian ditetapkan semua anggota populasi (sampling jenuh). Metode Pengumpulan Data Data diperoleh melalui wawancara langsung menggunakan kuesioner yang telah disusun sebelumnya. Analisis Data Data dikumpul, diedit, dan diberi kode secara manual, analisis data dilakukan komputer menggunakan uji statistik dan disajikan ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dari masing masing variabel kemudian dianalisa secara deskriptif kuantitatif yang digambarkan dalam persentase. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi % 1 Laki-laki 2 8,0 2 Perempuan 23 92,0 Dari tabel 1. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 23 orang (92,0%), sedangkan sebagian kecil responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 2 orang (8,0%). Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia No Usia (Tahun) Frekuensi % 1 25-30 5 20,0 2 31-36 6 24,0 3 37-42 5 20,0 4 43-48 4 16,0 5 49-54 3 12,0 6 55-60 2 8,0 Dari tabel 2. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden berusia 31-36 tahun yaitu sebanyak 6 orang (24,0%), sedangkan sebagian kecil responden 3

berusia 55-60 tahun yaitu sebanyak 2 orang (8,0%). Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Frekuensi % 1 S1 5 20,0 2 D3 9 36,0 3 D1 6 24,0 4 SMA/sederajat 5 20,0 Dari tabel 3. di atas diketahui bahwa sebagian besar pendidikan responden adalah D3 yaitu sebanyak 9 orang (36,0%), sedangkan sebagian kecil pendidikan responden adalah S1 dan SMA/sederajat yaitu masing-masing sebanyak 5 orang (20,0%). Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Kerja No Lama Kerja Frekuensi % (Tahun) 1 1-4 6 24,0 2 5-8 6 24,0 3 9-12 5 20,0 4 13-16 - - 5 17-20 6 24,0 6 21-24 2 8,0 Dari tabel 4. di atas diketahui bahwa sebagian besar lama kerja responden adalah 1-4, 5-8, dan 17-20 tahun yaitu masing-masing sebanyak 6 orang (24,0%), sedangkan sebagian kecil lama kerja responden adalah 21-24 tahun yaitu 2 orang (8,0%). Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pelayanan Prima No Kategori Frekuensi % 1 Baik 6 24,0 2 Sedang 19 76,0 3 Buruk - - Dari tabel 5. di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 19 responden (76,0%) memiliki tingkat pengetahuan sedang dan 6 responden lainnya (24,0%) memiliki tingkat pengetahuan sedang. Pengetahuan atau cognitive merupakan domain yang sangat penting dalam bentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoadmodjo, 1993). Tingkat pengetahuan terhadap pelayanan prima perlu ditingkatkan lagi melalui pelatihan dan sosialisasi pelayanan prima oleh Kemenkes kepada tenaga kesehatan. Dengan melakukan pelatihan diharapkan sasaran akan memperoleh pengalaman belajar yang akhirnya akan menimbulkan perubahan perilaku ke arah yang lebih positif. Tabel 6. Distribusi Frekuensi Sikap Pelayanan Prima No Kategori Frekuensi % 1 Baik 24 96,0 2 Sedang 1 4,0 3 Buruk - - Dari tabel 6. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden sebanyak 96,0% memiliki sikap dalam kategori baik, sedangkan 4,0% responden lainnya memiliki tingkat sikap dalam kategori sedang. Di dalam perkembangannya sikap dipengaruhi oleh lingkungan dan normanorma. Hal ini akan mengakibatkan sikap tidak akan terbentuk tanpa interaksi manusia atau individu terhadap objek tertentu. Menurut Fesbein dan Ajzen, sikap yang positif (baik) akan mempengaruhi niat untuk ikut serta dalam kegiatan yang berkaitan dengan hal tersebut. Sikap untuk ikut serta dalam suatu kegiatan akan menjadi tindakan apabila tersedia fasilitas. Tabel 7. Distribusi Frekuensi Tindakan Pelayanan Prima No Kategori Frekuensi % 1 Baik 25 100,0 2 Sedang - - 3 Buruk - - 4

Dari tabel 7 di atas diketahui bahwa seluruh responden memiliki tindakan dalam kategori baik. Hal ini sangat mendukung dengan penelitian Rifa i (2005) bahwa pandangan masyarakat yang positif terhadap mutu pelayanan tenaga kesehatan di puskesmas yang ditampilkan kepada masyarakat sebagai elemen penting yang mendukung pelayanan kesehatan masyarakat, dimana diharapkan lebih peka terhadap kebutuhan pasien secara fisik dan psikologis. Akan tetapi berbeda dengan hasil penelitian Widyarini (2005) dimana pada kenyataan bahwa masih banyak keluhan masyarakat (pasien dan keluarga pasien) terhadap pelayanan perawat. Lembar Observasi Pelayanan Prima dari Unsur Kesederhanaan 1 Proses pendaftaran untuk pengunjung puskesmas yang berobat cepat 2 Prosedur pelayanan puskesmas yang dilakukan petugas puskesmas: Mudah Lancar Cepat Tidak berbelit-belit 3 Petugas apotik mengambil dan memberikan obat kepada pengunjung puskesmas dengan cepat 4 Petugas apotik menyampaikan cara pemakaian obat dengan jelas kepada pasien 5 Petugas puskesmas memberikan bantuan kepada pengunjung saat dalam kesulitan 6 Petugas puskesmas membiarkan pengunjung puskesmas menunggu lama 7 Seluruh staf puskesmas berpenampilan bersih dan rapi Pelayanan Prima dari Unsur Kejelasan dan Kepastian 1 Dokter memberikan penjelasan tentang penyakit kepada pasien 2 Dokter mendiagnosa penyakit pasien dengan tepat 3 Dokter memberikan resep obat sesuai dengan keadaan penyakit 4 Dokter memberikan informasi yang jelas tentang keluhan pengunjung puskesmas 5 Petugas berada di puskesmas pada saat jam kerja 6 Perawat memberi tahu bila ada keterlambatan pemeriksaan pasien 7 Petugas apotik: Memberi tahu lamanya proses pemberian obat Memberikan obat sesuai resep Bekerja secara teliti Pelayanan Prima dari Unsur Keamanan 1 Pengunjung puskesmas merasa nyaman berobat ke puskesmas 2 Catatan medis pengunjung puskesmas tersimpan dengan baik 3 Petugas apotik menguasai pengelompokkan dan 5

peletakkan obat dengan baik 4 Dokter mendiagnosa penyakit pasien secara akurat 5 Dokter memberikan resep yang tepat terhadap pasien 6 Petugas sangat teliti dalam memberikan obat kepada pasien 7 Keadaan peralatan medis: Memadai Bersih Lengkap Berfungsi baik 8 Keadaan apotik dan obat-obatan: Tersedia Bersih Lengkap Tersusun rapi 9 Keadaan ruang periksa puskesmas: Memadai Bersih Rapi Terjaga privasinya 10 Kondisi fisik bangunan puskesmas bersih Pelayanan Prima dari Unsur Keterbukaan 1 Dokter puskesmas bersedia menjawab pertanyaan pasien 2 Dokter bersedia mendengarkan keluhan dari pasien 3 Dokter memberikan kesempatan bertanya kepada pengunjung yang berobat 4 Seluruh staf puskesmas ramah 5 Perawat menjelaskan prosedur pengobatan Pelayanan Prima dari Unsur Efisien 1 Perawat puskesmas: Berpendidikan Melayani pengunjung Membantu dokter 2 Dokter puskesmas terampil 3 Ruang tunggu puskesmas nyaman Pelayanan Prima dari Unsur Ekonomis 1 Obat dari puskesmas terjangkau 2 Petugas meminta biaya lebih untuk pemeriksaan 3 Staf puskesmas memungut biaya ketika mengurus surat-surat 4 Staf puskesmas meminta biaya lebih untuk pemeriksaan Pelayanan Prima dari Unsur Keadilan yang Merata 1 Petugas puskesmas: Adil Ramah Sopan 2 Semua golongan masyarakat mulai dari atas sampai bawah mendapatkan pelayanan yang sama Pelayanan Prima dari Unsur Ketepatan Waktu 1 Staf-staf yang bekerja di puskesmas tepat waktu 2 Staf-staf yang bekerja di puskesmas kadang-kadang terlambat 3 Staf-staf yang bekerja di puskesmas sering terlambat 4 Staf puskesmas selalu berada di tempat selama jadwal pelayanan 6

5 Jam buka kartu pendaftaran tepat waktu Pelayanan Prima dari Unsur Kesederhanaan unsur kesederhanaan pada lembar observasi, tenaga kesehatan Puskesmas Tomuan memberikan pelayanan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari prosedur pelayanan puskesmas mulai dari proses pendaftaran dan pemberian obat yang cepat, mudah, lancar dan tidak berbelitbelit. Pelayanan Prima dari Unsur Kejelasan dan Kepastian unsur kejelasan dan kepastian pada lembar observasi, tenaga kesehatan Puskesmas Tomuan memberikan pelayanan dengan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari kinerja dokter, perawat dan petugas apotik. Akan tetapi, sebagian kecil dari tenaga kesehatan Puskesmas Tomun tidak berada di puskesmas pada saat jam kerja. Pelayanan Prima dari Unsur Keamanan unsur keamanan pada lembar observasi, tenaga kesehatan Puskesmas Tomuan memberikan pelayanan dengan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari ketelitian petugas apotik memberikan obat, ketepatan dokter memberikan resep. Akan tetapi, ada beberapa peralatan medis dan obat-obatan di Puskesmas Tomuan yang kelengkapannya kurang. Pelayanan Prima dari Unsur Keterbukaan unsur keterbukaan pada lembar observasi, tenaga kesehatan Puskesmas Tomuan memberikan pelayanan dengan kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari keramahan sebagian staf puskesmas yang masih kurang. Pelayanan Prima dari Unsur Efisien unsur efisien pada lembar observasi, tenaga kesehatan Puskesmas Tomuan memberikan pelayanan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari keterampilan yang dimiliki oleh perawat dan dokter puskesmas. Pelayanan Prima dari Unsur Ekonomis unsur ekonomis pada lembar observasi, tenaga kesehatan Puskesmas Tomuan memberikan pelayanan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari keterjangkauan obat puskesmas dan tidak adanya biaya tambahan dalam pelayanan puskesmas. Pelayanan Prima dari Unsur Keadilan yang Merata unsur keadilan yang merata pada lembar observasi, tenaga kesehatan Puskesmas Tomuan memberikan pelayanan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari perlakuan petugas puskesmas yang sopan kepada pengunjung. Pelayanan Prima dari Unsur Ketepatan Waktu unsur ketepatan waktu pada lembar observasi, tenaga kesehatan Puskesmas Tomuan memberikan pelayanan dengan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari jam buka kartu pendaftaran tepat waktu. Akan tetapi, staf puskesmas kadang-kadang datang terlambat dalam bekerja. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 92%. 2. Sebagian besar responden berusia 31-36 tahun yaitu sebanyak 24,0% dan sebagian kecil berusia 55-60 tahun yaitu 8,0%. 7

3. Sebagian besar responden Anderson, F. 2009. Antropologi berpendidikan D3 yaitu sebanyak Kesehatan. UI Press, Jakarta. 36,0% dan sebagian kecil berpendidikan S1 dan SMA/sederajat yaitu masing-masing 20%. 4. Sebagian besar responden bekerja 1-4, 5-8, dan 17-20 tahun yaitu masingmasing sebanyak 24,0% dan sebagian kecil bekerja 21-24 tahun yaitu 8,0%. 5. Sebagian besar responden yaitu sebanyak 76,0% memiliki tingkat pengetahuan sedang terhadap unsurunsur yang merupakan cakupan pelayanan prima dan 24,0% responden memiliki tingkat pengetahuan baik. 6. Sebagian besar responden yaitu sebanyak 96,0% memiliki sikap baik terhadap unsur-unsur yang merupakan cakupan pelayanan prima dan 4,0% responden memiliki tingkat sikap sedang. 7. Seluruh responden memiliki tindakan baik terhadap pelayanan prima. Azwar, A. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. PT Binarupa Aksara, Jakarta. Darmadi, 2006. Visi Pengembangan Peran dan Fungsi Puskesmas dengan Rawat Inap di Masa Mendatang Volume 1. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Depkes RI, 1999. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010. Jakarta. 2001. Standar Pelayanan Kesehatan. Jakarta. 2011. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010. Jakarta. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diberikan saran: 1. Manajemen puskesmas perlu ditingkatkan dengan melakukan pengelolaan yang baik terhadap sarana prasarana dan fasilitas yang tersedia di puskesmas. 2. Untuk meningkatkan kinerja petugas dalam memberi pelayanan kesehatan yang prima kepada masyarakat, disarankan kepada Dinas Kesehatan setempat mengadakan pelatihan dan sosialisasi pelayanan prima untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada pengunjung puskesmas. 3. Perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan, khususnya peningkatan kinerja dokter puskesmas. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. 1999. Psikologi Sosial. PT Rineka Cipta, Jakarta..2010. Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta. Dinkes Sumut. 2009. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008. Medan. Dwiyanto, Agus. 2006. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Penerbit Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.. Hasibuan, Alwi Mujahit. 2008. Pengaruh Pelayanan Tenaga Kesehatan, Sarana dan Prasarana Puskesmas, serta Tarif Terhadap Permintaan Masyarakat dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Rantauprapat. Tesis FKM USU, Medan. Laporan Bulanan Puskesmas Tomuan Tahun 2012. 8

Maulana, H, 2009. Promosi Kesehatan. Penerbit EGC, Jakarta. Muhazam, Fauzi. 1995. Memperkenalkan Sosiologi Kesehatan. UI Press, Jakarta. Muninjaya, A.G.G, 1999. Manajemen Kesehatan. Penerbit EGC, Jakarta. Wahid, I. 2007. Promosi Kesehatan. Graha Ilmu, Yogyakarta. Wijono, Djoko. 1999. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Airlangga University Press, Surabaya. Muli, Cut Zuliati. 2009. Pengaruh Kualitas Pelayanan Kesehatan terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di Puskesmas Kota Medan. Tesis FKM USU, Medan. Notoatmodjo, S, 2003. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta. Nusantara-21, 2000. Kebijakan Pelayanan Kesehatan Indonesia. Jakarta. Parani, 1997. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Surabaya : Airlangga University Press. Pohan, Imbalo, S., 2007. Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan. Penerbit EGC, Jakarta. Ridwan, 2005. Skala-Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Alfabeta, Bandung. Supranto, J., 1997. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. 9