Indonesia - Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997

dokumen-dokumen yang mirip
Indonesia - Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1991

Indonesia - Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007

Indonesia - Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

Indonesia - Survei Prevalansi Kontrasepsi Nasional 1987

Indonesia - Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (KOR)

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. faktor risiko lain yang berperan terhadap kejadian kehamilan tidak diinginkan

Indonesia - Survei Angkatan Kerja Nasional 2017 Februari

Indonesia - Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 1997

Surat Kabar Harian PIKIRAN RAKYAT, terbit di Bandung, Edisi: 30 Desember 1995

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (Modul )

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2014 Triwulan 3, Modul Ketahanan Sosial

Indonesia - Survei Kehutanan 2014

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 September (Modul)

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2012

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (Modul)

SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 2017

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 1980

Indonesia Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia - Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan 2014;

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN

Indonesia - Survei Penduduk Antar Sensus 2005

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

Indonesia - Survei Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan 2014

Indonesia - Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan 2008

Universitas Gadjah Mada

ANALISIS DATA KEPENDUDUKAN DAN KB HASIL SUSENAS

Indonesia - Sensus Ekonomi 2006 (UMB)

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2015 Tahunan

Indonesia. Survei Demografi dan Kesehatan Ringkasan Hasil

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya laju pertumbuhan penduduk merupakan salah satu masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistika, 2012). Berdasarkan gambar 1.1 terjadi peningkatan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Indonesia - Survei Harga Produsen Perdesaan 2013

Survei Kebutuhan Data, 2013

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

BAB VIII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI UTARA TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2017

Indonesia - Survei Rumah Tangga Usaha Peternakan 2014

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN BARAT TAHUN 2017

Estimasi Kesalahan Sampling Riskesdas 2013 (Sampling errors estimation, Riskesdas 2013)

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB I PENDAHULUAN. Padahal sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2014 Triwulan 2 (Triwulanan)

INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI BARAT TAHUN 2017

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP



TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

BERITA RESMI STATISTIK

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2006

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN UTARA TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN MALUKU UTARA TAHUN 2017

ANALISIS DAN PENILAIAN MULTI INDIKATOR PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL SEMESTER II TAHUN 2013

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK

PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU TAHUN 2013

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

Indonesia - Sensus Penduduk 1971

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

ii DATA DAN INDIKATOR GENDER di INDONESIA

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2010 Semester 1 (Panel)

INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2017

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

Indonesia - Sensus Penduduk 1980

INDEKS KEBAHAGIAAN INDONESIA TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2017

Katalog BPS: Katalog BPS:

PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

INDEKS KEBAHAGIAAN SUMATERA UTARA TAHUN 2017

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2010

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG

BAB 3 METODE PENELITIAN

INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN BANTEN TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN DKI JAKARTA TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN JAWA BARAT TAHUN 2017

Indonesia - Survei Rumah Tangga Pedesaan 2014

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP


BAB I PENDAHULUAN. menggalakkan program keluarga berencana dengan menggunakan metode

Transkripsi:

Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997 Laporan ditulis pada: December 30, 2014 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php 1

Gambaran Identifikasi NOMOR ID 00-SDKI-1997-M1 Gambaran ABSTRAK Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) Indonesia, yang merupakan bagian dari proyek Survei Demografi dan Kesehatan (DHS), merupakan salah satu survei nasional terkemuka di bidang kependudukan, keluarga berencana, dan kesehatan. Survei ini tidak hanya penting secara nasional untuk perencanaan dan evaluasi populasi, keluarga berencana, dan perkembangan kesehatan, tetapi juga penting secara internasional karena SDKI telah dirancang begitu unik sehingga dapat dibandingkan dengan survei serupa di negara-negara berkembang lainnya. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997 adalah proyek tindak lanjut dari Survei Prevalensi Kontrasepsi Nasional (SPI)1987 Indonesia, SDKI 1991, dan SDKI 1994. SDKI 1997 diperluas dari survei 1994 dengan memasukan modul pada kesejahteraan keluarga; Namun, tidak seperti survei 1994, survei 1997 tidak lagi menginvestigasi ketersediaan KB dan pelayanan kesehatan. SDKI 1997 juga dimasukkan sebagai bagian dari jadwal rumah tangga modul pengeluaran rumah tangga yang memberikan cara untuk mengidentifikasi status ekonomi rumah tangga. SDKI 1997 secara khusus dirancang untuk memenuhi tujuan-tujuan berikut: - Menyediakan data mengenai fertilitas, keluarga berencana, kesehatan ibu dan anak, kematian ibu, dan kesadaran AIDS yang dapat digunakan oleh manajer program, pembuat kebijakan, dan peneliti untuk mengevaluasi dan meningkatkan program yang ada - Menyediakan data tentang ketersediaan KB dan kesehatan, sehingga menawarkan kesempatan untuk menghubungkan fertilitas perempuan, keluarga berencana, dan perilaku perawatan anak dengan ketersediaan layanan - Menyediakan data pengeluaran rumah tangga yang yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi status ekonomi rumah tangga - Menyediakan data yang dapat digunakan untuk menganalisis tren dari waktu ke waktu dengan memeriksa masalah fertilitas, mortalitas, dan kesehatan yang sama yang dibahas dalam survei sebelumnya (SPI 1987, SDKI 1991 dan SDKI 1994) - Perubahan ukuran tingkat kesuburan dan prevalensi kontrasepsi dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut dalam waktu yang sama, seperti pola perkawinan, tempat tinggal perkotaan/pedesaan, pendidikan, kebiasaan menyusui, dan ketersediaan kontrasepsi - Mengukur pengembangan dan pencapaian program yang berkaitan dengan kebijakan kesehatan, terutama yang berkaitan dengan program pembangunan kesehatan ibu dan anak yang dilakukan melalui klinik kesehatan masyarakat di Indonesia - Menyediakan indikator untuk mengklasifikasikan keluarga berdasarkan status kesejahteraan JENIS DATA Sampel Probabilitas UNIT ANALISIS - Rumah tangga - Anak-anak di bawah 5 tahun - Perempuan berusia 15-49 - Laki-laki 2

Ruang Lingkup CATATAN Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997 mencakup topik-topik berikut: - Pengeluaran rumah tangga - Pengetahuan-Pertanyaan HIV menilai pengetahuan/sumber pengetahuan/cara untuk menghindari HIV - Kematian Ibu - Reproduksi Kalender Cakupan CAKUPAN GEOGRAFIS Seluruh Wilayah Indonesia Penghasil dan Sponsor PENANGGUNG JAWAB UTAMA Nama Afiliasi Badan Pusat Statistik (BPS) Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kementerian Kesehatan PROSEDUR LAINNYA Nama Afiliasi Role Macro International Inc. Technical support PENDANAAN Nama Singkatan Role United States Agency for International Development, Jakarta USAID Financial assistance Produksi Metadata METADATA DIBUAT OLEH Nama Singkatan Afiliasi Role World Bank, Development Economics Data Group DECDG Documentation of the study TANGGAL PRODUKSI METADATA 2011-04-28 VERSI DOKUMEN DDI Version 1.1: (April 2011) IDENTITAS DOKUMEN DDI DDI-00-SDKI-1997-M1-BPS 3

Sampling Prosedur Sampling Indonesia dibagi menjadi 27 provinsi. Untuk pelaksanaan program keluarga berencana, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah membagi provinsi ini menjadi tiga wilayah sebagai berikut: - Jawa-Bali: DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali - Luar Jawa-Bali I: Dista Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan - Luar Jawa-Bali II: Riau, Jambi, Bengkulu, Nusa Tenggara Timur, Timor Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Irian Jaya Sensus Indonesia Indonesia 1990 menunjukkan bahwa populasi Jawa-Bali menyumbang 62 persen dari populasi nasional, Luar Jawa-Bali I menyumbang 27 persen, dan Luar Jawa-Bali II menyumbang 11 persen. Sampel untuk SDKI 1997 dirancang untuk menghasilkan estimasi kesuburan, prevalensi kontrasepsi dan variabel penting lainnya yang dapat diandalkan untuk masing-masing provinsi dan daerah perkotaan dan pedesaan dari tiga wilayah. Untuk mencapai tujuan tersebut, antara 1.650 dan 2.050 rumah tangga dipilih di setiap provinsi di Jawa-Bali, 1.250 sampai 1.500 rumah tangga di sepuluh provinsi di Luar Jawa-Bali I, dan 1.000 sampai 1.250 rumah tangga di masing-masing provinsi di luar Jawa-Bali II, dengan total 35.500 rumah tangga. Dengan rata-rata 0.8 perempuan yang pernah menikah berusia 15-49 per rumah tangga, sampel diharapkan akan menghasilkan sekitar 28.000 perempuan usia subur untuk wawancara individu. Catatan: Lihat penjelasan rinci tentang desain sampel di LAMPIRAN A dari laporan survei. Response Rate Sebanyak 35.362 rumah tangga terpilih untuk survei, dimana 34.656 ditemukan. Dari rumah tangga yang ditemui, 34.255 (99 persen) yang berhasil diwawancarai. Dalam rumah tangga tersebut, 29.317 wanita usia subur diidentifikasi, dan wawancara lengkap diperoleh dari 28.810 perempuan, atau 98 persen dari semua wanita usia subur. Tingkat respons umumnya tinggi untuk wawancara baik rumah tangga dan individu yang terutama disebabkan oleh penegakan hukum secara tegas aturan untuk meninjau kembali rumah tangga yang terpilih jika tidak ada seorang pun di rumah pada awalnya. Tidak ada penggantian untuk rumah tangga terpilih. Pencacah diperintahkan untuk membuat setidaknya tiga kunjungan dalam usaha untuk menghubungi rumah tangga atau wanita yang memenuhi syarat. Catatan: Lihat ringkasan tingkat respon berdasarkan daerah tempat tinggal pada Tabel 1.2 dari laporan survei. 4

Kuesioner Gambaran SDKI 1997 menggunakan tiga kuesioner: kuesioner rumah tangga, kuesioner kesejahteraan keluarga, dan kuesioner individu untuk perempuan yang pernah menikah berusia 15-49 tahun. Kuesioner rumah tangga umum dan individu didasarkan pada model kuesioner DHS "A", yang dirancang untuk digunakan di negara-negara dengan prevalensi kontrasepsi yang tinggi. Penambahan dan modifikasi pada model kuesioner dibuat dalam rangka memberikan informasi rinci khusus untuk Indonesia. Kuesioner dalam bahasa Inggris diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Salah satu penyimpangan dari praktek standar DHS adalah pengecualian pengukuran antropometri anak-anak dan ibu-ibu mereka. Sebuah survei terpisah yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan informasi ini. Kuesioner rumah tangga mencakup jadwal pengeluaran yang diadaptasi dari Model kuesioner Kor Susenas. Susenas merupakan survei rumah tangga nasional yang dilakukan setiap tahun oleh BPS untuk mengumpulkan data tentang berbagai indikator demografi dan sosial ekonomi penduduk. Kuesioner kesejahteraan keluarga bertujuan untuk mengumpulkan indikator yang dikembangkan oleh BKKBN untuk mengklasifikasikan keluarga berdasarkan status kesejahteraan mereka. Keluarga diidentifikasi dari daftar anggota rumah tangga dalam kuesioner rumah tangga. Modul pengeluaran dan kuesioner kesejahteraan keluarga dikembangkan di Indonesia. 5

Pengumpulan Data Tanggal Pengumpulan Data Mulai Akhir Cycle 1997-09 1997-12 N/A Jenis Pengumpulan Data Wawancara langsung Catatan Pengumpulan Data PRETEST Karena semua instrumen survei sama dengan yang digunakan dalam SDKI 1994 kecuali kuesioner kesejahteraan keluarga, pretest difokuskan pada kuesioner ini. Enam laki-laki dan empat staf perempuan BPS Pusat berpartisipasi dalam pretest. Dua staf perempuan berasal dari BPS Provinsi Jawa Barat. Pelatihan pretest dilakukan oleh staf BPS Pusat selama tiga hari pada bulan Juni 1997, diikuti oleh pengumpulan data, yang berlangsung selama tiga hari. Pretest berlangsung di lokasi luar Jakarta. Untuk pretest kegiatan lapangan, total 100 rumah tangga, 121 kuesioner kesejahteraan keluarga dan 44 kuesioner individu perempuan diselesaikan. Masalah yang dihadapi selama pretest pelatihan dan lapangan dibahas antara: BKKBN, BPS, dan Kementerian Kesehatan. Berdasarkan diskusi ini, kuesioner kesejahteraan keluarga diselesaikan. Wawancara pengeluaran rumah tangga yang merupakan bagian dari Kuesioner Rumah Tangga, diputuskan akan dilakukan setelah wawancara dengan perempuan yang memenuhi syarat dalam rumah tangga telah selesai. Kuesioner kesejahteraan keluarga akan ditanyakan terakhir. PELATIHAN PETUGAS LAPANGAN Pelatihan petugas lapangan untuk survei utama didahului dengan pelatihan bagi calon instruktur petugas lapangan, orang yang bertanggung jawab di pusat-pusat pelatihan, dan staf pengolahan data. Pelatihan ini diadakan pada bulan Agustus 1997 di Bogor. Staf BPS Pusat yang berpartisipasi dalam SDKI sebelumnya bertindak sebagai pelatih. Pelatihan untuk survei utama dilakukan di sembilan lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia: Medan (Sumatera Utara), Palembang (Sumatera Selatan), Jakarta (DKI Jakarta), Salatiga (Jawa Tengah), Malang (Jawa Timur), Kupang (Nusa Tenggara Timur ), Balikpapan (Kalimantan Timur), dan Ujung Pandang (Sulawesi Selatan). Pelatihan berlangsung selama 16 hari. Karena ketersediaan dana yang berbeda-beda, pelatihan tidak terjadi secara bersamaan di semua pusat pelatihan. Pola pelatihan mengikuti pengalaman SDKI sebelumnya dan mengikuti pedoman pelatihan SDKI. Prosedur untuk mencari rumah tangga sampel, melakukan wawancara, dan mengisi formulir, serta tes, wawancara tiruan dan praktek lapangan termasuk dalam pelatihan. PEKERJAAN LAPANGAN Data SDKI 1997 dikumpulkan oleh 284 pencacah, 86 editor lapangan dan 86 pengawas. Masing-masing dari 86 tim terdiri dari 2-4 pencacah, seorang editor lapangan dan satu pengawas. Seperti dalam SDKI sebelumnya, jumlah tim di setiap provinsi ditentukan dari jumlah dan distribusi segmen terpilih di provinsi masing-masing. Karena kesensitifan beberapa pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner, semua pencacah dan editor lapangan adalah perempuan. Namun, karena alasan logistik dan keamanan, pengawasnya adalah laki-laki. Sebagian besar petugas lapangan adalah staf BPS di tingkat provinsi atau kabupaten/kota. Tim menyelesaikan pekerjaan di setiap segmen sebelum pindah ke segmen berikutnya. Pada umumnya, tim bertanggung jawab untuk mengatur transportasi antara daerah sampel. Namun, di beberapa daerah, kantor statistik setempat yang menyediakan transportasi. Kepala BPS Provinsi bertanggung jawab atas pelaksanaan survei di provinsinya, sementara Kepala Bidang Statistik Kependudukan dan Sosial ditugaskan sebagai Koordinator Teknis. Selama pengumpulan data, Staf BPS Provinsi dan BPS Pusat mengunjungi lapangan secara berkala untuk memantau kemajuan pekerjaan di lapangan. Pekerjaan lapangan dimulai pada tanggal 1 September 1997 di Sumatera Selatan. Segmen terakhir selesai pada 31 Desember 1997. Kuesioner 6

SDKI 1997 menggunakan tiga kuesioner: kuesioner rumah tangga, kuesioner kesejahteraan keluarga, dan kuesioner individu untuk perempuan yang pernah menikah berusia 15-49 tahun. Kuesioner rumah tangga umum dan individu didasarkan pada model kuesioner DHS "A", yang dirancang untuk digunakan di negara-negara dengan prevalensi kontrasepsi yang tinggi. Penambahan dan modifikasi pada model kuesioner dibuat dalam rangka memberikan informasi rinci khusus untuk Indonesia. Kuesioner dalam bahasa Inggris diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Salah satu penyimpangan dari praktek standar DHS adalah pengecualian pengukuran antropometri anak-anak dan ibu-ibu mereka. Sebuah survei terpisah yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan informasi ini. Kuesioner rumah tangga mencakup jadwal pengeluaran yang diadaptasi dari Model kuesioner Kor Susenas. Susenas merupakan survei rumah tangga nasional yang dilakukan setiap tahun oleh BPS untuk mengumpulkan data tentang berbagai indikator demografi dan sosial ekonomi penduduk. Kuesioner kesejahteraan keluarga bertujuan untuk mengumpulkan indikator yang dikembangkan oleh BKKBN untuk mengklasifikasikan keluarga berdasarkan status kesejahteraan mereka. Keluarga diidentifikasi dari daftar anggota rumah tangga dalam kuesioner rumah tangga. Modul pengeluaran dan kuesioner kesejahteraan keluarga dikembangkan di Indonesia. 7

Pengolahan Data Pemeriksaan Data Tahap pertama dari editing data dilakukan oleh editor lapangan yang memeriksa kuesioner untuk ketelitian dan akurasi. Pengawas lapangan kemudian melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dalam banyak kasus, tim mengirimkan kuesioner ke BPS pusat melalui kantor BPS kabupaten/kota. Dalam kasus ini, tidak ada pemeriksaan dilakukan oleh pegawai BPS provinsi. Dalam kasus lain, Koordinator Teknis bertanggung jawab untuk meninjau kelengkapan formulir. Di BPS pusat, kuesioner menjalani putaran lain editing, terutama untuk kelengkapan dan pengkodean jawaban dari pertanyaan terbuka. Data diolah dengan menggunakan mikrokomputer dan program komputer DHS, ISSA (Integrated System for Survey Analysis). Entri data dan editing kantor segera dimulai setelah kegiatan lapangan dimulai. Validasi sederhana dan kesalahan dikoreksi pada tahap entri data. Pengolahan data selesai pada Februari 1998 dan laporan awal dari survei diterbitkan pada bulan April 1998. 8

Penilaian Kualitas Data Perkiraan Kesalahan Pengambilan Sampel Perkiraan survei sampel dipengaruhi oleh dua jenis kesalahan: (1) kesalahan nonsampling, dan (2) kesalahan sampling. Kesalahan nonsampling adalah hasil dari kesalahan yang dilakukan dalam melaksanakan pengumpulan data dan pengolahan data, seperti kegagalan untuk mencari dan mewawancarai rumah tangga terpilih, kesalahpahaman pertanyaan baik dari pewawancara atau responden, dan kesalahan entri data. Meskipun berbagai upaya dilakukan selama pelaksanaan Indonesia Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) 1997untuk meminimalkan jenis kesalahan, kesalahan nonsampling tidak mungkin untuk dihindari dan sulit untuk dievaluasi secara statistik. Sampling error, di sisi lain, dapat dievaluasi secara statistik. Sampel responden yang terpilih dalam SDKI 1997 hanya salah satu dari banyak sampelyang bisa terpilih dari populasi yang sama, desain dan ukuran sampel yang diharapkan yang sama. Masing-masing sampel tersebut akan menghasilkan hasil yang agak berbeda dari hasil sampel sebenarnya yang terpilih. Kesalahan sampling adalah ukuran variabilitas antara semua sampel yang mungkin terpilih. Meskipun tingkat variabilitas tidak diketahui secara pasti, dapat diperkirakan dari hasil survei. Sebuah kesalahan sampling biasanya diukur dalam standar error untuk statistik tertentu (rata-rata, persentase, dll), yang merupakan akar kuadrat dari varians. Standar error dapat digunakan untuk menghitung interval kepercayaan di mana di dalamnya nilai sebenarnya untuk populasi dapat diasumsikan. Misalnya, untuk setiap statistik yang dihitung dari survei sampel, nilai statistik yang akan berada dalam rentang plus atau minus dua kali standard error yang statistik pada 95 persen dari semua kemungkinan sampel dengan ukuran dan desain yang sama. Jika sampel responden yang dipilih dari sampel acak sederhana (SRS) akan mungkin untuk menggunakan rumus sederhana untuk menghitung kesalahan sampling. Namun, sampel SDKI 1997 adalah hasil dari desain multi-stage stratified, dan karenanya perlu untuk menggunakan formula yang lebih kompleks. Perangkat lunak komputer yang digunakan untuk menghitung kesalahan sampling untuk SDKI 1997 adalah ISSA Modul Sampling Error. Modul ini menggunakan metode linierisasi Taylor untuk estimasi varians untuk perkiraan rata-rata dan proporsi. Metode The Jackknife repeated replication digunakan untuk estimasi varians statistik yang lebih kompleks seperti tingkat fertilitas dan mortalitas. Catatan: Lihat perkiraan rinci perhitungan sampling error di LAMPIRAN C dari laporan survei. Jenis Lain Penilaian Kualitas Data Tabel Kualitas Data - Distribusi usia rumah tangga - Distribusi Umur wanita usia subur dan diwawancarai - Kelengkapan laporan - Kelahiran berdasarkan tahun kalender - Laporan usia saat kematian dalam hari - Laporan usia saat kematian dalam bulan Catatan: Lihat tabel lebih rinci pada LAMPIRAN C dari laporan yang disajikan dalam dokumentasi ini. 9