HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PEMBIMBING KLINIK DALAM PENERAPAN NILAI-NILAI PROFESIONALISME MAHASISWA TAHUN 2013 RELATIONSHIP BETWEEN SUPERVISION OF LOW MANAGER WITH PERFORMANCE CLINICAL INSTRUCTOR IN THE APPLICATION OF PROFESSIONAL VALUES IN 2013 Grace Tedy Tulak 1, Budu 2, Ariyanti Saleh 3 1 Stikes Kurnia Jaya Persada Palopo 2 Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 3 Program Studi Magister Manajemen Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Alamat Korespondensi: Grace Tedy Tulak Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin MakassarP4200210005 HP: 085299811099 Email: vickydionishio@yahoo.co.id 0
Abstrak Peran manajer di lingkungan perawatan kesehatan pada masa sekarang ini mengalami perubahan yang berarti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengawasan kepala ruangan dengan kinerja pembimbing klinik dalam penerapan nilai-nilai profesionalisme mahasiswa di RSUD Batara Guru Belopa Tahun 2013. Jenis penelitian cross sectional study. Subjek penelitian ini adalah pembimbing klinik di ruang rawat inap RSUD Batara Guru Belopa sebanyak 10 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuosioner dengan skala Likert. Metode Fisher Exact Test digunakan dalam analisis data. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan pengawasan kepala ruangan dengan kinerja pembimbing klinik dalam penerapan nilai-nilai profesionalisme mahasiswa (p = 0.025). ada hubungan pengawasan kepala ruangan dengan kinerja pembimbing klinik dalam penerapan nilai-nilai profesionalisme mahasiswa. Kata Kunci : Pengawasan Kepala Ruangan, Kinerja Pembimbing Klinik, Penerapan nilai-nilai profesionalisme mahasiswa. Abstract Role of manager in environment treatment of health at a period of/to this time experience of change meaning. This research aimed to find out of relationship between supervision of low manaegr with clinical instructor performance in the application of professional values of students in Batara Guru Regional General Hospital of belopa in 2013. This was a cross sectional study research. The subjects of the research were is clinical instructor in the inpatient hospital Guru Belopa many as 10 people. Data collection techniques using kuosioner with Likert scale. Fisher Exact Test methods used in the data analysis. The results show that there is a connection with the supervision of low manager in the application of clinical instructor performance values of professionalism students (p = 0.022). there is relation observation of room head with performance counsellor of clinic in applying of student professionalism values. Keywords: Supervision of low manager, Clinical Supervisor Performance, Application of the values of student professionalism. 1
PENDAHULUAN Peran manajer di lingkungan perawatan kesehatan pada masa sekarang ini mengalami perubahan yang berarti. Banyak perubahan yang dimulai pada pertengahan tahun 1970-an dan awal 1980-an di masa organisasi perawatan kesehatan melakukan desentralisasi fungsi manajemen dan pengorganisasian tiap unit oleh seorang manajer yang bertanggung jawab paling tinggi dalam kualitas perawatan di unitnya. Perawat manajer diberi tanggung jawab untuk mempekerjakan, mengembangkan dan mengevaluasi stafnya. Perawat manajer memiliki tanggung jawab untuk memantau kualitas perawatan, menghadapi masalah tenaga kerjanya, dan melakukan hal-hal tersebut dengan biaya yang efektif (Potter dkk, 2005). Seperti fungsi dalam manajerial yang lain maka fungsi dari kepala ruang juga meliputi komponen-komponen yang sama yaitu planning, organizing, actuating dan contoling. Pengorganisasian yang dilakukan pimpinan meliputi kewenangannya, tanggung jawabnya, pendelegasian tugas termasuk pengorganisasian perawatan di tingkat ruang dalam memberikan asuhan keperawatan. Fungsi pengarahan, dalam menjalankan fungsi pengarahan kepala ruangan kepala ruangan akan melakukan kegiatan supervisi terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan, bimbingan terhadap staf, mengkoordinasi dan memotivasi staf keperawatan. Fungsi pengarahan ini adalah merupakan fungsi dari kepemimpinan seorang kepala ruangan secara menyeluruh diantaranya, bagaimana gaya kepemimpinannya, bagaimana mengelola konflik dan sebagainya (Pratiwi dkk, 2010). Pengalaman belajar klinik dan lapangan merupakan proses pembelajaran yang penting diberikan kepada peserta didik untuk mempersiapkan mereka menjadi perawat professional pemula. Melalui pengalaman belajar klinik dan lapangan diharapkan dapat membentuk kemampuan akademik dan professional, mampu mengembangkan keterampilan dalam memberikan pelayanan/asuhan keperawatan professional, serta dapat bersosialisasi dengan peran profesionalnya (Nursalam, 2011). Praktik keperawatan merupakan tahap dimana seorang mahasiswa keperawatan mengaplikasikan konsep keperawatan secara profesional. Bimbingan klinik merupakan salah satu komponen penting dalam memaksimalkan potensi pendidikan profesi keperawatan. Evaluasi bimbingan klinik dan perkembangan profesional terhadap mahasiswa keperawatan menemukan bahwa bimbingan klinik memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan identitas profesional mahasiswa keperawatan, terutama dalam kemampuan decision-making (Azisah, 2012). Dalam kegiatan praktek klinik terjadi proses interaksi antara mahasiswa, pasien dan pembimbing klinik. Mahasiswa belajar memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien di 2
rumah sakit. Selama memberikan pelayanan kepada pasien, telah terjadi proses belajar yang sangat kompleks. Mahasiswa belajar mengidentifikasi keluhan dan tanda penyimpangan kesehatan sebagai data pasien, menganalisa data, menentukan masalah, menetapkan rencana tindakan, melakukan tindakan dan menilai efektifitas tindakan yang telah dilakukan. Dalam memberikan pelayanan kepada pasien diperlukan berbagai jenis keterampilan keperawatan, sehingga kegiatan pembelajaran praktek klinik dapat menumbuhkembangkan kemampuan melakukan berbagai jenis keterampilan professional (Sudiro, 2005). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengawasan kepala ruangan dengan kinerja pembimbing klinik dalam penerapan nilai-nilai profesionalisme mahasiswa di RSUD Batara Guru Belopa Tahun 2013. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini jenis penelitian cross sectional, dimana penelitian ini dilakukan dengan tujuan menggambarkan hubungan antara variable independen secara bersama-sama pada suatu saat tertentu pada kepala ruangan, pembimbing klinik dan mahasiswa yang sedang melaksanakan praktek klinik. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanan di ruang rawat inap RSUD Batara Guru Belopa Kabupaten Luwu pada tanggal 01 Me 30 Mei 2013. Populasi, sampel dan sampling Populasi dalam penelitian ini adalah semua pembimbing klinik di ruang rawat inap RSUD Batara Guru Belopa. Tekhnik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling (Sigiyono, 2002). Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 10 orang. Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah : (1) Pembimbing klinik yang tidak menjabat sebagai kepala ruangan, (2) Bersedia menjadi responden. Cara Pengumpulan Data Data dikumpulkan dengan menggunakan kuosioner dengan 9 butir pertanyaan mengenai pengawasan kepala ruangan, 9 butir pertanyaan mengenai kinerja pembimbing klinik dan 9 butir pertanyaan mengenai penerapan nilai-nilai profesionalisme mahasiswa. Analisa Data Penelitian ini menggunakan analisa univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi pembimbing klinik dan analisa bivariat untuk mengetahui hubungan pengawasan kepala 3
ruangan dengan kinerja pembimbing klinik dalam penerapan nilai-nilai profesionalisme mahasiswa HASIL PENELITIAN Pada table 1 memperlihatkan Karakteristik jenis kelamin responden mayoritas adalah perempuan (80 %), responden yang berumur dewasa tua (25-59 tahun) lebih banyak jumlahnya yakni 8 orang (80 %), mayoritas responden sudah menikah (90 %), mayoritas berpendidikan Diploma III Keperawatan (60 %), masa kerja semua responden > 5 tahun (100 %). Hasil analisis menunjukkan pengawasan kepala ruangan yang baik dengan kinerja pembimbing klinik yang baik yaitu 80 %. Pengawasan kepala ruangan yang kurang dengan kinerja pembimbing klinik yang kurang yaitu 20 % Pada table 2 memperlihatkan Hasil uji statistic diperoleh nilai P = 0,025 yang berarti bahwa ada hubungan antara pengawasan kepala ruangan dengan kinerja pembimbing klinik dalam penerapan nilai-nilai profesionalisme pada mahasiswa. PEMBAHASAN Hasil analisis menunjukkan pengawasan kepala ruangan yang baik dengan kinerja pembimbing klinik yang baik yaitu 80 %. Pengawasan kepala ruangan yang kurang dengan kinerja pembimbing klinik yang kurang yaitu 20 %. Menurut Gillies (1995), kepemimpinan keperawatan yang paling nyata dan mudah untuk dianalisa ada dalam penampilan/pelaksanaan manajer lini pertama keperawatan. Kepala ruang sebagai manajer lini pertama mempunyai dua tugas. Tugas pertama adalah pemberian keperawatan yang efektif melalui usaha bawahannya, tugas kedua adalah memberi kesejahteraan fisik, emosional dan jabatan bagi ruangan yang dipimpinnya. Kepala ruang akan melaksanakan peran dan fungsi manajemen sesuai dengan tingkat hirarkhinya seperti memecahkan konflik di tingkat ruang, memotifasi staf di tingkat ruang dan sebagainya. Uraian Tugas Kepala Ruang terdiri dari tahap perencanaan sampai evaluasi. Uraian tugas pada tahap pengawasan meliputi; melalui komunikasi mengawasi dan berkomunikasi secara langsung dengan bawahan mengenai tugas yang diberikan, melalui supervisi mengamati langsung dan membatasi masalah yang terjadi, mengevaluasi upaya atau kerja pelaksana dan membandingkan dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Hasil uji statistic pada penelitian ini diperileh nilai P = 0.022 yang berarti bahwa ada pengaruh antara pengawasan kepala ruangan dengan kinerja pembimbing klinik dalam 4
penerapan nilai-nilai profesionalisme mahasiswa di RSUD Batara Guru Belopa. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi manajemen kepala ruangan dalam hal pengawasan terhadap bawahannya telah terlaksana dengan baik. Kepala ruangan punya tanggung jawab yang besar terhadap kegiatan keperawatan di ruangan. Menurut Bimo (2007), bahwa kepala ruangan merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan pelayanan kesehatan. Di rumah sakit yang termasuk salah satu manager keperawatan yang melakukan fungsi supervisi adalah kepala ruangan. Husin, (2009), juga menyatakan bahwa salah satu tugas kepala ruangan yaitu melaksanakan fungsi pengawasan atau supervise Setiap adanya kegiatan praktek mahasiswa di ruangan, telah ada pendelegasian kewenangan kegiatan bimbingan praktek kepada pembimbing klinik yang telah ditunjuk melalui bidang keperawatan, (Rizani, 2006). Kegiatan praktek klinik keperawatan mahasiswa ini harus dipimpin dan digerakkan oleh pembimbing klinik, terbagi dan terkoordinasi sebagai tim kerja antar pembimbing praktek. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan pengawasan kepala ruangan dengan kinerja pembimbing klinik dalam penerapan nilai-nilai profesionalisme mahasiswa. Melalui penelitian ini diharapkan adanya peningkatan peran manajer kepala ruangan dalam memimpin bawahannya dan peningkatan kinerja pembimbing klinik melalui pelatihan preceptorship 5
DAFTAR PUSTAKA Azisah, Linda Khilyatul. (2012). Tingkat Kepuasan Bimbingan Klinik Mahasiswa Keperawatan. Jurnal Nursing Studi Vol 1 No 1 Tahun 2012 hal. 219-224 Bimo, Presidentiyas. (2007). Evaluasi Penerapan Model Praktek Keoerawatan Primer di Ruang Maranata I Rumah Sakit Mardi Rahadi Kudus. Gillies, (1995) Kepemimpinan dalam Keperawatan, Jakarta : EGC Husin dkk, (2009). Pembinaan Sikap profesionalisme Perawat Dalam pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin. Nursalam, (2011). Manajemen Keperawatan, aplikasi dalam praktik keperawatan professional. Jakarta : Salemba Medika Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta : EGC. Pratiwi, Arum dan Utami, Yuni Wulan. (2010). Pembinaan dan Pendampingan pimpinan keperawatan dalam melaksanakan peran dan fungsi manajemen pada kepala ruangan di RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Jurusan Keperawatan FIK Universitas Muhammadiyah Surakarta. Rizani, Akhmad. (2006). Pengaruh Faktor Persepsi Mahasiswa dalam Pengelolaan Ruang Rawat Inap terhadap Kepuasan Mahasiswa dalam Praktik Klinik Keperawatan di RSUD Ulin Banjarmasin. Tesis : tidak dipublikasikan Sudiro. (2005). Kompetensi, Motivasi Pembimbing Klinik dan Kepemimpinan Pengaruhnya terhadap Kinerja Pembimbing Klinik di Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Surakarta. Tesis KARS Universitas Muhammadiyah : Surakarta, Tidak dipublikasikan. Sugiyono (2002) Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung 6
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, pendidikan terakhir, status pekerjaan dan lama kerja pembimbing klinik Diruang Rawat Inap RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu Tahun 2013 (n=10) No Variabel Jumlah Prosentase 1. Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan 2 8 20 80 2. Umur : a. Dewasa muda b. Dewasa tua 2 8 20 80 3. Status perkawinan : a. Kawin b. Belum kawin 9 1 90 10 4. Pendidikan : a. Diploma III keperawatan b. S1 Kep/Ners 7 3 70 30 5. Masa kerja : a. > 5 tahun 10 100 7
Tabel 2. Analisis Hubungan Pengawasan Kepala Ruangan dengan Kinerja Pembimbing Klinik dalam Penerapan Nilai-nilai Profesionalisme Mahasiswa Diruang Rawat Inap RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu,Tahun 2013 (n=10) Variabel Kinerja Pembimbing Klinik TT Total p value Baik Kurang N % N % n % Pengawasan Karu - Baik 8 80 0 0 8 80 0.025 - Kurang 0 0 2 20 2 20 * Bermakna pada α 0.05 8