- BAB IV - ANALISA PERENCANAAN

dokumen-dokumen yang mirip
- BAB. V - RUANG DAN BENTUK KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Perancangan Tapak Konsep Penzoningan Tapak TAMAN/ PUBLIK

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB III ANALISA. Lokasi masjid

BAB III: DATA DAN ANALISA

STUDIO TUGAS AKHIR BAB IV ANALISIS. 4.1 Analisis Fungsional 4.1 Pemintakatan

BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

TUGAS AKHIR JUDUL : SEKOLAH KATOLIK (TK & SD) TEMA : BENTUK DAN RUANG

BAB VI DATA DAN ANALISIS

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Kegiatan Kegiatan Utama

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

International Fash on Institute di Jakarta

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV ANALISA. Pemilik/Pendanaan : PT.MEGAPOLITAN GROUP (Piktif)

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen

Structure As Aesthetics of sport

LINGKUNGAN DAN UKURAN JL. YOS SUDARSO SITUASI LOKASI SITE. 173,5 m. 180 m. 165 m. 173 m

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III DESKRIPSI PROYEK

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

UKDW. UU Reepublik Indonesia no.40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan

Bab III. Analisis. Aktivitas yang Dilakukan Ruang 1. Pengunjung. duduk & membaca. mengambil kembali tas & jaket. membeli. makan

BAB III DATA DAN ANALISA

KATA PENGANTAR. Denpasar, Agustus 2016 Penulis, Indra Prananda

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

ACEH TAMIANG SHOPPING CENTER (ICONIC DALAM ARSITEKTUR) LAPORAN PERANCANGAN TKA STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB VI HASIL PERANCANGAN

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i. Daftar Isi... iii. Daftar Gambar... vii. Daftar Tabel...x

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

SEKOLAH PENDIDIKAN DASAR TERPADU DI SURAKARTA

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

PANTI ASUHAN DAN SEKOLAH UNTUK ANAK TERLANTAR & TUNADAKSA DI KOTA CIANJUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH YPCM

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

BAB IV ANALISIS. Berikut adalah tabel program kebutuhan ruang pada proyek Sekolah Menengah Terpadu:

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI DESAIN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN

Bab 2. Tinjauan Umum

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP. Gambar 5. 1 Konsep Dasar. Sumber: dokumentasi pribadi, 2015

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

Transkripsi:

- BAB IV - ANALISA PERENCANAAN 4.1 Data Proyek Lokasi : Cinere Kota Depok, Jawa Barat Luas Lahan : 35.900 m2 Peruntukan : Pendidikan dan Ibadah KDB : 35% KLB : 2 (maksimal) KDH : 40% (minimal) GSB : 12 m 4.2 Analisa Secara Makro Lokasi proyek ini terletak di jalan Merawan- Pangkalan Jati Cinere yang menjadi lokasi perencanaan Sekolah Katolik St.Carolus, dengan mempertimbangkan beberapa potensi, dimana lokasi in terletak di kawasan yang asri dan hijau dengan pemandangan ke arah kontur yang menghadap pegunungan Bogor, jalanan rapi dan tersedia fasilitas penunjang di sekitar lokasi Cinere, Depok. Jumlah penduduk kawasan Cinere ini sekitar 1.503.677 jiwa dari 6 (enam) kecamatan yang tersebar di seluruh kawasan Cinere. Lokasi ini dipadati dengan pengembangan perumahaan dengan kepadatan sedang sehingga menjadi salah satu potensi dalam pengembangan sekolah dan prasarananya agar berjalan optimal. 1

4.3 Analisa Secara Mikro 4.3.1 Analisa Lintasan Matahari Lintasan Matahari 4.3.2 Analisa Drainase dan Iklim KETERANGAN = Drainase Kota = Drainase Tapak ke arah saluran kota = Drainase mengikuti kontur tapak ke arah saluran perumahan = Curah Air Hujan = Arah Angin 2

4.3.3 Analisa Kebisingan Pada area ini, tingkat kebisingan tidak ada efeknya dengan tapak karena di area ini terdapat rumah penduduk sebagai peredam kebisingan dari luar tapak. Pada area ini tingkat kebisingan sangat besar dikarenakan langsung berhubungan dengan jalan utama tanpa ada peredam disekitarnya. Hal ini sangat mengganggu aktivitas yang ada di dalam tapak sehingga pada area ini akan ditempatkan area parkir dan penghijauan untuk meredam kebisingan. 4.3.4 Analisa Pemandangan Dari Dalam dan Luar Tapak Kondisi tapak yang sangat hijau menjadikan area yang ada di sekitar tapak menjadi sejuk dan tidak panas. Kesan positif yang diterima oleh lingkungan sekitar terhadap tapak menjadikan nilai positif terhadap tapak untuk dapat dikembangkan dengan tidak memberikan dampak negatif. View yang diterima oleh tapak pada Jl. Telaga Warna yaitu view pegunungan yang hijau dengan udaranya yang sejuk dan view yang diterima oleh tapak pada Jl. Merawan kurang baik disamping terdapat pom bensin juga keadaan yang padat dan bising. Hal ini membuat tapak lebih sedikit mendapatkan kondisi positif. 3

Kondisi tapak yang baik tidak selalu didukung oleh view sekitarnya. Hal ini dikarenakan adanya hubungan timbal balik antara tapak dengan keadaan alam sekitar diluar tapak. Pada bagian jalan utama tapak tepatnya di Jl. Merawan, tapak menerima view yang kurang baik dari luar tapak dikarenakan kepadatan kenderaan bermotor yang lalu lalang serta kondisi jalan yang sangat panas pada siang hari sehingga membuat view yang diterima oleh tapak tidak begitu baik. Lain halnya view yang diterima oleh tapak tepat di Jl. Telaga Warna yang merupakan jalan kompleks perumahan Cinere Mas dimana terdapat penghijauan yang baik serta kondisi lingkungan yang mendukung sehingga memberikan kesan positif bagi alam sekitar terutama pada tapak. 4

4.4 Data Tapak 4.4.1. Peta Lokasi dan Akses Lokasi tapak ini sangat dekat dengan akses perdagangan, pemukiman, perkantoran dan wisata. Akses pencapaian ke lokasi ini tidak jauh dari kota jakarta karena lokasi ini berada di perbatasan antara kota Jakarta dengan Kota Depok bagian Utara sehingga tidak sulit untuk menuju lokasi ini. 4.4.2. Batas Tapak Batas Utara : Jl. Tega warna Batas Barat : Jl. Carita Batas Selatan : Hospital Cinere,Depok Batas Timur : Jl.Merawan ( Pom Bensin ) Jl.Carita Jl.Telaga Warna Saluran Jl.Merawan (Pom Bensin) Hospital Cinere Gambar 4.3.2 Batas Lokasi (Sumber : Foto Survey ) Gapura Batas Wilayah 5

4.4.3. Potensi Tapak Potensi tapak Cinere ini cukup besar, selain memiliki kawasan perumahan juga merupakan pusat kegiatan perdagangan dan wisata yaitu padang golf Pangkalan jati, pertokoan, komersil ( Mall Cinere), Hospital Cinere, taman atau penghijauan dan sarana ibadah. Pusat pusat kegiatan ini nantinya dapat berinteraksi dan berkomunikasi terhadap sekolah yang direncanakan. Kondisi tapak saat ini sangat didukung oleh lingkungan sekitarnya dimana terdapat pusat perbelanjaan dan pemukiman yang padat serta terdapat pom bensin sebagai sarana untuk bahan bakar kenderaan yang melintas di sekitar tapak. Disamping itu terdapat toko- toko dan tempat komersil yang menjadikan tapak ini berpotensi lebih baik dikarenakan terletak di jalan utama dan memiliki view yang indah yang menghadap ke pegunungan. Gambar 4.3.3: Potensi Tapak (Sumber : Foto Survey ) 4.4.4. Kondisi Eksisting 4.4.4.1. Data Kepemilikan, Tata Wilayah dan Aturan Pemda Dalam penataan kawasan Cinere Blok I yang sesuai dengan tapak,nantinya akan dibuat khusus sebagai zona Khusus, yang meliputi : 1. Perumahan Kepadatan Sedang. 2. Perdagangan dan Jasa skala lokal. 3. Pendidikan ( Sekolah ). 4. Tempat Peribadatan. Ketentuan lokasi dan pemanfaatan ruang di kawasan Cinere khususnya untuk pendidikan yang telah ditetepkan oleh Pemda Depok tahun 2004, yang meliputi: 1. Jenis pendidikan yang diijinkan adalah pendidikan dasar, yaitu : a. Taman Kanak- kanak ( TK ); b. Sekolah Dasar ( SD ); 6

c. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ( SLTP ). 2. Lokasi diusahakan merata dengan lokasi terletak dekat dengan lingkungan kawasan perumahan. 4.4.4.2 Pencapaian dan Ruang gerak Sebelum memasuki ruang- ruang dalam suatu bangunan, kita akan menuju karah pintu masuk yang telah ditentukan untuk pencapaian ke suatu bangunan. Pencapaian langsung jika masuk dari jl.merawan. Berdasarkan analisa tapak yang dibuat, jl. Merawan merupakan akses utama pencapaian ke tapak, serta merupakan sebuah garis pandang yang terfokus ke arah tapak. Gbr. 2. Jl.Telaga Warna Gbr. 3. Jl.Carita Gbr. 1. Jl.Merawan Gambar. 4.3.4.2a :Alur Pencapaian cluster (sumber : buku ruang dan bentuk) Gambar 4.3.4.2b. Alur Pencapaian Ruang (sumber : buku ruang dan bentuk) 7

Jl. Merawan merupakan jalan utama dengan arus kenderaan yang cukup padat dikarenakan banyak kenderaan angkutan umum yang melewatinya, dan arus kenderaan yang dua arah.gbr 1 Pejalan kaki lebih sering menggunakan Jl. Telaga warna untuk menuju ketempat yang berada disekitar lokasi tapak, dikarenakan jalan ini cukup teduh dengan adanya pepohonan di kiri kanan jalan. Hal ini manjadikan Jl. Telaga Warna sebagai salah satu akses pencapaian utama bagi pejalan kaki untuk menuju lokasi. Gbr 2. Jalan ini merupakan salah satu akses pencapaian ke lokasi tapak. Jalan ini dapat dilalui oleh kenderaan dan pejalan kaki dikarenakan kondisi jalan yang teduh dengan adanya pepohonan dan letak jalan ini tepat dibagian belakang tapak. Jl. Carita ini merupakan jalan akses yang lain untuk menghindari kemacetan dari jalan utama. Dengan demikian jalan ini dapat dipergunakan sebagai akses dan sirkulasi kenderaan service. Gbr 3 Dari analisa kondisi eksisting diatas maka penulis mencoba menerapkan pencapaian ke bangunan dengan pencapaian langsung ataupun pencapaian berputar sehingga dapat ditentukan pintu akses utamanya. 4.4.4.3. Orientasi Bangunan Orientasi bangunan di arahkan ke arah yang memberikan tanggapan positif dari luar tapak maupun dari dalam tapak, sehingga arah orientasi dapat menyebar ke segala arah. Gambar 4.3.4.3 : Arah orientasi bangunan di arahkan kea rah yang baik. 8

4.5 Analisa Non Fisik 4.5.1 Analisa Pelaku Kegiatan Pelaku kegiatan dalam penyelenggaraan pendidikan dapat dibagi menjadi beberapa kelompok antara lain : a. Siswa, merupakan peserta didik yang dibagi berdasarkan jenjang pendidikan TK dan SD. b. Staf, merupakan penyelenggara proses pendidikan di sekolah antara lain guru, administrasi, staf lainnya. c. Orang Tua, merupakan orang yang ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan. d. Masyarakat Sekitar, merupakan para pelaku yang ikut memberi dorongan agar proses penyelenggaraan pendidikan dapat berjalan dengan baik. 4.5.2 Jenis dan Sifat Aktivitas Jenis kegiatan menurut aktivitas pendidikan dapat dibagi menjadi beberapa bagian utama antara lain : a. Proses pembelajaran, merupakan kegiatan yang dapat dilaksanakan di dalam dan diluar ruang kelas. b. Kegiatan administratif, merupakan kegiatan yang bertujuan mengatur tata laksana pendidikan. c. Kegiatan ekstrakukulikuler, merupakan kegiatan tambahan yang dilaksanakan duluar jam sekolah. 4.5.3 Analisa Kegiatan Analisa kegiatan dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan pelakunya, yaitu : 1. Siswa Siswa datang ke sekolah biasanya dengan kenderaan umum ataupun dengan kenderaan pribadi yang diantar oleh orang tuanya. 9

Naik Mobil Diluar Kelas Taman Bermain Bermain Datang Penerima Pembelajaran Lapangan bermain Pejalan kaki Dalam Kelas Fasilitas Istirahat Kantin 2. Pengajar Pulang Parkir Lingkungan sekolah Datang Penerima R.Pengajar Fasilitas Istirahat Kantin 3. Orang Tua Siswa Pulang Parkir Perpustakaan Datang Penerima R.Tunggu Kantin 4. Masyarakat Sekitar Pulang Parkir Ibadah Plaza Datang Penerima Olah raga Auditorium Kantin Kunjungan Perpustakaan Pulang 10

5. Umat Gereja Katolik Parkir Mobil Kantor Gereja R.Musik R.Kelas Datang Penerima Ruang Gereja Altar R.Sering Parkir Motor Pulang Kantin 4.6 Analisa Bangunan 4.6.1. Zoning Ruang PARKIR TAMAN PERPUSTAKAAN SD TK PARKIR YAYASAN R.OLAH RAGA GEREJA 11

4.6.2. Analisa Ruang Kelas Ruang kelas dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat pendidikannya antara lain : 1 Taman Kanak- Kanak (TK) Ruang yang dibutuhkan antara lain : Datang a. Ruang Kepala Sekolah b. Ruang Administrasi R.Admin R.Tunggu c. Ruang Guru d. Ruang kelas e. Ruang Perpustakaan R.Guru f. Ruang Tunggu Taman g. Ruang Toilet R.Kelas h. Ruang Service i. Taman Bermain Toilet R.Srrvice R.Kepsek Perpustakaan R.Kelas Toilet 2. Sekolah Dasar (SD) Ruang yang dibutuhkan antara lain : a. Ruang Kepala Sekolah b. Ruang Wakil Kepala Sekolah c. Ruang BP d. Ruang Administrasi R.Admin e. Ruang guru f. Ruang kelas R.BP g. Ruang Kelas cadangan h. Ruang Lab / Praktek R.Guru i. Ruang ekstrakulikuler j. Ruang perpustakaan R.Kelas k. Ruang Serbaguna l. Ruang service m. Ruang Kantin Toilet/Service n. Ruang Gudan Datang Lobby Lapangan R.Lab R.Serbaguna kantin R.Kepsek R.Wakepsek R.Kelas Perpustakaan R.Eskul Gudang 12

4.6.3. Organisasi dan Hubungan Masa Bangunan Ruang perantara dapat berbentuk cluster yang menghubungkan dua bangunan yang berjarak atau menghubungkan seluruh rangkaian bangunan yang tidak mempunyai hubungan langsung satu sama lain. Organisasi dalam bertuk cluster mempertimbangkan pendekatan fisik untuk menghubungkan suatu ruang terhadap ruang lainnya.ruang- ruang cluster dapat diorganisir terhadap suatu titik tempat masuk ke dalam bangunan atau sepanjang alur gerak yang melaluinya. Gambar 4.5.2a. Organisasi cluster (sumber : buku ruang dan bentuk) Gambar 4.5.2b. Denah cluster Bangunan (sumber : buku ruang dan bentuk) 4.6.4. Sirkulasi Ruang Dalam Tapak Sirkulasi menghubungkan ruang yang satu dengan yang lainnya. Sirkulasi dapat menggunakan ruang yang sudah ada atau memiliki ruang sirkulasi yang ada. Ada 3 (tiga) sirkulasi antar ruang berdasarkan arah geraknya, yaitu : 1. Hubungan Jalan dengan Ruang Dalam hal ini dihubungkan ruang- ruang dengan cara- cara sebagai berikut : a. Melalui ruang- ruang b. Menembus ruang c. Berakhir dalam ruang 13

2. Bentuk Ruang Sirkulasi Ruang sirkulasi dapat berbentuk tertutup, terbuka pada stu sisinya, atau terbuka pada kedua sisinya. Gambar 4.5.3b. Bentuk ruang sirkulasi (sumber : buku ruang dan bentuk) Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk ruang dan sirkulasi yang dipakai dalam pengembangan sekolah di lokasi Cinere menggunakan sirkulasi terbuka pada satu sisi. Hal ini bertujuan untuk pemanfaatan pencahayaan yang alami serta kesan yang menyatu dengan alam karena bias melihat langsung dengan lingkungan sekitar. 3. Konfigurasi Jalan Konfigurasi jalan yang dipakai pada tapak Cinere adalah pola sirkulasi Sirkulasi cluster.konfigurasi yang terdiri dari jalan- jalan yang menghubungkan titik titik tertentu dalam ruang. Gambar 4.5.3c & d. Pola konfigursi sirkulasi Cluster (sumber : buku ruang dan bentuk) 14

4.6.5. Analisa Struktur Dalam pengembangan bangunan sangat memperhatikan penggunaan jenis struktur yang dipakai, bisa struktur beton, baja maupun precast. Jenis dan tipe struktur dapat dibedakan berdasarkan arah dan bentuk strukturnya antara lain : A. B. Gambar 4.5.4.a. Denah Grid Berirama Satu Arah (sumber : Buku modul Tekbang 5) Gambar 4.5.4.b. Denah Grid Berirama Dua Arah (sumber : Buku modul Tekbang 5) Kesimpulan dari hasil analisa tersebut diatas, maka konsep struktur yang akan diterapkan adalah : Sistem struktur beton dimana modul antara kolom ke kolom menyesuaikan besar ruang dengan memakai pondasi tiang pancang. Struktur yang akan dibuat ini memakai sistem grid plan untuk mempermudah dalam pembagian ruang dalam dan ruang luar. Untuk struktur penahan tanah memakai stuktur retening wall dan pondasi turap dengan memakai batu kali yang diberi perkuatan dengan angkur. 15

ORGANISASI SEKOLAH KATOLIK YAYASAN TK SD TU KEPSEK ADMIN KEPSEK GURU WAKEPSEK WAKEPSEK MURID TK TU OSIS KEPEGAWAIAN WALIKELAS GURU PIKET MURID SD 16

17 RUANG DAN BENTUK

18 RUANG DAN BENTUK