BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODOLOGI. Untuk lebih memudahkan prosedur kerja pembuatan crude papain dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

Kajian Penggunaan Amonium Sulfat Pada Pengendapan Enzim Protease (Papain) Dari Buah Pepaya Sebagai Koagulan Dalam Produksi Keju Cottage

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-April 2015 di Laboratorium

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan enzim protease, yaitu pada produksi keju. tinggi sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi pada tubuh manusia.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Biologi FPMIPA UPI dan protease Bacillus pumilus yang diperoleh

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-November 2013 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan

P FORTIFIKASI KEJU COTTAGE

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-November 2013 di Laboraturium

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini diperoleh dari preparasi bahan, pembuatan keju cottage

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari Oktober. penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN...

Lampiran 1 Metode pengujian aktivitas protease (Walter 1984)

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

III. METODOLOGI PENELITIAN

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Oktober 2014 sampai dengan Februari

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. Protease adalah enzim yang memiliki daya katalitik yang spesifik dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN EKSTRAK KASAR PAPAIN SEBAGAI KOAGULAN PADA PEMBUATAN KEJU COTTAGE

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Agustus 2015 di

3. METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian. Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus licheniiformis dan Saccharomyces.

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Transkripsi:

31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath, set alat sentrifugasi, oven dan autoclap, inkubator, pemanas listrik plus magnetic stirer, blender, neraca analitik, ph meter, termometer, Spektrofotometer UV-VIS, wadah media Panthotenate broth, pisau dan wadah, spatula, botol semprot, dan peralatan gelas seperti: pipet volume, gelas kimia, gelas ukur, kaca arloji, batang pengaduk, labu ukur, dan tabung reaksi. 3.1.2 Bahan Bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu: Buah Pepaya (Carica papaya L.), NaHSO 3, NaCl, (NH 4 ) 2 SO 4, CuSO 4.5H 2 O, KNa-Tartrat, Albumin, Kasein, TCA, Larutan buffer fosfat ph 7 dan 6, Natrium asetat, Na 2 CO 3, Pereaksi Folin-Ciocalteu, Tirosin, BaCl 2, Kantung selofan, Aquades, NaOH, HCl, EDTA, Susu skim, Glukosa, Ekstrak ragi, Bakteri Streptococcus thermophillus, Leuconostoc mesentroides, dan Lactococcus lactis.

32 3.2 Bagan Alir Penelitian 3.2.1 Ekstraksi dan Pengendapan Enzim Papain dari Buah Pepaya Buah Pepaya Dibuang kulit dan bijinya, lalu daging buah dipotong kecil-kecil Ditimbang 100 gram Ditambahkan 100 ml buffer fosfat ph 7 Ditambahkan larutan 0,1% b/v (NaHSO 3 :NaCl=1:1), dan diblender Bubur Buah Pepaya Disaring filtrat, kemudian disentrifugasi 3000 rpm selama 30 menit Supernatan diambil, endapan dibuang Endapan Supernatan Pengendapan dengan Amonium Sulfat (variasi persen kejenuhan 40%, 60% dan 80% b/v) Pada supernatan ditambahkan amonium sulfat pada variasi tertentu Didiamkan 24 jam pada suhu 4 C Disentrifugasi selama 30 menit dengan kecepatan 4000 rpm Disaring hasil sentrifugasi sehingga didapatkan endapan Disimpan endapan didalam lemari beku (freezer suhu -20 o C) Enzim Papain dari Buah Pepaya Hasil Pengendapan (EA4, EA6, EA8*) Masing-masing dilakukan dialisis Uji aktivitas proteolitik dan Kadar protein enzim Ekstrak Enzim Papain Optimum Gambar 3.1 Bagan Proses Ekstraksi dan Pengendapan Enzim Papain dari Buah Pepaya menggunakan Amonium Sulfat pada Variasi Persen Kejenuhan b/v Ket: EA4: Pengendapan Enzim dengan Amonium Sulfat persen kejenuhan 40% b/v EA6: Pengendapan Enzim dengan Amonium Sulfat persen kejenuhan 60% b/v EA8: Pengendapan Enzim dengan Amonium Sulfat persen kejenuhan 80% b/v

33 3.2.2 Produksi Cottage (Nunik Sane, 2011) 250 Gram Susu Skim Dilarutkan dalam 500 ml aquades Dipasteurisasi pada suhu 63 C selama 10 menit Ditambah 10% (v/v) starter campuran Disimpan dalam inkubator pada suhu 30 C Setelah terjadi penurunan ph, larutan dipindahkan dalam 5 wadah (masing-masing 100 ml) A B C E K Masing-masing ditambahkan enzim papain, kecuali wadah K Diinkubasi pada suhu 30 C sampai ph 4,6-4,7* Whey (A) Whey (B) Whey (C) Whey (E) Whey (K) Masing-masing dipanaskan secara bertahap dalam waterbath pada suhu 38 C sampai pada suhu 48 C Dadih disaring sambil dibilas dengan aquades Dadih (A) Dadih (B) Dadih (C) Dadih (E) Dadih (K) Massa dadih ditimbang Masing-masing ditambahkan garam NaCl 4% (w/w) dari massa dadih Cottage (A) Cottage (B) Cottage (C) Cottage (E) Cottage (K) Hasil Dianalisis kandungan gizi keju cottage Gambar 3.2 Bagan Produksi Cottage pada Variasi Jenis dan Konsentrasi Papain Ket: A: Penambahan papain hasil pengendapan (konsentrasi 150 ppm) B: Penambahan papain hasil pengendapan (konsentrasi 250 ppm) C: Penambahan papain hasil pengendapan (konsentrasi 350 ppm) E: Penambahan papain tanpa pengendapan Ranika Adytia Putri, K: 2012 Kontrol tanpa penambahan papain (0 ppm) Kajian Penggunaan * dicatat lama Amonium terjadinya Sulfat penurunan Pada Pengendapan ph hingga Enzim 4,6-4,7 Peotease (waktu(papain) koagulasi) Dari Buah Pepaya

34 3.3 Metode Penelitian Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tahap ekstraksi dan pengendapan enzim protease (papain) dari buah pepaya menggunakan amonium sulfat 2. Tahap pengujian aktivitas enzim dan konsentrasi protein enzim protease (papain) dari buah pepaya 3. Tahap preparasi starter bakteri (Streptococcus thermophillus, Lactococcus lactis, dan Leuconostoc mesentroides) 4. Tahap produksi keju cottage 3.3.1 Ekstraksi dan Pengendapan Enzim Protease (Papain) dari Buah Pepaya Menggunakan Amonium Sulfat Papain merupakan enzim proteolitik yang dapat diperoleh dari buah pepaya. Mula-mula, buah pepaya dipisahkan dari kulit dan bijinya, kemudian dilakukan pengirisan kecil-kecil. Selanjutnya ditambahkan buffer fosfat ph 7,0 yang bertujuan untuk mempertahankan bentuk aktif papain sehingga masih dapat memiliki aktivitas yang baik. Larutan 0,1% b/v (NaHSO 3 :NaCl=1:1) ditambahkan untuk mencegah berubah warna menjadi coklat dan terhindar dari bakteri pembusuk. Setelah itu diblender hingga menjadi bubur halus. Bubur buah pepaya yang dihasilkan diambil filtratnya dengan penyaringan. Kemudian dilakukan disentrifugasi pada kecepatan 4000 rpm selama 30 menit. Supernatan yang diperoleh diberi perlakuan dengan

35 penambahan amonium sulfat pada variasi persen kejenuhan tertentu untuk mendapatkan endapan enzim papain dari buah pepaya (Lampiran IV). Setelah itu, supernatan didiamkan selama 24 jam pada suhu 4 o C hingga terbentuk endapan. Endapan diambil melalui sentrifugasi dan disimpan pada lemari beku (freezer) suhu -20 o C. Selanjutnya, endapan enzim yang diperoleh dari hasil pengendapan amonium sulfat dilakukan dialisis. Endapan enzim dilarutkan dalam buffer fosfat ph 7, lalu dimasukkan kedalam kantung selofan yang sebelumnya telah dipreparasi (Lampiran III), diikat dan direndam dalam buffer ph 6, diaduk dengan menggunakan stirrer selama 8 jam pada suhu 4 O C pada 4 jam pertama, setiap jam larutan dialisis diganti. Larutan dialisis diuji dengan BaCl 2 untuk memastikan garam, sulfat dan pengotor-pengotor lainnya telah keluar dari larutan enzim. Setelah enzim sedikitnya bebas dari pengotor, kemudian dilakukan pengujian aktivitas dan kadar protein enzim protease (papain). 3.3.2 Pengujian Aktivitas Enzim dan Konsentrasi Protein Enzim Protease (Papain) dari Buah Pepaya Berdasarkan Sigma's Non-specific Protease Activity Assay (2008), pengujian aktivitas proteolitik enzim dilakukan dengan mencampur 3 ml kasein 1,5% dan 2 ml larutan enzim. Campuran diinkubasi pada suhu 37 C dan dishaker selama 10 menit. Larutan TCA ditambahkan sebanyak 5 ml, kemudian diinkubasi pada suhu 37 C dan dishaker selama 30 menit. Setelah itu, disentrifugasi dengan kecepatan 13.000 rpm selama 10 menit. Supernatan

36 yang diperoleh diambil 2 ml lalu ditambahkan 5 ml Na 2 CO 3 dan 0,5 ml pereaksi folin. Diinkubasi larutan pada suhu 37 C dan dishaker selama 30 menit. Kemudian diukur nilai serapannya pada panjang gelombang 739 nm. Sebelumnya kurva standar dibuat dengan konsentrasi tirosin berturut-turut 0 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm dan 50 ppm. Blanko dibuat dengan cara sama seperti di atas, hanya saja larutan enzim ditambahkan setelah kasein dan larutan TCA dicampurkan. Pengukuran aktivitas proteolitik enzim dilakukan dengan mengubah nilai serapan menjadi konsentrasi tirosin (µg/ml) dengan kurva standar tirosin. Aktivitas proteolitik enzim dihitung dengan rumus: Aktivitas proteolitik = [tirosin] x v/ (p x q) x fp Keterangan: [tirosin] = konsentrasi tirosin yang terbentuk (µg/ml) v = volume total sampel pada tiap tabung (ml) q = waktu inkubasi (menit) p = volume enzim (ml) fp = faktor pengenceran Untuk pengujian kadar protein enzim menggunakan metode Lowry. Metode ini mengkombinasikan pereaksi biuret dengan pereaksi lain (Folin- Ciocalteau phenol) yang bereaksi dengan residu tirosin dan triptofan dalam protein. Reaksi antara Cu 2+ dengan ikatan peptida dan reduksi asam fosfomolibdat dan asam fosfotungstat oleh tirosin yang merupakan residu protein akan menghasilkan warna biru (Sudarmadji, dkk. 1997). Tahapan sebagai berikut:

37 1. Pembuatan Reagen pembentukan kompleks Reagen pembentukan kompleks dibuat dengan cara terlebih dahulu membuat tiga jenis larutan. Larutan A yaitu 2% Na 2 CO 3 dan 0,02% Kalium Natrium tartrat dalam larutan NaOH 0,1 N. Larutan B yaitu 1% CuSO 4.5H 2 O. Campurkan 50 ml larutan A dengan 1 ml larutan B menjadi larutan C (reagen assay/pembentuk). Pereaksi Folin-Ciocalteu (tersedia secara komersil), dilarutkan dalam aquades dengan perbandingan 1:1. Larutan protein standar 1000 mg/l berupa larutan albumin. 2. Pembuatan kurva standar Protein standar dalam berbagai volum dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan aquades hingga konsentrasi berturut-turut 0, 100, 250, 400, 550, 700 ppm dan dicampurkan dengan pereaksi larutan C. Didiamkan 10 15 menit pada suhu kamar. Ditambahkan pereaksi Folin-Ciocalteu ke dalam masing-masing tabung reaksi dan kocok merata, dibiarkan hingga warna biru terbentuk. Diukur absorbansinya pada 749 nm dan dibuat kurva standar. 3. Penetapan sampel Sampel yang diambil dari masing-masing perlakuan sebanyak 1 ml ditambahkan 5 ml larutan C (reagen pembentukan kompleks). Dibiarkan larutan selama 10 menit pada suhu kamar. Tambahkan 0,5 ml reagen Folin- Ciocalteu, lalu dikocok hingga homogen, dibiarkan selama 30 60 menit (jangan sampai lebih dari 60 menit). Kemudian dibaca absorbansi pada 749 nm.

38 Enzim papain dari buah pepaya hasil pengendapan dengan amonium sulfat pada variasi persen kejenuhan tertentu ditentukan aktivitas protease dan kadar proteinnya. Setelah didapat enzim papain dengan aktivitas spesifik tertinggi, kemudian diuji aplikasinya dalam pembuatan keju cottage dilihat dari waktu koagulasi dan massa keju yang dihasilkan. Analisis kandungan gizi meliputi kadar air, protein, lemak dan kalsium dilakukan pada hasil keju cottage yang optimum. 3.3.3 Preparasi Bakteri Starter Tahapan yang dilakukan dalam penumbuhan bakteri starter ini adalah menyiapkan media panthotenate broth sebagai media penumbuhan bakteri. Media panthotenate broth dibuat dengan cara menimbang 5 gram glukosa, 5 gram natrium asetat dan 20 gram ekstrak ragi, kemudian dilarutkan dalam 1L aquades. Campuran ini dipanaskan sambil diaduk dengan stirrer selama 15 menit setelah mendidih. Kemudian media tersebut didinginkan, lalu dimasukkan kedalam labu Erlenmeyer steril dan ditutup dengan kapas yang dibalut kain kasa. Langkah terakhir adalah sterilisasi media menggunakan autoklap dengan tekanan 1,5 atm dan suhu 121 C selama 15 menit. Tahap selanjutnya adalah penumbuhan bakteri starter. Starter yang digunakan adalah starter campuran 3 bakteri yaitu starter Streptococcus thermophillus, Leuconostoc mesentroides, dan Lactococcus lactis dengan perbandingan 3:1:2. Masing-masing bakteri dinokulasi dalam 225 ml, 75 ml dan 150 ml panthotenate broth steril secara berurutan. Diinkubasi pada suhu

39 30 C selama 6 jam untuk bakteri Streptococcus thermophillus, 4 jam untuk bakteri Lactococcus lactis, dan 8 jam untuk bakteri Leuconostoc mesentroides. Selanjutnya, bakteri-bakteri tersebut dicampurkan menjadi satu. 3.3.4 Produksi Cottage Pembuatan keju cottage dilakukan berdasarkan prosedur penelitian sebelumnya dari Nunik Sane (2011) yaitu dengan melarutkan 250 gram susu skim dalam 500 ml aquades, dipasteurisasi pada suhu 63 C selama 10 menit. Dilakukan penambahan 10% (v/v) starter campuran, disimpan dalam inkubator pada suhu 30 C. Setelah terjadi penurunan ph, larutan dipindahkan ke dalam 5 wadah (masing-masing 100 ml). Larutan enzim papain hasil pengendapan optimum ditambahkan kedalam masing-masing 3 wadah dengan konsentrasi berturut-turut 150 (A); 250 (B); dan 350 (C) ppm, wadah berikutnya ditambahkan ekstrak kasar tanpa pengendapan 215 ppm (E), dan satu wadah sisa tanpa penambahan enzim papain (K) sebagai kontrol. Selanjutnya, diinkubasi pada suhu 30 C sampai ph 4,6 4,7 dan dicatat lamanya waktu hingga tercapai ph tersebut (waktu koagulasi). Dadih dan whey yang dihasilkan dipisahkan dengan pemanasan bertahap dalam waterbath pada suhu 38 C sampai suhu 48 C, kemudian campuran disaring dan dibilas dengan aquades. Setelah diperoleh dadih, kemudian ditambahkan garam NaCl 4% (w/w) dari massa dadih, hingga terbentuklah keju cottage. cottage terbaik yang dihasilkan ditentukan analisis kandungan gizinya meliputi kadar air, protein, lemak dan kalsium.