BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu penunjang tingkat perekonomian baik dari wisatawan. berkembang. Salah satunya ialah industri perhotelan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pemasaran yang semakin global, persaingan yang hypercompetitive

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.

BAB I PENDAHULUAN. retail. Khususnya penjualan pada produk sabun antiseptik, para penjual harus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri pada produk tahu saat ini sangat pesat ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, manusia telah memasuki jaman yang mendunia,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. produk dan layanan. Desain bangunan, interior dan eksterior hotel, suasana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih tinggi kepada pelanggan atau konsumen. Di dalam perekonomian yang kreatif ini,

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan telah semakin besar. Semakin banyak pihak yang menaruh perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, yang tidak hanya menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Begitu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dari sudut pandang strategi pemasaran, loyalitas merek (brand loyalty)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya perusahaan-perusahaan yang mampu menawarkan produk

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan salah satu unsur dalam kegiatan usaha, kebijakan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan globalisasi yang melanda dunia saat ini, dunia bisnis tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih ketat antara sesama pengelola jasa akomodasi yang ada di Kota Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman dituntut untuk melakukan pemenuhan kebutuhan masyarakat secara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Asosiasi Perusahaan Retail Indonesia (APRINDO), mengungkapkan bahwa pertumbuhan bisnis retail di indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan yang semakin dinamis, meningkatnya aktivitas yang. berkembang, sejalan dengan makin berkembangnya pasar.

BAB I PENDAHULUAN. memposisikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. variabel yang mempengaruhi kepercayaan terhadap produk.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang dikaitkan dengan suatu negara tertentu. Gambaran tersebut dapat berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam jaman yang semakin modern ini, fotografi berkembang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mampu menciptakan dan memelihara hubungan baik dengan lingkungan luarnya,

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitasnya saja melainkan dari segi kualitas juga. Meningkatnya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan yang terus berkembang dan cepat berubah, perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkan. Merek harus mampu memenuhi atau bahkan harus melebihi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersaing ketat. Peluang bisnis makanan atau kuliner sekarang ini sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era yang mengglobalisasi ini persaingan menjadi semakin. semarak dan meningkat khususnya dalam dunia bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah industri pariwisata, yang merupakan salah satu industri

BAB I PENDAHULUAN. produk yang nantinya akan digemari oleh calon pelanggan. Banyaknya perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan kosumen, menyebabkan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memiliki pelanggan yang loyal adalah tujuan akhir dari semua bisnis

BAB I PENDAHULUAN. dikumpulkan dari 54 hotel berbintang dan 521 hotel non bintang di Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep

BAB I PENDAHULUAN. pelaku bisnis harus berfikir keras untuk mengikuti zaman. Tidak hanya pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern ini persaingan yang terjadi di dunia pariwisata semakin ketat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Globalisasi membawa dampak yang sangat besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan memiliki lebih banyak konsumen. Namun ada beberapa hal yang

10 c. Persepsi sikap terhadap penggunaan (attitude) d. Persepsi minat perilaku (behavioral intention to use) Persepsi pengguna terhadap manfaat teknol

BAB I PENDAHULUAN. pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan pasar. Sehingga. memenuhi kebutuhan konsumen, serta memberikan kepuasan kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perdagangan saat ini yang semakin ketat. Apalagi di era

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini, tingginya tingkat persaingan telah

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya tujuan utama suatu perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut aspek pemasaran sangat berperan dalam menunjang daya saing

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian saat ini banyak membawa perubahan yang. cepat dalam berbagai bidang usaha. Hal tersebut akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

B AB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkup yang sangat luas. Dalam konteks manajemen pun kata marketing sangat

BAB I PENDAHULUAN. kinerja produk atau hasil yang pasien rasakan dengan harapannya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era Globalisasi, tingkat ketergantungan antar bangsa tidak dapat dihindari.

BAB I PENDAHULUAN. selling, (Anderassen et al, 1997) dengan tujuan membangun citra yang kuat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap kepuasan atau

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era moderen saat ini, banyak hal yang dapat mempengaruhi persaingan di dunia bisnis, terutama pada bidang perhotelan. Hotel tidak dapat mementingkan satu aspek saja yang akan diberikan kepada konsumen, melainkan beberapa aspek yang nantinya akan membuat konsumen merasa puas terhadap suatu hotel. Semakin banyaknya hotel-hotel yang berdiri di Surabaya dengan harga yang bervariasi dan pelayanan yang hampir sama, membuat konsumen memiliki banyak pilihan. Menurut ketua PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia) Jatim, M. Sholeh, pada Tahun 2014, ada sekitar 15 hotel baru yang mulai beroperasi di Surabaya, sehingga suplai mengalami kenaikan sebesar 30%, sedangkan kenaikan permintaan hanya 10% (Pertumbuhan Jumlah Hotel Sudah Tak Sebanding Dengan Permintaan, 2014). Dengan banyaknya hotel yang berdiri, akan tercipta atmosfer kompetisi yang ketat antar hotel. Penting bagi pemasar untuk tidak menarik minat konsumen hanya dengan menurunkan harga, tetapi lebih dari itu pemasar harus meningkatkan manfaat yang akan diterima oleh seorang konsumen. Dalam hal ini kualitas dan image hotel harus ditingkatkan supaya kosumen merasa puas terhadap suatu hotel, supaya konsumen tidak dengan mudah berpindah ke hotel lain. Oleh karena itu, untuk memenangkan persaingan di industri perhotelan, maka Hotel Sheraton harus memperhatikan customer satisfaction. Banyaknya hotel-hotel baru yang bermunculan membuat hotel Sheraton tidak dapat hanya berfokus menarik pelanggan baru, tetapi mempertahankan konsumen menjadi salah satu kunci untuk tetap bertahan dalam persaingan.oleh karena itu hotel Sheraton selalu mengupayakan yang 1

2 terbaik agar para konsumennya puas. Pelanggan yang puas akan memiliki sikap yang positif terhadap merk yang ditawarkan. Jadi keuntungan konsumen yang puas tidak hanya terbatas pada semakin besarnya peluang menjadi konsumen yang setia, tetapi juga semakin besarnya peluang terjadi pembelian ulang. Oleh karena itu penting untuk memuaskan konsumen tanpa melupakan untuk mendapatkan konsumen baru. Hotel-hotel berlomba menciptakan kepuasan konsumen dengan memberikan pelayanan terbaik dari staff dan produk yang ditawarkan berupa kamar atau fasilitas lain yang disediakan untuk menunjang kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen dapat dicapai bila hotel mampu memenuhi ekspektasi yang diberikan oleh konsumen kepada hotel. Setiap konsumen memiliki berbagai pertimbangan dalam menentukan hotel yang akan dipilih. Hal ini dikarenakan setiap konsumen memiliki ciri khas masing-masing. Bagi seorang traveller yang suka berpergian, akan memilih hotel yang tidak terlalu mahal, karena hotel hanya digunakan untuk beristirahat setelah dia lelah berpergian seharian, lain pula pada seseorang yang berjiwa sporty karena ia akan memilih hotel yang memiliki fasilitas olahraga yang lengkap misalnya gym, kolam renang atau bahkan lapangan tenis dan basket. Untuk membangun kepuasaan konsumen, hotel harus mampu membaca keinginan konsumen, supaya apa yang konsumen mau dapat ia temukan di hotel tersebut. Kepuasaan konsumen tidak selalu sama, oleh karena itu hotel tidak bisa mengeneralisasikannya. Banyak hal dalam diri konsumen yang berperan dalam terciptanya kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen pada hotel dapat dipengaruhi oleh kualitas hotel dan nilai yang diterima pelanggan setelah pelanggan menginap. Semakin baik kualitas hotel dan semakin banyak nilai yang diterima pelanggan akan menjadi kunci hotel dalam menciptakan kepuasan konsumen dan mendatangkan konsumen baru.

3 Suatu hotel dapat dikatakan berkualitas bila hotel tersebut mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Fungsi hotel adalah tempat untuk beristirahat, selain itu suatu hotel dikatakan berkualitas bila memiliki fasilitas yang cukup lengkap didalamnya sehingga mampu memenuhi harapan dari konsumen yang akan berdampak pada kepuasan konsumen. Selain kualitas hotel, kepuasan konsumen dipengaruhi oleh nilai yang diterima konsumen setelah menginap di hotel. Semua hotel yang ada di Surabaya berlomba dalam memberikan nilai lebih untuk membuat konsumen merasa nyaman dan senang. Mulai dari memberikan pemandangan yang bagus, pelayanan yang ramah dan fasilitas yang lengkap. Kualitas hotel dan perceived value hotel akan langsung diketahui oleh pelanggan, karena akan tergambar pada image yang dimiliki oleh hotel. Image menjadi satu perhatian penting dijaman sekarang, karena semua hotel ingin membangun image yang baik pada hotelnya. Konsumen lebih suka menginap di hotel dengan image yang baik, selain kualitas juga karena ada nilai prestige bagi konsumen. Kebanyakan orang saat ini suka mengabadikan hari-hari mereka dengan berfoto dan media sosial, maka akan menjadi suatu keuntungan bagi hotel jika konsumen berfoto dengan background hotel tersebut, karena hotel akan mendapatkan promosi secara gratis dan dapat memperkenalkan kualitas hotel secara tidak langsung. Sebuah hotel harus membangun image sebagai hotel yang berkualitas dan memiliki nilai lebih dibanding hotel lainnya untuk menarik konsumen baru dan memuaskan konsumen lama. Faktor-faktor seperti Hotel Image, Hotel Quality, dan Perceived Value akan menciptakan Customer Satisfaction (Mohajerani dan Miremadi, 2012). Konsumen yang puas akan memberikan dampak yang positif terhadap produk yang ditawarkan, dalam penelitian ini adalah Hotel Sheraton. Besar kemungkinan konsumen yang puas akan mejadi setia dan melakukan

4 pembelian ulang di masa mendatang. Pada industri perhotelan penting untuk menciptakan Customer Satisfaction supaya konsumen tidak mudah untuk berpindah ke hotel lain. Globalisasi menjadikan persaingan sangat kompetitif, membangun suatu image sangat penting bagi perusahaan tidak terkecuali di industri perhotelan. Menurut Kotler dan Keller (2009:406), image adalah sejumlah keyakinan, ide dan kesan yang dipegang seseorang tentang sebuah objek tertentu. Jadi image perusahaan akan selalu menggambarkan bagaimanakah perusahaan tersebut. Oleh karena itu sangatlah penting bagi perusahaan untuk membangun image yang baik dimata konsumen. Karena image yang baik akan mendorong konsumen untuk melakukan pembelian kepada produk atau jasa yang ditawarkan. Semakin baik image yang dimiliki suatu perusahaan maka tingkat kepercayaan konsumen kepada produk yang di tawarkan juga akan tinggi. Semakin tinggi tingkat kepercayaan pada perusahaan akan memberikan dampak positif pada penjualan sehingga konsumen akan melakukan pembelian yang menjadikan konsumen dapat merasakan nilai yang ditawarkan oleh perusahaan. Perusahaan banyak berlomba-lomba dalam memberikan nilai lebih yang akan diterima oleh konsumen. Semua itu dilakukan agar konsumen dapat merasakan perbedaan antar produk, dalam hal ini hotel. Menurut Kotler dan Keller (2012:60) customer perceived value adalah selisih nilai pelanggan total dan biaya pelanggan total dimana nilai pelanggan total adalah sekumpulan manfaat yang diharapkan oleh pelanggan dari produk atau jasa tertentu dan biaya pelanggan total adalah sekumpulan biaya yang diharapkan oleh konsumen yang dikeluarkan untuk mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan dan membuang produk atau jasa. Semakin banyak nilai yang diterima oleh konsumen akan semakin baik nilai yang diberikan kepada hotel. Karena banyaknya nilai lebih yang diterima oleh

5 konsumen berarti banyak manfaat yang dirasakan oleh konsumen yang belum tentu dirasakan di hotel lain. Salah satu nilai lebih dari hotel pasti berhubungan dengan kualitas yang dimiliki oleh hotel tersebut. Menurut Kotler dan Keller (2012:145) kualitas adalah keseluruhan fitur dan karakteristik dari suatu produk atau pelayanan pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan/tersirat. Jadi suatu hotel dapat dikatakan berkualitas bila hotel tersebut dapat memuaskan kebutuhan dari konsumennya. Kualitas hotel juga ditentukan oleh lengkap atau tidaknya fasilitas yang diberikan kepada konsumen, semakin lengkap fasilitas hotel akan meningkatkan kualitas hotel tersebut dimata konsumen. Selain itu pelayanan yang diberikan haruslah baik agar hotel dapat dikatakan berkualitas, karena hotel berada di industri jasa, jadi sudah sepatutnya pelayanan yang diberikan kepada konsumen adalah pelayanan yang ramah, sopan, dan baik. Oleh karena itu hotel harus mampu membuat pelayanan yang ramah untuk menjadi satu kesan yang baik dimata konsumen sehingga konsumen merasa senang dengan pelayanan yang diberikan. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kepuasaan pelanggan kepada hotel. Kepuasan pelanggan sangatlah penting dalam industri perhotelan. Karena dengan kepuasaan pelanggan suatu hotel dapat mampu bertahan dalam persaingan yang ketat dijaman sekarang. Menurut Kotler dan Keller (2012:61) kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan. Kepuasan konsumen tergantung dari mampukah kita memenuhi harapan dari konsumen, bila kita mampu memenuhi harapan itu, konsumenakan senang dan merasa puas. Kepuasan merupakan penilaian mengenai ciri atau keistimewaan produk atau jasa yang menyediakan tingkat kesenangan konsumen berkaitan

6 dengan pemenuhan kebutuhan konsumen. Semakin baik pelayanan yang diberikan oleh hotel kepada konsumen akan membuat konsumen semakin puas karena semakin banyak nilai lebih yang diterima dari hotel sehingga konsumen akan memiliki kesan yang mendalam di ingatannya yang menggambarkan bahwa hotel sheraton adalah hotel yang berkualitas, karena dapat memenuhi harapan dari konsumen. Penelitian dengan topik serupa pernah dilakukan oleh Mifelner et al., (2009) di Slovenia dan Italia dengan variabel yang digunakan adalah hotel image, hotel quality, perceived value, and guest satisfaction. Penelitian tersebut membuktikan bahwa image yang dimiliki oleh suatu hotel akan berhubungan kuat kepada kualitas hotel dimata pelanggan dan tinggi kualitas hotel akan memberikan nilai lebih kepada pelanggan karena pelanggan merasakan banyak nilai dari suatu hotel. Kemudian nilai yang diterima oleh pelanggan tersebut memberikan dampak yang positif terhadap kepuasan seorang pelanggan. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin baik image dan kualitas suatu hotel akan memberikan nilai lebih yang akan diterima oleh pelanggan yang nantinya menciptakan kepuasan pelanggan terhadap hotel. Oleh karena itu hotel harus membangun image yang baik di mata pelanggan, karena image yang baik akan mendorong konsumen untuk melakukan pembelian yang akan mendorong pelanggan merasakan kualitas dari hotel sehingga pelanggan dapat merasakan nilai yang akan diterima jika menginap di hotel tersebut. Jika nilai yang diberikan hotel telah dapat memenuhi harapan atau ekspektasi dari pelanggan, maka pelanggan akan merasa senang dan puas. Selain itu penelitian dengan topik serupa juga pernah dilakukan oleh Mohajerani dan Miremadi (2012) di Iran. Variabel penelitian yang digunakan adalah customer expectations, perceived quality, perceived value, customer satisfaction, complaint behavior, customer loyalty.

7 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal apa saya mendorong kepuasaan pelanggan dan mengusulkan suatu model kepuasaan pelanggan di industri hotel di Pulau Kish di Iran. Penelitian tersebut membuktikan perceived value, persepsi kualitas, image, dan harapan pelanggan memiliki efek positif pada kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan memiliki dampak positif pada loyalitas pelanggan dan dampak negatif pada perilaku mengeluh. Hal ini dikarenakan pelanggan yang merasa puas atas pelayanan yang diberikan oleh pihak hotel tidak pernah memberikan keluhan. Kepuasan pelanggan pada layanan hotel mendorong mereka menjadi pelanggan yang loyal terhadap hotel di Iran terutama di pulau Kish. Judul penelitian ini adalah Pengaruh Hotel Image terhadap Customer Satisfaction melalui Hotel Quality dan Perceived Value pada Hotel Sheraton di Surabaya. Penelitian ini adalah replikasi penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mifelner et al. pada Tahun 2009. Alasan judul penelitian ini penting untuk diteliti adalah persaingan di industri perhotelan saat ini sudah sangat kompetitif, banyaknya hotel-hotel baru yang berdiri membuat persaingan sengit antar hotel tidak dapat dihindari. Dengan banyaknya hotel baru yang berdiri membuat kompetisi untuk menarik pelanggan baru menjadi lebih sulit, oleh karena itu mempertahankan pelanggan lama menjadi kunci dalam usaha memenangkan persaingan. Dijaman sekarang konsumen memiliki banyak pilihan untuk memilih hotel sebagai tempat beristirahat, maka dari itu suatu hotel harus memperhatikan aspek hotel image, hotel quality, dan perceived value dalam rangka penciptaan customer satisfaction terhadap hotel. Hotel image yang baik di mata konsumen, mendorong konsumen melakukan pembelian sehingga konsumen dapat merasakan kualitas hotel dan nilai yang ditawarkan oleh hotel, yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan konsumen dan memberikan pengalaman yang berbeda dari yang dirasakan di hotel lain.

8 Nilai lebih apa yang akan berpengaruh terhadap kepuasaan konsumen hotel di Surabaya. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi hotel dalam upaya menciptakan kepuasan konsumen dan faktor-faktor pendukung apa saja yang harus diperhatikan dalam membangun kepuasan konsumen. Alasan memilih Hotel Sheraton Surabaya sebagai objek penelitian karena Hotel Sheraton merupakan salah satu hotel bintang 5 di Surabaya yang menurut survey online (www.wego.co.id) sebesar 100% tamu menyatakan akses ke hotel sangat mudah, 92% tamu menyatakan puas terhadap pelayanan yang diberikan, 100% tamu merasa puas terhadap kamar yang disediakan, dan fasilitas internet yang diberikan sangat baik. Selain itu Hotel Sheraton bersebelahan dengan pusat perbelanjaan terkenal di Surabaya yang tentu memberikan nilai lebih kepada para tamu hotel. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah Hotel Image berpengaruh terhadap Hotel Quality pada Hotel Sheraton di Surabaya? 2. Apakah Hotel Image berpengaruh terhadap Perceived Value pada Hotel Sheraton di Surabaya? 3. Apakah Hotel Quality berpengaruh terhadap Perceived Value pada Hotel Sheraton di Surabaya? 4. Apakah Hotel Quality berpengaruh terhadap Customer Satisfaction pada Hotel Sheraton di Surabaya? 5. Apakah Perceived Value berpengaruh terhadap Customer Satisfaction pada Hotel Sheraton di Surabaya?

9 6. Apakah Hotel Image berpengaruh terhadap Customer Satisfaction melalui Hotel Quality pada Hotel Sheraton di Surabaya? 7. Apakah Hotel Image berpengaruh terhadap Customer Satisfaction melalui Perceived Value pada Hotel Sheraton di Surabaya? 8. Apakah Hotel Image berpengaruh terhadap Customer Satisfaction melalui Hotel Quality dan Perceived Value pada Hotel Sheraton di Surabaya? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh: 1. Hotel Image terhadap Hotel Quality pada Hotel Sheraton di Surabaya. 2. Hotel Image terhadap Perceived Value pada Hotel Sheraton di Surabaya. 3. Hotel Quality terhadap Perceived Value pada Hotel Sheraton di Surabaya. 4. Hotel Quality terhadap Customer Satisfaction pada Hotel Sheraton di Surabaya. 5. Perceived Value terhadap Customer Satisfaction pada Hotel Sheraton di Surabaya. 6. Hotel Image terhadap Customer Satisfaction melalui Hotel Quality pada Hotel Sheraton di Surabaya. 7. Hotel Image terhadap Customer Satisfaction melalui Perceived Value pada Hotel Sheraton di Surabaya.

10 8. Hotel Image terhadap Customer Satisfaction melalui Hotel Quality dan Perceived Value pada Hotel Sheraton di Surabaya. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk pengembangan ilmu manajemen pemasaran, terutama mengenai hotel image, hotel quality, perceived value, dan customer satisfaction. Serta dapat digunakan sebagai referensi dan rekomendasi bagi penelitian yang akan datang. 2. Manfaat Empirik Hasil dari penelitian ini diharapkan akan menjadi masukan bagi para manajer khususnya yang bergerak di bidangperhotelanagar lebih berfokus dalam memperhatikan bagaimana pengaruh darihotel image, hotel quality, perceived value, dan customer satisfaction. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan disusun sebagai berikut: BAB 1 : PENDAHULUAN Bab 1 menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2: TINJAUAN KEPUSTAKAAN Bab 2 memberitahukan mengenai penelitian terdahulu, teori yang berkaitan dengan topik penelitian, model konseptual yang akan diteliti, dan hipotesis penelitian.

11 BAB 3: METODE PENELITIAN Bab 3 memberi penjelasan tentang jenis penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, pengukuran variabel, alat dan metode pengumpulan data, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, serta teknik analisis data. BAB 4: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab 4 memberitahukan deskripsi responden, statistik deskriptif variabel penelitian, analisis data serta pembahasan. BAB 5: SIMPULAN DAN SARAN Bab 5 menyampaikan hasil akhir dari penelitian dalam bentuk kesimpulan dari hasil serta saran-saran perbaikan agar bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan di masa yang akan datang.