TANGGAPAN TERHADAP GLOBAL CORRUPTION BAROMETER. Jakarta, 9 Juli 2013

dokumen-dokumen yang mirip
Jakarta, 2 Februari 2015

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana

INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 7 TAHUN 2015 AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN Jakarta, 27 Mei 2015

Perilaku Permisif Masyarakat Terhadap Korupsi di Indonesia

PENINGKATAN KAPASITAS PENGENDALIAN INTERN DAN UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI GUNTUR KUSMEIYANO DIREKTORAT DIKYANMAS DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN KPK

INDEKS PERSEPSI KORUPSI INDONESIA 2017Survei Di Antara Pelaku Usaha. Survei di antara Pelaku Usaha 12 Kota di Indonesia

Percepatan dan Pemberantasan Korupsi, Realitis atau Utopis?

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2013 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERAN SERTA MASYARAKAT

MATERI KPK. Indonesia Kita. Pemberantasan Korupsi. Gratifikasi

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA HARI ANTI KORUPSI SE-DUNIA TAHUN 2017 PENEGASAN KOMITMEN DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMERINTAH DAERAH

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

STRATEGI DAN TARGET PEMERINTAH DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI DAN MENAIKAN SKOR CORRUPTION PERCEPTION INDEX (CPI) INDONESIA

High Level Commitment and Dialogue Penerapan Antikorupsi Pada Dunia Bisnis. Agus Rahardjo. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

INPRES NO. 10 TAHUN 2016 AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2016 DAN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Kecurangan pada pemerintahan, baik pusat dan daerah sudah kerap kali

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA RAPAT KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017

Kajian Sistem Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sektor Kehutanan 2015

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Yang Terhormat: Sulawesi Tengah

Kementerian PPNBappenas

9. Para Bupati/Walikota.

KOTA SURAKARTA KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KUPA) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

GLOBAL! CORRUPTION! BAROMETER 2017

BAPPENAS. Katalog BPS: Kerjasama Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional dengan Badan Pusat Statistik

Sambutan Presiden RI - Pembukaan KNPK dan Peluncuran Program Jaga, Jakarta, 1 Desember 2016 Kamis, 01 Desember 2016

PERANAN KEMENKEU DALAM IMPLEMENTASI JAKSTRANAS P4GN TAHUN

POTRET KETIMPANGAN v. Konsentrasi Penguasaan Lahan ada di sektor pertambangan, perkebunan dan badan usaha lain

Bagaimana Cara Memberantas Korupsi?

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI

Trend Pemberantasan Korupsi 2013

MENEGUHKAN PERAN PERGURUANTINGGI DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI

PPK UU

TREN PENANGANAN KASUS KORUPSI SEMESTER I 2017

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting terhadap tercapainya target APBN yang

2013, No BAB I

MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA NEGARA

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS

BAB III OBJEK PENELITIAN

TABEL 2 RINGKASAN APBN, (miliar rupiah)

KATA PENGANTAR. Penyusun,

NO. SEKTOR INDIKATOR MODUS OPERANDI KETERANGAN Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. birokrasi pemerintah (Yogi dan M. Ikhsan, 2006). Jika kualitas pelayanan publik

BAB II LANDASAN TEORI

- 1 - Merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang dana perimbangan.

.,~ (".., 'II ,,1'1.' l,", {~,,.",1, ~~n~ 4~~' I~~;j} I"I<I::;I[)I:I-I <I:I"I)(il..., II'J()()NI :;,;', PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM

DisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA. 1. Manajemen Perubahan. 4. Penataan Ketatalaksanaan. 6. Penguatan Pengawasan

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. terkait kasus-kasus korupsi yang dilakukan pejabat dan wakil rakyat.

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

LAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGERA. Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan

2017, No Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 t

1. NAMA JABATAN: Direktur Pendapatan dan Kapasitas Keuangan Daerah.

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA: EVALUASI TERHADAP IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik

HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

SURVEI NASIONAL ANTI KORUPSI

- 4 - URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN I. Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Daerah dengan Kebijakan Pemerintah

INPRES NO. 10 TAHUN 2016 AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2016 DAN TAHUN November 2016

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia dalam suatu negara. Kemajuan sumber daya manusia dan

GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB 7 PENUTUP 7.1 PEDOMAN PEMBANGUNAN

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 Negara Indonesia merupakan salah

KERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

2016, No Nomor 400); 3. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 2 Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2013 T E N T A N G AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI ( AD-PPK )

KASUS-KASUS HUKUM DAN PENYIMPANGAN PAJAK - PENYELESAIAN INPRES NO. 1 TAHUN

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/DPD RI/I/ TENTANG HASIL PENGAWASAN

DATA POKOK APBN-P 2006 DAN APBN 2007 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP)

2017, No Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lem

BAB I PENDAHULUAN. pengesahan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa oleh mantan

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah juga terus memperhatikan kondisi ekonomi Indonesia dan kondisi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1999 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAHAN PUSAT DAN DAERAH

Seri Pengembangan Bahan Ajar Pendekatan Saintifik

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UU Nomor 25 Tahun 2004) Pedoman. Renja KL. Dija barkan RKP.

Pajak Daerah Tahun 2012 Peraturan Daerah Kabupaten Tegal Nomor 1 Tahun 2012

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI JANGKA PANJANG TAHUN DAN JANGKA MENENGAH TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan barang dan jasa yang tidak disediakan oleh pihak swasta.

KORUPSI MASIH SUBUR HUTAN SUMATERA SEMAKIN HANCUR OLEH: KOALISI MASYARAKAT SIPIL SUMATERA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

Multilateral Meeting II dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 PN REFORMASI FISKAL

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA PEMERINTAH KOTA BANDUNG DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI STRATEGI KOMUNIKASI STRATEGI KOMUNIKASI B U DAYA PENDIDIKAN ANTI KORUPSI ANTI KORUPSI KOMUNIKASI PENDIDIKAN STRATEGI

LAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGERA. (Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 1 Tahun 2015)

Transkripsi:

1 TANGGAPAN TERHADAP GLOBAL CORRUPTION BAROMETER Jakarta, 9 Juli 2013

SEKTOR KORUPSI KPK 1. Bansos 2. APBN-APBD (banggar, satuan tiga = belanja K/L) 3. Hutan 4. Pajak 5. Kebijakan publik 6. Izin importasi 7. Pengadaan barang/jasa 8. Rekruitmen CPNS 9. Mafia hukum dan mafia peradilan 10. Pungutan daerah, tender proyek 11. Penjualan izin (tambang, sawit, lahan, apartemen dan bisnis lainnya) BPK (IHPS 2012) 1.Bansos 2.Pengelolaan Aset 3.PPH Migas 4.Pengadaan Barang/Jasa 5.Perjalanan Dinas 6.E KTP 7.Kemhan 8.PNBP NOTA KESEPAHAMAN KPK, KEJAGUNG, POLRI 1. Pengadaan barang dan jasa Pemerintah; 2. Keuangan dan perbankan; 3. Perpajakan; 4. Minyak dan gas; 5. BUMN dan BUMD; 6. Kepabean dan cukai; 7. Penggunaan APBN, APBD, dan APBNP ataupun APBDP; 8. Aset negara dan daerah; 9. Pertambangan; dan 10. Pelayanan Umum 2

Perkara Korupsi Berdasarkan Instansi NO INSTANSI 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 JUMLAH 1 DPR RI 7 10 7 2 6 32 2 Kementerian/Lembaga 1 5 10 12 13 13 16 23 18 111 3 BUMN/BUMD 4 2 5 7 3 1 22 4 Komisi 9 4 2 2 2 1 20 5 Pemerintah Provinsi 1 1 9 2 5 4 3 13 38 6 Pemkab/Pemkot 4 8 18 5 8 7 10 60 JUMLAH 2 19 27 24 47 37 40 39 48 283 Sumber: Laporan Tahunan KPK Tahun 2012 3

Perkara Korupsi Berdasarkan Jenis Perkara NO INSTANSI 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 JUMLAH 1 Pengadaan Barang/Jasa 2 12 8 14 18 16 16 10 11 107 2 Perizinan 5 1 3 1 0 10 3 Penyuapan 7 2 4 13 12 19 25 34 116 4 Pungutan 7 2 3 12 5 Penyalahgunaan Anggaran 5 3 10 8 5 4 3 38 JUMLAH 2 19 27 24 47 37 40 39 48 283 Sumber: Laporan Tahunan KPK Tahun 2012 4

Perkara Korupsi Berdasarkan Tingkat Jabatan NO INSTANSI 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 JUMLA H 1 Anggota DPR dan DPRD 2 7 8 27 5 16 65 2 Kepala Lembaga/Kementerian 1 1 1 1 2 1 7 3 Duta Besar 2 1 1 4 4 Komisioner 3 2 1 1 7 5 Gubernur 1 2 2 2 1 8 6 Walikota/Bupati dan Wakil 3 7 5 5 4 4 4 32 7 Eselon I, II dan III 2 9 15 10 22 14 12 15 8 107 8 Hakim 1 2 2 5 9 Swasta 1 4 5 3 12 11 8 10 16 70 10 Lain-lain 6 2 2 4 4 9 3 3 32 JUMLAH 4 23 29 27 55 45 65 39 50 337 Sumber: Laporan Tahunan KPK Tahun 2012 5

STRANAS PPK Perpres No. 55 Tahun 2012 tentang Stranas PPK mengamanatkan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah untuk menjabarkan dan melaksanakan Stranas PPK melalui aksi PPK setiap tahun. Aksi PPK Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dituangkan dalam Instruksi Presiden. Pelaksanaan aksi PPK Tahun 2013, dituangkan dalam Inpres No. 1 Tahun 2013 yang merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan aksi tahunan yang telah dimulai sejak Tahun 2011 (Inpres No. 9 Tahun 2011) dan dilanjutkan pada Tahun 2012 (Inpres No. 17 Tahun 2011). Inpres No. 1 Tahun 2013 disusun berdasarkan capaian Inpres No. 9 dan 17 Tahun 2011, rekomendasi UNCAC, masukan Kementerian/Lembaga, Organisasi Masyarakat Sipil, Akademisi, serta masukan dari berbagai pihak terkait Inpres No. 1 Tahun 2013 merupakan upaya sinergi aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi sebagai upaya meningkatkan Corruption Perception Index (CPI), melaksanakan rekomendasi UNCAC, dan Sistem Integritas Nasional; 6

PENDEKATAN DALAM RANGKA PENCAPAIAN INDIKATOR KEBERHASILAN STRANAS PPK 2012 2013 2014 Peningkatan Indeks Persepsi Korupsi (Corruption Perception Index) Penyesuaian Peraturan Perundangundangan dengan rekomendasi UNCAC Sistem Integritas Nasional Prioritas Aksi 3,5 4,25 5 30 % 70 % 80 % - Penetapan Baseline Kenaikan Indeks 5 % Sasaran Prioritas Perijinan Pajak dan Bea Cukai Pertanahan Pengadaan Barang/Jasa Proses Penegakan Hukum Penyesuaian Peraturan Perundang-undangan dengan Rekomendasi UNCAC Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi STRANAS PPK JANGKA MENENGAH 2012-2014 Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Inpres 9/2011 12 Mei 2011 Inpres 17/2011 19 Des 2011 Inpres 1/2013 25 Jan 2013 Aksi PPK 2014 7

STRATEGI PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI Strategi ini diusulkan oleh para pakar, OMS dan penggiat anti korupsi pada saat penyusunan Stranas PPK Tujuan dari strategi ini adalah memperkuat setiap individu dalam mengambil keputusan yang etis dan berintegritas, selain juga untuk menciptakan budaya zero tolerance terhadap korupsi. Masyarakat diharapkan menjadi pelaku aktif pencegahan dan pemberantasan korupsi sehingga mampu mempengaruhi keputusan yang etis dan berintegritas di lingkungannya, lebih luas dari dirinya sendiri. Strategi ini diukur berdasarkan Indeks Perilaku Anti Korupsi yang ada dikalangan tata kepemerintahan maupun individu di seluruh Indonesia. Semakin tinggi angka indeks ini, maka diyakini nilai budaya anti korupsi semakin terinternalisasi dan mewujud dalam perilaku nyata setiap individu untuk memerangi tipikor. 8

SURVEI PERILAKU ANTI KORUPSI Untuk Tahun 2012, Bappenas bekerjasama dengan BPS telah melakukan Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK) pada 1-31 Oktober 2012 di 33 provinsi, 170 kabupaten/kota (49 kota dan 121 kabupaten) dengan sampel 10.000 rumah tangga (response rates : 89 persen). Survei ini mengukur tingkat permisifitas masyarakat Indonesia terhadap perilaku korupsi. Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) Indonesia 2012 sebesar 3,55 dari skala 5. Artinya masyarakat Indonesia cenderung anti korupsi. (Catatan: nilai indeks 0 1,25 sangat permisif terhadap korupsi, 1,26 2,50 permisif, 2,51 3,75 anti korupsi, 3,76 5,00 sangat anti korupsi). IPAK di wilayah perkotaan sedikit lebih tinggi (3,66) dibanding di wilayah perdesaan (3,46). IPAK cenderung lebih tinggi pada responden usia kurang dari 60 tahun dibanding setelah usia 60 tahun ke atas. IPAK penduduk usia kurang dari 40 tahun sebesar 3,57, usia 40 sampai 59 tahun sebesar 3,58 dan 60 tahun ke atas sebesar 3,45. Artinya semangat anti korupsi antara usia tua dan usia muda tidak berbeda secara signifikan. Semakin tinggi pendidikan semakin tinggi IPAK. IPAK responden berpendidikan SLTP ke bawah sebesar 3,47, SLTA sebesar 3,78 dan di atas SLTA sebesar 3,93. Pendidikan berpengaruh cukup kuat pada semangat anti korupsi. 9

PERBANDINGAN GCB DENGAN IPAK Tujuan KETERANGAN GCB IPAK Menilai pandangan masyarakat yang terkait dengan tingkat korupsi di negara mereka masing-masing serta upaya pemerintah mereka untuk memerangi korupsi. mengukur tingkat permisifitas masyarakat Indonesia terhadap perilaku korupsi. Wilayah Nasional Dilaksanakan di 170 Kabupaten/Kota (49 Kota dan 121 Kabupaten) pada 33 provinsi Sampel 1000 Jumlah sampel dirancang 10.000 rumah tangga, 8.912 (89%) memberi respon dan 1.088 (11%) tidak memberi respon Metode Survei Tatap muka Tatap muka Lembaga Survei Deka BPS Korupsi menurut Kelembagaan Kepolisian (3,9 skala 5) Dari sepuluh pelayan publik yang ditanyakan, sebagian besar responden menyatakan mengetahui harus mengeluarkan uang/barang melebihi ketentuan karena diminta langsung oleh petugas. Responden yang menyatakan demikian terdapat pada layanan polisi (sekitar 66 persen responden), Alasan memberikan Suap Masyarakat yang memberi suap alasannya adalah untuk mempercepat urusan Responden menyatakan bahwa tujuan memberikan uang melebihi ketentuan adalah demi mempercepat proses pengurusan, terutama di tiga jenis layanan: petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (70 persen responden), petugas polisi (65 persen), dan petugas BPN (53 persen). 10

CATATAN TERHADAP GCB Bagaimana dengan data responden? (tingkat pendidikan, usia, wilayah, dll) karena menurut IPAK, tingkat pendidikan mempengaruhi persepsi Jumlah responden (1000), apakah cukup merepresentasikan suatu negara (skala nasional)? belajar dari pengalaman CPI, apakah GCB dapat diperbandingkan setiap tahun? Apakah pengukurannya sewaktu-waktu dapat berubah sebagaimana CPI? 11

PENYUSUNAN AKSI PPK 2014 Dalam rangka penyusunan aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi (aksi PPK) Tahun 2014, maka dilakukan pemetaan awal mengenai area potensi korupsi. Sumber data yang digunakan untuk melakukan pemetaan antara lain: Capaian aksi PPK Tahun 2012 dan 2013 (Inpres 17/2011 dan Inpres 1/2013) Fokus Kegiatan Prioritas Jangka Menengah Tahun 2012-2014 (Stranas PPK) Penjabaran Indikator Keberhasilan (Indikator utama dan indikator masing-masing strategi) Rekomendasi UNCAC Laporan Tahunan dan Kajian KPK Hasil Pemeriksaan dan Rekomendasi BPK Catatan Organisasi Masyarakat Sipil Berbagai survei yang ada Focus Group Discussion (K/L, OMS, Akademisi, Media) Inisiatif Strategis (OGI, RB, NKB, RR, dll) RPJPN, RPJMN, RKP, TUSI K/L Ditsektor Bappenas Hasil pemetaan akan didiskusikan (serial diskusi) untuk kemudian dikonkritkan menjadi aksi yang akan disampaikan kepada K/L terkait 12 Aksi yang disepakati akan dituangkan ke dalam Inpres tentang aksi PPK Tahun 2014

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Upaya pemberantasan korupsi memerlukan dukungan semua komponen bangsa 2. Pemberantasan korupsi tidak hanya dilakukan dengan penindakan, namun juga meliputi pencegahan. Lebih jauh, dalam Stranas PPK memuat strategi harmonisasi peraturan perundang-undangan, kerjasama internasional dan penyelamatan aset, pendidikan dan budaya anti korupsi, serta mekanisme pelaporan 3. Berbagai survei yang ada, menjadi masukan bagi upaya pemberantasan korupsi di Indonesia untuk terus melakukan perbaikan 13