SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Lahan Pertanian di Wilayah Mojokerto

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KEPADATAN LALU LINTAS DAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN KOTA SURABAYA

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 1. Processor Pentium III 1 Ghz

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PELAYANAN UMUM DI KOTA TUBAN BERBASIS WAP

SISTEM MITIGASI BANJIR BENGAWAN SOLO BERBASIS J2ME

BAB V PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SIG PEMETAAN JENIS HAK ATAS TANAH

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu menginginkan kemudahan, kecepatan dan sistem

BAB I. I.1.Latar Belakang PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, Sistem Informasi Geografis merupakan Sistem. yang dapat menjelaskan situasi dan keadaan tempat tersebut.

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PERIBADATAN WILAYAH SURABAYA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH BENCANA LUMPUR LAPINDO SIDOARJO MENGGUNAKAN J2ME

Penentuan Lokasi Rumah Pompa Kota Surabaya Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process(AHP)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR DENGAN VISUALISASI JALUR BERBASIS GIS (Study Kasus : Surabaya)

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Contoh Pembagian Rayon dalam Suatu Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. bekerja bersama secara efektif untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki,

PENENTUAN TAMAN KOTA SURABAYA SEBAGAI PENYUMBANG KEBUTUHAN OKSIGEN DENGAN MENGGUNAKAN GIS. Joko Santoso, Arif Basofi, Arna Fariza

KAJIAN APLIKASI DAN TEKNOLOGI PADA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Menggunakan

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat kita lihat betapa kompleksnya persoalan persoalan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi kapas seperti kapas kecantikan dengan merek Selection Cotton.

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. Pemetaan lokasi cabang cabang toko baju Mode Fashion berbasis web

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan a. Deskripsi Umum Sistem b. Kebutuhan Fungsional Sistem c. Karakteristik Pengguna

SISTEM INFORMASI KEBAKARAN HUTAN DI KALIMANTAN

SISTEM INFORMASI UNTUK DATA KECELAKAAN BERBASIS MOBILE

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK KAWASAN RAWAN BENCANA

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun TV dan Radio di Kota Medan. Diharapkan dengan dibuatnya tugas akhir

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

SISTEM INFORMASI GOEGRAFIS PEMETAAN AREA PERKEBUNAN SAWIT PT KASIH AGRO MANDIRI 1

BAB I PENDAHULUAN. zaman komputerisasi saat perusahaan-perusahaan atau instansi baik itu negeri

PENERAPAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE PADA PETA INTERAKTIF KOTA BANDUNG UNTUK HANDPHONE CLDC/1.1 dan MIDP/2.0

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. perangkat keras yang dibutuhkan sebagai berikut: a. Processor Intel Pentium 4 atau lebih tinggi;

1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis saat ini tentunya sangat berpengaruh dalam strategi pemasaran sebuah produk.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

PEMETAAN DAN ANALISA SEBARAN SEKOLAH UNTUK PENINGKATAN LAYANAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN KEDIRI DENGAN GIS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN JALUR KERETA API DAN ANALISA TRAFFIC

SIG UNTUK ANALISA PENENTUAN LOKASI BARU WARALABA DI KAB. PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. menjadi informasi dan didistribusikan untuk pemakai. apapun seiring dengan perkembangan teknologi. Semakin tingginya wawasan

Lampiran 1 DFD Level 1 GIS Kampus IPB Darmaga. Lampiran 2 DFD Level 2 proses 3 GIS Kampus IPB Darmaga

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Medan Belawan adalah sebagai pusat kegiatan budi daya

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEKOLAH DI DKI JAKARTA

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. data spasial berikut atribut-atributnya, seperti memodifikasi bentuk, warna,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu informasi yang dibutuhkan masyarakat pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Processor Intel Pentium IV atau lebih tinggi. Memory RAM 256 Mb atau lebih tinggi. Minimal Hardisk 8 Gb atau lebih

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak. a. Processor Intel Pentium 4 atau lebih tinggi

HALAMAN JUDUL ABSTRAK KATA PENGANTAR

PENDAHULUAN Pada tahun 2010 sampai dengan Maret 2011 di Indonesia terdapat penderita Tuberkulosis, diantaranya meninggal. Pada survei D

Aplikasi Sistem Informasi Geografis Usaha Kecil dan Menengah Kota Depok Berbasis Web Menggunakan Quantum GIS

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. aplikasi sistem informasi geografis ini adalah : a. Spesifikasi perangkat keras minimum : memori 64 MB.

SISTEM INFORMASI PERUSAHAAN DAERAH PASAR SURYA SURABAYA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN TRANSPORTASI DAN PELAYANAN PUBLIK DI KOTA KEDIRI

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mereka kurang mengetahui potensi pelayanan umum yang ada di

BAB 3. Metode dan Perancangan Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Searching Location nearest public facility based on distance and road s route based GIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blank Spot 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

PEMBUATAN MODEL SISTEM INFORMASI PROSEDUR DAN BIAYA PENDAFTARAN SERTIFIKAT TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi SIG (Sistem Informasi Geografis) Geographic Information System

BAB I PENDAHULUAN. capture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, kondisi bumi. Teknologi Geographic Information Sistem mengintegrasikan

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Semakin cepat waktu yang ditempuh maka semakin pendek pula jalur yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Petunjuk Penggunaan Alat. Spesifikasi minimum yang dibutuhkan untuk mengoperasikan aplikasi dengan

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pertanyaan seperti lokasi, kondisi, tren, pola dan pemodelan.

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan data dalam suatu informasi berbasis online. badan yang menyediakan jasa sambungan Internet dan jasa lainnya yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang penjualan obat terbesar di Indonesia khususnya di kota-kota besar di

C. Prosedur Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan daerah tujuan wisatawan domestik dan internasional yang

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1.2. Rumusan Masalah

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah

Makalah Tentang Konten Manajemen Sistem Untuk Ujian Kompetensi Online

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Informasi georafis atau Georaphic Information Sistem (GIS) capture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi,

BAB I PENDAHULUAN. capture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, kondisi bumi. Teknologi Georaphic Information System mengintegrasikan

Transkripsi:

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO Sugianto 1, Arif Basofi 2, Nana Ramadijanti 2 Mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi 1, Dosen Pembimbing 2 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus PENS-ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60111 Telp (+62)31-5947280, 5946114, Fax. (+62)31-5946114 Email : kangsugix@student.eepis-its.edu Makalah Proyek Akhir ABSTRAK Kabupaten ponorogo merupakan kabupaten agraris yang terletak dipropinsi Jawa Timur. Sebagai daerah agraris maka mata pencaharian utama penduduknya adalah sektor pertanian. Pembangunan sektor pertanian terutama diarahkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, karena keanekaragaman sumber pangan yang ada juaga dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Analisa potensi lahan pertanian sangat diperlukan, karena dengan diketahuinya lahan pertanian dapat diprediksi hasil panen dan rekomendasi pemanfaatan lahan yang sesuai, sehingga pada akhirnya mendapatkan hasil panen yang maksimal untuk mencukupi kebutuhan pangan daerah tersebut. Untuk mengatasi persoalan tersebut perlu dibuat suatu aplikasi yang dapat melakukan pemetaan terhadap daerah-daerah pertanian yang ada di Ponorogo. Salah satu metode yang digunakan pada permasalahan tersebut yaitu dengan menggunakan GIS (Geographical Information System).Proyek akhir ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pengguna untuk mengetahui daerah-daerah pertanian yang ada di Ponorogo. Rekomendasi ini disusun dengan bantuan informasi yang berbasis pemetaan geografis. Dengan dukungan SIG, diharapkan mampu memberikan informasi bagi masyarakat maupun pemerintah daerah pertanian beserta hasilnya di kabupaten ponorogo. Kata kunci : Sistem Informasi Geografis, daerah pertanian 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kabupaten ponorogo merupakan kabupaten agraris yang terletak dipropinsi Jawa Timur. Sebagai daerah agraris maka mata pencaharian utama penduduknya adalah sektor pertanian. Pembangunan sektor pertanian terutama diarahkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, karena keanekaragaman sumber pangan yang ada juaga dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Analisa potensi lahan pertanian sangat diperlukan, karena dengan diketahuinya lahan pertanian dapat diprediksi hasil panen dan rekomendasi pemanfaatan lahan yang sesuai, sehingga pada akhirnya mendapatkan hasil panen yang maksimal untuk mencukupi kebutuhan pangan daerah tersebut. Untuk mengatasi persoalan tersebut perlu dibuat suatu aplikasi yang dapat melakukan pemetaan terhadap daerah-daerah pertanian yang ada di Ponorogo. Dalam proyek akhir ini kami akan membuat Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan dan

Analisa Daerah Pertanian di Kabupaten Ponorogo. Diharapkan dengan dibuatnya sistem informasi ini dapat memberikan suatu informasi secara detail tentang hasil-hasil pertanian yang ada di Kabupaten Ponorogo. Saat ini memang telah banyak informasi tentang hasil pertanian di suatu daerah, namun kali ini kami akan memberikan suatu sistem informasi mengenai hasil pertanian di kabupaten ponorogo dalam bentuk peta, selain itu kami juga akan memberikan informasi tentang analisa jenis tanaman yang cocok untuk ditanam pada daerah tersebut berdasarkan jenis lahan pertanian daerah tersebut. Sehingga diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas tentang hasil pertanian di Kabupaten Ponorogo serta jenis tanaman apa yang cocok untuk ditanam di daerah tersebut. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang timbul dalam pengerjaan proyek akhir ini adalah : 1. Bagaimana mendapatkan data-data terkait yang akurat dan lengkap sebagai bahan untuk pengerjaan proyek akhir ini. 2. Bagaimana mengolah data pendukung menjadi data spasial GIS. 3. Bagaimana membangun aplikasi GIS yang berdasarkan data-data yang didapat sehingga dapat memberikan informasi mengenai daerah pertanian yang ada di kabupaten ponorogo 1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam proyek akhir ini diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Daerah yang menjadi obyek dalam pembuatan proyek akhir ini adalah Kabupaten Ponorogo. 2. Data yang dipakai pada proyek akhir ini adalah data wilayah pertanian baserta hasilnya, pola tanam berdasarkan jenis tanah, aliran irigasi pada daerah pertanian 3. Pembangunan aplikasi SIG ini menggunakan teknologi open source SIG Mapserver windows 1.4 Tujuan Pembuatan proyek akhir ini bertujuan untuk: 1. Membangun sistem infomasi geografis daerah pertanian di Ponorogo 2. Memberikan informasi kepada pengguna tentang daerah pertanian di Ponorogo 2. PERENCANAAN SISTEM 2.1 Analisa Sistem Pada tugas akhir ini, kebutuhan hardware dan software yang penulis gunakan dapat diuraikan sebagai berikut : Perangkat Keras ( Hardware ) 1. Processor : Intel Pentium 4 CPU 1,7 GHz 2. Hardisk : 40 Gb 3. Memory : 1024 Mb 4. Monitor : Resolusi 1280 x 1024 dengan 256 warna dan VRAM 4 Mb. Perangkat Lunak ( Software ) Sistem Operasi : Berbasiskan Windows XP Service Paxk 2 Aplikasi : ArcView, MapServer, PostgreSQL, QuantumGis

Proses kerja sistem pada Proyek Akhir ini terbagi menjadi beberapa bagian. Mulai dari installasi software, pre-processing data, perancangan database, pembuatan database PostgreSQL, dan perancangan GUI program berbasis web. Secara garis besar proses-proses yang terjadi di dalam perancangan sistem adalah sebagai berikut : Dalam bab ini akan di jelaskan tentang perancangan sistem beserta proses-proses yang dilakukan. Proses kerja sistem pada Proyek Akhir ini terbagi menjadi beberapa bagian. Mulai dari installasi software, preprocessing data, perancangan database, pembuatan database PostgreSQL, dan perancangan GUI program berbasis web. Secara garis besar proses-proses yang terjadi di dalam perancangan sistem adalah sebagai berikut : Pencarian Start User Request Proses Stop ya Hasil Database Gambar 3.2 Flowchart program daerah pertanian Gambar 3.1 Skema Perancangan Sistem 2.2 Pre Processing Dalam sistem ini data yang akan diolah adalah data dalam format shp, karena dapat langsung dimanfaatkan oleh MapServer. Tentu saja semua data tersebut tidak langsung digunakan, tetapi perlu dilakukan penyesuaian dahulu baik mengenai jenis data, atribut yang ada, sampai proses penggabungan data. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemrosesan data awal (pre-processing). Pre-processing merupakan proses awal pengelolaan data yang dilakukan pada sistem SIG. Proses ini bertujuan agar data yang digunakan sesuai dan tepat guna dalam penggunaannya dalam sistem.

Gambar 3.3 Blok Diagram Pre- Proccessing 2.3 Pembentukan dan Keluaran Data hasil survey yang akan diolah kembali adalah data dengan format shp (shapefile). Pengolahan data dilakukan dengan proses digitasi, overlay, Geoprocessing, dan penambahan atribut menggunakan perangkat lunak ArcView versi 3.3. Daerah yang menjadi obyek dalam sistem ini adalah wilayah Kabupaten Ponorogo. Data yang digunakan sebagai dasar peta seperti yang terlihat pada tabel 3.1 No Nama Sumber 1 Peta Dinas PU Cabang Ponorogo 2 Peta Sungai dan Irigasi 3 Peta Pertanian Ponorogo Dinas Pekerjaan Umum Subdin Pengairan Dinas Pertanian Setiap data yang diperoleh perlu dilakukan penyesuaian dalam hal atribut yang dimiliki, sehingga tidak semua atribut akan digunakan. Jika dirinci, maka data keluaran hasil olahan yang diharapkan antara lain: 1. Peta wilayah kabupaten Ponorogo 2. Peta penyebaran kecamatan 3. Peta jenis tanah 4. Peta lahan pertanian 5. Peta daerah pertanian 6. Peta penyebaran sungai Semua data yang akan dibuat ini digunakan sebagai visualisasi peta yang akan ditampilkan pada web, dengan dasar tampilan berupa peta Kabupaten dan peta Kecamatan di wilayah Ponorogo. Tampilan pada web akan dibagi tiap layer berdasarkan file shp dari peta tersebut, dan dapat ditampilkan atau tidak ditampilkan dengan cara yang mudah bagi user. 3. UJI COBA DAN ANALISA 3.1 Pengujian Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah aplikasi yang dibangun telah berjalan dengan baik dan memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan. Pada bagian ini akan dibahas mengenai tahapan perancangan antarmuka aplikasi. Aplikasi yang dibangun adalah aplikasi yang berbasis web, oleh karena itu antarmuka yang dibangun adalah antarmuka web. Antarmuka yang akan dibangun, dirancang sesederhana mungkin sehingga memudahkan user dalam menggunakannya. 3.1.1 Halaman Index halaman yang pertama kali tampil pada saat user mengakses URL address aplikasi ini. Gambar 4.1 halaman yang menampilkan visualisasi peta kabupaten Ponrogo yang dilengkapi dengan kemampuan navigasi peta seperti zoom to full, zoom in, zoom out,,pan, back,forward dan select, tool tip, measure, trnasperancy dan refresh dari semua bidang. Berikut adalah halaman index.

Gambar 4.1 Halaman Index 3.1.2 Halaman Menu Area halaman yang memberikan informasi menu link area Peta_Ponorogo, Fasilitas_umum, Data- Nature, Fasilitas_Kesehatan, Bencana, Tempat Evakuasi, Gambar 4.3 Halaman Peta_Ponorogo 3.1.2.2 Halaman Lahan Pertanian halaman yang menampilkan visualisasi peta kabupaten ponorogo khususnya area pertanian antara lain : lahan basah, lahan kering dan tanaman tahunan dijadikan satu seperti dalam gambar Gambar 4.4 Gambar 4.4 Halaman Lahan Pertanian Gambar 4.2 Halaman menu area 3.1.2.1 Halaman Peta_Ponorogo halaman yang menampilkan visualisasi peta kabupaten Ponorogo khususnya area batas wilayah kecamatan ponorogo dan kantor kecamatan yang dimiliki masing-masing kecamatan. 3.1.2.3 Halaman Jenis Tanah halaman yang menampilkan visualisasi kabupaten ponorogo khususnya area jenis tanah, yaitu tanah aluvial, tanah latosol dan mediteran dijadikan satu seperti dalam gambar Gambar 4.5 Gambar 4.5 Halaman Jenis tanah

3.1.2.4 Halaman Query halaman yang memberikan fasilitas untuk mencari data lokasi-lokasi daerah pertanian yang berada di seluruh wilayah kabupaten ponorogo berdasarkan query yang diminta. 3.2 Analisa lokasi Gambar 4.7 Hasil pencarian pertanian lahan basah Gambar 4.8 Hasil pencarian pertanian tanaman tahunan Gambar 4.9 Hasil pencarian pertanian lahan kering Gambar 4.10 Lokasi daerah pertanian di Ponorogo lokasi lokasi Dari hasil overlay diatas kita dapat melihat dan menganalisa tentang daerah pertanian yang ada di Kabupaten Ponorogo terdapat 3 jenis lahan pertanian yaitu : 1. Pertanian lahan basah meliputi persawahan yaitu areal pertanian tanah basah atau sering di genangi air. Termasuk dalam hal ini sawah-sawah yang ditanami tebu, tembakau, palawija, umbi jalar dan sayur-sayuran. 2. Pertanian lahan kering yaitu areal pertanian yang tidak pernah di airi yang ditanami dengan jenis tanaman umur pendek saja. Jenis tanaman yang sesuai untuk dikembangkan pada lahan pertanian kering adalah : kacang tanah, umbi jalar, dan tanaman sayuran berupa sawi, tomat, mentimun, kacang panjang, cabe dan bayam 3. Pertanian tanaman tahunan ialah area yang di tanami jenis tanaman keras dan cara pengambilanya bukan menebang pohonya. Jenis tanaman yang sesuai untuk dikembangkan pada lahan pertanian tanaman tahunan adalah kopi, cengkeh, coklat, melinjo, durian, kelapa, manggis, rambutan, dan lainlain 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Setelah dilakukan serangkaian pengujian terhadap sistem yang dibangun dengan mengambil data dan menganalisa data-data yang didapatkan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem ini dapat memberikan informasi dan membantu pengguna dalam melakukan

pencarian mengenai daerah pertanian yang ada di kabupaten Ponorogo yang meliputi persebaran lahan pertanian beserta hasil pertanian dan pola tanam. 2. Berdasarkan jenis tanahnya sebagian besar adalah tanah aluvial maka kawasan Kabupaten Ponorogo sangat berpotensi dikembangkan lahan basah untuk persawahan 4.2 Saran Dari beberapa kesimpulan yang diambil diatas, dapat dikemukakan saran-saran yang berguna untuk perbaikan dari sistem yang kami bangun dalam proyek akhir ini : 1. Perlunya studi literarur yang lebih banyak tentang topik yang akan dibuat pada SIG. 2. Penambahan data baru perlu di Update berdasarkan tanah dan tanaman 3. Dengan memperhatikan kondisi lingkungan bisa memperkirakan pola tanam DAFTAR PUSTAKA 1. Peta Ponorogo,Bakosurtanal.go.id, 15 September 2011 2. Prahasta, Eddy, Sistem Informasi Geografis Tools dan Plug-In, Informatika, Bandung, 2004 3. Prahasta, Eddy, Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis, cetakan kedua, Informatika, Bandung, 2005 4. Tim Geologi, Panduan teknis penanganan bencana gerakan tanah di Kabupaten Ponorogo, Pemkab Ponorogo, 2006