BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawabnya di rumah sakit perawat harus dihadapkan pada pekerjaan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai acuan penelitian, keterkaitan antar variabel-variabel yang akan

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sampel 165 pekerja perempuan di perusahaan berteknologi tinggi Science-Based

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. kesimpulan dan implikasi manajerial tersebut, penulis merumuskan saran yang. beberapa keterbatasan yang melingkupi penelitian ini.

STRES KERJA PADA PERAWAT UNIT GAWAT DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan permintaan pasar. Apabila permintaan pasar mengalami

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Lingkungan dari keluarga dan kerja seringkali disimpulkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan sumber daya yang berkualitas. Setiap perusahaan

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Hidup di tempat kerja, pekerjaan dan keluarga, pekerjaan dan pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

2016 HUBUNGAN ANTARA WORK-FAMILY CONFLICT DENGAN KEPUASAN HIDUP PADA PERAWAT PEREMPUAN BAGIAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM (RSU) A KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan pada pasien-pasiennya. Sumber daya manusia atau tenaga kerja di. kerja rendah maka pelayanan rumah sakit pun juga rendah.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa secara kuantitas, pekerja wanita merupakan faktor tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. terakhir ini, bisnis penyedia layanan telekomunikasi bergerak atau nirkabel di

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan berdasarkan jenis kelamin yang sangat luas di semua Negara (Anker,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan salah satu masalah yang penting dan paling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Work-Family Conflict adalah salah satu dari bentuk interrole conflict yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era modern ini kedudukan wanita dan pria bukanlah sesuatu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena menurunnya produktivitas sebagai efek stres karyawan. The Seventh

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan keprihatinan tentang kesejahteraan psikologis perempuan dan

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting bagi perekonomian dan dianggap sebagai aktivitas dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tuntutan perkembangan eksternal organisasi (Rochmanadji, 2009).

6. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Banyak jenis pekerjaan yang dapat dipilih dan ditekuni oleh manusia baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PE DAHULUA 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang kedokteran membuat rumah sakit dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

ABSTRAK. Kata kunci : Stress Kerja, Dukungan Sosial, Kepuasan Kerja.

BAB I PENDAHULUAN. individu yang ditempatkan pada konidisi-kondisi lingkungan yang sama

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Menurut World Health Organization,

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi perubahan kelangsungan hidup seseorang. Perubuhan-perubahan yang terjadi. diberbagai bidang termasuk bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan lama. Karena salah satu sumber daya yang sangat penting yang. dimiliki oleh perusahaan adalah sumber daya manusia.

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEBONARUM KLATEN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh konflik pekerjaan..., Sekar Adelina Rara, FPsi UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan keluarga menjadi fenomena yang sudah lazim terjadi pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dewasa (Frone et al,1992). Dalam beberapa dekade ini perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai penopang ekonomi keluarga terpaksa menganggur. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bekerja bukanlah suatu hal yang baru di kalangan masyarakat. Berbeda dari

BAB 1 PENDAHULUAN. serta menumbuh kembangkan organisasinya, sebuah organisasi atau instansi

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Konflik Pekerjaan Keluarga (Work-Family Conflict) Yang et al (2000) mendefinisikan konflik pekerjaan keluarga (work family

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. karir suami. Peran wanita yang terbatas pada peran reproduksi dan mengurus

TESIS PENGARUH KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA PERAWAT DENGAN DUKUNGAN SOSIAL SEBAGAI VARIABEL MODERASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai profesi yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darurat (IGD) rumah sakit mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

BAB I PENDAHULUAN. advokat klien, edukator, koordinator, kolaborator, peneliti/pembaharu

BAB II LANDASAN TEORI. (2003), work-family conflict (WFC) merupakan suatu bentuk konflik peran

Bab 2. Literature Review

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan wanita dalam dunia bisnis saat ini menunjukkan fenomena

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang telah dilakukan, serta beberapa saran yang dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja ( job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pekerjaan dan keluarga adalah dua unsur yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan keunggulan kompetitif yang dapat menjamin kelangsungan usaha klien

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

BAB I PENDAHULUAN. Sutiadi (2003:6) dalam Ida Ayu dan Suprayetno (2008) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. karyawan ataupun pekerjaan yang dapat mempengaruhi kehidupan keluarga

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan perusahaan sebagai makhluk hidup merupakan sumber daya

I.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehingga, perawat sebagai profesi dibidang pelayanan sosial rentan

BAB I PENDAHULUAN. bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu mampu menjalankan segala aktivitas kehidupan dengan baik. Kesehatan juga

Ada beberapa hal yang menjadi alasan peneliti yaitu : a) Peneliti melihat para responden dihadapi dengan tugas dan tanggung jawab sebagai perawat

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)

keluarga. Disamping itu perawat juga dituntut untuk mencurahkan segala pengetahuan, pikiran dan perasaannya kepada pasien selama 24 jam serta

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia seringkali terjadi konflik yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. pesat seiring berkembangnya kemajuan teknologi. Persaingan dan tuntutantuntutan

BAB I PENDAHULUAN. daripada yang pernah terjadi sebelumnya, perusahaan dalam sektor publik

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT WANITA YANG SUDAH MENIKAH

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan stres karena terdapat ancaman

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang - Undang No 44 tahun 2009). Rumah sakit didirikan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dirasakan baik oleh perusahaan maupun karyawan (Giannikis dan

BAB I. padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di. Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Terdapat berbagai macam pekerjaan dan profesi yang dipilih seseorang untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Wanita karir mengacu pada sebuah profesi. Karir adalah karya. Jadi, ibu

BAB I PENDAHULUAN. buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan. Faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut permenkes no. 147 (2010), Rumah Sakit adalah institusi

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN ANTARA JOB STRESS DENGAN KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi stres kerja yang dihadapinya. Berdasarkan hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu

BAB I PENDAHULUAN. keduanya merupakan peran bagi pria, sementara bagi wanita akan menjadi

BAB I. Pendahuluan. langsung akan berdampak pada adanya perubahan-perubahan di berbagai aspek

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan masyarakat sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati (www.wikipedia.org). Perawat merupakan salah satu tenaga profesional di bidang kesehatan dimana tugas mereka adalah merawat, memulihkan orang yang luka, atau pasien yang menderita penyakit kronis, pemeliharaan kesehatan dan penanganan keadaan darurat yang mengancam jiwa. Dalam melaksanakan tanggung jawabnya di rumah sakit perawat harus dihadapkan pada pekerjaan yang membutuhkan dedikasi tinggi karena tugas perawat mengharuskan kontak paling lama dengan pasien. Seorang perawat diharapkan bersikap penuh perhatian dan kasih sayang terhadap pasien maupun keluarga pasien dalam melaksanakan tugasnya. Menurut penelitian yang dilakukan Almasitoh (2011) tugas-tugas pokok perawat adalah melaksanakan pengkajian perawatan, melaksanakan analisis data untuk merumuskan diagnosis keperawatan, merencanakan dan melaksanakan evaluasi keperawatan sederhana pada individu, melaksanakan pendokumentasian askep, melaksanakan sistem kerja yang terbagi atas tiga waktu, melaksanakan tugas siaga on call di rumah sakit, memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu 1

dalam keadaaan siap pakai, melakukan pre serta post conference dan serah terima pasien pada saat pergantian dinas, mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang, dan melakukan droping pasien. Tugas dan tanggung jawab perawat bukan hal yang ringan untuk dipikul, sedangkan beban hidup dan tekanan dalam keluarga dapat mengakibatkan stress/tekanan mental pada perawat. Survei yang dilakukan PPNI tahun 2006, menunjukkan 50,9% perawat yang bekerja di 4 provinsi di Indonesia mengalami stres kerja. Sedangkan di Makasar, menurut data yang dihimpun PPNI tahun 2009 menunjukkan 51 % perawat mengalami stres saat menjalankan tugas. Tingkat stres terlihat dari seringnya perawat merasa pusing dan lelah. Istirahat semakin minim karena beban kerja yang terlalu tinggi (www.ujungpandangekspres.com,2009). Di samping mengalami stress kerja para perawat juga mengalami adanya konflik antar peran dikarenakan adanya profesi ganda. Di rumah sebagai ayah atau ibu dan juga anggota keluarga dengan segala masalah, dan di rumah sakit sebagai perawat dengan segala persoalannya. Tentunya kedua jenis peran membawa beban yang tidak ringan. Cinamon et al (2002) menjelaskan bahwa jumlah anak, jumlah waktu yang dihabiskan untuk mengurus rumah tangga dan pekerjaan serta tidak adanya dukungan dari pasangan dan keluarga merupakan pemicu terjadinya konflik pekerjaan-keluarga. Beberapa penelitian melaporkan bahwa konflik pekerjaan-keluarga berpengaruh negatif pada kepuasan kerja. Menurut Triaryati (2002) tuntutan untuk menyeimbangkan antara tugas pekerjaan sebagai perawat dan tuntutan sebagai anggota keluarga berpotensi menimbulkan konflik pekerjaan-keluarga yang 2

berdampak pada rendahnya kepuasan kerja, meningkatkan absenteeism (kemangkiran kerja) dan menurunkan motivasi karyawan. Abbot, Cieri & Iverson (1998) mengatakan pengaruh konflik antara tanggung jawab pekerjaan dan keluarga telah digolongkan sebagai causal factors dari absenteeism, rendahnya job satisfaction dan motivasi. Dan ketiga hal tersebut telah dihubungkan dengan permanent withdrawal behavior dari turnover karyawan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Fatimah (1985) seperti dikutip oleh Aminah (1995), penelitian yang dilakukan pada wanita yang telah menikah dan bekerja di Malaysia, membuktikan bahwa wanita mengalami konflik pekerjaan-keluarga yang juga mempengaruhi rendahnya kepuasan kerja dan juga kepuasan hidup. Konflik pekerjaan-keluarga akan mempengaruhi kepuasan kerja seseorang, karyawan mempunyai kepuasan kerja yang tinggi apabila mereka memiliki sikap dan perasaan positif terhadap pekerjaannya sedangkan karyawan yang tidak puas adalah yang mempunyai perasaan yang negatif terhadap pekerjaannya. Ketika kita bekerja dan merasakan kepuasan dalam bekerja maka kita akan berupaya semaksimal mungkin untuk menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kita. Dengan demikian produktivitas dan hasil kerja akan meningkat secara optimal. Wexley dan Yukl (2000) dalam wikipedia Indonesia mengartikan kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan meliputi aspek-aspek sebagai berikut : upaya kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lain, 3

penempatan kerja, struktur organisasi. Sedangkan perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain umur, kesehatan, kemampuan, pendidikan. Jadi kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan salah satunya bepengaruh dalam keluarga dan pekerjaan. Sedangkan menurut Spector (1997) Job satisfaction is an attitude associated with the degree to which people like or dislike their job. A low level of job satisfaction predicts negative attitudes and behaviour in the work context, such as absenteeism, external turnover and reduced productivity. Melihat dampak konflik pekerjaan-keluarga yang berakibat rendahnya kepuasan kerja maka diperlukan suatu upaya untuk menanggulanginya antara lain dengan menggunakan sumber-sumber positif yang ada di sekitar individu yaitu dukungan sosial (social support). Parasuraman, Greenhaus & Granrose (1992) mengartikan dukungan sosial sebagai tersedianya hubungan sosial, baik yang berasal dari atasan, teman profesi maupun keluarga. Untuk memperoleh kepuasan kerja yang optimal pada seorang individu maka perlu dibutuhkannya suatu bentuk dukungan sosial baik itu berasal dari keluarga (pasangan hidup), rekan kerja, dan atasan. Menurut House (1981) dalam Deeter dan Ramsey (1997), seseorang memiliki dukungan sosial yang baik maka dia dapat meredam stress yang terjadi dalam pekerjaan mereka. Sehingga apabila seorang karyawan memiliki dukungan sosial yang tinggi maka akan mengelola stress kerja yang dihadapi dengan baik dan memandang stress kerja dengan cara yang berbeda sehingga dapat memberikan dampak yang positif terhadap karyawan. 4

Dukungan sosial (social support) telah ditunjuk sebagai moderator antara stres dan kesejahteraan psikologis (e.g., Cohen & Wills, 1985 dalam Freese, 1999). Carlson and Perrewe (1999) mempelajari dukungan keluarga dan dukungan kerja sebagai variabel independen dan sebagai moderator dalam peran stress (role stressors) dan konflik pekerjaan-keluarga dan mereka menyimpulkan bahwa dukungan sosial dapat dikonseptualisasikan sebagai variabel yang secara langsung mempengaruhi stres yang dirasakan. Menurut Mac Ewen dan Barling (1988) seperti dikutip oleh Aminah (1997) mengatakan adanya pengakuan konsekuensi psikologis yang negatif dari konflik pekerjaan-keluarga telah mengarahkan perhatian terhadap peran dukungan sosial dalam mengurangi konflik ini. Peran perawat yang sangat penting dalam rumah sakit dan juga peran ganda yang mereka alami yaitu adanya konflik pekerjaan-keluarga bisa memicu rendahnya kepuasan kerja maka diperlukan dukungan sosial untuk mengurangi efek konflik tersebut. Berdasarkan uraian fakta-fakta mengenai konflik pekerjaankeluarga yang bisa mempengaruhi rendahnya kepuasan kerja maka peneliti tertarik untuk menganalisis pengaruh konflik pekerjaan-keluarga terhadap kepuasan kerja pada perawat dengan dukungan sosial sebagai variabel moderasi. 5

B. Rumusan Masalah Dari uraian-uraian latar belakang masalah tersebut di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh konflik pekerjaan-keluarga terhadap kepuasan kerja pada perawat? 2. Apakah dukungan sosial memoderasi pengaruh konflik pekerjaan-keluarga terhadap kepuasan kerja? C. Batasan Masalah Untuk memudahkan dalam pembahasan maka perlu adanya pembatasan masalah yaitu : 1. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. 2. Penelitian ini fokus menganalisa pengaruh konflik pekerjaan-keluarga. 2. Responden yang dituju adalah perawat rawat jalan dikarenakan perawat rawat jalan bisa mengalami beban kerja tinggi ketika bekerja pada dokter yang mempunyai banyak pasien. Responden sudah bekerja minimal satu tahun, pegawai tetap dan sudah berkeluarga. 6

D. Tujuan Penelitan Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk menguji pengaruh konflik pekerjaan-keluarga terhadap kepuasan kerja. 2. Untuk menguji pengaruh konflik pekerjaan-keluarga terhadap kepuasan kerja dimoderasi oleh variabel dukungan sosial. E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan terhadap permasalahan tentang kepuasan kerja dan konflik pekerjaan-keluarga yang terjadi pada perawat. 2. Sebagai sumbangan pikiran dalam perkembangan ilmu pengetahuan dibidang peningkatan sumber daya manusia dan sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen rumah sakit. 3. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mengembangkan keilmuan dan praktek di bidang perilaku keorganisasian maupun manajemen sumber daya manusia. 7

F. Sistematika Penelitian BAB I : Pendahuluan Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika laporan. BAB II : Tinjauan Pustaka Bab ini membahas tentang dasar-dasar teori yang digunakan untuk mendukung penelitian yang berkaitan dengan konflik pekerjaan-keluarga, kepuasan kerja dan dukungan sosial. BAB III : Metode Penelitian Bab ini membahas tentang prosedur penelitian dan alat analisis yang digunakan dalam penelitian. BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan Bab ini membahas tentang hasil pengolahan data yang diperoleh dari kuesioner yang dijadikan alat pengumpul data. BAB V : Penutup Bab ini membahas tentang simpulan dari penelitian yang dilakukan, implikasi manajerial, saran-saran, dan keterbatasan penelitian yang berguna bagi perusahaan berdasarkan hasil penelitian. 8