² Staf Pengajar Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat USU ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

HUBUNGAN PENDAPATAN, PENYAKIT INFEKSI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS GLUGUR DARAT TAHUN 2014

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

STUDI DETERMINAN KEJADIAN STUNTED PADA ANAK BALITA PENGUNJUNG POSYANDU WILAYAH KERJA DINKES KOTAPALEMBANG TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI DESA KANIGORO, SAPTOSARI, GUNUNG KIDUL

METODE PENELITIAN Data yang Digunakan

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

THE EFFECT OF INDIVIDUAL, PSYCHOLOGICAL AND ORGANIZATION VARIABLE TO THE PERFORMANCE OF MIDWIVES IN DELIVERING BABY-BIRTH AT RSKD FATIMAH IN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit diharapkan untuk berhasil membangun bangsa itu sendiri. (Hadi, 2012).

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

KETAHANAN PANGAN DAN STATUS GIZI KELUARGA PEROKOK DI KECAMATAN BERASTAGI KABUPATEN KARO

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELANGSUNGAN HIDUP BAYI YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA TAHUN 2012 ABSTRACT

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN POLA ASUH IBU DENGAN WASTING DAN STUNTING PADA BALITA KELUARGA MISKIN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sangat berpengaruh dalam proses pertumbuhan dan. angaka kematian yang tinggi dan penyakit terutama pada kelompok usia

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

Keywords: Anemia, Social Economy

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk Indonesia. Menurut United Nations International

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA

UNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

HUBUNGAN ANTENATAL CARE DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KLINIK BERSALIN LINDA SILALAHI KECAMATAN PANCUR BATU

BAB I PENDAHULUAN. beban permasalahan kesehatan masyarakat. Hingga saat ini polemik penanganan

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP POLA ASUH IBU BALITA DI KABUPATEN BANYUMAS (Studi di Puskesmas Banyumas dan Puskesmas II Kembaran)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAHUNAN JEPARA

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

FAKTOR KEBERHASILAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI PUSKESMAS JUMPANDANG BARU TAHUN 2014

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO SUHUFIL ULA NIM:

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULYOREJO, KEC.KRATON, KAB.PASURUAN.

KARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO STUNTING PADA BALITA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PETANG II, KECAMATAN PETANG, KABUPATEN BADUNG

HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DAN KONSUMSI SUSU DENGAN TINGGI BADAN ANAK USIA 6-12 TAHUN DI SDN BALIGE

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PALEBON KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat

Jumlah dan Teknik Pemilihan Sampel

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

ANALISIS PERILAKU MAHASISWI TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI IYAH TAHUN 2016

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BALITA DI KELURAHAN PADANG BULAN KECAMATAN MEDAN BARU TAHUN 2010 SKRIPSI.

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : SRI ANIS FADHILA SARI J

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

DETERMINAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K)

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

THE FACTORS ASSOCIATED WITH POOR NUTRITION STATUS ON TODDLERS IN THE PUSKESMAS PLERET BANTUL REGENCY YEARS Rini Rupida 2, Indriani 3 ABSTRACK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU BERSALIN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : ANANG RIASMOKO J

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

Mahasiswa Magister Keperawatan Komunitas, Universitas Padjadjaran Bandung 2,3,4. Staff Dosen Keperawatan Komunitas Universitas Padjadjaran Bandung

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU SAAT HAMIL, PANJANG BADAN LAHIR, BERAT BADAN LAHIR DAN UMUR AWAL PEMBERIAN MP-ASI DENGAN KEADAAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Hubungan Antara Jenis Dan Frekuensi Makan Dengan Status Gizi (Bb) Pada Anak Usia Bulan (Studi 5 Posyandu Di Desa Remen Kecamatan Jenu - Tuban)

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING ADA BALITA DI WILAYAH KERJA USKESMAS TANJUNG TIRAM KECAMATAN TANJUNG TIRAM KABUATEN BATU BARA TAHUN 2013 (Factors related to the incidence of stunting among under five children in the region uskesmas Tanjung Tiram at Tanjung Tiram sub- district Batu Bara district in 2013 ) Novita Siahaan 1, Zulhaida Lubis 2, Fitri Ardiani 2 1 Alumni Mahasiswa Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat USU ² Staf engajar Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat USU ABSTRACT is a public health problem because associated with an increased risk of morbidity, mortality, and impaired motoric and mental development. is a condition of the body is short and very short (-2 SD below the median length or height of body). urpose of this study is to know the factors releated with stunting among under five children at Tanjung Tiram in 2013. This study is survey with cross-sectional design in 3 selected villages in the district Tanjung Tiram. The determination of sample is done in allocation proportion and selected by systematic random sampling with 93 under five children samples. Variabel of house hold members, education of parent, birth weight, economic status, breast feeding practice and employment of parent were measured using questionaires and height of body were measured by microtoise, then data analyzed using by Chi- Square test at =0,05. The result of the research showed that based on index TB/U stunting among under five children 59,14%. The result of Chi-Square test showed significant relationship between stunting with education of parent, economic status, and employment of parent. Meanwhile number of household and birth weight did not show significant relationship of stunting in under five children. It is recommended to local government in order to improve education of parents with Kejar acket C and revitalize the fishing s coperation to enhance the economic status. Key word :, Economic Status, Under Five Children. ENDAHULUAN Kondisi gizi di Indonesia saat ini sedang mengalami masalah gizi ganda yaitu masalah gizi kurang dan gizi lebih. Saat sebagian bangsa Indonesia masih menderita kekurangan gizi terutama pada ibu, bayi dan anak secara bersamaan timbul masalah gizi lain yaitu gizi lebih yang berdampak pada obesitas. adalah keadaan tubuh yang pendek dan sangat pendek hingga melampaui -2 SD di bawah median panjang atau tinggi badan (Manary & Solomons, 2009). terjadi akibat kekurangan gizi dalam waktu lama yang diawali sejak masa janin hingga 2 tahun pertama kehidupan. merupakan masalah kesehatan masyarakat karena berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian, perkembangan motorik terlambat, dan terhambatnya pertumbuhan mental (Kusharisupeni, 2004). Menurut penelitian Fitri (2012) yang dilakukan di Sumatera Utara terdapat 4 faktor yang berhubungan dengan terjadinya stunting yaitu berat lahir, jenis kelamin, wilayah tempat tinggal, dan status ekonomi. Sedangkan yang merupakan faktor risiko determinan terhadap kejadian stunting adalah pendapatan, jumlah anggota rumah tangga, tinggi badan ayah, tinggi badan ibu dan pemberian ASI eksklusif (Wahdah, 2012).

Dari hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, ditemukan bahwa prevalensi stunting di Indonesia sebesar 35,6% yang terdiri dari pendek 17,1% dan sangat pendek 18,5%. Secara nasional terdapat 4 propinsi di kepulauan Sumatera dengan prevalensi stunting di atas prevalensi nasional, salah satunya Sumatera Utara sebesar 43,3%. stunting merupakan masalah ekologi karena adanya interaksi antara berbagai faktor lingkungan baik fisik, sosial, ekonomi budaya maupun politik. Berdasarkan berbagai penelitian diketahui bahwa faktor-faktor yang menjadi pencetus timbulnya stunting antara lain kemiskinan, pendidikan orang tua, pengetahuan gizi, besar keluarga dan dipengaruhi juga oleh status kesehatan, serta faktor lainnya. Kecamatan Tanjung Tiram merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Batu Bara, merupakan kecamatan dengan angka gizi buruk dan stunting serta jumlah keluarga miskin tertinggi. Jumlah penduduk 40.863 jiwa, dengan jumlah keluarga miskin 18.905 jiwa (46,3%) dengan mata pencaharian utama adalah nelayan, dan hingga saat ini belum diketahui secara pasti prevalensi balita stunting di Kabupaten Batu Berdasarkan hal tersebut di atas, perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting di wilayah kerja uskesmas Tanjung Tiram. TUJUAN Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja uskesmas Tanjung Tiram Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu MANFAAT Manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan masukan untuk perencanaan program pencegahan dan penangggulangan stunting dengan tujuan untuk memotong generasi stunting di Indonesia khususnya di wilayah kerja uskesmas Tanjung Tiram. METODE ENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat enelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain cross-sectional (potong lintang), yang dilakukan pada bulan September 2013 di wilayah kerja uskesmas Tanjung Tiram atas pertimbangan wilayah kerja uskesmas Tanjung Tiram merupakan uskesmas dengan angka tertinggi ditemukan kasus gizi kurang, gizi buruk serta stunting, dan juga merupakan wilayah dengan penduduk miskin tertinggi (46,3%) di Kabupaten Batu opulasi dan Sampel opulasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita usia 6-59 bulan yang berjumlah 3068 orang. Besar sampel minimal yang diperlukan dihitung berdasarkan rumus Lameshow, 2007 yaitu: = = = 93,01 Keterangan: n = Besar sampel Z = Tingkat kepercayaan (90% = 1,96) d = Galat pendugaan (10% = 0,1) = roporsi (0,5) N = Jumlah populasi sehingga diperoleh jumlah sampel sebesar 93 orang. enentuan sampel dilakukan dengan cara alokasi proporsional, dengan desa 3 yang terpilih, kemudian dilakukan pengambilan sampel secara systematic random sampling. engumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara langsung dengan responden, meliputi data umur balita, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, praktek menyusui, jumlah anggota rumah tangga, jumlah pengeluaran pangan dan non pangan serta berat lahir balita, sementara tinggi/panjang badan balita dilakukan dengan pengukuran langsung dengan menggunakan microtoise.

Sementara data sekunder diperoleh dari uskesmas Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara yang meliputi jumlah seluruh balita usia 6-59 bulan yang terdaftar di posyandu, serta gambaran umum lokasi penelitian di peroleh dari kantor Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Analisis Data Data yang telah dikumpulkan dilakukan editing, coding, dan tabulasi serta diolah dengan program komputer. Selanjutnya dilakukan analisis univariat untuk menggambarkan masing-masing variabel yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase, serta analisis bivariat untuk melihat hubungan variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% (Notoadmodjo, 2010). HASIL DAN EMBAHASAN Besar Keluarga. Besar keluarga pada responden tidak berbeda jauh dimana yang termasuk keluarga besar sebanyak 47 KK (50,5%), sementara keluarga kecil sebanyak 46 KK (49,5%). Tabel 2. Hubungan Besar Keluarga dengan pada Balita Besar Keluarga Besar 32 68,1 15 31,9 47 100,0 Kecil 23 50 23 50 46 100,0 0,059 Secara statistik, tidak ada hubungan yang signifikan antara besar keluarga dengan stunting pada balita. ekerjaan Orang Tua. ekerjaan ayah pada anak kelompok stunting sebesar 83,6% adalah nelayan, sementara dari kelompok anak normal pekerjaan ayah terdapat 42,1% ayah yang bekerja sebagai nelayan. Sementara pekerjaan ibu pada anak kelompok stunting 92,7% berperan sebagai ibu rumah tangga, dan pada kelompok balita normal terdapat 78,9% ibu yang berperan sebagai ibu rumah tangga. Tabel 3. Hubungan ekerjaan Ayah dengan pada Balita ekerjaan Ayah Nelayan 46 83,6 16 42,1 62 100,0 Wiraswasta edagang 9 16,4 17 44,7 26 100,0 NS 0 0 5 13,2 5 100,0 Secara statistik ada hubungan antara pekerjaan ayah dengan stunting pada balita. Tabel 4. Hubungan ekerjaan Ayah dengan pada Balita ekerjaan Ibu Tidak bekerja Wiraswasta edagang 51 92,7 30 78,9 61 100,0 4 7,3 6 15,8 10 100,0 0,04 NS 0 0 2 5,3 2 100,0 Secara statistik ada hubungan pekerjaan ibu dengan stunting pada balita. raktek Menyusui. Gambaran praktek menyusui responden yang paling banyak adalah yang tergolong sedang sebanyak 49 orang (52,7%), dan yang paling sedikit adalah yang tergolong baik sebanyak 20 orang (21,5%), dan selebihnya tergolong kurang sebanyak 24 orang (25,8%). Tabel 4. Hubungan raktek Menyusui dengan pada Balita raktek Menyusui Baik 3 15,0 17 85,0 20 100,0 Sedang 31 63,3 18 36,7 49 100,0 Kurang 21 87,5 3 12,5 24 100,0 Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa probabilitas () < 0,05 artinya Ho ditolak. Kesimpulannya adalah ada hubungan yang signifikan antara praktek menyusui dengan terjadinya stunting pada balita. Sementara jika dilihat dari pemberian ASI eksklusif ditemukan bahwa dari seluruh sampel balita yang diteliti ternyata tidak seorangpun balita yang mendapatkan ASI eksklusif, hal ini diakibatkan sebagian besar ASI keluar 1-2 hari setelah melahirkan, yang artinya manajemen laktasi yang dimulai dari masa kehamilan seperti perawatan payudara, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui tidak berjalan dengan baik. erdagangan susu formula yang juga dilakukan bidan yang menolong persalinan dimana jika mereka mencapai penjualan yang tinggi akan menerima reward atau hadiah. endidikan Orang Tua

endidikan orang tua khususnya ayah lebih dari setengahnya memiliki pendidikan yang masih rendah yang terdiri dari tamat SD- SLT yaitu sebanyak 57 orang (61,3%), dan yang paling sedikit adalah yang berpendidikan tinggi yaitu sebanyak 8 orang (8,6%) Tabel 5. Hubungan endidikan Ayah dengan pada Balita endidikan Ayah Rendah 42 73,7 15 26,3 57 100,0 Menengah 13 46,4 15 53,6 28 100,0 Tinggi 0 0 8 100 8 100,0 endidikan diperlukan agar seseorang lebih tanggap terhadap masalah gizi di dalam keluarga dan bisa mengambil tindakan secepatnya ( Suharjo, 2003). Sementara jika dilihat dari pendidikan ibu ternyata tidak jauh berbeda dari tingkat pendidikan ayah, dimana terdapat 65 orang (69,9%) yang tergolong dalam tingkat pendidikan yang rendah, dan yang paling sedikit adalah yang berpendidikan tinggi yaitu sebanyak 4 orang (4,3%). Tabel 6. Hubungan endidikan Ibu dengan pada Balita endidikan Ibu Rendah 46 70,8 19 29,2 65 100,0 Menengah 9 37,5 15 62,5 24 100,0 Tinggi 0 0 4 100 4 100,0 0,001 Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa probabilitas () < 0,05 artinya Ho ditolak. Kesimpulannya adalah ada hubungan yang signifikan antara pendidikan orangtua dengan stunting pada balita. Berat Badan Lahir Balita yang memiliki berat badan lahir normal lebih banyak yaitu 83 orang (89,2%), dan yang tergolong BBLR sebanyak 10 orang (10,8%). Tabel 7. Hubungan Berat Badan Lahir dengan pada Balita Berat Badan Lahir BBLR 8 80,0 2 20,0 10 100,0 Normal 47 85,5 36 94,7 83 100,0 0,155 Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa probabilitas () > 0,05 yang artinya Ho diterima. Kesimpulannya adalah tidak ada hubungan yang signifikan antara berat badan lahir dengan stunting pada balita. Status Ekonomi Jumlah responden yang status ekonominya berada di atas Upah Minimum Kabupaten (UMK) sebanyak 47 orang (50,5%), dan yang berada di bawah UMK sebanyak 46 orang (49,5%). Tabel 8. Hubungan Status Ekonomi dengan pada Balita Status Ekonomi Di bawah UMK Di atas UMK 38 82,6 8 17,4 46 100,0 17 36,2 30 63,8 47 100,0 Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa probabilitas () < 0,05 yang artinya Ho ditolak. Kesimpulannya adalah ada hubungan yang signifikan antara status ekonomi dengan stunting pada balita. KESIMULAN DAN SARAN Kesimpulan 1.ekerjaan orangtua, praktek menyusui, pendidikan orangtua, status ekonomi merupakan faktor yang berhubungan dengan stunting pada balita di wilayah kerja uskesmas Tanjung Tiram Kabupaten Batu 2.Besar keluarga, berat badan lahir tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan terjadinya stunting pada balita di wilayah kerja uskesmas Tanjung Tiram Kabupaten Batu 3.endidikan orangtua yang rendah berdampak kepada tingkat penghasilan, yang mempengaruhi kebutuhan pangan dalam keluarga dan akhirnya akan berpengaruh terhadap status gizi anak. Saran 1. Salah satu pendekatan jangka panjang untuk memutus mata rantai kejadian stunting adalah meningkatkan pendidikan orangtua. Diharapkan kepada emerintah Kabupaten Batu Bara untuk lebih menggalakkan program kejar paket C, khususnya bagi orangtua yang hanya berpendidikan tamat SD. 2. Diharapkan kepada emerintah Kabupaten Batu Bara untuk melakukan kerjasama dengan

pihak swasta guna menghidupkan kembali koperasi nelayan untuk meningkatkan status ekonomi nelayan di Kecamatan Tanjung Tiram. DAFTAR USTAKA Depkes RI. 2010. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional. Badan enelitian dan engembangan. Departemen Kesehatan RI. Jakarta Fitri. 2012. Berat Lahir sebagai Faktor Dominan Terjadinya pada Balita (12-59 Bulan) di Sumatera (Analisis Data Riskesdas 2010). Tesis. Universitas Indonesia. Jakarta Kusharisupeni. 2004. eran Status Kelahiran Terhadap pada Bayi: Sebuah Studi rospektif. Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat. Jurnal Kedokteran Trisakti, 23:3 Lameshow, S et al. 1997. Besar Sampel Dalam enelitian Kesehatan. Gajah Mada Universiity ress Manary, M, J dan Solomons, N, W. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat dan erkembangan Anak enerbit Buku Kedokteran EGC. Notoadmojo, 2010. romosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, enerbit Rineka, Jakarta. Suharjo. 2003. erencanaan angan dan Gizi, Jakarta: Bumi Aksara Wahdah, S dan Siti. 2012. Faktor Risiko Kejadian pada Anak Umur 6-36 Bulan di Wilayah edalaman Kecamatan Silat Hulu Kabupaten Kapuas Hulu rovinsi Kalimantan Barat. Tesis. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.