3.1. Pengelolaan Limbah Secara Umum

dokumen-dokumen yang mirip
4.1. Baku Mutu Limbah Domestik

Kawasaki Motor Indonesia Green Industry Sumber Limbah

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR KATA SAMBUTAN

Program/Kegiatan Program : Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

PENYEMPURNAAN IPAL & DAUR ULANG AIR GEDUNG BPPT

BAB X PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI Sistem Re-Use Teknologi Daur Ulang Air Limbah

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2017 NOMOR : 27

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I DASAR PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI KECIL

PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH DOMESTIK DI RUMAH SUSUN KARANG ANYAR JAKARTA

BAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS Sistem Daur Ulang

BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TERPADU

BAB 2 STRATEGI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DI PROPINSI DKI JAKRTA

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

39. PROSEDUR TETAP / STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE AIR ATAU SUMBER AIR (IPALASA)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN UNIT PRE-TREATMENT AIR LIMBAH INDUSTRI SPARE PART KENDARAAN BERMOTOR

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Dampak tersebut harus dikelola dengan tepat, khususnya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (SPPL)

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

PARADIGMA PENGELOLAAN USAHA

Strategi Pengendalian Pencemaran Air Sungai

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) 2016

PENDEKATAN ECO-EFFISIENSI DALAM PENGELOLAAN USAHA

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

CLEANER PRODUCTION (PRODUKSI BERSIH)

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

KERANGKA KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BAB 5 MONITORING HARIAN, MINGGUAN DAN 3 BULANAN

BERITA DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2012 NOMOR 17 PERATURAN WALIKOTA DEPOK TENTANG PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA BANJARMASIN

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 112 TAHUN 2003 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH DOMESTIK MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Strategi Pengendalian

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

4. Melakukan identifikasi kegiatan kegiatan pada pekerjaan pembuatan kusen, pintu, dan kanopi dari UPVC.

BAB III LANDASAN TEORI

TL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE. DETAIL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT (On site system 1)

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

VI. ESTIMASI MARGINAL ABATEMENT COST (MAC) Besar kecilnya tingkat pencemaran yang disebabkan oleh pembuangan

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK ATAU PERMUKIMAN

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

Pendekatan Pengelolaan Lingkungan. Investigasi Kerusakan Lingkungan. PengelolaanLingkunganHidup:

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990-an paradigma pembangunan ekonomi Indonesia

VII. MARGINAL ABATEMENT COST (MAC) Per UNIT PRODUK. ditimbulkan adanya adanya kualitas lingkungan yang rendah, sebagai akibat

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB II PENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Eries Sejahtera, Pembimbing I : Ignatius Setiawan, drg., MM. Pembimbing II: Dr. Ahmad Soleh Setiyawan, ST., MT.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

1. Nama Matakuliah : Teknik Lingkungan 2. Kode/SKS : TKS 043/ 2 SKS 3. Prasyarat : - 4. Status Matakuliah : Wajib

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III PROGRAM DAN KEGIATAN

variasi produk mereka. Untuk proses PHK karyawan akan dilakukan pembayaran Untuk dampak lingkungan, perusahaan tidak memiliki masalah dengan

Form K. 16 FORMULIR PERMOHONAN IZIN PENYIMPANAN DAN/ATAU PENGUMPULAN LIMBAH B3

PEDOMAN PENETAPAN BAKU MUTU AIR LIMBAH

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI,

PRAKTEK PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI DI KLASTER INDUSTRI TAPIOKA DESA SIDOMUKTI KABUPATEN PATI TUGAS AKHIR. Oleh: SAIFILLAILI NUR ROCHMAH L2D

Penyehatan Lingkungan Permukiman bertujuan untuk mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni, sehat, aman, produktif dan berkelanjutan melalui

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah (SPAL) di Perumahan Mutiara Permai Kota Pekanabru

BAB 1 PENDAHULUAN. SMA Hutama Bekasi adalah sebuah SMA yang menggunakan sistem operasional

WASTE (Pengelolaan Limbah)

BAB I PENDAHULUAN. vegetasi dan material karena ulah manusia (man made). Sedangkan menurut

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2010

kimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter

BAB I PENDAHULUAN. Medan diantaranya adalah pemotongan hewan, pengadaan, dan penyaluran daging

2 instalasi nuklir adalah instalasi radiometalurgi. Instalasi nuklir didesain, dibangun, dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga pemanfaatan tenaga

III.2.1 Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit Makna Ciledug.

Perencanaan Manajemen Energi (Energy Management Planning)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBINAAN TEKNIS PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DAN UDARA BAGI INDUSTRI

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ali Masduqi

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN PENGALAMAN MENGELOLA BADAN MUTU: MENJAGA MUTU SARANA PELAYANAN KESEHATAN. Jakarta, 30 Juni 2005

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA RSPI PROF.DR.SULIANTI SAROSO

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PENGENDALIAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE AIR ATAU SUMBER AIR

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RANCANGAN PELAKSANAAN PERKULIAHAN DAN PRAKTIKUM. Mata Praktikum : Teknologi Pengelolaan Limbah : Teknologi Pengelolaan Limbah Cair Domestik

BAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS

Perencanaan Peningkatan Pelayanan Sanitasi di Kelurahan Pegirian Surabaya

Transkripsi:

Bab iii Pengelolaan Limbah pt. Kawasaki motor Indonesia, cibitung 3.1. Pengelolaan Limbah Secara Umum Dalam satu jenis limbah dengan karakteristik tertentu terkadang mengandung berbagai macam bahan pencemar di dalamnya, yang mana setiap jenis polutan tersebut mempunyai sifat-sifat yang berlainan. Jika menghadapi limbah seperti ini, maka diperlukan teknik-teknik untuk mengkombinasikan proses maupun sistem yang akan digunakan, yang mana sistem manajemen limbah dari sumbernya memegang peran yang sangat penting. Gambar 3.1 menunjukkan contoh diagram alir sistem pengelolaan limbah dari sumbernya. 31

Gambar 3.1: Diagram Alir Sistem Pengelolaan Limbah Industri 32

Pemilihan proses, sistem dan spesifikasi alat yang tidak tepat atau disain IPAL yang salah akan menimbulkan berbagai persoalan di dalam IPAL itu sendiri, misalnya : biaya investasi, operasional maupun perawatannya akan menjadi mahal, sistem tidak dapat bekerja secara optimal, hasil olahan tidak seperti yang diinginkan, sulit dalam pengendalian/operasional, Peralatan cepat rusak (korosi, panas, tidak awet dll). Untuk menghindari hal-hal seperti tersebut di atas, maka dalam perencanaan suatu IPAL harus dilakukan tahap demi tahap dan diikuti juga upaya minimalisasi limbah, manajemen pengelolaan limbah, sampai dengan pemilihan teknologi dan sistem. 3.2. Pengelolaan Limbah Di Kawasan Industri Gambar 3.2 menunjukkan sistem pengelolaan limbah di kawasan industri MM 2100, dimana semua limbah dari industri sebelum masuk ke IPAL terpadu harus dilakukan kontrol kualitas terlebih dahulu agar mencapai standar yang diijinkan seperti tertata pada tabel 2.1. Sedangkan untuk menentukan jumlah pembiayaan yang harus ditanggung oleh perusahaan, maka perhitungan jumlah limbah yang diolah di IPAL terpada didasarkan pada jumlah pemakaian air bersih di perusahaan tersebut. IPAL terpadu didisain dan dikonstruksi dengan standartstandart tertentu, sehingga perlu adanya batasan standar limbah 33

yang diijinkan masuk ke IPAL, agar kinerja dan sistem operasional IPAL dapat dijaga kestabilannya. Untuk menjaga agar standar kualitas limbah yang masuk ke IPAL terpadu tidak dilampaui, maka pihak pengelola membuat man hole yang sekaligus berfungsi sebagai tempat pengambilan sampel limbah. Industri yang menghasilkan limbah cair dengan karaktaristik yang masih dibawah standar tersebut dapat langsung mengirimkan limbahnya ke IPAL terpadu melalui saluran yang telah disediakan tanpa melakukan treatment terlebih dahulu. Sedangkan bagi industri yang menghasilkan limbah dengan karakteristik melampaui standar yang ada diwajibkan untuk melakukan pre-teatment terlebih dahulu, baru kemudian hasilnya dapat dikirim ke IPAL terpada. Untuk memantau kualitas limbah yang dialurkan ke WWTP komunal milik pengelola, maka pihak pengelola melakukan pengawasan secara rutin ke semua industry yang ada. Pemantauan dilakukan dengan pengambilan sampel dari outlet limbah industry bersangkutan sebelum masulk ke saluran limbah menuju ke WWTP. Pengambilan sampel dilakukan secara langsung dari lubang manhole yang sudah disediakan dan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Jika standar kualitas terlampaui, maka pengelola akan memberitahukan ke perusahaan bersangkuntan untuk dapat memperbaiki kualitas outlet limbahnya. 34

Gambar 3.2 : Diagram Alir Sistem Pengelolaan Limbah di Kawasan Industri MM 2100. Gambar 3.3 : Man-hole Tempat Monitoring Kualitas Limbah. 35

3.3. Pengelolaan Air Limbah PT. KMI Cibitung. Sebagai salah satu perusahaan ternama dan yang sangat peduli dengan program perlindungan lingkungan dan juga untuk menjaga kestabilan karakteristik limbah yang akan disalurkan ke IPAL Kawasan, maka PT. KMI melengkapi pabrik baru nya tersebut dengan sarana pengolahan limbah industry dan domestic dengan membangun satu unit instalasi pre-treatment yang dilengkapi dengan system daur ulang dan sarana pengumpulan limbah dari semua sumber yang ada. Dengan dibangunnya WWTP ini, nantinya diharapkan semua parameter kualitas limbah yang akan disalurkan ke IPAL kawasan dapat memenuhi persyaratan sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh pihak Kawasan sebelum limbah ini dikirim untuk diolah di WWTP komunal milik kawasan industry MM 2100 melalui system saluran limbah tertutup yang dibangun oleh pengelola kawasan. Total kapasitas pengolahan WWTP ini adalah sebesar 320 m 3 /hari dan unit re-use sebesar 50 m 3 /hari. Angka ini diambil berdasarkan hasil diskusi dengan pihak menejemen PT. KMI dan data perencanaan kegiatan produksi PT. KMI. Gambar 3.4 menunjukkan diagram alir system pengelolaan limbah PT. KMI. 36

Gambar 3.4: Diagram Alir Sistem Pengelolaan Air Limbah PT. KMI 37