TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Tanaman sukun dalam sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan dapat

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIRAN. Asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff) berasal dari kawasan Asia yaitu

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

Pendekatan Perhitungan Biaya, Pendapatan & Analisis Kelayakan Usahatani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Umum Nanas

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering ditemukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Menurut Mubyarto (1989) dalam pembicaraan sehari-hari usahatani yang

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Tanaman jeruk mempunyai taksonomi sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedelai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL 13 PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TASIKMALAYA 14 DESEMBER 2015

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II.TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya, tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. oleh konsumen Indonesia karena memiliki rasa yang enak dan jumlah biji yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1. Kurva Permintaan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut sejarah persebarannya Belimbing termasuk satu jenis buah tropis

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nama latin Carica pubescens atau Carica candamarcencis. Tanaman ini masih

I. PENDAHULUAN. Salah satu sektor pertanian yang dikembangkan saat ini adalah intensifikasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

III. KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman kedelai adalah : Kingdom : Plantae, Divisio :

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi proses dan cara berpikir manusia yaitu teknologi Artificial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih jauh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keadaan lingkungan (agroklimat) yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. dengan kondisi agroekosistem suatu tempat. Di lingkungan-lingkungan yang paling

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lahan padi sawah irigasi milik Kelompok Tani Mekar

Transkripsi:

29 TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Tanaman sukun, Artocarpus altilis Park. Dapat digolongkan menjadi sukun yang berbiji disebut breadnut dan yang tanpa biji disebut breadfruit. Sukun tergolong tanaman tropik sejati, tumbuh paling baik di dataran rendah yang panas. Tanaman ini tumbuh baik di daerah basah, tetapi juga dapat tumbuh di daerah yang sangat kering asalkan ada air tanah dan aerasi tanah yang cukup. Sukun bahkan dapat tumbuh baik di pulau karang dan di pantai. Di musim kering, disaat tanaman lain tidak dapat atau merosot produksinya, justru sukun dapat tumbuh dan berbuah dengan lebat. Tidak heran, jika sukun dijadikan sebagai salah satu cadangan pangan nasional (Koswara, 2006). Tanaman sukun dalam sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta : Dicotyledonae : Urticales : Moraceae : Artocarpus : Artocarpus altilis Park (Triwiyatno, 2003). 12

30 Ada tiga spesies sukun yang banyak terdapat di lapangan yaitu : 1. Buahnya berukuran kecil, daunnya menyirip, tepi daun bercangap dengan lekuk dangkal. Kedudukan daun agak menguncup ke atas 2. Buahnya agak besar (medium). Daunnya menyirip, tepi daun bercangap dengan lekuk dangkal. Kedudukan daun agak menguncup ke atas. Spesies ini jarang didapati di lapangan 3. Buahnya besar, Daunnya menyirip, tepi daun bercangap dengan lekuk dalam, kedudukan daun mendatar (Pitojo, 1992). Pohon sukun umumnya adalah pohon tinggi, dapat mencapai 30 m, meski umumnya di pedesaan hanya belasan meter tingginya. Hasil perbanyakan dengan klon umumnya pendek dan bercabang rendah. Batang besar dan lurus hingga 8 m, akarnya memanjang. Bertajuk renggang, bercabang mendatar dan berdaun besarbesar yang tersusun berselang-seling, lembar daun 20-40 20-60 cm menyirip ke dalam, liat agak keras seperti kulit, warna hijau tua mengkilap di sisi atas, serta kusam, kasar dan berbulu halus di bagian bawah. Kuncup tertutup oleh daun penumpu besar yang berbentuk kerucut. Semua bagian pohon mengeluarkan getah putih (lateks) apabila dilukai (Anonimous, 2007). Perbungaan dalam ketiak daun, dekat ujung ranting. Bunga jantan dalam bulir berbentuk gada panjang yang menggantung 15-25 cm, buah berwarna hijau muda dan menguning bila masak, serbuk sari kuning dan mudah diterbangkan angin. Bunga majemuk betina berbentuk bulat atau agak silindris, 5-7 8-10 cm, hijau. Buah majemuk merupakan perkembangan dari bunga betina majemuk, dengan diameter 10-30 cm. Forma tak berbiji (sukun) biasanya memiliki kulit buah hijau kekuningan, dengan duri-duri yang tereduksi menjadi pola mata faset

31 segi-4 atau segi-6 di kulitnya. Biji sukun berbentuk bulat atau agak gepeng sampai agak persegi, kecoklatan, sekitar 2,5 cm, diselubungi oleh tenda bunga. Sukun tidak menghasilkan biji, dan tenda bunganya di bagian atas menyatu, membesar menjadi 'daging buah' sukun (Anonimous, 2007). Tanaman sukun baik dikembangkan di dataran rendah hingga ketinggian 1200 m dpl yang bertipe iklim basah. Curah hujan antara 2.000-3.000 mm per tahun. Tanah aluvial yang mengandung banyak bahan organik disenangi oleh tanaman sukun. Derajat keasaman tanah 6-7. Tanaman sukun relatif toleran terhadap ph rendah, relatif tahan kekeringan, dan tahan naungan. Di tempat yang mengandung batu karang dan kadar garam agak tinggi serta sering tergenang air, tanaman sukun masih mampu tumbuh dan berbuah (Anonimous, 2005). Buah sukun berbentuk bulat telur atau lonjong atau bulat panjang. Kulit buah cenderung berduri, namun ada juga yang berkulit halus. Buah berwarna hijau kekuningan dan tidak berbiji (Triwiyatno, 2003). Sukun menyukai iklim tropis, suhu panas (20-40 C), curah hujan (2000-3000 mm pertahun) dan kelembaban (70-90%), dan lebih cocok di dataran rendah, di bawah 600 m dpl, meski dijumpai sampai sekitar 1500 m dpl. Anakan pohon lebih baik tumbuh di bawah naungan, namun kemudian membutuhkan matahari penuh untuk tumbuh besar. Meskipun kebanyakan kultivarnya akan tumbuh dengan baik pada tanah-tanah aluvial yang subur, dalam dan berdrainase baik, akan tetapi variasi kemampuannya sangat besar. Maka ada varietas-varietas yang tumbuh baik di tanah berawa, tanah kapur, tanah payau dan lain-lain (Anonimous, 2007).

32 Pohon sukun mulai berbuah setelah berumur lima sampai tujuh tahun dan akan terus berbunga hingga umur 50 tahun. Produktivitasnya cukup tinggi. Dalam satu tahun akan diperoleh buah sukun sebanyak 400 buah pada umur 5-6 tahun, dan 700-800 buah per tahun pada umur 8 tahun (Koswara, 2006). Landasan Teori Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani/produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input) ( Soekartawi, 1995). Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tumbuhan, tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan atas tanah, sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan diatas tanah tersebut dan sebagainya (Mosher, 1987). Menurut Mubyarto (1989) fungsi produksi adalah suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara hasil produksi fisik (output) dengan faktor-faktor produksi (input). Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan diantara tingkat produksi suatu barang dengan sejumlah faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi produk tersebut. Hukum

33 hasil lebih yang semakin berkurang merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari teori produksi. Hukum tersebut menjelaskan tentang pokok dari hubungan diantara tingkat produksi dan faktor produksi untuk mewujudkan produksi tersebut (Sukirno, 2003). Jumlah Produksi TP MP AP Input Gambar 1. Grafik Produksi Total, Produksi Marjinal dan Produksi Ratarata Ada beberapa konsep biaya dalam ilmu ekonomi yaitu : a) Biaya tetap total (Total Fixed Cost) adalah biaya yang tidak berubah mengikuti perubahan keluaran sebuah perusahaan. Dalam jangka pendek perusahaan tidak mampu menghindari atau mengubahnya bahkan apabila produksinya nol. b) Biaya variabel total (Total Variable Cost) adalah biaya yang tergantung pada tingkat keluaran yang dipilih dengan kata lain biaya ini berubah-ubah mengikuti kesibukan usaha tersebut. c) Biaya total (Total Cost) adalah penjumlahan biaya tetap total dan biaya variabel total.

34 d) Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost) adalah biaya tetap total dibagi kuantitas keluaran. Ketika keluaran naik, biaya tetap rata-rata menurun karena total yang sama ditangung oleh kuantitas keluaran yang semakin besar. e) Biaya variabel rata-rata (Average Variabel Cost) adalah biaya variabel total dibagi kuantitas keluaran. f) Biaya total rata-rata (Average Cost) adalah biaya total dibagi kuantitas keluaran. ATC sama juga dengan jumlah biaya tetap rata-rata dan biaya variabel rata-rata. g) Biaya marginal (Marginal Cost) adalah naiknya biaya total yang diakibatkan oleh memproduksi satu unit keluaran lagi. Bagi marginal mencerminkan perubahan biaya variabel serta menghitung biaya masukan tambahan yang diperlukan untuk memproduksi masing-masing unit keluaran berikutnya. h) Biaya kesempatan adalah biaya atau pengorbanan yang harus dilakukan untuk memperbanyak produksi dengan mengorbankan produksi barang lain. Dengan kata lain semakin banyak suatu barang (misalnya barang industri), maka biaya kesempatan (yaitu penurunan produksi pertanian) untuk memperoleh satu unit tambahan barang tersebut menjadi semakin besar (Sukirno, 2003). Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat ditulis sebagai berikut : TR TR Y PY = Y. PY = Total Penerimaan (Rp) = Produksi yang diperoleh dalam usahatani (K/g) = Harga Y (Rp)

35 Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya (Soekartawi, 2002). Income statement adalah suatu ringkasan dari pendapatan dan pengeluaran untuk jangka waktu tertentu yang berfungsi sebagai alat kontrol untuk alat evaluasi suatu usaha. Ada beberapa pembagian tentang pendapatan yaitu : 1. Pendapatan bersih (Net Income) adalah pendapatan usaha dikurangi biaya. 2. Pendapatan tenaga kerja (Labour Income) adalah jumlah seluruh penerimaan dikurangi biaya produksi kecuali biaya tenaga kerja. 3. Pendapatan tenaga kerja keluarga (Family s Labour Income) adalah total pendapatan tenaga kerja ditambah tenaga kerja dalam keluarga. 4. Pendapatan keluarga petani (Family s Income) adalah pendapatan bersih ditambah nilai tenaga kerja keluarga (Kusumo, 1990). Kurva FC bentuknya adalah horizontal karena nilainya tidak berubah walau berapapun banyaknya produksi, sedangkan kurva VC bermula dari titik nol dan semakin bertambah tinggi, ini menggambarkan ketika tidak ada produksi VC = 0 dan semakin besar nilai VC. Keadaan tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini (Sukirno, 2003).

36 B i a y a TC VC FC Jumlah h Gambar 2. Grafik Biaya Total, Biaya Variabel dan Biaya Tetap Penerimaan adalah total produksi yang dihasilkan dikali harga. Pendapatan bersih adalah penerimaan dikurangi dengan biaya produksi dalam satu kali periode produksi. Secara grafik pendapatan maksimum oleh suatu usaha dapat ditunjukkan dengan grafik yang menggambarkan biaya total dan hasil penjualan (penerimaan), seperti grafik di bawah ini (Samuelson, 2001). Jumlah Penerimaan TC TR 0 Jumlah Produksi Gambar 3. Grafik Biaya dan Penerimaan Break Event Point (BEP) adalah titik pulang pokok dimana Total Revenue sama dengan Total Cost. Dilihat dari jangka waktu pelaksanaan sebuah usahatani, terjadinya titik pulang pokok TR = TC tergantung pada arus lama penerimaan sebuah usahatani dapat menutupi segala biaya operasi dan pemeliharaan beserta

37 biaya modal lainnya. Perpotongan antara garis Biaya Total (TC) dan Penerimaan Total (TR) disebut dengan Titik Break Event Point. Titik ini menunjukkan bahwa pada jumlah produksi tersebut tidak ada rugi dan untung karena jumlah biaya dan total penerimaan tepat sama besarnya (Gilarso, 1994). Analisa Break Event Point (BEP) merupakan salah satu metode untuk mempelajari hubungan penjualan, biaya, dan laba. Jumlah pendapatan, penjualan sama besarnya dengan jumlah biaya (Wasis, 1992). Jumlah Penerimaan TR TC BEP VC FC 0 Jumlah Produksi Gambar 4. Grafik Break Event Point (BEP) Nilai tambah adalah produk dikurangi dengan nilai bahan baku dan bahan penunjang yang dipergunakan dalam proses produksi tersebut. Dengan kata lain, nilai tambah merupakan sejumlah nilai jasa (return) terhadap faktor produksi modal tetap, tenaga kerja, keterampilan dan manajemen (Suryana, 1995). Komponen pengolahan hasil pertanian menjadi penting karena pertimbangan sebagai berikut : 1. Meningkatkan Nilai Tambah

38 Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengolahan yang baik oleh produsen dapat meningkatkan nilai tambah dari hasil pertanian yang diproses. Kegiatan petani hanya dilakukan oleh petani yang mempunyai fasilitas pengolahan (pengupasan, pengirisan, tempat penyimpanan, ketrampilan mengolah hasil, mesin pengolah, dan lain-lain). Sedangkan bagi pengusaha ini menjadikan kegiatan utama, karena dengan pengolahan yang baik maka nilai tambah barang pertanian meningkat sehingga mampu menerobos pasar, baik pasar domestik maupun pasar luar negeri. 2. Kualitas Hasil Salah satu tujuan dari hasil pertanian adalah meningkatkan kualitas. Dengan kualitas hasil yang lebih baik, maka nilai barang menjadi lebih tinggi dan keinginan konsumen menjadi terpenuhi. Perbedaan kualitas bukan saja menyebabkan adanya perbedaan segmentasi pasar tetapi juga mempengaruhi harga barang itu sendiri. 3. Penyerapan Tenaga Kerja Bila pengolahan hasil dilakukan, maka banyak tenaga kerja yang diserap. Komoditi pertanian tertentu kadang-kadang justru menuntut jumlah tenaga kerja yang relatif lebih besar pada kegiatan pengolahan. 4. Meningkatkan ketrampilan Dengan ketrampilan mengolah hasil, maka akan terjadi peningkatan ketrampilan secara kumulatif sehingga pada akhirnya juga akan memperoleh hasil penerimaan usahatani yag lebih besar. 5. Peningkatan Pendapatan

39 Konsekuensi logis dari pengolahan yang lebih baik akan menyebabkan total penerimaan yang lebih tinggi. Bila keadaan memungkinkan, maka sebaiknya petani mengolah sendiri hasil pertaniannya ini untuk mendapatkan kualitas hasil yang lebih baik yang harganya tinggi dan juga akhirnya akan mendatangkan total penerimaan atau total keuntungan yang lebih besar (Soekartawi (b), 1993). Karakteristik produk pertanian yang digunakan sebagai bahan baku berbeda satu dengan yang lain. Produk pertanian mempunyai ciri khusus yaitu bersifat musiman, sehingga sulit tersedia sepanjang tahun, produk pertanian sulit disimpan dalam waktu yang relatif lama dan juga bersifat bulky, artinya volumenya besar tetapi nilainya relatif kecil. Agar bahan baku perusahaan agroindustri dapat tercukupi secara tepat jumlah, tepat waktu dan tepat kualitas serta kontiniunya terjamin maka pengusaha agroindustri perlu berpikir secara jangka panjang (Soekartawi (b), 1993). Penggolongan dan standard mutu yang seragam yang dilaksanakan dalam pengolahan telah memperoleh dukungan luas dikalangan pertanian. Sebab hal ini memberikan sumbangan yang berarti bagi pelaksanaan sistem pemasaran pertanian. Penyeragaman itu memperlancar perdagangan dan pada umumnya memperbaiki efisiensi alokasi dalam proses penetapan harga (Kristanto, dkk 1988) Dalam rangka mencari suatu ukuran yang menyeluruh sebagai dasar persekutuan atau penolakan atau pengurutan suatu proyek telah dikembangkan berbagai macam cara yang dinamakan investment criteria atau kriteria investasi. Ada tiga macam kriteria investasi yang umum dikenal antara lain ; Internal Rate of Return (IRR) dan Net Benefit Cost (Net B/C). Keuntungan bersih suatu usaha adalah pendapatan kotor dikurangi sejumlah biaya (Gray, dkk, 2002).

40 Kerangka Pemikiran Analisis usaha ini meliputi usahatani dan usaha pengolahan sukun. Dari usahatani sukun dapat diketahui produksi dan harga jual minimal komoditi sukun serta biaya produksi maksimal dengan menggunakan analisa titik impas (Break Event Point). Komoditi sukun belum dapat sepenuhnya dikatakan sebagai suatu usahatani, karena belum sepenuhnya diusahakan seperti komoditi pertanian lainnya, maksudnya di Kabupaten Serdang Bedagai komoditi ini masih sedikit diusahakan dapat dilihat dari jumlah pohon dan produksi di daerah tersebut. Disini petani sebagian besar bertindak sebagai pengumpul hasil. Dalam hal ini petani juga dapat dikatakan sebagai pengusaha dalam pengolahan komoditi. Dalam pengolahan komoditi sukun juga dapat diketahui volume hasil olahan dan harga jual minimal dalam usaha pengolahan serta biaya pengolahan maksimal dengan menggunakan analisa titik impas (Break Event Point). Komoditi sukun tersebut tidak dapat dikonsumsi dalam bentuk segar. Dalam mengkonsumsi sukun harus melalui pengolahan terlebih dahulu sehingga memberikan nilai tambah dan dapat di pasarkan sesuai dengan selera konsumen. Hasil produksi sukun baik berupa buah segar maupun produk olahan yang memiliki nilai tambah (Value Added) harus disalurkan kepada pabrik pengolahan atau konsumen melalui pedagang perantara, ini terjadi karena keterbatasan petani dalam menjalankan fungsi tataniaga. Baik keterbatasan kemampuan juga materil. Produk olahan dari komoditi sukun beraneka ragam seperti apem, bolu cup, cake, donat, dodol, getuk, kroket, kolak, lapis, pastel, puding, risol, tape, wajik serta bisa dibuat lauk pauk seperti bregedel, rendang, sayur lodeh dan sambal goreng, tetapi di daerah penelitian hanya keripik sukun sebagai hasil olahannya. Dari

41 usahatani, pengolahan dan pemasaran komoditi sukun akan diperoleh penerimaan yaitu perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual, sedangkan pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. Menilai kelayakan suatu usaha dapat digunakan analisa proyek dengan analisa finansial. Metode analisa proyek adalah analisa kuantitatif yang dapat menilai kelayakan usaha dan bagaimana baiknya usahatani, usaha pengolahan dan pemasaran sukun tersebut. Metode analisa proyek menghitung indikator-indikator proyek antara lain, Net B/C, Internal Rate of Return (IRR), sukun layak dikembangkan jika Net B/C 1 dan IRR > i (tingkat suku bunga yang berlaku). Untuk lebih memperjelas mengenai Analisis Usahatani dan Usaha Pengolahan Sukun, maka dapat dilihat pada skema kerangka pemikiran berikut ini (Gambar 5).

42 SUKUN Usahatani Sukun Usaha Pengolahan Sukun Produktivitas Produksi Sukun Produksi Keripik Sukun Nilai Tambah Harga Jual Harga Jual Penerimaan Biaya Produksi Biaya Pengolahan Pendapatan Usaha Analisis Kelayakan Usaha Net B/C, IRR, BEP Keterangan : = Menyatakan Hubungan dan Keterkaitan Gambar 5. Skema Kerangka Pemikiran

43 Hipotesis Penelitian 1. Jumlah hasil Produksi usahatani sukun dan harga jual hasil produksi usahatani sukun di daerah penelitian telah melampaui titik impas (Break Event Point). 2. Biaya produksi usahatani sukun di daerah penelitian telah melampaui titik impas (Break Event Point). 3. Pendapatan dari usahatani sukun di daerah penelitian telah melampaui titik impas (Break Event Point). 4. Faktor produksi luas lahan, tenaga kerja dan pupuk berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani sukun di daerah penelitian. 5. Secara ekonomis usahatani sukun layak untuk diusahakan di daerah penelitian. 6. Jumlah dan harga jual hasil olahan usaha pengolahan sukun di daerah penelitian telah melampaui titik impas (Break Event Point). 7. Biaya pengolahan sukun di daerah penelitian telah melampaui titik impas (Break Event Point). 8. Pendapatan usaha pengolahan sukun di daerah penelitian telah melampaui titik impas (Break Event Point). 9. Ada peningkatan nilai tambah (Value added) produk yang diperoleh dari usaha pengolahan sukun di daerah penelitian. 10. Usaha pengolahan sukun layak untuk diusahakan di daerah penelitian.