FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU PASCA PERSALINAN DI PUSKESMAS BRANGSONG DAN KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hari) dan ada yang mengalami kelambatan dalam penyembuhannya (Rejeki,

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

Jurnal Siklus Volume 6 No 1 Januari 2017

DAFTAR PUSTAKA. APN, Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini.Jakarta: JNPK-KR.

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Nifas

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (HB) atau

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

PENGARUH DERAJAT LASERASI PERINEUM TERHADAP SKALA NYERI PERINEUM PADA IBU POST PARTUM

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL TENTANG ANEMIA TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA SELAMA KEHAMILAN. Kiftiyah

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DENGAN DERAJAT LASERASI JALAN LAHIR PADA IBU PRIMIPARA DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN 2010

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTURE PERINEUM PADA IBU BERSALIN SPONTAN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

KARAKTERISTIKIBU BERSALIN DENGAN EPISIOTOMI DIRUMAH BERSALIN MARGA WALUYA SURAKARTA PERIODE 1 JANUARI DESEMBER

Siti Mursidah & Nurul Eko Widiyastuti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

WAKTU PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM DENGAN EPISIOTOMI DAN ROBEKAN SPONTAN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

NYERI PERINEUM BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU POST PARTUM

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA PERINEUM DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU POST PARTUM. Nur Hasana* dan Irma Damayanti** ABSTRAK

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PADA IBU POST SECTIO CAESARIA. Endang Rudjianti, Khomsiami Abdillah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen

DAFTAR PUSTAKA. Annisa, M. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persalinan. (online) avaible;

Kata kunci: mobilisasi dini, penyembuhan luka operasi, sectio caesarea(sc)

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM FASE PROLIFERASI PADA IBU NIFAS THE PROCESS OF HEALING PROLIFERATION PHASE PERINEUM LESION

Zaiyidah Fathony. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA JAHITAN PERINEUM DENGAN PROSES KESEMBUHAN LUKA PERINEUM DI RSUD SIDOARJO. Abdul Muhith *) ABSTRAK

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

HUBUNGAN ANTARA TINDAKAN VULVA HYGIENE DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU NIFAS DI BPS TMM DJAMINI DAMUN

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2. Agustus 2011 FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA MOLLA HIDATIDOSA DI RSUP DR.

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Pantang Makanan Selama Masa Nifas di Bpm Sri Lumintu

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

Kata Kunci: Posisi Dorsal Recumbent, Posisi litotomi, Keadaan Perineum

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Angka kematian maternal di negara negara maju berkisar antara 5-10

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR DENGAN LAMA WAKTU INVOLUSI UTERUS DI BPS SUHARTINI KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KEBUMEN INTISARI

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organizatin (WHO) dinegara berkembang, kematian maternal berkisar antara per kelahiran hidup,

DAFTAR PUSTAKA. Almatsier, S Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL DI PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

FAKTOR PEMILIHAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA TANPA INDIKASI MEDIS DI RSU BUNDA THAMRIN MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dalam pelayanan kesehatan. Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DI BPM HJ. A BANJARMASIN ABSTRAK

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN Sri Handayani, Umi Rozigoh

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI BPM HJ. MAHMUDAH, S.S.T KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan reproduksi wanita menjadi perhatian yang perlu

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUM DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN

FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KASUS PERSALINAN DI UGD RSUP Dr. KARIADI VINA EKA WULANDARI G2A PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN KOMPLIKASI PERSALINAN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH DERAJAT ROBEKAN PERINEUM TERHADAP SKALA NYERI PERINEUM PADA IBU NIFAS DI KABUPATEN WONOGIRI

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG

Analisa Faktor Ibu Bersalin Dengan Kejadian Seksio Sesarea (Di RSUD Kota Salatiga Tahun 2011) Margareta Rinjani Dosen Tetap Akbid Adila Bandar Lampung

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL SUAMI TERHADAP POLA PANTANG MAKAN IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGDOWO KLATEN

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN KEHAMILAN GANDA DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI POST PARTUM DI RSIA

BAB I PENDAHULUAN. persalinan dan nifas (Riswandi, 2005). Angka Kematian ibu (AKI) di Indonesia

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PELAKSANAAN MOBILISASI DINI IBU PASCASALIN DENGAN SEKSIO SESARIA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMSIA DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PONTIANAK TAHUN Telly Katharina*, Katarina Iit*

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN PENYEMBUHAN LUKA POST OP SECTIO CAESAREA DI RSUD DR. SOEWONDO KENDAL

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN TAHUN Sri Wahyuni 1), Titin Riyanti 2)

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PERAWATAN LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS DENGAN LAMA PENYEMBUHAN LUKA JAHITAN PERINEUM IBU NIFAS DI PUSKESMAS SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN RUPTUR PERINEUM DI BPS NY. ALIMAH KECAMATAN SOMAGEDE KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2009

HUBUNGAN BERAT LAHIR BAYI DENGAN RUPTURE PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA 2015

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN UMUR, PARITAS, DAN BERAT BAYI LAHIR DENGAN KEJADIAN LASERASI PERINEUM DI BIDAN PRAKTEK SWASTA Hj. SRI WAHYUNI, S.SiT SEMARANG TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KOMPLIKASI PASSENGER PADA IBU BERSALIN DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. Yayuk Norazizah, Ristitiati, Ummu Latifah

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU PASCA PERSALINAN DI PUSKESMAS BRANGSONG DAN KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL Sri Rejeki, Ernawati Faklutas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang ABSTRAK Latar belakang: Banyak perempuan mengalami robekan perineum pada saat melahirkan baik pada primipara maupun persalinan lanjut. Luka pada perineum terjadi bisa akibat tindakan episiotomi atau robek spontan. Luka episiotomi atau luka spontan yang telah dijahit umumnya dapat sembuh perprimam, kecuali bila terdapat infeksi, ada yang sembuh normal dan ada yang mengalami kelambatan dalam penyembuhannya. Tujuan: Penelitiannya ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada penyembuhan luka perineum ibu pasca persalinan. Metode: Jenis penelitian deskriptif eksploratif. Sebanyak 53 ibu pasca persalinan berpartisipasi dalam penelitian ini. Cara pengambilan sampel adalah dengan Consekutif yaitu berdasarkan danya pasca persalinan dengan robekan perineum dari bulan Oktober dan Nopember 2009 di Puskesma Brangsong dan Kaliwungu Kendal. Tehnik pengambilan data dengan cara Survey melalui Kuesioner dan observasi penyembuhan luka dengan tolok ukur terdapatnya tanda pada luka perineum ibu pasca persalinan. Hasil: Didapatkan tidak ada hubungan yang signivikan faktor umur, penyakit yang didertia, status onstetri, kondisi luka jahitan, lingkar lengan atas, besar luka jenis luka dan lama hari rawat dengan penyembuhan luka perineum. Tetapi terdapat hubungan yang signifikan antara nilai kadar Hb ibu pasca persalinan dengan penyembuhan luka perineum (Pv: 0,000).. Kata kunci : Penyembuhan luka, umur, riwayat penyakit, status obstetri, status gizi, jenis robekan, kondisi luka jahitan, besar luka dan kadar Hb. PENDAHULUAN Persalinan merupakan peristiwa keluarnya bayi, plasenta dan selaput amnion. Dalam proses pengeluaran buah kehamilan ini sering kali mengakibatkan perlukaan jalan lahir. Luka-luka biasanya ringan, tetapi kadang-kadang terjadi juga luka yang luas dan berbahaya. Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya 3). Perlukaan pada jalan lahir dapat pula terjadi oleh karena memang disengaja seperti pada tindakan episiotomi. Tindakan untuk mencegah terjadinya robekan perineum yang luas dan dalam disertai pinggir yang tidak rata, dimana penyembuhan luka akan lambat atau terganggu. 4) Luka insisi yang lurus ( rata ) lebih mudah diperbaiki dan lebih cepat sembuh dibanding luka laserasi yang campang-camping serta tidak terkendali 2). Seperti halnya insisi pada bagian tubuh lainnya, luka jahitan robekan (episiotomi) mungkin tidak mau merapat. Faktor predisposisi keadaan ini mencakup daya kesembuhan yang buruk seperti defisiensi gizi dan adanya infeksi. Tingkatan robekan juga dapat mempengaruhi penyembuhan 2). Hampir dari 90 % pada proses persalinan banyak yang mengalami robekan perineum, baik dengan atau tanpa episiotomi. Biasanya penyembuhan luka pada robekan perineum ini akan sembuh bervariasi, ada yang sembuh normal dan ada yang mengalami kelambatan dalam penyebuhannya, hal tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya karakteristik ibu bersalin, status gizi, kondisi perlukaan dan perawatanya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian untuk mengetahui apakah faktor umur, status gizi, jenis robekan dan tingkat robekan serta

perawatan luka berpengaruh pada penyembuhan luka robekan perineum pada ibu primipara pasca persalinan. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian ini menggunakan studi deskriftif eksploratif. Pendekatan yang digunakan dengan survey. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu pasca persalinan. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang melahirkan dengan robekan perineum yang diakibatkan oleh proses persalinan dimana sampel diambil dengan consekutif sampling. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Data Primer Data ini dikumpulkan dengan cara mengikuti proses penyembuhan luka dengan melihat tanda-tanda proses penyembuhan yaitu bersih, kering, merah, bengkak, nyeri, kotor dan adanya nanah. dengan cara melakukan observasi langsung pada responden yaitu untuk melihat bagaimana penyembuhan luka robekan perineum pada ibu pasca persalinan dengan menggunakan checklist. Dan Saat pengambilan data, responden diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berdasarkan kuesioner. b. Data Sekunder Data sekunder yang akan dikumpulkan adalah data-data pendukung yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Data ini diperoleh dari catatan laporan persalinan. c. Data penyembuhan luka : dikumpulkan dengan observasi luka perineum yang diikuti sejak hari pertama pasca persalinan kemudian data dianalisa Data yang telah diperoleh diolah dengan dilakukan editing, pengkodean dan dilakukan tabulating. Penyajian data dilakukan dengan menggunakan tabel atau narasi. Analisa data dilakukan dengan program SPSS. Adapun analisa dilakukan dengan analisa diskriptif dan korelastif. Analisa diskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran secara umum terhadap variabel identifikasi karakteristik responden berdasarkan umur, status gizi dengan penilaian lingkar lengan atas, jenis robekan, tingkatan robekan dan perawatan. Penyajian data dalam bentuk tabel yang kemudian akan dikorelasikan dengan penyembuhan luka. HASIL PEMBAHASAN Berikut ini akan disajikan hasil penelitian yang dilakukan selama 2(dua bulan) yaitu bulan Oktober dan November 2009 di Puskesmas Kaliwungu dan Puskesmas Brangsong Kabupaten Kendal. Sebagai responden ibu-ibu pasca persalinan dengan luka robek perineum, dengan variasi hari pasca partum sebanyak 53 responden. a. Analisis Univariat Umur responden, diperoleh mean: 24,42, median: 23,00 dan mode: 20,00 serta standar deviasi; 4,48; min: 18,00; max: 33,00, dengan demikian dapat dideskripsikan bahwa rata-rata umur responden adalah 24,42, dan umur terbanyak yaitu 20 tahun (24,5%), dimana umur minimal dalah 18 tahun dan maksimal 33 tahun.

Tabel 1 : Distribusi responden menurut Status Pendidikan Pendidikan Frequency Percent SD 6 11,3 SMP 19 35,8 SMU 20 37,7 PT 8 15,1 Total 53 100,0 Dari table 1 dapat dilihat bahwa status pendidikan responden rata-rata berada pada level pendidikan dasar (SD dan SMP) yaitu 47,7 % dan 37,7 % berpendidikan menegah, hanya 15,1% yang berpendidikan tinggi. Tabel 2 : Distribusi responden menurut Status Pekerjaan Satus Pekerjaan Frequency Percent PNS 4 7,5 PETANI 6 11,3 SWASTA 23 43,4 Ibu Rumah Tangga 20 37,7 Total 53 100,0 Status pekerjaan mayoritas responden adalah swasta yaitu 23 dari 53 (43,4%), kemudian 23 responden (37,7%) sebagai ibu rumah tangga, dan sedikit yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil yaitu 4 orang (7,5 %) b. Analisis Bivariat Tabel 3: Distribusi Umur responden dan adanya tanda Umur Ada tanda Tidak ada tanda < 20 tahun 2 8,0 2 Pv :0,218 20-35 tahun 23 92,0 28 100 51 Jumlah 25 100 28 100 53 Dari analisis hubungan antara umur dengan adanya tanda diperoleh bahwa ada sebanyak 23 dari 25 (92,2%) responden dengan usia 20-35 tahun ditemui adanya tanda. Sedangkan hanya 2 responden usia dibawah 20 tahun (8,0%) terdapat tanda. Hasil uji statistic diperoleh Pv: 0,218, maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara umur responden dengan penyembuhan luka.

Tabel 4: Distribusi penyakit responden dan adanya tanda Penyakit Ada tanda Tidak ada tanda DM 1 4,0 2 7,1 3 Pv :0,202 Hipertensi 3 10,7 3 Tidak ada 24 96,0 23 82,1 47 penyakit Jumlah 25 100 28 100 53 Penyakit responden dapat menjadi faktor yang berpengaruh pada sistem tubuh manusia, sehingga sering menghambat penyembuhan penyakit. Seperti penyakit Diabettus Melittus Pada penderita dengan penyakit tertentu (misalnya diabetes melitus, terutama yang tak terkendali), luka sukar dan lambat sembuhnya. 13). Dari hasil penelitian mayoritas responden yaitu 24 dari 25 responden (96,0%) terdapat tanda, dan terdapat 2 responden (7,1 %) dengan riwayat Diabetus Mellitus ditemukan tidak adanya tanda. (Tabel 3). Terdapat 3 responden dengan hipertensi dari 28 responden didapatkan adanya tanda. Uji statistic analisa hubungan diperoleh Pv: 0,202 dimana Pv > dari Alpha Cronbach yang berarti dapat disimpulkan tidak adanya hubungan penyembuhan luka dengan riwayat peyakit ibu pasca persalinan. Tabel 5: Distribusi Status Obsterti responden dan adanya tanda Status Obstetri Ada tanda Tidak ada tanda Primipara 18 72,0 16 57,1 34 0,491 Multipara 6 24,0 11 39,3 17 Grande 1 4,0 1 3,6 2 Jumlah 25 100 37 100 53 Status obstetric, merupakan status merupakan kondisi yang menggambarkan dimana ibu pernah mengalami kehamilan dan peslinan. Seringnya hamil dan bersalin dapat membuat ibu mengalami masalah kebutuhan nutrisi dan status gizi, sehingga sering dapat mempengaruhi penyembuhan luka. Dari analisis hubungan status obstetri didapatkan 18 dari 25 responden primipara (72%) dengan tanda, dan hanya 1 dari 37 responden ibu grandemultipara tidak terdapat tanda. Hasil uji statistic diperolah Pv: 0, 491 yang bermakna bahwa tidak ada hubungan yang signifikan faktor status obstetric dengan penyembuhan luka perineum.

Tabel 6: Distribusi Jenis Luka dan adanya tanda Jenis Luka Ada tanda Tidak ada tanda Episiotomi 16 64,0 15 53,6 31 Pv : 0,442 Robek 9 36,0 13 46,4 12 Spontam Jumlah 25 100 28 100 53 Perlukaan pada jalan lahir terjadi karena memang disengaja yaitu dengan tindakan episiotomi yaitu tindakan untuk mencegah terjadinya robekan perineum yang luas dan dalam disertai pinggir yang tidak rata, dimana penyembuhan luka akan lambat atau terganggu. 4) Luka insisi yang lurus (rata) lebih mudah diperbaiki dan lebih cepat sembuh dibanding luka laserasi atau robek spontan. 15) Dari analisa hubungan jenis luka dan adanya tanda diperoleh 16 dari 25 responden (64,0%) episiotomi ditemukan ada tanda dan 13 responden dengan luka robek spontan dari 28 responden tidak ditemui adanya tanda. Hasil uji stattistik diperoleh Pv: 0,442 yang berarti tidak adanya hubungan yang signifikan antara faktor jenis luka robekan dengaan penyembuhan luka perineum. Tabel 7: Distribusi Besar Luka dan adanya tanda Jenis Luka Ada tanda Tidak ada tanda < 1 Cm 9 36,0 10 35,7 19 Pv : 0,983 >/= 1 Cm 16 64,0 18 64,3 34 Jumlah 25 100 28 100 53 Luka lebar / besar serta dalam biasanya sembuh lebih lambat daripada luka kecil. 13) Dari analisa hubungan besar luka perineum dengan tanda diperoleh 16 dari 25 responden (64,0 %) responden dengan besar luka perineum lebih atau sama dengan 6 cm ditemukan adanya tanda, dan 10 dari 28 (35,7 %) responden dengan luka perineum dibawah 6 cm tidak ditemukan adanya tanda. Hasil uji stattistik diperoleh Pv: 0,983 yang berarti tidak adanya hubungan yang signifikan antara faktor besar luka robekan perineum dengan penyembuhan luka perineum. Tabel 8: Distribusi kondisi jahitan Luka dan adanya tanda Kondisi jahitan luka Ada tanda Tidak ada tanda Baik 21 45,7 4 57,1 25 0,570 Tidak baik 25 54,3 3 42,9 28 Jumlah 46 100 7 100 53

Jahitan luka yang kurang baik atau tidak dapat menempel pada proses epitelisasi penyembuhan luka merupakan salah indikasi terhambatnya penyembuhan luka perineum dan luka lainnya. Infeksi luka jahitan dan perawatan yang tidak bersih atau tidak steril pada luka jahitan robekan (episiotomi) daerah perineum atau luka jahitan operasi akan mengakibatkan peradangan atau infeksi. Tanda-tanda peradangan tersebut, antara lain pembengkakan kulit daerah sekitarnya merah, rasa panas dan nyeri, serta mengandung cairan nanah, tanpa atau disertai demam. 10) Luka terinfeksi sembuh lebih sulit dan lebih lama. 13) Dari analisa hubungan kondisi jahitan luka dengan tanda diperoleh 25 dari 46 responden (54,3 %) kondisi jahitan luka tidak baik sehingga ditemukan tanda, sedangkan 4 dari 7 responden (57,1 %) dengan kondisi luka jahitan baik tidak ditemukan tanda. Dari hasil uji statistik didapatkan Pv: 0,570 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kondisi luka jahitan dengan tanda yang berarti tidak ada hubungan faktor kondisi luka dengan penyembuhan luka perineum. Tabel 9: Distribusi hari pasca partum dan adanya tanda Hari pasca partum Ada tanda Tidak ada tanda < 6 Hari 23 50,0 2 28,6 25 0,290 >/= 6 Hari 23 50,0 5 71,4 28 Jumlah 46 100 7 100 53 Penyembuhan luka perineum dapat terjadi perprimam atau persecundam (lambat). Yaitu jika luka-luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6 7 hari. 10) b) Penyembuhan luka lambat yaitu jika luka-luka pada jalan lahir sembuh dalam waktu lebih dari 6-7 hari dan bila disertai infeksi. Dari analisa hubungan antara hari pasca partum dan adanya tanda diperoleh adanya tanda antara responden yang kurang dari 6 hari dan sama atau lebih dari 6 hari terdapat tanda (masing masing 50 %), sedangkan 5 dari 7 responden (71,4%) responden yang hari pasca partum lebih atau sama dengan 6 hari didapatkan tanda. Dari uji statistik didapatkan Pv: 0,290 yang dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor lama pengamatan hari dengan penyembuhan luka perineum. Tabel 10: Distribusi Lingkar Lengan Atas dan adanya tanda Lingkar Lengan Atas Ada tanda Tidak ada tanda <23,5 cm 12 63,2 13 38,2 25 0,081.>/= 23,5 7 36,8 21 61,8 28 cm Jumlah 19 100 34 100 53

Lingkar Lengan atas merupakan salah satu indikator status gizi seseorang. Status Gizi yang bermasalah dapat memjadikan luka sembuh lebih lambat. 13) Nilai normal LLA sebesar 23,5 cm 15). Dari analisa hubungan ukuran lingkar lengan atas dengan tanda diperoleh 12 dari 19 (63,2 %) responden yang mempunyai nilai lingkar lengan atas dibawah 23,5 cm ditemukan tanda, sedangkan 21 dari 34 responden (61,8 %) yang mempunyai nilai lingkar lengan atas diatas atau sama desngan 23,5 cm tidak ditemukan tanda. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai Pv: 0,081 hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara lingkar lengan atas dengan penyembuhan luka perineum. Tabel 11: Distribusi nilai kadar Hb dan adanya tanda Kadar Hb Ada tanda Tidak ada tanda Anemia (< 17 77,3 8 25,8 25 0,000 11 gr%) Tidak anemia 5 22,7 23 74,2 28 (>/= 11 gr %) Jumlah 22 100 31 100 53 Gangguan gizi seperti malnutrisi, defisiensi dan avitaminosis vitamin tertentu, serta anemia dapat menghambat penyembuhan luka. 13) Dari analisis hubungan antara nilai kadar Hb dengan ditemuinya tanda diperoleh bahwa ada 17 dari 22 ibu (77,3 %) yang anemia terdapat tanda. Sedangakan diantara 23 dari 31 (74,2 %) yang tidak anemia tidak terdapat tanda-tanda. Hasil uji statistik diperoleh nilai Pv= 0,000 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang significan antara anemia dengan adanya tanda yang berarti terdapat hubungan faktor kadar Hb dengan penyembuhan luka perineum. SIMPULAN 1. Tidak terdapat hubungan antara umur, penyakit yang diderita, status obsterti, jenis luka robekan, kondisi jahitan luka perineum, besar luka serta hari pasca partum dengan penyembuhan luka perineum ibu pasca partum di Puskemas Bransong dan Puskesmas Kaliwungu Kabupaten Kendal. 2. Terdapat hubungan yang signifikan antara kadar Hb ibu asca partum dengan peneyembuhan luka perineum. DAFTAR PUSTAKA 1. Sarwono Prawirohardjo, 2002. Ilmu Kebidanan. Cetakan Kelima. Edisi Ketiga. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta. 2. Harry Oxorn, 2003. Ilmu Kebidanan : Patologi dan Fisiologi Persalinan : Human Labor and Birth. Yayasan Essentia Medica. Jakarta. 3. Hellen Farrer, 1999. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC. Jakarta. 4. Sarwono Prawirohardjo, 2000. Ilmu Bedah Kebidanan. Cetakan Ketiga. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta. 5. Cunningham, Mac Donald, Gant, 1995. Obstetri William. EGC. Jakarta. 6. Derek Llewellyn-jones, 2001. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Hipokrates. Jakarta.

7. Sarwono Prawirohardjo, 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Cetakan Kelima. Edisi Ketiga. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta. 8. Arif Mansyur, Suprohaita, Wahyu I.W, dan Wiwiek S.W, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I ed.3. Media Aesculapis. Fk. UI. Jakarta. 9. Mellyna Huliana, 2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Cetakan I. Puspa Sehat. Jakarta. 10. Rustam Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi. Cetakan I. Jilid I. Edisi 2. EGC. Jakarta. 11. Taber Ben-zion, Cit. Teddy Supriyadi dan Johanes Ginawan, 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Cetakan I. EGC. Jakarta. 12. Ida Bagus Gde Manuaba, 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arean. Jakarta. 13. Sumiardi Karakata, Bab Bachsinar, 1995. Bedah Minor. Hipakrates. Jakarta. 14. Abu Ahmadi, 1991. Psikologi Perkembangan. Rineka Cipta. Jakarta. 15. Tarwoto Wartonah, 1003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi I. Salemba Medika. Jakarta. 16. Sugiyono, 2004. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan Keenam. Alfabeta. Jakarta. 17. Eko Budiarto, 2001. Biostatika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. EGC. Jakarta. 18. Elly Nurachmah, 2001. Nutrisi dalam Keperawatan. Info Medika. Jakarta. )