MUSIK TRADISIONAL MINANGKABAU DARI MASA KEMASA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat, masyarakat terbentuk oleh individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan baru dalam

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah

OLEH : YUDHA FAHLEVI AMRI ABSTRAK

2015 MUSIK IRINGAN TARI TEPULOUT DISANGGAR SENI KITE SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi. Pendidikan Seni Budaya diharapkan mampu mengembangkan

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang ada, sehingga dapat menjadi sebuah daya tarik bagi Sumatera Utara.

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Pupuh Balakbak Raehan merupakan salah satu pupuh yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

2015 MODEL PEMBELAJARAN TARI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN RITME GERAK DAN RASA MUSIKAL BAGI GURU SENI BUDAYA DI PROVINSI JAWA BARAT

Peran Partisipan sebagai Bagian Infrastruktur Seni di Sumatera Barat: Perkembangan Seni Musik Talempong Kreasi

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni menjadi perhatian utama dalam upaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang relevan dengan permasalahan yang dikaji. Sumber-sumber tersebut

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. karena daerah Bekasi berbatasan langsung dengan Ibu Kota Jakarta (Betawi) dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diana Susi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1

1

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh

Tari-tari Tradisional Sumatera Utara Sebagai Sumber Proses kreatif Seniman Dalam Berkarya

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Perkembangan Instrumentasi dan Lagu Talempong Kreasi di Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. lampau dimana kawasan Sumatera Utara masuk dalam wilayah Sumatera Timur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

1) Nilai Religius. Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Neneng Yessi Milniasari, 2013

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN. fenomena/gejala kian merenggangnya nilai-nilai kebersamaan, karena semakin suburnya

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pesatnya perkembangan Gong Kebyar di Bali, hampir-hampir di setiap Desa atau

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone

2016 TARI JAIPONG ACAPPELLA KARYA GOND O D I KLINIK JAIPONG GOND O ART PROD UCTION

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di Indonesia mulai menunjukan kemajuan yang

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Awal kesenian musik tradisi Melayu berakar dari Qasidah yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

Tradisi. Memahami ruang lingkup tradisi dari prespektif ilmuan dan pelaku tradisi. Hajizar

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan seni yang menghasilkan suara terampil dan

76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN. seperti kebudayaan Minang, Sumba, Timor, Alor dan lain-lain). Dalam Ilmu

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan dan persaingan di era

BAB I PENDAHULUAN. untuk diikuti. Pendidikan musik kini menjadi sesuatu yang penting bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan unsur atau bagian dari kebudayan yang hidup di

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

PENERAPAN TARI RANTAK PADA PEMEBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DI SMPN 9 BANDUNG

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB V KESIMPULAN. Campursari karya Manthous dapat hidup menjadi musik. industri karena adanya kreativitas dari Manthous sebagai pencipta

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah salah satu penentu keberhasilan dalam pelaksanaan

JURNAL JEGHEH. Gagasan yang menjiwai karya ini adalah telah tentang seorang ibu.

BAB I PENDAHULUAN. generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Medan merupakan ibu kota provinsi Sumatera Utara, hal ini

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai perkembangan seni

BAB I PENDAHULUAN. keunikan masyarakat Indonesia itu sangat berkaitan erat dengan keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Widyawati, 2013 Eksistensi Sanggar Seni Getar Pakuan Kota Bogor Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

S I L A B U S MATA KULIAH SENI ANAK USIA DINI II. Oleh : INDRA YENI, S.Pd., M.Pd. NIP

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

Transkripsi:

MUSIK TRADISIONAL MINANGKABAU DARI MASA KEMASA ARIFNI NETRIROSA, S.ST. Fakultas Sastra Jurusan Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Suku bangsa Minangkabau sebagai salah satu kelompok budaya di Nusantara kita ini, memiliki berbagai ragam jenis musik tradisional yang hidup di tengah masyarakatnya. Apabila dilihat lebih jauh kondisi kehidupan musik tradisional tersebut sangat bervariasi, ada yang hidup berkembang sesuai dengan zamannya di tengah-tengah masyarakat pendukungnya dan juga diluar masyarakat pendukungnya, dan ada pula yang mengalami kemunduran, bahkan bisa dikatakan hampir mendekati kepunahan. Melihat hal di atas maka dari itu diperlukan adanya usaha pelestarian dan pengembangan sehingga diharapkan musik tradisional itu tidak hilang dimakan masa dan tetap dapat hidup di era globalisasi sekarang ini. Akan tetapi walaupun ada kekhawatiran terhadap kondisi demikian, sesungguhnya secara politis, Minangkabau masih lebih baik dalam masalah usaha pewarisan seni budaya, karena di daerah tersebut terdapat beberapa sekolah yang bergerak dalam pendidikan kesenian, seperti Sekolah Karawitan Indonesia Padang, Jurusan Sendratasik Universitas Negeri Padang dan Sekolah Tinggi Seni Indonesia Padang Panjang. Lembaga ini mempunyai program dalam usaha pewarisan, pelestarian dan pengembangan seni Minangkabau. Tetapi dalam tulisan ini penulis juga berusaha untuk memperkenalkan musik tradisional Minangkabau kepada pembaca dalam usaha pengembangan musik tradisional Minangkabau sebagai salah satu kekayaan budaya nusantara. Pengembangan musik tradisional yang cenderung mengarah kepada penyesuaian keperluan apresiasi masyarakat masa kini yang dinamis dan perilaku yang serba cepat, maka pertimbangan pengembangan musik tradisional mengarah pula kepada penempatan dinamika musikal sebagai dasar disain dramatik penggarapan musik itu sendiri. Pengembangan seperti di atas telah banyak dilakukan oleh para seniman Minangkabau, yang mana para komponis-komponis itu menggarap konsep pengembangan musik tradisional yang disesuaikan dengan keperluan seni pertunjukan. 2003 Digitized by USU digital library 1

Adanya pengembangan berarti dinamika sebuah garapan musik yang berdasarkan kepada pengembangan musik tradisional telah membuka peluang terhadap beberapa jenis musik tradisional yang mempunyai pola melodi ataupun ritme dinamis yang mendapat tempat mengisi bahagian-bahagian dalam komposisi musik baru. Pengembangan tersebut bertujuan menempatkan musik tradisional yang mewakili masa lalu sehingga dapat hadir dalam kancah apresiasi masyarakat sekarang ini. Memang menghadapi tantangan yang sangat sensitif bila suaut pengembangan yang dilakukan terhadap musik tradisional mengakibatkan kemunduran dari nilai-nilai yang telah ada sebelumnya. Menurut Edi Sedyawati (1990) dalam bukunya Local Genius Dalam Seni, mengemukakan bahwa pengembangan musik tradisional Indonesia cenderung mempunyai konotasi kuantitatif daripada kualitatif, yaitu membesarkan volume penyajian, meluaskan wilayah penyajiannya dengan berpegang kepada mencari kemungkinan untuk mengolah dan memperbaharui wajah sebagai usaha pencapaian kualitatif (1981:50). Jadi secara ideal yang patut dijaga dalam suatu usaha pengembangan musik tradisional terutama adalah prinsip -prinsip dasar dari suatu musik yang amat dibanggakan oleh masyarakat pendukungnya, sehingga masyarakat pendukungnya itu tetap merasa memiliki hasil pengembangan musik tersebut. Namun demikian perlu dibatasi persoalan pengembangan musik tradisional ke bentuk baru (kreatif) yang mendasari penggarapan musiknya kepada kebebasan berekspresi melalui eksperimental. Dan diharapkan hasil eksperimen itu bisa dan dapat mewakili sekelompok orang di zamannya. PENGEMBANGAN DALAM KREATIVITAS KOMPOSISI MUSIK KREASI ( MUSIK BARU ) Pengembangan musik tradisional dapat dibagi kedalam beberapa bentuk yang masing-masingnya mempunyai ciri tersendiri dan mempunyai masyarakat pemerhati/penikmat tertentu. Kreativitas itu dilakukan oleh pihak seniman atau komponis yang non akademik dan juga kalangan akademik itu sendiri. Pengembangan yang paling mudah kita jumpai yaitu dalam bentuk pengembangan musik tradisional ke arah musik pop daerah (popular) biasanya mengarah ke bentuk komersial, seperti yang terjadi pada lagu-lagu pop daerah yang rata-rata hampir setiap 2003 Digitized by USU digital library 2

etnik di nusantara melakukannya. Kecenderungan yang terjadi dan yang menonjol dari hasil pengembangan itu adalah orientasi ke bentuk komposisi musik pop Indonesia yang mana melibatkan elemen-elemen musik barat. Bentuk pengembangan seperti ini sudah cukup lama terjadi dan cukup banyak pula penggemarnya. Apresiasi terhadap musik barat cukup mengakar khususnya di Sumatera Barat dan umumnya di Indonesia, karena disebabkan mulai dari bangku sekolah Taman Kanak-kanak sampai dengan Sekolah Menengah Umum (TK Kuntum Mekar/SMUN II Bukit Tinggi) pada umumnya apresiasi musik barat telah diikuti oleh murid-murid dalam mata pelajaran kesenian, maupun ekstra kurikuler. Kemudian faktor lainnya lagi yaitu media elektronik seperti TV, Radio, dan lain lain senantiasa memperdengarkan musik-musik pop yang pada dasarnya mengacu pada bentuk komposisi musik barat. Jadi wajar jika lagu-lagu pop daerah yang juga memakai elemen musik barat mudah dimengerti dan dinikmati. Yang masuk kategori lagu daerah di nusantara ini adalah antara lain : - Ayam Den Lapeh (Minangkabau) - Butet (Batak) - Lancang Kuning (Melayu Riau) - Jali-Jali (Betawi) - Bubuy Bulan (Sunda) - Rek Ayo Rek (Jawa Timur) - Hela Rotane (Maluku) - Jaje Nak Ee (Bali) - Yamko Rambe Yamko (Papua) Melalui kreativitas seniman, lagu-lagu daerah seperti di atas telah memakai iringan dengan alat musik yang pada umumnya pula berasal dari alat musik barat sehingga lagu-lagu daerah tersebut digolongkan kepada lagu pop daerah. Kalau dilihat lebih jauh instrumen musik sebagai pengiring lagu di atas sesuai pula dengan keperluan dan selera masyarakat di daerah seperti kecenderungan akhir-akhir ini mempergunakan Keyboard (organ) yang mempunyai kemampuan melahirkan berbagai macam bunyi bagaikan sebuah group band lengkap. 2003 Digitized by USU digital library 3

Di Minangkabau perkembangan musik pop daerah dewasa ini sudah sangat jauh memasuki dunia musik pop yang berkembang secara umum di Indonesia, bahkan dengan cepat telah memanfaatkan ciri-ciri trend musik dunia. Misalnya di Minangkabau bisa kita lihat musik pop daerahnya yang cukup populer masa kini seperti lagu Kutang Barendo yang berasal dari seni vokal tradisional dendang Minangkabau dengan iringan Saluang (end blown flute) dengan teknik sirkulasi tiupan. Bahkan tidak kalah lagi diantara lagulagu pop daerah yang berangkat dari musik dan lagu tradisi itu telah dikembangkan lagi dengan memasukkan unsur-unsur rap kedalam komposisi musiknya. Memang mau tidak mau harus diakui bahwa lagu-lagu dengan memuat musik seperti di atas cukup laris terjual di Minangkabau Sumatera Barat dan sekitarnya. Pengembangan musik tradisional ke arah musik kreasi baru cenderung dilakukan oleh seniman-seniman kreatif yang berlatar belakang pendidikan formal dan non formal. Umumnya pengembangan berangkat dari musik tradisi salah satu etnik atau beberapa etnik yang digarap berdasarkan konsep pribadi si seniman setelah memahami konsepkonsep berbagai musik yang dilibatkannya kedalam komposisi musiknya. Pengembangan musik tradisi semacam ini memberi kebebasan kepada si pencipta berkreasi dan tidak merasa dibebani oleh etika tradisional. Kebebasan itu memang dimanfaatkan oleh para seniman memperkenalkan lingkungannya, dan menyatakan diri sebagai seniman yang mewakili zamannya. Dalam cakrawala kreatifitas musik dengan kebebasan seperti di atas diperlukan sejauhmana masing-masing seniman mengenal dunia musikal dalam bentuk baru itu, sehingga mereka benar-benar mewakili zaman dan budaya kreatifitas seni di zaman kebebasan berkomunikasi dan mengeluarkan pendapat ini. Beberapa nama seniman yang dianggap cukup berhasil mengkomunikasikan karya komposisi musiknya yang berpegang pada musik tradisional dewasa ini di Minangkabau antara lain adalah : Muhammad Halim, Hanife, Elizar dan Hajizar. 2003 Digitized by USU digital library 4

PERKEMBANGAN MUSIK TRADISIONAL MINANGKABAU DI LEMBAGA PENDIDIKAN FORMAL Sebagai lembaga pendidikan kesenian formal di Sumatera Barat, Sekolah Tinggi Seni Indonesia Padang Panjang telah melakukan pengembangan-pengembangan musik tradisional Minangkabau baik oleh mahasiswa maupun oleh staf pengajarnya. Yang menjadi dasar titik tolak dalam pengembangan musik tradisional itu adalah kemampuan kreatif seseorang menciptakan sesuatu nilai musikal yang dianggap baru dan dapat diterima masyarakat menjadi komposisi musik baru. Penciptaan itu berangkat dari musik tradisional maka yang menjadi kerangka dasar garapan itu ialah sistem tradisi musik itu sendiri. Sedangkan yang dimaksud dengan pernyataan kreativitas berupa bentuk-bentuk baru membawa sistem tradisi musik tersebut dapat memasuki dan hidup dalam apresiasi masyarakat masa kini. Apa yang dilakukan oleh seniman mutlak memerlukan inspirasi karena ia merupakan komponen daripada seni. Melalui bahan atau tema, dan motif yang diperoleh dari inspirasi itu, seniman pencipta akan dapat menghadirkan pengalaman-pengalaman komunikatif yang diyakini melalui ciptaannya (Hajizar, 1994:6). Berdasarkan inspirasi yang bersumber dari penga laman-pengalaman musikal, seorang seniman atau komponis melakukan pemilihan materi pengembangan yang secara sadar diyakininya dapat diterima oleh pendengar. Secara umum masyarakat masa kini cenderung mendengar musik yang dinamis. Inspirasi musikal dalam hubungannya dengan penciptaan musik baru biasanya dipunyai oleh para seniman musik dan itu tidak dapat diprogramkan di lembaga pendidikan formal karena bakt kesenimanan itu sudah menjadi bawaan atau karunia yang diperolehnya semenjak dari lahir. Kenyataan seperti itu bisa kita lihat di lembaga-lembaga pendidikan formal bahwasanya mata pelajaran yang berhubungan dengan komposisi musik yang diajarkan seperti yang tertera di kurikulum namun hasilnya mahasiswa yang berbakat juga yang dapat mampu menyelesaikan dengan baik tanpa banyak rintangan dan kendala. Metode pengajaran komposisi musik yang diawali dengan mempelajari beberapa jenis musik tradisional memang menguntungkan bagi mahasiswa karena musik tradisional sebagai materi penggarapan secara keterampilan telah dikuasai mahasiswa sesuai dengan sejauhmana bakat yang menopang semangat belajarnya. Sedangkan 2003 Digitized by USU digital library 5

pengalaman musikal secara umum (baik musik barat maupun musik kontemporer) diperoleh mereka melalui pengalaman diluar lembaga formal. Kemudian pengalaman itulah yang memberi warna dan kualitas terhadap sesuatu penciptaan musik baru atau kreasi. Suatu karya kreativitas musik tentu memerlukan penikmat yang dapat berkomunikasi dengan karya tersebut, maka pertimbangan yang amat baik dipikirkan oleh seorang seniman atau komponis adalah penonton atau penikmat karya seni itu sehingga pemilihan terhadap kemungkinan pengembangan itu perlu penyesuaian dengan apresiasi penonton/penikmat (Murgiyanto, 1992:19). Ada dua golongan pengembangan musik tradisional yang dilakukan oleh seniman-seniman yang ada di lembaga seni Minangkabau yaitu jenis komposisi musik dan jenis musik tari. Kedua jenis penggarapan musik itu sangat berbeda proses maupun teknik penggarapannya. Komposisi musik ditujukan untuk penikmat yang hanya terfokus kepada bunyi walaupun kita sadar secara visual dalam pertunjukannya juga memunculkan pemain musik. Bagi musik tari atau musik pengiring tari (iringan tari), yang diutamakan adalah garapan tariannya. Kehadiran musik juga sangat menentukan dalam mengungkapkan ekspressi tarian tetapi sifatnya hanya sebagai pengiring tari, dan penggarapan musik dalam hal ini terikat dengan tradisional ke bentuk komposisi musik yang mempunyai beberapa konsepsi ideal, pengembangan beberapa musik tradisi yang dianggap dapat disatukan atas pertimbangan kemampuan seseorang dalam mencermati hubungan unsur - unsur musikal yang sebelumnya berada pada musik tradisi masing-masing untuk kemudian disatukan dalam bentuk baru. Beberapa hal yang dapat dicontohkan seperti hubungan itu dapat berupa penciptaan penyambungan dari satu bentuk atau bahagian musik tradisi ke bentuk/ bahagian musik tradisi lain. Namun demikian pengembangan atau perubahan-perubahan dari materi musik tradisional sebagai bahan pokok cenderung terjadi dengan tujuan menjadikan bahan tradisi tersebut lebih dinamis. Dalam hal ini pengembangan atau perubahan-perubahan materi pokok itu biasanya dalam penggarapan tempo, ritem, melodi, dan dinamika karena pada musik tradisional cenderung dianggap monoton (statis). Tidak jarang pula pengembangan itu terjadi 2003 Digitized by USU digital library 6

dalam pemakaian alat-alat musik yang sama dengan tujuan memberi kekuatan dinamika dan estetika. Penyatuan dua atau beberapa bentuk musik tradisi dapat pula dilakukan berupa penggabungan musik itu dalam waktu yang sama atau bersamaan. Pemahaman dan kejelian si komponis menggarap masing-masing sistem musik tradisi dalam penyusunan musik atas dasar penggabungan itu amat penting, sebab kesatuan unit masing-masing tradisi telah mempunyai nuansa sendiri. Jadi, dalam penggabungannya tentu identifikasi masing-masing tradisi tetap hadir dan tertangkap oleh perasaan pendengar tanpa harus menghilangkan satu diantaranya sehingga dapat dikenal dua atau beberapa musik tradisi berada dalam bentuk penggabungan. Hasil dari penggabungan itu, disamping rasa masing-masing tradisi tertangkap, juga memunculkan rasa musikal yang baru secara keseluruhan. Dibandingkan antara pengembangan musik tradisional dalam komposisi musik baru dengan persoalan pengembangan musik tradisional dalam iringan tari (musik tari) yang sangat terikat dengan keperluan tari, maka terasa peluang kebebasan kreatif dalam menciptakan komposisi musik baru cukup banyak. Oleh sebab itu, seniman yang bergerak dalam kreativitas komposisi musik baru berpeluang menjaring trend komposisi musik baru dunia untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam proses penciptaan. Bagi mahasiswa yang sedang belajar komposisi musik, pada kesempatan-kesempatan tertentu diberikan apresiasi terhadap perkembangan komposisi musik baru yang dianggap telah mendunia. Musik tari yang berpegang kepada prinsip tari tidak selalu ketat dalam aturanaturan yang dikehendaki koreografer, persoalannya seorang koreografer belum tentu memahami musik sama dengan seorang komponis memahami musiknya dalam sebuah tari. Seringkali seorang koreografer hanya memberikan pola dasar musik iringan tarinya, sedangkan untuk menyusun menjadi komposisi musik iringan tari yang utuh atau sempurna diberikan kepada komponis. Jadi, dalam keterikatannya dengan tari sebenarnya masih ada pilihan-pilihan bentuk garapan musik yang diserahkan kepada komponis mengolahnya walaupun tetap terikat dalam hubungan yang mutlak dengan tari seperti ketentuan dalam mengiringi ritme tari atas kehendak koreografer. 2003 Digitized by USU digital library 7

Di lembaga-lembaga pendidikan formal antara lain SMKI (Sekolah Menengah Karawitan Indonesia) yang ada di Minangkabau, suatu karya tari yang diciptakan oleh siswa/mahasiswa atau staf pengajar bidang tari, pada umumnya menyerahkan penggarapan musik iringan tarinya kepada siswa atau mahasiswa atau staf pengajar pada bidang (jurusan) karawitan (musik tradisional). Hanya beberapa orang saja dari koreografer tari yang mampu memberikan konsep musik iringannya sebagai dasar garapan musik tari. Biasanya yang terjadi antara koreografer dengan komponis ketika berproses menciptakan sebuah tari adalah kerjasama didalam kegiatan prosesi itu. Komunikasi diantara keduanya terjadi setelah sama-sama berhadapan dengan objek atau proses penggarapan tari dan berdialog tentang perihal penggarapan itu. Hasil yang maksimal secara ideal pada umumnya terjadi bila koreografer bersifat kritis terhadap musik sehingga musik iringan yang digarap oleh komponis itu benar-benar seperti yang dibayangkan oleh koreografer. Kemudian perkembangan itu berlanjut pada tahun-tahun akhir 1980-an, lembagalembaga seni ini menemukan bentuk garapan baru yaitu penggabungan antara musik barat dengan musik tradisional. Komposisi musik penggabungan dua tradisi yang berbeda itu dilakukan oleh kerjasama antara siswa/mahasiswa dan staf pengajar bidang (jurusan) karawitan dengan siswa/mahasiswa dan staf pengajar jurusan musik (musik barat). Pada dasarnya kerjasama itu cenderung dalam praktek musik dan bukan dalam melahirkan konsep, sebab kehadiran musik tradisional berada di dalam kerangka komposisi musik barat (orkes simponi). Sebagaimana yang diketahui bahwa konsep komposisi musik barat telah diatur sedemikian rupa berdasarkan teori yang telah baku, sedangkan musik tradisional mempunyai sistem yang amat berbeda dengan teori musik barat. Jadi, usaha yang dilakukan berupa mencari titik-titik temu yang hasilnya tidak menyalahi secara total prinsip bangunan komposisik musik barat dan musik tradisional itu sendiri. Beberapa komponis yang telah melakukan hal di atas seperti : - Muhammad Iklas - Nedi Erman - Marta Roza - Rizaldi - Mahdi Bahar 2003 Digitized by USU digital library 8

- Junaidi - Dan lain lain KESIMPULAN Berdasarkan urian di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan musik tradisional dilakukan oleh seniman-seniman kreatif bertujuan agar musik tradisional itu dapat menempatkan keberadaannya di cakrawala apresiasi masyarakat masa kini. Hasil kreativitas musik yang dalam tulisan ini disebut Komposisi Musik Kreasi dilakukan oleh seniman-seniman akademik dan non akademik. Seniman-seniman akademik cenderung memilih pengembangan musik tradisional ke bentuk komposisi musik baru (kreasi) berdasarkan pendidikan formal yang diperolehnya dan diikuti oleh bakat. Sedangkan seniman lain atau non akademik berkembang atas dasar pengalaman. Pada lembaga-lembaga pendidikan kesenian telah banyak melakukan pengembangan musik tradisional ke dalam tiga golongan, masing-masing : 1. Pengembangan ke dalam jenis komposisi musik baru (kreasi) yaitu musik tradisi (kompsisi karawitan). 2. Komposisi musik tari atau iringan tari. 3. Pengembangan kedalam komposisi musik barat. Pengembangan musik tradisional perlu dilakukan, terutama dalam menghadapi masa depan yang amat berpengaruh menggeser keberadaan musik tradisional itu sendiri dari apresiasi masyarakatnya. Sehingga memungkinkan ia tidak berfungsi lagi dan tentu akan lenyap dari muka bumi ini. 2003 Digitized by USU digital library 9

BIBLIOGRAFI Edi, Sedyawati. 1990. Local Genius Dalam Seni. Jakarta : Sinar Harapan. Elizar. 1997. Musik Gendang di Minangkabau. Padang Panjang : Jurnal Gendang Nusantara II, Malaysia. Hajizar. 1994. Pengembangan Musik Tradisional Minangkabau Dalam Era Globalisasi. Padang : Kertas Kerja, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Padang.. 1994. Komposisi Musi/Lagu Minang Modern Perlu Sentuhan Nuansa Musik Tradisional Minangkabau. Padang : Kertas Kerja, Radio Republik Indonesia (RRI) Padang (T. T). Hanefi. 1997. Perkembangan Muzik Tradisional Minangkabau. Padang Panjang : Jurnal Gendang Nusantara II, Malaysia. Sal Murgiyanto. 1992. Seni Pertunjukan di Indonesia pada Masa Informasi Teknologi Canggih. Yogyakarta : Kertas Kerja, Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta. 2003 Digitized by USU digital library 10