ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBERIAN KREDIT PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) BINA USAHA DESA KEPENUHAN BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PENYALURAN KREDIT PADA USP.SWAMITRA RAMBAH PASIR PENGARAIAN

Makalah. Tugas E-Learning Administrasi Bisnis Tentang. Internal Control Yang Meliputi :

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBERIAN KREDIT PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) MANDALA GIRI AMERTHA DI DESA TAJUN

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas manajemen di perusahaan. Tujuan pengendalian intern adalah untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan perbankan Indonesia. Adanya rentang waktu pengembalian pinjaman

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Jasa keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam roda

PEMAHAMAN PENGENDALIAN INTERN

MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL NAMA :ADRINUS NOLA PALI NIM : PRODI :SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Efektif berkaitan dengan banyaknya hasil yang dicapai. Menurut Yamit

PERANAN SISTEM AKUNTANSI DALAM MENUNJANG STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN ATAS KREDIT PRODUKTIF (STUDI KASUS PADA PD

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Agoes (2004) menjelaskan tiga tujuan pengendalian intern, yaitu

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS PADA BUMDes MAJU BERSAMA DESA BATANG KUMU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan pemeriksa (auditor). Seorang auditor pada mulanya bertindak sebagai

SISTEM PENGENDALIAN INTERN KREDIT DAN DAMPAK PELUNASAN KREDIT PARA NASABAH PADA PT. BPR DAMATA ARTA NUGRAHA BRONDONG LAMONGAN

ANALISIS SISTEM PENGAJUAN KREDIT DAN PENGENDALIAN INTERN Studi pada PT. BANK BUKOPIN Tbk Cabang Surakarta

Sosial Volume 13 Nomor 2 September 2011 EVALUASI SISTEM...41

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan pada PT. Kembang Jawa Motor di Trenggalek. Berdasarkan hasil. ini belum menerapkan praktek yang sehat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Melihat perkembangan perekonomian saat ini, dimana tingkat minat

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. sistematis serta mengevaluasi pengendalian intern dalam perusahaan. Namun pada. penyimpangan-penyimpangan dalam perusahaan.

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGAJUAN, PEMBERIAN DAN PENERIMAAN KAS ATAS ANGSURAN KREDIT MULTIGUNA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN

pengertian sistem pengendalian intern ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SISTEM PENGENDALIAN INTERN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan untuk menjadi lebih baik dalam memperoleh laba. Untuk memperoleh

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu alat yang digunakan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI. mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud). Sistem pengendalian yang baik

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DEWI KURNIASIH Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang 2014

BAB I PENDAHULUAN. tersebut akan mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan seperti terciptanya

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No.10 tahun 1998

Journal Riset Mahasiswa xxxxxxx (JRMx) ISSN: xx.Volume: xx, Nomor: xx

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS. PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT)

DAFTAR TABEL

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini negara kita sedang mengalami berbagai masalah yang

2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu

Volume II No. 1, Februari 2017 ISSN

CHAPTER VI. Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA. Politeknik Negeri Bali 2014

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

PERBEDAAN ANTARA AUDITING DAN AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur penggajian yang ditetapkan. pemotongan gaji dan pembayaran gaji yang salah. Hal tersebut akan

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

PENGENDALIAN INTERN 1

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

Pedoman Kerja Komite Audit

KEDUDUKAN DAN FUNGSI INTERNAL AUDITOR DALAM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha sangat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya iklim

BAB I PENDAHULUAN. agar tujuan yang ingin dicapai oleh entitas atau perusahaan dapat tercapai.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Seleksi Penutupan Calon Nasabah atau Pemohon Asuransi

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Perkembangan perbankan nasional ini tentunya membawa

PENGAWASAN INTERN PEMBELIAN PADA PT. DARA TUAH MEDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan oleh bank ini membantu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. maksimal sehingga laba yang diharapkan untuk diperoleh juga maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dalam era globalisasi mengalami pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk - bentuk lainnya dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud). Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unit operasi perusahaan, jenis usaha, melebarnya jaringan distribusi, dan

Konsep Resiko & Sistem Pengendalian Intern

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban

Transkripsi:

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBERIAN KREDIT PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) BINA USAHA DESA KEPENUHAN BARAT Pirdaus Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pasir Pengaraian Pirdaus2001@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian intern dalam pemberian kredit pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bina Usaha Desa Kepenuhan Barat. Pengendalian intern merupakan fungsi yang sangat vital dalam proses manajemen perusahaan, merupakan suatu proses percapaian tujuan tertentu yeng telah ditetapkan sebelumnya, dan merupakan suatu rangkaian tindakan yang dilakukan serta menjadi sutau bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu perusahaan.teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa deskriptif. Semua data yang terkumpul kemudian dikelompokkan menurut jenisnya masing-masing serta dianalisis dan dibandingkan dengan teori-teori yang berhubungan dengan pemasalahan yang dibahas untuk memecahkan pokok permasalahan dengan tujuan menarik suatu kesimpulan.berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa proses persetujuan kredit didominasi direktur dalam menentukan calon nasabah yang berhak memperoleh pinjaman, penentuan jumlah plafond kredit yang disetujui oleh pihak BUMDes Bina Usaha disesuaikan dengan jaminan calon nasabah, dan proses pencairan pinjaman menggunakan bukti transaksi berupa kuitansi disertai dengan Surat Perjanjian Pemberian Kredit (SP2K). Pihak BUMDes melakukan seleksi calon nasabah dengan tujuan untuk memastikan bahwa kredit yang disalurkan tepat sasaran, dalam proses pemberian kredit direktur ikut melakukan verifikasi kelengkapan persyaratan permohonan kredit, dan proses analisis kredit dilakukan dengan melakukan pengecekan langsung terhadap tempat usaha, jaminan (agunan), dan kondisi calon nasabah. Kata kunci: pengendalian intern, plafond kredit, kuitansi, analisis kredit, agunan PENDAHULUAN Perkembangan usaha simpan pinjam pada saat ini semakin pesat sebagai lembaga keuangan dalam mengentaskan kemiskinan masyarakat semakin besar. Hal ini sesuai dengan fungsinya yaitu merupakan suatu usaha yang dimiliki oleh suatu desa atau kelurahan yang bergerak dalam bidang peminjaman atau penyaluran dana kepada masyarakat yang membutuhkan untuk mengembangkan usahanya.

Guna menghindari terjadinya penyimpangan atau untuk menjamin pengembalian kredit oleh peminjam dibutuhkan pengendalian intern kredit yang mana tujuan pengendalian intern dapat menjaga pengelolaan kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan dapat mendorong efisiensi untuk mematuhi kebijakan manajemen. Pengendalian intern merupakan suatu sistematika yang dibuat oleh suatu organisasi atau badan usaha yang tujuannya untuk mencapai cita-cita perusahaan. Dengan adanya sistem pengendalian intern yang baik akan menciptakan keuntungan dalam suatu kegitan usaha. Dengan adanya sistem pengendalian membuat segala aktivitas dapat dikontrol dangan baik karena sistem pengendalian intern merupakan kebijakan dan struktur sebagai tambahan terhadap pengendalian sistem akuntansi yang telah diciptakan oleh manajemen dengan keyakinan bahwa tujuan perusahaan akan tercapai. Lingkungan pengendalian, yaitu menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian, menyediakan struktur organisasi yang baik agar terciptanya penetapan tanggung jawab dan wewenang yang baik pula. Penaksiran resiko adalah indentifikasi entitas dan analisis terhadap resiko yang relevan untuk pencapaian tujuannya, untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola. Aktifitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan menajeman dilaksanakan. Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksankan tanggung jawab mereka. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah sistem pengendalian intern pemberian kredit pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Bina Usaha didesa Kepenuhan Barat telah berjalan secara efektif? Batasan Masalah Untuk menghindari agar permasalahan tidak keluar dari pokok permasalahan yang telah dibuat dalam perumusan masalah maka dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan menyangkut tentang prosedur pemberian kredit, analisis pengendalian intern dalam pemberian kredit dan penyelesaian kredit bermasalah. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas sistem pengendalian intern dalam pemberian kredit pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Bina Usaha Desa Kepenuhan Barat. LANDASAN TEORI Menurut Mulyadi (2002:180) defenisi pengendalian intern sebagai berikut: Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personil lainnya yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang keadaan laporan keuangan, kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku, efektifitas dan efisiensi operasi. Tujuan pokok dari sistem pengendalian intern dalam suatu perusahaan dapat dibedakan dalam empat tujuan pokok, yaitu : 1. Menjaga kekayaan organisasi 2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi 3. Mendorong efisiensi

4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Pengendalian intern merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu. Pengedalian intern sendiri bukan merupakan suatu tujuan. Pengendalian intern merupakan suatu tindakan yang bersifat pervasif dan menjadikan bagian yang tidak terpisahkan. Pengendalian intern dijalankan dari setiap jenjang organisasi, yang mencakup dewan komisaris, manajemen, dan personil lainnya. Menurut Boyton dkk (2003:373)pengertian pengedalian intern (internal control) sebagai berikut : Pengendalian intern adalah suatu proses yang dilaksanakan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lainnya dalam bentuk suatu entitas yang dirancang untuk menyediakan keyakinan memadai berkenaan dengan pencapian tujuan dalam kategori berikut ini : a) Keandalan laporan keuangan. b) Kepatuhan terhadap hukum peraturan yang berlaku. c) Efektivitas dan efesiensi operasi. Defenisi di atas mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, tidak saja mencakup kegiatan akuntansi dan keuangan, tetapi sangat luas sampai pada setiap aspek operasi perusahaan. Pengendalian intern merupakan tindakaan-tindakan yang harus diambil dalam perusahaan untuk mengatur dan mengarahkan aktivitas-aktivitas perusahaan.suatu perusahaan yang berjalan harus memonitor kegiatan dan hasilnya. Bagian manajemen juga harus mempunyai pandangan dan sikap profesional untuk memajukan dan maningkatkan hasil yang akan dicapai. Menurut Amir Abadi Jusuf (2003:263), prosedur pengendalian intern yang baik itu terdiri dari atas beberapa hal sebagai berikut : 1. Pengawasan tugas yang cukup memadai meliputi : a. Pemisahan pemegang aktiva dari akuntansi. b. Pemisahan otoritas transaksi pemegang aktiva yang bersangkutan. c. Pemisahan tanggung jawab operasi dan tanggung jawab pembukuan. d. Pemisahan tugas dalam pemrosesan dan elektronik. 1. Otoritasi yang pantas atas transaksi dan aktivitas. 2. Dokumen dan catatan yang memadai. 3. Pengendalian fisik atas aktiva dan pencatatan 4. Pengecekan independen atas pelaksanaan. AbdulHalim(2001:189) mengemukakan bahwa pentingnya pengendalian intern bagi manajemen bank adalah : a. Lingkup dan ukuran entitas bisnis semakin kompleks, hal ini mengakibatkan manajemen harus mengendalikan laporan dan analisis yang banyak jumlahnya agar peranan pengendalian dapat berjalan dengan efektif. b. Pemeriksaan dan penelaahan bahwa dalam sistem yang baik memberikan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kekeliruan dan ketidak beresan yang terjadi. c. Pengendalian yang baik akan mengurangi beban pelaksanaan auditsehinggadapatmengurangib iayaataufee audit. Sedangkan bagi perusahaan pengendalian intern dapat digunakan secara efektif untuk mencegah penggelapan maupun penyimpangan. Dengan kata lain pengendalian intern

akan memberikan kepastian bahwa penggelapan laporan keuangan dapat dicegah atau dideteksi lebih dini. Menurut Teguh Pudjo Mulyono (2001:24) pengetian pengendalian intern kredit sebagai berikut : Pengendalian kredit adalah salah satu fungsi manajemen dalam usahanya untuk penjagaan dan pengamanan dalam pengelolaan kekayaan bank dalam bentuk perkreditan yang lebih baik dan efisiensi, guna menghindar terjadinya penyimpanganpenyimpangan dengan cara mendorong dipatuhinya kebijaksanaan-kebijaksanaan perkreditan yang telah ditetapkan serta mengusahakan penyusunan administrasi perkereditan yang benar. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan untuk menjamin sisitem pengendalian intern yang efektif dalam menangani transaksi kredit adalah : 1. Permohonan kredit harus diisi sendiri oleh nasabah atau calon nasabah dengan menggunakan formulir permohonan (FKP) atau dengan surat. Data yang diperlukan sama sekali tidak diperkenankan diisi oleh bank untuk membantu dalam halpemohon tidak mengerti cara pengisian tersebut. 2. Setiap minggu pejabat berwenang memeriksa pinjaman over draftdan memperhatikan rekeningrekening yang over draftapakah melampaui ketentuan. 3. Harus terdapat bukti tertulis dari masing-masing transaksi yang terjadi. 4. Transaksi hanya dilakukan pada nasabah yang tepat. 5. Harus ada penetapan batas maksimal dan wewenang persetujuan. 6. Persyaratan persetujuan pemberian kredit harus dianalisa. Pengajuan Hipotesis Berdasarkan latar berlakang masalah dan telaah pustaka yang telah dikemukakan diatas maka dikemukakan hipotesis penelitian yaitu : Sistem Pengendalian Intern terhadap Pemberian Kredit pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Bina Usaha Desa Kepenuhan Barat belum berjalan secara efektif. PEMBAHASAN Kredit atau dikenal juga dengan istilah pinjaman yang diberikan kepada debitur atau nasabah tidak selamanya selalu lancar proses pembayarannya, terkadang ada juga debitur atau nasabah yang lalai atau telat membayarnya. Dengan demikian kredit yang diberikan kepada nasabah mengandung risiko yang mungkin terjadi apabila nasabah terlambat atau bahkan tidak membayar atas kredit yang telah diterimanya. Untuk menghindari terjadinya kredit yang bermasalah maka sangat dibutuhkan adanya suatu sistem pengendalian intern terhadap kredit yang diberikan kepada nasabah. Sistem pengendalian intern yang diterapkan dalam hal ini adalah kegiatan pengecekan secara langsung terhadap tempat usaha, jaminan (agunan), dan kondisi calon nasabah harus benar-benar dilaksanakan sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan oleh BUMDes. Sistem pengendalian intern yang diterapkan dalam hal ini adalah pihak BUMDes akan melakukan seleksi terhadap semua calon debitur (calon nasabah) yang mengajukan proposal usulan pinjaman. Seleksi calon nasabah ini bertujuan untuk memastikan bahwa kredit yang disalurkan tepat sasaran dan dapat diawasi atau dikendalikan oleh pihak BUMDes sehingga tidak menimbulkan terjadinya kredit macet bagi BUMDes yang tentunya dapat merugikan nantinya. Seleksi calon

nasabah dilakukan sejak pertama kali proposal usulan pinjaman diterima oleh BUMDes. Sesuai dengan informasi yang diterima dari BUMDes Bina Usaha dapat penulis jelaskan bahwa proses analisis kredit yang dilakukan telah mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak BUMDes sehingga kredit yang cair tepat sasaran. Untuk lebih menjelaskan tentang penerapan sistem pengendalian intern pemberian kredit pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bina Usaha Desa Kepenuhan Barat maka penulis sajikan bagan alurnya. PENUTUP 1. Untuk memperoleh kredit (pinjaman) dari BUMDes Bina Usaha calon nasabah harus memenuhi beberapa persyaratan sebelum ada persetujuan dari direktur. Kesalahan yang terjadi dalam proses persetujuan kredit ini adalah terlalu dominannya direktur dalam menentukan calon nasabah yang berhak memperoleh pinjaman padahal pekerjaan tersebut seharus nya dikerjakan oleh staf keuangan. 2. Pihak BUMDes melakukan seleksi calon nasabah yang mengajukan proposal usulan pinjaman, tujuannya untuk memastikan bahwa kredit yang disalurkan tepat macet yang dapat merugikan BUMDes. 3. Proses analisis kredit dilakukan dengan melakukan pengecekan langsung terhadap tempat usaha, jaminan (agunan), dan kondisi calon nasabah. Proses ini mengikuti ketentuanketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak BUMDes sehingga kredit yang cair tepat sasaran. SARAN 1. Dalam proses pemberian kredit kepada calon nasabah direktur terlalu mendominasi dalam pelaksanaannya, jadi sebaiknya direktur tidak terlalu dominan dalam menjalankan tugas yang terkait dengan proses pemberian kredit sehingga pihak lain juga berfungsi dengan semestinya. 2. Untuk menghindari pekerjaan yang menumpuk pada satu pihak maka sebaiknya BUMDes Bina Usaha tidak melakukan rangkap jabatan sehingga pekerjaan dapat terlaksana dengan semestinya. Daftar Pustaka Antoni, Alpia. 2011. Analisis Sistem Pengendalian Intern Terhadap Pemberian Kredit Pada Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau. Halim, Abdul. 2001. Auditing. Dasar- Dasar Audit Laporan Keuangan. Jilid I. Edisi Revisi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009.Standar Propesional Akuntansi Publik. Penerbit Salemba Empat Jakarta. Jusuf, Amir Abadi.2000. Sistem Informasi Akuntansi. Buku Satu. Edisi Indonesia. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Johson, Boyton. dan EII. 2003. Modern Auditing. Jilid I. Edisi Ketujuh. Penerbit Erlangga. Jakarta. Kasmir, 2012.Manajemen Perbankan. Edisi revisi. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga penerbit Salemba Empat. Jaktarta.