BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
TUTORIAL GEO-SLOPE. Contoh Soal: Gambar Profil Lereng Tanah. Hitunglah Safety Factor stabilitas lereng jenis tanah diatas!

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN BRONJONG MENGGUNAKAN SOFTWARE GEOSLOPE DI DESA TAMBAKMERANG, GIRIMARTO, WONOGIRI

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN TERASERING DAN PERKUATAN BRONJONG DI DESA SENDANGMULYO, TIRTOMOYO, WONOGIRI

PENGGUNAAN SHEET PILE UNTUK PERKUATAN LERENG DI DESA TAMBAKMERANG KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI

BAB IV METODE PERHITUNGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE

4 BAB VIII STABILITAS LERENG

Gambar 5.20 Bidang gelincir kritis dengan penambahan beban statis lereng keseluruhan Gambar 5.21 Bidang gelincir kritis dengan perubahan kadar

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Tujuan Kajian Sistematika Penyusunan Laporan...3

Pemodelan 3D Pada Stabilitas Lereng Dengan Perkuatan Tiang Menggunakan Metode Elemen Hingga

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN SOIL NAILING MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

BAB 3 METODE PENELITIAN

ALTERNATIF PERKUATAN LERENG PADA RUAS JALAN MEDAN BERASTAGI, DESA SUGO KM

BAB I PENDAHULUAN. dan industri juga makin meningkat. Perluasan lahan juga dilakukan dengan

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN SOIL NAILING MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER

BAB 1 PENDAHULUAN. Banten. Sumber-sumber gempa di Banten terdapat pada zona subduksi pada pertemuan

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 9 No. 2 Februari 2017

ANALISA KESTABILAN TOWER SUTT PLN DAN PERENCANAAN PERKUATAN TALUD DI SEKITAR TOWER (STUDI KASUS TOWER SUTT T.11 SEGOROMADU LAMONGAN, GRESIK)

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL ANALISA PENGARUH GEMPA TERHADAP KONSTRUKSI LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL WOVEN

BAB V PENUTUP. Melalui analisa dan perhitungan nilai faktor keamanan yang telah

PERHITUNGAN FAKTOR KEAMANAN DAN PEMODELAN LERENG SANITARY LANDFILL DENGAN FAKTOR KEAMANAN OPTIMUM DI KLAPANUNGGAL, BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGANTAR SAP2000. Model Struktur. Menu. Toolbar. Window 2. Window 1. Satuan

APLIKASI SLIDE SOFTWARE UNTUK MENGANALISIS STABILITAS LERENG PADA TAMBANG BATUGAMPING DI DAERAH GUNUNG SUDO KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERBAIKAN TEBING SUNGAI LUK ULO DI DUKUH JETIS DESA KUTOSARI KECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN KEBUMEN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS STABILITAS LERENG MENGGUNAKAN SOFWARE GEO STUDIO 2007 DENGAN VARIASI KEMIRINGAN (STUDI KASUS: BUKIT GANOMAN KAB KARANGANYAR)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN TIANG (PILE) DENGAN BANTUAN PERANGKAT LUNAK (STUDI KASUS PADA SUNGAI PARIT RAYA)

Analisis Dinamik Struktur dengan Respon Spektrum berdasarkan SNI 1726:2012 menggunakan SAP2000

ANALISIS STABILITAS LERENG BERTINGKAT DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS ANGKA KEAMANAN (SF) LERENG SUNGAI CIGEMBOL KARAWANG DENGAN PERKUATAN PILE DAN SHEET PILE SKRIPSI

BAB IV METODOLOGI. Gambar 4.1 Flow Chart Rencana Kerja Tugas Akhir

REKAYASA GEOTEKNIK DALAM DISAIN DAM TIMBUNAN TANAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

By SUGITO Call :

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

ANALISIS STABILITAS LERENG PADA BENDUNGAN TITAB

BAB III PERHITUNGAN DAN VALIDASI SERTA ANALISIS HASIL SIMULASI

Kelongsoran pada Bantaran Sungai Studi Kasus Bantaran Kali Ciliwung Wilayah Jakarta Selatan dan Timur

LAMPIRAN 1 LANGKAH PEMODELAN ANALISA STABILITAS TIMBUNAN PADA PROGRAM PLAXIS 8.6

ANALISIS STABILITAS LERENG PADA JALAN REL SEPANCAR - GILAS STA 217 MENGGUNAKAN METODE IRISAN BISHOP DAN PERANGKAT LUNAK PLAXIS ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

STUDI PENGARUH TEBAL TANAH LUNAK DAN GEOMETRI TIMBUNAN TERHADAP STABILITAS TIMBUNAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

ANALISIS ANGKA AMAN STABILITAS LERENG JALAN GUNUNG TUGEL - BANYUMAS DENGAN METODE FELLENIUS DAN PROGRAM SLOPE/W SKRIPSI

ANALISIS ANGKA KEAMANAN (SF) LERENG SUNGAI CIGEMBOL KARAWANG DENGAN PERKUATAN SHEET PILE

ANALISIS STRUKTUR FRAME-SHEAR WALL

DAFTAR ISI... RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... BAB

BAB IV METODE PENELITIAN

Dedy Ardianto Fallo, Andre Primantyo Hendrawan, Evi Nur Cahya,

Jurusan Teknik Sipil Itenas No.x Vol. Xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016

PERMODELAN TIMBUNAN PADA TANAH LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS. Rosmiyati A. Bella *) ABSTRACT

DAFTAR ISI. SARI... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR LAMPIRAN... xiv

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

PERENCANAAN STRUKTUR TANGGUL KOLAM RETENSI KACANG PEDANG PANGKAL PINANG DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE OASYS GEO 18.1 DAN 18.2

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi literatur. Pemodelan numerik Plaxis 2D. Input data 1. Geometri model 2. Parameter material

BAB 3 DATA TANAH DAN DESAIN AWAL

PENGARUH MUKA AIR TANAH TERHADAP KESTABILAN LERENG MENGGUNAKAN GEOSLOPE/W Tri Handayani 1 Sri Wulandari 2 Asri Wulan 3

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR ANALISIS

Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional 2

Pengaruh Tension Crack (Tegangan Retak) pada Analisis Stabilitas Lereng menggunakan Metode Elemen Hingga

PENGARUH CURAH HUJAN TERHADAP STABILITAS LERENG PADA TIMBUNAN JALAN TOL DI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PENELITIAN

LANGKAH PEMODELAN ANALISA KAPASITAS LATERAL KELOMPOK TIANG PADA PROGRAM PLAXIS 3D FOUNDSTION

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN ATAU TANPA PERKUATAN GEOTEXTILE DENGAN PERANGKAT LUNAK PLAXIS ABSTRAK

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI BAB I.

BAB V ANALISA MODEL Analisa Statis pada Skenario Pembebanan 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1. Langkah Program PLAXIS V.8.2

BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1. TINJAUAN UMUM TAHAPAN PENELITIAN BERBASIS STUDI NUMERIK... 73

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung pada bulan Mei 2014 sampai September 2014.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

ANALISA PONDASI PILE RAFT PADA TANAH LUNAK DENGAN PLAXIS 2D

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN METODE KESETIMBANGAN BATAS (LIMIT EQUILIBRIUM) DAN ELEMEN HINGGA (FINITE ELEMENT)

PEKERJAAN : PEMELIHARAAN SLOPE/LERENG PENAHAN SAMPAH TPA PIYUNGAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi penelitian Lokasi yang menjadi obyek penelitian adalah lereng di Desa Tambakmerang, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri. Peneliti memilih lokasi lereng tersebut karena kondisi tanah yang tidak stabil dan sebagian lereng mengalami longsor dan dikhawatirkan longsoran akan semakin parah apabila tidak segera ditangani. Peneliti melakukan penelitian dengan memperhitungkan tingkat keamanan pada lereng. Denah lokasi penelitian dilakukan seperti terlihat pada Gambar 3.1. sebagai berikut : Sumber : http://www.earth.google.com Gambar 3.1 Lokasi penelitian 25

26 3.2 Data penelitian Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data sekunder. Data sekunder meliputi properties tanah dan data topografi. Data properties tanah diperoleh dari peneliti sebelumnya yaitu, Prabawa (2015), Universitas Sebelas Maret. Berdasarkan data topografi lereng yang diperoleh dari peneliti sebelumnya, diketahui kondisi topografi lereng memiliki kemiringan sebesar 60 dan ketinggian 14 meter. 3.3 Variasi pada penelitian Bentuk konfigurasi pemasangan bronjong yang akan dianalisis untuk meningkatkan stabilitas lereng. Pemasangan konfigurasi bronjong yang relatif paling aman untuk ditempatkan pada lereng di Desa Tambakmerang, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri. a. Variasi I b. Variasi II c. Variasi III d. Variasi IV Tabel 3.1 dibawah ini menjelaskan variasi pemasangan bronjong yang akan dianalisis, sebagai berikut : Tabel 3.1 Variasi Konfigurasi Bronjong No. Variasi Konfigurasi Lebar @Tinggi Total Jumlah Bronjong Bronjong Bronjong Tinggi Bronjong (Undakan) (meter) (meter) (meter) 1 I 18 7 4,00 1,00 7 2 II 16 5 4,00 1,00 5 3 III 11 5 3,00 1,00 5 4 IV 9 4 3,00 1,00 4

27 Keterangan : 1. Konfigurasi Variasi I Gambar 3.2 Konfigurasi bronjong variasi I 2. Konfigurasi Variasi II Gambar 3.3 Konfigurasi bronjong variasi II

28 3. Konfigurasi Variasi III Gambar 3.4 Konfigurasi bronjong variasi III 4. Konfigurasi Variasi IV Gambar 3.5 Konfigurasi bronjong variasi IV

29 Sketsa profil lereng dengan diperkuat bronjong disimulasikan dengan gambar sesuai keadaan di lapangan yang dapat dilihat pada Gambar 3.6 sampai dengan Gambar 3.9 sebagai berikut : Gambar 3.6 Sketsa lereng dengan bronjong variasi I Gambar 3.7 Sketsa lereng dengan bronjong variasi II

30 Gambar 3.8 Sketsa lereng dengan bronjong variasi III Gambar 3.9 Sketsa lereng dengan bronjong variasi IV

31 3.4. Software Geoslope Geoslope (Slope W) merupakan produk perangkat lunak untuk menghitung faktor keamanan tanah dan kemiringan batuan. Slope W, dapat menganalisis masalah baik secara sederhana maupun kompleks dengan menggunakan salah satu dari delapan metode kesetimbangan batas untuk berbagai permukaan yang miring, kondisi tekanan pori air, sifat tanah dan beban terkonsentrasi serta elemen tekanan pori air yang terbatas, tegangan statis, atau tekanan dinamik pada analisis kestabilan lereng. Tahapan-tahapan pembuatan analisis kestabilan lereng dengan menggunakan software Geoslope (Slope W) : 1. Membuka software Geostudio 2007, kemudian pilih New, klik SLOPE/W. Seperti terlihat pada Gambar 3.10. Gambar 3.10 Tampilan awal software Geostudio 2007

32 2. Memasukkan nama pada kotak Name, menentukan Analysis Type yang akan digunakan, kemudian klik Entry and Exit. Seperti terlihat pada Gambar 3.11. Gambar 3.11 Menentukan analysis type 3. Klik Set, pilih Page dan pilih Units menggunakan mm, kemudian menentukan Working Area, klik OK. Seperti terlihat pada Gambar 3.12. Gambar 3.12 Menentukan working area

33 4. Klik Set, pilih Unit and Scale, kemudian menentukan Scale dan Problem Extents, klik OK. Seperti terlihat pada Gambar 3.13. Gambar 3.13 Menentukan scale dan problem extents 5. Klik Set, memilih Grid, kemudian klik Display Grid dan Snap to Grid. Seperti terlihat pada Gambar 3.14 Gambar 3.14 Menentukan grid

34 6. Klik Sketch, memilih Axes, klik OK. Seperti terlihat pada Gambar 3.15. Gambar 3.15 Memilih axes 7. Klik pada satu titik grid, kemudian tarik cursor ke arah ujung berlawanan dari titik awal untuk menentukan garis sumbu Distance dan Elevation. Seperti terlihat pada Gambar 3.16. Gambar 3.16 Menentukan garis sumbu distance dan elevation

35 8. Klik Sktech, pilih Polylines, kemudian membuat pemodelan lereng berdasarkan kondisi eksisting pada area kerja. Seperti terlihat pada Gambar 3.17. Gambar 3.17 Membuat pemodelan lereng 9. Klik Draw, pilih Regions, kemudian membuat garis Regions mengikuti garis polylines yang telah ada. Seperti terlihat pada Gambar 3.18. Gambar 3.18 Membuat garis regions mengikuti garis polylines

36 10. Klik Draw, pilih Material, kemudian diberi nama tanah pada kolom Name, pilih Mohr-Coulomb pada kolom Material Model, memasukkan data properties tanah pada Unit Weight, Cohesion, dan Phi. Seperti terlihat pada Gambar 3.19. Gambar 3.19 Memasukkan data properties tanah 11. Klik pada area sketsa lereng yang telah dibuat di Working Area untuk memasukkan material tanah yang telah dibuat sebelumnya. Seperti terlihat pada Gambar 3.20. Gambar 3.20 Area sketsa lereng pada working area

37 12. Klik Draw, pilih Slip Surface, kemudian mentukan garis Entry and Exit pada garis permukaan lereng yang terdapat di Working Area, klik Done. Seperti terlihat pada Gambar 3.21. Gambar 3.21 Menentukan garis entry and exit 13. Klik Tools, memilih Verify/Optimize. Dilihat hasilnya dan memastikan tidak ada kesalahan atau peringatan setelah dilakukan verifikasi. Seperti terlihat pada Gambar 3.22. Gambar 3.22 Memilih verify/optimize

38 14. Klik Tools, memilih Solve Analysis, klik Start. Seperti terlihat pada Gambar 3.23. Gambar 3.23 Memilih solve analysis 15. Dari hasil Solve Analysis, akan didapatkan Minimum Factor of Safety. Seperti terlihat pada Gambar 3.24. Gambar 3.24 Hasil minimum factor of safety

39 16. Klik Window, pilih CONTOUR. Hasilnya akan tampak irisan pada kelongsoran lereng yang dianalisis. Seperti terlihat pada Gambar 3.25. Gambar 3.25 Hasil potensial kelongsoran lereng 17. Klik Draw, memilih Slip Surfaces. Pada mode ini dapat dilihat jumlah dan nilai pada irisan yang terjadi dari hasil analisis yang telah dilakukan. Seperti terlihat pada Gambar 3.26. Gambar 3.26 Hasil dari jumlah dan nilai pada irisan

40 18. Klik Select Critical Slip, klik View Slice Info. Maka dapat dilihat hasil analisis kelongsoran kritis yang terjadi pada irisan disertai nilai hasil perhitungan dan diagram irisan yang kritis. Seperti terlihat pada Gambar 3.27. Gambar 3.27 Nilai hasil perhitungan dan diagram irisan yang kritis Template SLOPE/W pada software Geoslope memiliki penentuan kelongsoran dengan menggunakan metode Auto-Locate. Berdasarkan pada masalah geometri, SLOPE/W menentukan area Entry and Exit mendekati permukaan tanah dan kemudian melakukan rangkaian percobaan analisis menggunakan metode Entry and Exit. Setelah dapat menentukan perkiraan posisi kelongsoran kritis, SLOPE/W menerapkan cara Optimization untuk menemukan faktor keamanan yang paling kecil. Metode Auto-Locate adalah gabungan antara metode Entry and Exit dengan metode Optimization, kecuali percobaan otomatis untuk mentukanan kemungkinan posisi Entry and Exit agar dapat menemukan solusi yang mendekati. Keberhasilan pada metode ini tergantung pada perkiraan yang realistis, kemudian solusi akhir harus sangat mirip pada metode Optimization. Ketika Auto-Located digunakan, SLOPE/W menghasilkan 1000 percobaan kelongsoran untuk menemukan kemungkinan paling kecil kelongsoran sebelum optimization diterapkan. Hasilnya, Auto-Locate akan selalu mengarahkan kepada hasil yang sesuai. Cara Auto-Locate menjadi cara yang penting pada penentuan lokasi kelongsoran kritis.

41 3.5. Bronjong Sifat tampak dari kawat bronjong menurut (SNI 03-0090-1999) antara lain : 1. Harus kokoh. 2. Bentuk anyaman heksagonal dengan lilitan ganda dan berjarak maksimum 40 mm serta harus simetri. 3. Lilitan harus erat, tidak terjadi keseragaman hubungan antara kawat sisi. 4. Kawat anyaman minimum dililit tiga kali sehingga kawat mampu menahan beban dari segala arah. Kawat bronjong mempunyai bentuk dan ukuran berbeda beda. Bentuk dan ukuran kawat bronjong dijelaskan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Bentuk dan ukuran kawat bronjong (SNI 03-0090-1999) Bronjong kawat bentuk Deskripsi I II Ukuran anyaman 80 mm x 100 mm 60 mm x 80 mm 100 mm x 120 mm 80 mm x 100 mm Ø kawat anyaman 2,70 mm atau 3,00 mm 2,00 mm atau 2,70 mm Ø kawat sisi 3,40 mm atau 4,00 mm 2,70 mm atau 3,40 mm Ø kawat pengikat 2,00 mm 2,00 mm Toleransi ukuran kotak (panjang, lebar, tinggi) 5% 5% Keterangan : = bentuk dan ukuran kawat bronjong yang dipasang di lereng Desa Tambakmerang, Girimarto, Wonogiri.

42 Bronjong yang akan dibuat harus sesuai dengan ukuran atau dimensi yang telah ditetapkan. Hal ini seperti pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Dimensi kawat bronjong (SNI 03-0090-1999) Bentuk I (meter) Bentuk II (meter) Panjang(m) Lebar (m) Tinggi (m) Panjang(m) Lebar (m) Tinggi (m) 2 1 0,5 6 2 0,17 3 1 0,5 6 2 0,23 4 1 0,5 6 2 0,30 3 1,5 0,5 2 1 1 3 1 1 4 1 1 Keterangan : = bentuk dan ukuran kawat bronjong yang dipasang di lereng Desa Tambakmerang, Girimarto, Wonogiri. Menurut SNI 03-0090-1999 bentuk dan ukuran bronjong sebaiknya terlihat seperti Gambar 3.28. Gambar 3.28 Bentuk dan ukuran bronjong

43 Batuan pengisi bronjong sangat penting untuk menetukan kekuatan dari pada bronjong itu sendiri. Menurut INT / TN_DT_022 Rev. 01, Dec. 2013, Unit Weight And Ratio Of Gabion, by Maccaferri, menjelaskan ada beberapa jenis batuan pengisi bronjong. Berat jenis batuan (γ s ) yang digunakan didalam bronjong seperti pada Tabel 3.4. Tabel 3.4. Berat Jenis Batuan (Maccaferri, 2013) Jenis Batuan Berat jenis (kn/m 3 ) Basal 29 Granit 26 Batu Kapur Keras 26 Batu Alam 25 Batu Belah 23 Batu Kapur Lembut 22 Batuan Beku 17 Berat jenis batuan pengisi bronjong, kemudian dimasukkan data bronjong ke dalam program dengan melakukan pendekatan INT / TN_DT_027 Rev. 0, July 2013, Values Of Geotechnical Parameters For Gabions In Macstars W, by Maccaferri. Tipe kawat bronjong mempunyai dimensi yang berbeda beda. Hal ini dijelaskan pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Tipe kawat bronjong Tipe Dimensi (m) Kawat sisi (mm) Kawat anyam (mm) Lubang mesh (mm) A 2 x 1 x 0,5 3,4 2,7 18 x 20 B 2 x 1 x 0,5 3,4 2,7 15 x 17 C 2 x 1 x 0,5 3,4 2,7 8 x 10 D 2 x 1 x 0,5 3,4 3,0 8 x 10 E 2 x 1 x 1,0 3,4 2,7 18 x 20 F 2 x 1 x 1,0 3,4 2,7 15 x 17 G 2 x 1 x 1,0 3,4 2,7 8 x 10 H 3 x 1 x 0,5 3,4 2,7 18 x 20 I 3 x 1 x 0,5 3,4 2,7 15 x 17 J 3 x 1 x 0,5 3,4 2,7 8 x 10 K 3 x 1 x 0,5 3,4 2,7 8 x 10

44 3.4 Diagram alir penelitian MULAI PENGUMPULAN DATA SEKUNDER DATA TANAH : - Lereng DATA PROFIL LERENG DATA SPESIFIKASI BRONJONG SKETSA PROFIL LERENG DENGAN VARIASI POSISI BRONJONG YANG AKAN DIPASANG MENGHITUNG SF DENGAN BANTUAN PROGRAM GEOSLOPE (Tanpa Perkuatan) MENGHITUNG SF DENGAN METODE BISHOP YANG DISEDERHANAKAN (Tanpa Perkuatan) MENGHITUNG SF DENGAN BANTUAN PROGRAM GEOSLOPE (Dengan Perkuatan) MENGHITUNG SF DENGAN METODE BISHOP YANG DISEDERHANAKAN (Dengan Perkuatan) HASIL DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN SELESAI Gambar 3.29 Flow chart metodologi penelitian